Rumah kasepuhan cirebon berasal dari provinsi

Gundana

KOMPAS.com - Rumah Kasepuhan merupakan salah satu rumah adat di Cirebon, Jawa Barat. Rumah Kasepuhan Cirebon ini didirikan oleh Pangeran Cakrabuana pada 1529.

Rumah adat ini sebenarnya merupakan perluasan dari keraton tertua di Cirebon, yakni Pakungwati. Bangunan rumah adat ini memiliki beberapa bagian atau tata letak ruang, dimulai dari pintu gerbang utama hingga bangunan induk keraton.

Dilansir dari situs resmi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, berikut beberapa bagian tata letak Rumah Kasepuhan Cirebon:

  1. Pintu gerbang utama keraton untuk akses keluar masuk.
  2. Bangunan Pancaratna untuk tempat para pembesar desa bertemu Demang atau Wedana.
  3. Bangunan Pangrawit sebagai lokasi pelatihan prajurit, tempat beristirahat serta pengadilan.
  4. Komplek Siti Inggil terletak di halaman depan keraton dan berfungsi sebagai tempat duduk para pengawal raja.
  5. Langgar Agung posisinya berada di halaman kedua keraton, fungsinya untuk tempat beribadah para keluarga dan kerabat keraton.
  6. Bangunan induk keraton difungsikan untuk tempat beraktivitas sultan.

Baca juga: Daftar Rumah Adat di Indonesia

Dikutip dari jurnal Akulturasi Budaya Pada Perkembangan Kraton Kasepuhan Cirebon (2009) karya Happy Indira Dewi dan Anisa, Rumah Kasepuhan masih sangat kental dengan historis atau nilai sejarahnya, karena rumah adat ini juga menjadi bagian dari sejarah Cirebon.

Selain kental dengan nilai historisnya, Rumah Kasepuhan juga memiliki banyak nilai makna. Contohnya penggunaan jumlah tiang sebanyak 20 buah di salah satu bangunan Rumah Kasepuhan, untuk melambangkan sifat Ketuhanan.

Keunikan

Jika dilihat secara teliti, Rumah Kasepuhan memiliki beberapa keunikan yang bisa dilihat dari bentuk bangunannya. Apa sajakah keunikannya?

  1. Bentuk rumah adatnya melebar.
    Rumah Kasepuhan memiliki bentuk rumah yang melebar ke samping, sehingga terlihat seperti panggung. Bentuk ini hampir bisa ditemui di seluruh bagian Rumah Kasepuhan.
  2. Ada dua jenis gerbang utama
    Rumah Kasepuhan memiliki dua gerbang utama yang terletak di sebelah utara dan di selatan. Gerbang utara disebut Kreteg Pangrawit, berupa jembatan. Sedangkan gerbang selatan disebut Lawang Sanga atau pintu sembilan.
  3. Bisa digunakan untuk berbagai hal
    Rumah Kasepuhan memiliki banyak fungsi yang bisa dilihat dari bangunannya. Misalnya Pancaratna yang digunakan sebagai tempat pertemuan para pembesar desa dengan Demang atau Wedana. Contoh lainnya Jinem Pangrawit yang difungsikan sebagai serambi keraton.
  4. Banyak hiasan berupa ukiran
    Rumah Kasepuhan dihiasi dengan berbagai ukiran yang berbeda. Perlu diketahui jika bangunan Rumah Kasepuhan ini dibuat dari bahan kayu jati yang memungkinkan untuk dihiasi dengan berbagai ukiran.

Baca juga: Rumah Adat Melayu Atap Limas Potong di Kepulauan Riau

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Jakarta

Rumah adat Jawa Barat memiliki bentuk dan nama yang berbeda-beda. Perbedaan antara bangunan yang satu dengan bangunan yang lainnya disebabkan oleh bentuk atap dan pintu rumah. Lantas apa nama rumah adat Jawa Barat?

