Kisah Syekh Muhamad Jafar Sidik Cibiuk Limbangan Garut memang menjadi bagian dari sejarah yang menarik untuk ditelusuri. Tak hanya sebagai tokoh penyebar agama Islam di Garut, namun juga sebagai peninggalan budaya dan kuliner yang masih terjaga hingga saat ini.
Makam Mbah Wali Jafar Shidiq sendiri terletak di kaki Gunung Haruman, Desa Cipareuan, Kecamatan Cibiuk. Lokasi ini memiliki jarak sekitar 5 kilometer dari Mesjid Mbah Wali. Bagi peziarah yang ingin mengunjungi makam tersebut, dibutuhkan sedikit perjuangan dengan menaiki puluhan anak tangga, karena kompleks pemakaman berada di atas perbukitan. Namun, perjuangan tersebut tak mengurangi minat masyarakat untuk datang berziarah dan mengenang jasa-jasa Syekh Muhamad Jafar Sidik.
Tak hanya itu, peninggalan lain dari Syekh Ja’far Sidiq adalah resep kuliner Sambel Cibiuk yang diwariskan oleh puterinya, Nyimas Siti Fatimah. Sambal ini terkenal hingga ke beberapa kota besar di Indonesia, bahkan menjadi kuliner khas Garut yang wajib dicicipi oleh wisatawan yang berkunjung ke daerah tersebut. Resep Sambel Cibiuk sendiri sudah menjadi turun-temurun dalam keluarga Syekh Ja’far Sidiq dan masih dijaga keasliannya hingga saat ini.
Selain itu, nama Limbangan juga menjadi bagian dari sejarah Kabupaten Garut yang tak bisa dilupakan. Dahulu, Limbangan adalah ibu kota kabupaten sebelum beralih ke Garut. Sejarah mencatat bahwa Limbangan awalnya adalah bagian dari wilayah kerajaan Sunda dan dikenal dengan nama Rumenggong. Setelah kerajaan Sunda runtuh, wilayah ini sempat menjadi wilayah bawahan Sumedang Larang.
Pada tanggal 24 Maret 1706, Limbangan yang awalnya hanya sebuah distrik di bawah Kabupaten Sumedang, resmi menjadi sebuah kabupaten. Meskipun kini Garut sudah menjadi ibu kota kabupaten yang baru, sejarah Limbangan tetap diabadikan dalam berbagai bentuk seperti museum dan monumen di berbagai titik di kecamatan tersebut.
Sebagai masyarakat yang hidup di zaman modern, sebaiknya kita tidak melupakan sejarah dan peninggalan-peninggalan budaya yang ada di sekitar kita. Sejarah Syekh Muhamad Jafar Sidik Cibiuk Limbangan Garut dan peninggalan budayanya memang menjadi bagian yang tak bisa dilupakan dalam sejarah Kabupaten Garut. Bagi masyarakat Garut, cerita ini tentunya menjadi bagian yang sangat berharga dan menjadi inspirasi dalam menjaga dan melestarikan sejarah serta budaya lokal.
Gerbang masuk kemakam syekh jafar sidik limbangan garut.
LIMBANGAN,Suaraindependentnews.id-Wisata Religi Makam syekh Jafar Sidik yang terletak di desa Cipareuan, Kecamatan cibiuk. Memiliki luas sebesar 5 hektar Dipenuhi pengunjung yang kebetulan bertepatan dengan bulan rajab,dimana para peziarah memanfaatkan moment bulan tersebut untuk mencari wasilah dengan melakukan zarah kubur ke makam wali alloh.13/3/2021
Tempat peninggalan yang menyimpan nilai sejarah pada masa penyebaran islam khususnya di daerah garut utara limbangan(blambangan) ini meyimpan banyak kisah perjuangan di masa kala itu. Dan manfaat serta keberkahannya masih bisa dirasakan sampai sekarang oleh masyarakat sekitar dan pengolaannya pun oleh masyarakat sekitar bersama tokoh ulama setempat.
Menurut Edi dilapangan yang berhasil menanyakan alkisah sejarah makam tersebut kepada pengurus makam pak Icang menuturkan,”Makam Syekh jafar sidik terdiri dari empat makam utama yang kesemuanya merupakan kerabat dekat dari jafar sidik dan penyebar agama islam di daerah garut khususnya.
Keempat makam tersebut adalah makam eyang abdul jabar yang merupakan mertua dari jafar umar sidik. Makam mbah wali syekh jafar sidik sendiri, Eyang siti fatimah yang merupakan istri dari jafar, Dan makam Eyang wali muhamad nur kosim yang tidak lain adalah kakaknya. Keempat makam tersebut terletak berurutan sesuai dengan urutan penyebutannya dari atas kebawah kawasan makam yang masing-masing dibatasi oleh pagar kayu.
Hingga pada saat ini banyak masyarakat yang datang berziarah ke makam Syekh jafar sidik. Yang terletak di gunung haruman cibiuk dan nama haruman ini kemudian jadi nama syekh jafar sidik. Sunan haruman, Namun masyarakat setempat sering menyebutnya dengan mbah wali cibiuk.
Icang pun menerangkan secara detil bahwa, Syekh jafar sidik ini sahabat baiknya dengan Syekh abdul muhyi pamijahan dan syekh maulana mansur banten. Bahkan persahabatan Syekh jafar sidik dengan syekh maulana mansur banten tergambar jelas dari gaya arsitektur bangunan masjid yang bernama masjid Agung syaikh ja’far shidiq.
Masjid yang sudah beberapa kali di mengalami renovasi tersebut di perkirakan sudah beusia lebih dari 400 taun dan sampai sekarang ‘pataka’ yang terbuat dari ukiran batu dan di pasang di pucuk atap bangunan masjid tersebut masih utuh dan dirwat baik oleh para pengurus masjid dan warga sekitar yang masih dikeramatkan sebagai masjid tertua yang ada dilimbangan kabupaten garut.terang Edi