tahun 1761 hingga 1812 saat itu. Kondisinya masih berupa bangunan kayu dan berlantai and batu bata mesjid ini memiliki 13 kubah dan empat menara dengan dominasi bangunan ndak kuning . Mencolok . Di pulau yang mempunyai luas 240 hektar dan menara. Masjid setinggi 18 m Ini bumbunya digunakan muadzin untuk menggunankan adzan di pulau tersebut pada awalnya meski ini hanya berupa bangunan kayu sederhana berlantai batu bata yang hanya dilengkapi dengan sebuah menara setinggi lebih kurang enam meter namun Seiring berjalannya waktu . Mesjid ini tidak lagi mampu menampung jumlah anggota jamaah yang terus bertambah sehingga yang dipertuan muda Raja Abdul Rahman sultan kerajaan riaulingga pada tahun 1831 sampai 1844 berinisiatif untuk. memperbaiki dan memperbesar masjid tersebut selain keunikan dari. bangunannya keistimewaan dan keunikan masjid ini juga dapat dilihat dari bendabenda yang terdapat didalamnya G2 lemari berisi ratusan kitab milik Raja Muhammad Yusuf Ahmadi yang berada di . Ruangan depan masjid lemari yang .
Di pintunya terdapat kaligrafi lemari Ini milik yang dipertuan muda Raja Muhammad Yousuf Ahmadi didalam lemari terdapat ratusan kitab dan buku yang dikumpulkan oleh Raja Muhammad Yousuf Ahmadi nama yang diabadikan menjadi Nama gedung perpustakaan dan arsip daerah Kepulauan Riau mushaf Alquran tulisan tangan Abdurrahman stamboll yang ditulis pada tahun 1867 masehi Ia merupakan ulama. yang diutus Sultan belajar ke Turki agar tetap terjaga dan terpelihara dengan baik Alquran yang memiliki nilai sejarah diletakkan . Di peti kaca depan pintu masuk Hai lampu kristal hadiah dari kerajaan Persia dari negeri Jerman pada bagian depan terdapat imbal hasil ukiran Jepara yang didatangkan langsung pada masa itu lebar ini terbuat dari kayu jati yang dipesan khusus dari Jepara Jawa di samping mimbar terdapat piring berisi tanah yang tanah itu dari tanah maka almukarramah yang dibawah Raja Ahmad Muhajir tua yang merupakan bangsawan riaulingga yang pertama kali menunaikan ibadah haji pada tahun 1820 maseyo. masjid ini terdapat komplek makam aja Abdurrahman yang merupakan dajat Riau ketujuh yang mangkat pada tahun 1844 masehi makam Engku Putri merupakan pemilik Pulau Penyengat yang karena Pulau ini dihadiahkan suaminya yaitu Sultan mahmudsyah sebagai Mas kawinnya sekitar tahun 1801 sampai 1802 masih. makam aja Haji Abdullah dan makam raja Jakfar yang dipertuan muda Riau keenam pada tahun 1806 sampai 1831 Masehi. Hai . Gurindam 12 gurindam ini ditulis .
Oleh raja Ali Haji yang berisi ajaran . Dan moral yang berlandaskan ajaran Islam dan diselesaikan di Pulau Penyengat pada tanggal 23 Rajab 1264 Hijriah atau 1847. masehi pada saat Raja Ali .
Haji .
Berusia 38 tahun gurindam 12 pasal . Pertama dan. kedua kita takkan pada marmer di dinding makam Engku Putri Hamidah di Pulau Penyengat gurindam 12 ini juga wadah Raja hari . Haji untuk menyiarkan dakwah . di Hi Ho.