Secara umum, rumah adat daerah Jawa Barat sejak dahulu memiliki ciri yang hampir sama karena terbuat dari bahan alami seperti kayu, bambu, ijuk, dan sebagainya. Namun, masing-masing tetap memiliki keunikannya.

Berikut ini 7 rumah adat Jawa Barat dan keunikannya:

1. Rumah Adat Kasepuhan Cirebon

Dilansir dari buku Arsitektur tradisional daerah Jawa Barat dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI Jakarta, rumah adat Jawa Barat yang paling populer bernama Keraton Kasepuhan Cirebon.

Keunikan rumah ini terdapat pada ruangannya yang dibagi menjadi empat yaitu Jinem atau pendopo yang diperuntukkan bagi punggawa penjaga keselamatan Sultan. Pringgodani sebagai tempat sultan memberi perintah kepada adipati. Prabayasa sebagai tempat menerima tamu istimewa, ruang kerja, dan istirahat sultan.

2. Rumah Adat Suhunan Jolopong

Jolopong adalah istilah Sunda artinya tergolek lurus. Suhunan Jolopong juga dikenal dengan sebutan suhunan panjang. Bangunan rumah ini kerap ditemukan di Kecamatan Tomo, Kabupaten Sumedang.

Keunikan rumah ini terletak dari bentuk rumah yang cukup tua. Terdapat bentuk atap bangunan saung (dangau) yang diperkirakan bentuknya sudah tua.

3. Rumah Adat Tagog Anjing

Dilansir dari laman resmi Kemdikbud, rumah adat Jawa Barat satu ini memiliki bentuk atap Tagog Anjing atau jago anjing (sikap anjing sedang duduk).

Bentuk tersebut merupakan bentuk atap yang memiliki dua bidang atap yang berbatasan pada garis batang suhunan.

Bidang atap yang pertama lebih lebar dibanding dengan atap lainnya serta merupakan penutup ruangan. Sedangkan atap lainnya yang sempit, memiliki sepasang sisi yang sama panjang.

Keunikan rumah ini, pada sisi bawah tidak disangga oleh tiang dan bidang atap yang sempit berfungsi sebagai tudung agar cahaya matahari atau air hujan tidak langsung mengenai ruangan dalam bagian depan.

4. Rumah Adat Badak Heuay

Hampir mirip dengan bentuk rumah adat tagog anjing, Badak Heuay memiliki bidang atap belakang yang melewati batang suhunan. Bentuknya menyerupai badak bermulut menganga.

Keunikan rumah ini terdapat pada bidang atap yang melewati suhunan yang dinamakan ‘rambut’.

5. Rumah Adat Parahu Kumureb

Bentuk atap rumah adat Jawa Barat selanjutnya memiliki empat buah bidang atap. Keunikan rumah ini terletak pada sepasang bidang atap sama luasnya berbentuk trapesium.

Pada bentuk atap “jubleg nangkub”, terdapat dua buah “jure” (batang kayu yang menghubungkan satu di antara ujung batang suhunan kepada kedua sudut rumah) secara landai sehingga terbentuknya satu bidang atap segitiga.

Sisi bidang atap berbentuk segitiga inilah yang dijadikan sebagai sebagian depan rumah. Bila

dilihat bentuk atap ini dari samping rumah,mirip dengan “jubleg” (lesung) yang “nangkub” (telungkup) atau seperti perahu tengkurap.

6. Rumah Adat Julang Ngampak

Berdasarkan buku Arsitektur tradisional daerah Jawa Barat dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI Jakarta, bentuk atap “julang ngampak” sudah dikenal oleh masyarakat Sunda sejak beberapa waktu yang lampau.

BACA JUGA:   Harga masuk pantai bintang galesong 2020

Jr. Maclaine pont pernah mengemukakan tentang bentuk atap pada “Sunda Besar” yang berceritakan bentuk suhunan yang mencuat di kedua ujungnya dan adanya tameng-tameng yang menggantung di depannya.

Bentuk-bentuk atap demikian dulu dijumpai di daerah-daerah Garut, Kuningan dan tempat-tempat lain di Jawa Barat.

Keunikan rumah adat satu ini, terdapat pada bentuk atap julang ngapak yang melebar di kedua sisi bidang atapnya. Jika dilihat dari arah muka rumahnya. Bentuk atap demikian menyerupai sayap dari burung julang (nama sejenis burung) yang sedang merentangkan sayap.

7. Rumah Adat Buka Palayu

Nama Buka Palayu biasanya ditemukan di daerah Kecamatan Tomo, Kabupaten Sumedang. Keunikan rumah ini terdapat pada letak pintu muka dari rumah tersebut yang menghadap ke arah satu di antara sisi dari bidang atapnya.

Dengan demikian jika dilihat dari arah muka rumah, tampak dengan jelas ke seluruh garis suhunan yang melintang dari kiri ke kanan.

Hingga saat ini bangunan-bangunan lama ini masih banyak ditemukan, terutama di sepanjang jalan raya yang menghubungkan kota-kota Cirebon Bandung.

Itulah 7 rumah adat Jawa Barat dan keunikannya. Menarik kan detikers?

Simak Video “

Uma, Rumah Adat Suku Metawai, Salah Satu Suku Tertua di Bumi


[Gambas:Video 20detik]
(lus/lus)

Rumah Adat Jawa Barat – Indonesia memiliki beraneka ragam kebudayaan, salah satunya adalah rumah adat daerah. Contohnya di Jawa Barat, terdapat rumah tradisional dengan beberapa jenis bangunan yang kemudian disebut dengan rumah adat Jawa Barat.

Di provinsi Jawa Barat, memiliki rumah adat khas daerahnya masing-masing. Setidaknya terdapat 8 jenis rumah tradisional yang menjadi bagian dari rumah adat Jawa Barat.

Dari kedelapan rumah khas tersebut tidak hanya bangunan sederhana, melainkan rumah yang dibangun dengan keunikan dan filosofi yang diyakini masyarakat setempat.

Bagaimana penjelasan tentang rumah adat Jawa Barat? Dan bagaimana makna filosofi yang terkandung di dalamnya? Mari kita simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.

Rumah Adat Jawa BaratRumah Adat Jawa Barat

Rumah Adat Jawa Barat

Rumah Adat Jawa Barat Keraton Kasepuhan CirebonRumah Adat Jawa Barat Keraton Kasepuhan CirebonRumah Adat Jawa Barat Keraton Kasepuhan Cirebon
@https://travel.detik.com/

Rumah adat Jawa Barat merupakan rumah tradisional yang berasal dari provinsi Jawa Barat. Secara umum, bangunan tradisional di Jawa Barat memiliki bentuk dasar yang mirip bahkan hampir sama dengan model atap pelana.

Atap rumah adat Jawa Barat dibuat dari material dedaunan seperti serat aren hitam. Serat tersebut disusun secara melebar dan menutupi seluruh bagian rangka kayu atap rumah. Selain itu, umumnya rumah khas Jawa Barat juga dibangun dengan berbentuk rumah panggung.

Ragam 8 Rumah Adat Jawa Barat

Rumah adat Jawa Barat memiliki berbagai jenis dan tiap-tiap rumah memiliki ciri khasnya masing-masing. Rumah adat Jawa Barat dibedakan menjadi 8 jenis,

Yaitu Imah Badak Heuay, Imah Julang Ngapak, Imah Parahu Kemureb, Rumah Tagog Anjing, Imah Jolopong, Imah Capit Gunting, Rumah Adat Kasepuhan, dan Saung Ranggon.

 

NoRumah Adat Jawa Barat1Imah Julang Ngapak2Imah Badak Heuay3Imah Parahu Kemureb4Rumah Tagog Anjing5Imah Susuhan Jolopong6Rumah Adat Capit Gunting7Rumah Adat Kasepuhan Cirebon8Rumah Adat Buka Pongpok

 

Adapun kedelapan rumah tersebut akan dijabarkan pada penjelasan di bawah ini.

Imah Julang Ngapak

Rumah Adat Imah Julang NgapakRumah Adat Imah Julang NgapakImah Julang Ngapak
@moondoggiesmusic.com

Rumah adat Jawa Barat yang kedua adalah Imah Julang Ngapak. Rumah ini diambil dari filosofi seekor hewan. Nama Julang Ngapak berarti sejenis burung yang sedang mengepakkan sayapnya karena rumah ini memiliki bentuk atap yang melebar ke samping kiri dan kanan.

Rumah Julang Ngapak bisa ditemukan di daerah Tasikmalaya, yaitu beberapa kampung adat di Jawa Barat. Kampung adat tersebut diantaranya  kampung Dukuh, kampung Naga, Kuningan, dan tempat-tempat lainnya di Jawa Barat.

Rumah tradisional tersebut juga biasa digunakan sebagai referensi bangunan kampus ternama di Indonesia, seperti kampus ITB (Institut Teknologi Bandung).

Arsitektur

Bangunan rumah Julang Ngapak dibuat dari bahan alami dan tradisional. Pada bagian atap, rumah tersebut terbuat dari alang-alang, ijuk, dan daun rumbia. Ijuk sendiri merupakan serabut hitam serta keras yang berfungsi untuk melindungi pangkal pelepah daun aren.

Kerangka atap rumah tradisional tersebut dibuat dari kerangka bambu. Serta penopang bangunan juga dibuat dari bambu yang disirih menjadi empat.

Rumah Julang Ngapak memiliki bagian atas atapnya yang berbentuk seperti huruf “V”, sehingga menyerupai burung yang mengepakkan sayap. Disisi lain, rumah tradisional ini terdapat bubungan yang menjadi pelengkap atap. Bubungan dibuat dengan berbentuk cagak gunting atau capit hurang.

Capit hurang digunakan sebagai antisipasi atau untuk mencegah air hujan merembes ke dalam rumah, caping ini juga merupakan pertemuan antara atap.

Filosofi

Rumah tradisional khas Jawa Barat dibangun dengan mengandung nilai-nilai filosofis. Nilai pertama, rumah tersebut berbentuk panggung yang memiliki makna bahwa manusia hidup di bawah langit dan di atas tanah artinya manusia hidup berada di pertengahan. Oleh karena itu manusia haruslah menjaga nilai tersebut, yakni hidup di antara keduanya.

Menurut bahasa Sunda, bumi merupakan istilah bagi rumah. Bumi adalah bahasa halus yang juga berarti dunia. Dengan demikian, rumah merupakan gambaran tempat bagi manusia bergerak dan beraktivitas bukan hanya sebagai tempat berteduh dan berdiam diri.

Imah Badak Heuay

Rumah Adat Imah Badak HeuayRumah Adat Imah Badak HeuayImah Badak Heuay
@https://www.dekoruma.com/

Rumah tradisional khas Jawa Barat yang pertama adalah rumah Imah Badak Heuay. Nama Imah Badak Heuay memiliki makna badak menguap.

Nama ini bukanlah nama sembarangan. Rumah tradisional ini diberi nama Imah Badak Heuay, karena bagian atap rumah tradisional tersebut tampak seperti badak, serta bagian depan rumah menyerupai seperti mulut badak yang sedang menguap.

Rumah Imah Badak Heuay ini bisa ditemukan di daerah Sukabumi, Jawa Barat. Rumah adat Jawa Barat ini banyak dibangun di sana sebagai bentuk pelestarian budaya dari leluhur mereka, meskipun zaman modern telah menjanjikan ribuan desain terbaru namun rumah jenis ini tidak kalah pamor bagi masyarakat setempat.

BACA JUGA:   16 Foto Kuliner Tanjung Lesung

Arsitektur

Arsitektur Imah Badah HeuayArsitektur Imah Badah HeuayArsitektur Bangunan Rumah Imah Badak Heuay
@https://www.kompas.com/

Selain bagian atap rumah yang menyerupai badak menguap, rumah Imah Badak Heuay juga dilengkapi atap kecil yang berfungsi sebagai pelindung area teras di depan rumah. Di teras rumah tradisional tersebut terdapat kursi teras yang biasa digunakan untuk menjamu tamu laki-laki yang datang.

Rumah tradisional khas Jawa Barat ini merupakan salah satu rumah yang mengusung konsep panggung khas Suku Sunda. Disebutkan bahwa rumah panggung bermula dibangun masyarakat di kawasan Pasundan hidup di hutan dan melindungi mereka dari serangan binatang buas.

Rumah adat Jawa Barat jenis ini memiliki panggung dengan kolong rumah yang tinggi. Kolong tersebut dibuat setinggi 0,5 meter sampai 1,8 meter. Karena kolong rumah yang dibuat lebih tinggi, sehingga di dalam kolong ini muat untuk tempat hidup binatang peliharaan dan tempat untuk menyimpan alat bertani.

Imah Badak Heuay dibangun dengan dilengkapi golodog. Golodog merupakan tangga rumah yang dibuat dari kayu dan berfungsi untuk menghubungkan tanah dengan lantai rumah. Di bagian ini biasanya digunakan untuk membersihkan kaki sebelum masuk ke rumah.

Dinding rumah tradisional tersebut juga biasanya terdiri dari anyaman bambu. Dinding bambu ini biasa disebut dengan bilik.

Filosofi

Rumah adat Jawa Barat jenis ini merupakan rumah sederhana, dan biasanya tidak dilengkapi kursi dan hanya menggunakan tikar.

Kesederhanaan rumah tersebut mengandung nilai filosofi yang luhur, dimana rumah tersebut melambangkan nilai kesahajaan, keharmonisan dengan alam, dan masyarakat yang ramah, sopan, serta kekeluargaan.

Rumah adat Jawa Barat ini merupakan rumah panggung. Menurut Suku Sunda, rumah panggung atau rumah yang tidak menyentuh tanah sebagai bentuk penghormatan bagi orang yang telah meninggal, karena rumah tidak sejajar dengan pemakaman.

Imah Parahu Kemureb

Rumah Adat Parahu KemurebRumah Adat Parahu KemurebRumah adat Parahu Kemureb
@ekspektasia.com

Rumah adat Jawa Barat selanjutnya adalah rumah Parahu Kemureb. Nama Parahu Kemureb merupakan nama yang diambil dari bahasa Sunda dan berarti rumah adat perahu terbalik.

Nama tersebut disematkan pada bangunan ini dikarenakan rumah adat khas Jawa Barat ini memiliki atap yang menyerupai perahu yang terbalik.

Desain rumah khas Sunda ini kurang diminati sehingga sudah jarang masyarakat yang membangun rumah dengan model konsep rumah Parahu Kemureb. Meskipun begitu, rumah model tersebut masih bisa dijumpai di kawasan Ciamis, Jawa Barat.

Arsitektur

Rumah adat Parahu Kemureb dibangun dengan empat bentuk utama, yaitu bentuk trapesium yang terletak di bagian depan serta belakang rumah tersebut. Serta bentuk segitiga samasisi yang berada di bagian kanan dan kiri rumah.

Rumah khas Jawa Barat ini memiliki atap “jubleg nangkub” yang terdapat dua buah “jure”. Jure sendiri merupakan batang kayu yang menghubungkan satu di antara ujung batang suhunan dengan kedua sudut rumah. Kedua jure tersebut dibuat landai sehingga terbentuklah satu bidang berbentuk segitiga.

Bagian bidang atap rumah yang berbentuk segitiga inilah difungsikan sebagai bagian depan rumah. Jika dilihat dari samping, atap rumah mirip dengan “jubleg” atau lesung yang menelungkup atau juga masyarakat setempat melihatnya sebagai perahu tengkurap.

Rumah Tagog Anjing

Rumah Adat Tagog AnjingRumah Adat Tagog AnjingRumah Adat Tagog Anjing
@https://blogpictures.99.co/

Rumah adat Jawa Barat berikutnya adalah rumah adat “Tagog Anjing”. Rumah ini dinamakan Tagog Anjing karena bentuk rumah yang menyerupai seekor anjing yang sedang jongkok atau duduk.

Desain rumah tradisional ini banyak diadopsi oleh bangunan-bangunan modern, misalnya bungalow, hotel, dan tempat menginap lainnya di tempat wisata. Bangunan tradisional ini bisa banyak ditemukan di kawasan Garut, Jawa Barat.

Arsitektur

Rumah tradisional Jawa Barat ini bentuknya masih mengadopsi konsep rumah panggung, meskipun pondasinya dibuat lebih rendah dari rumah sunda pada umumnya.

Bangunan rumah Tagog Anjing merupakan rumah yang dibangun berbentuk persegi panjang ke belakang. Bangunan tradisional ini memiliki atap sorondoy, yaitu atap berbentuk segitiga yang menyambung dengan dinding rumah.

Bentuk atap segitiga diyakini dapat melindungi rumah dari cahaya matahari dan air hujan, sehingga tidak menerpa masuk ke dalam rumah secara langsung.

Imah Susuhan Jolopong

Rumah Adat Susuhan JolopongRumah Adat Susuhan JolopongRumah Adat Susuhan Jolopong
@https://www.dekoruma.com/

Rumah adat Jawa Barat selanjutnya adalah rumah Susuhan Jolopong. Rumah tradisional jenis ini merupakan rumah paling sederhana dibandingkan rumah tradisional lainnya.

Bangunan tradisional Susuhan Jolopong tergolong bangunan dengan desain yang cukup tua. Hal ini diketahui dari atau bangunan saung (dangau) yang diperkirakan sudah berumur ratusan tahun.

Arsitektur

Rumah adat Susuhan Jolopong memiliki bentuk atap segitiga sama kaki. Di bagian depan rumah juga terdapat teras untuk bersantai atau menerima tamu.

Rumah tradisional tersebut tidak memiliki banyak ruang. Bangunan ini juga menggunakan bahan material yang minim dan sederhana, sehingga biaya pembangunan rumah adat Jawa Barat menjadi lebih murah.

Dengan demikian, bangunan adat Jawa Barat ini masih banyak orang yang membangun rumah adat Jawa Barat Imah Jolopong.

Rumah Adat Capit Gunting

Rumah Adat Capit GuntingRumah Adat Capit GuntingRumah Adat Capit Gunting
@www.rumah.com

Rumah adat Jawa Barat selanjutnya adalah rumah adat Capit Gunting. Rumah adat tersebut memiliki bagian menyilang ke atas menyerupai sebuah gunting yang siap memotong. Bagian tersebut terdapat di bagian ujung depan dan belakang rumah tersebut.

Rumah adat Jawa Barat jenis Capit gunting masih bisa ditemui di beberapa wilayah di Tasikmalaya, Jawa Barat.

Arsitektur

Rumah tradisional Capit Gunting memiliki struktur bangunan yang sederhana. Secara umum bangunan tersebut dibangun dengan bentuk persegi panjang yang memanjang ke belakang.

Bangunan adat Capit Gunting seperti rumah pada umumnya. Bangunan tersebut terdiri dari beberapa ruang, yaitu dapur, kamar tidur, ruang tengah dan teras rumah.

BACA JUGA:   Playground di kings bandung

Rumah adat Jawa Barat Capit Gunting merupakan salah satu rumah susuhunan atau rumah dengan atap undagi. Atap tersebut merupakan ciri khas yang dimiliki rumah adat Jawa Barat.

Rumah Adat Kasepuhan Cirebon

Rumah Adat Kasepuhan CirebonRumah Adat Kasepuhan CirebonRumah Adat Kasepuhan Cirebon
@https://www.rumah.com/

Rumah adat Jawa Barat selanjutnya adalah rumah adat Kasepuhan Cirebon. Rumah tradisional ini juga biasa dikenal dengan nama Keraton Kasepuhan Cirebon. Rumah Kasepuhan pertama kali didirikan oleh Pangeran Cakrabuana pada tahun 1529.

Rumah adat tersebut sebenarnya merupakan perluasan dari keraton tertua di Cirebon, yakni Keraton Pakungwati.

Tata Letak Ruang

Rumah tradisional Kasepuhan memiliki ruang yang diatur dan ditata dengan sedemikian rupa. Adapun beberapa bagian tata letak rumah Kasepuhan Cirebon adalah:

  1. Pintu gerbang utama keraton sebagai akses keluar dan masuk ke dalam Keraton.
  2. Bangunan Pancaratna sebagai tempat para pembesar desa bertemu sosok Demang atau Wedana Keraton.
  3. Bangunan Pangrawit sebagai tempat pelatihan para prajurit, juga sebagai tempat istirahat dan pengadilan keraton.
  4. Komplek Siti Inggil berada di halaman depan keraton. Kompleks ini berfungsi sebagai tempat duduk pengawal raja.
  5. Langgar Agung yang berada di halaman kedua keraton. Tempat ini berfungsi sebagai tempat beribadah para keluarga dan kerabat keraton.
  6. Bangunan utama keraton adalah bangunan untuk tempat beraktivitas sultan.

Arsitektur

Gapura Rumah Adat Kasepuhan CirebonGapura Rumah Adat Kasepuhan CirebonGapura Rumah Adat Kasepuhan Cirebon
@https://pusakapusaka.com/

Keunikan dari rumah Kasepuhan adalah memiliki ruangan yang terbagi menjadi empat bagian. Salah satu bagian tersebut biasa dikenal dengan sebutan Jinem atau pendopo yang biasa diperuntukkan bagi punggawa penjaga keselamatan Sultan.

Bagian lainnya disebut dengan Pringgadani, bagian ini digunakan sebagai tempat sultan memberi perintah kepada adipati kerajaan. Sedangkan bagian lain disebut dengan Prabayasa, bagian tersebut digunakan sebagai tempat menerima tamu istimewa, juga sebagai tempat kerja dan istirahat sang Sultan Kerajaan.

Keunikan bangunan Kasepuhan terdapat pada bentuk bangunannya. Sebagaimana dapat diamati di bawah ini:

Bentuk rumah adat yang melebar

Salah satu keunikan rumah adat Jawa Barat Kasepuhan adalah memiliki bentuk yang semakin melebar ke samping. Sehingga bangunan tradisional ini terlihat seperti panggung.

Terdapat dua jenis gerbang utama

Rumah adat Kasepuhan Cirebon memiliki dua gerbang utama. Masing-masing gerbang terdapat di sisi utara dan selatan Keraton Cirebon. Gerbang utara biasa dikenal dengan sebutan Kreteg Pangrawit. Gerbang ini dibuat dengan bentuk semacam jembatan.

Sedangkan gerbang di bagian selatan disebut dengan Lawang Sanga. Dinamakan Lawang Sanga karena gerbang ini memiliki sembilan pintu utama.

Bangunan multifungsi

Bangunan Kasepuhan Cirebon memiliki kegunaan yang cukup beragam, misalnya digunakan sebagai tempat pertemuan para pembesar desa dengan Demang dan Wedana Kerajaan. Di sisi lain, juga dapat difungsikan sebagai serambi keraton.

Terdapat banyak hiasan berupa ukiran

Rumah Kasepuhan Cirebon merupakan bangunan tradisional yang unik, karena bangunannya dipenuhi dengan hiasan ukiran yang beraneka ragam motif. Serta bangunannya juga dibuat dari material kayu jati yang kokoh dan merupakan material yang cocok untuk dibuat ukiran khas Cirebon.

Rumah Adat Buka Pongpok

Rumah Adat Buka PongpokRumah Adat Buka PongpokRumah Adat Buka Pongpok
@bagasblogassress.blogspot.com

Rumah adat Jawa Barat selanjutnya adalah rumah adat Buka Pongpok. Nama Buka Pongpok disematkan pada bangunan tradisional tersebut karena memiliki pintu masuk yang sejajar dengan salah satu ujung suhunan atau atap rumah.

Arsitektur

Bangunan rumah adat Jawa Barat memiliki gaya yang menyerupai rumah buka palayu. Bentuk tersebut didasarkan dari keinginan pemiliknya untuk membangun rumah dengan pintu yang menghadap ke arah jalan.

Jika diperhatikan dari depan rumah, seluruh batang suhunan atau atap rumah tidak terlihat serta yang tampak hanya atap segitiganya saja.

Pada umumnya bangunan tradisional Buka Pongpok dibangun dengan kombinasi dari berbagai jenis rumah adat Jawa Barat lainnya.

Ciri Khas Rumah Adat Jawa Barat

Ciri Khas Rumah Adat Jawa BaratCiri Khas Rumah Adat Jawa BaratCiri Khas Rumah Adat Jawa Barat
@https://pengajar.co.id/

Setiap rumah adat memiliki ciri khasnya masing-masing. Tidak terkecuali rumah adat Jawa Barat, rumah khas Jawa Barat juga memiliki ciri khas dan keunikannya sebagaimana dapat ditunjukkan di bawah ini.

Posisi Rumah Adat Jawa Barat

Masyarakat Sunda meyakini beberapa hal dalam membangun rumah mereka. Salah satunya, rumah adat Jawa Barat tidak boleh dibangun menghadap ke arah selain Barat dan Timur. Hal ini diyakini dapat menciptakan keharmonisan bagi penghuni rumah khas Jawa Barat.

Dinding Rumah Adat Jawa Barat

Bangunan tradisional khas Jawa Barat biasa dibangun dengan dinding yang terbuat dari anyaman bambu. Hal ini dimaksudkan bahwa lubang-lubang kecil celah antar bambu dapat digunakan sebagai jalan keluar masuknya udara, sehingga udara rumah tetap terjaga kesejukannya meskipun ketika musim kemarau tiba.

Lantai Rumah Adat Jawa Barat

Lantai rumah adat Jawa Barat dibangun dari susunan bambu yang telah dipotong-potong sebelumnya. Bambu digunakan agar rumah tetap mendapatkan udara yang segar dan lantai tidak terasa panas jika diinjak.

Plafon Rumah Adat Jawa Barat

Bagian plafon rumah adat Jawa Barat memiliki kerangka yang juga terbuat dari material bambu. Bagian plafon dibuat lebih besar dari bagian rumah yang lainnya, hal ini dikarenakan plafon digunakan untuk menopang atap agar tidak terbang terbawa angin. Plafon juga biasa digunakan untuk tempat menyimpan berbagai barang dan perabot rumah tangga.

Orang juga bertanya

Nama rumah adat Jawa Barat apa?

Rumah adat Sunda disebut apa?

Apa nama rumah adat Jawa Barat brainly?

Baju adat Jawa Barat apa?

Penutup

Demikian penjelasan mengenai rumah adat Jawa Barat yang berhasil romadecade tulis buat kamu. Indonesia memiliki beragam rumah adat yang khas dan unik sesuai dengan peradaban masyarakat sekitar, seperti halnya di Jawa Barat.

Begitu menarik bukan? Yuk temukan artikel lainnya di romadecade agar kita sama-sama belajar lebih tentang budaya bangsa kita, Indonesia.

Rumah Adat Jawa Barat
Sumber Refrensi:

@https://www.rumah.com/panduan-properti/rumah-adat-jawa-barat-39610
@https://www.dekoruma.com/artikel/95722/desain-rumah-adat-jawa-barat
@https://www.kompas.com/skola/read/2021/05/04/185355269/keunikan-rumah-kasepuhan-cirebon
@https://www.99.co/blog/indonesia/rumah-adat-sunda/

Also Read

Bagikan: