Wisata religi batu ampar madura

Gundana

Pulau Madura yang terletak di Provinsi Jawa Timur terkenal dengan tradisi karapan sapi dan beragam kulinernya yang menggoyang lidah. Sebut saja sate ayam Madura, nasi bebek, bebek songkem, soto Madura, rujak petis Madura dan masih banyak lagi deretan kuliner lezat yang akan Anda jumpai disana. Namun, mari sejenak kita melihat sisi lain dari wisata Pulau Madura selain wisata kulinernya. Ya, Madura ternyata memiliki pesona wisata lain yang tak kalah populer dan menyedot banyak minat wisatawan untuk dating kemari. Wisata itu tak lain adalah wisata religi. Meski wisata religi belum sepopuler jenis wisata lain, namun manfaat wisata religi ini sangatlah berguna bagi kehidupan dan pengalaman batin yang luar biasa.

Pasaren Batu Ampar yang Disucikan

Masyarakat Madura dikenal berkat kepatuhannya terhadap sosok pemuka agama dan kentalnya adat ke-Islaman sehingga membuat pulau seluas 5.168 kilometer persegi ini terkenal sebagai daerah santri. Di Madura juga terdapat banyak makam-makam para kyai dan wali serta tempat-tempat sakral dan bernuansa religi. Hal ini menjadikan Madura kerap menjadi jujugan sebagi objek wisata religi yang terkenal di kalangan warga lokal dan wisatawan.

Masyarakat pulau yang terkenal dengan produksi garamnya ini sangat menghormati dan menjadikan sosok para kyai yang pernah hidup di masa lampau sebagai panutan. Seringkali masyarakat Madura mengganggap makam para kyai adalah tempat suci yang sakral untuk berdo kepada Allah SWT. Lama kelamaan, wisatawan luar pun ikut berdatangan untuk menjadikan tempat-tempat tersebut sebagai salah satu tujuan utama ziarah dan wisata religi di Madura. (Baca: Tempat Wisata Religi di Aceh).

Di Madura, ada beberapa wisata religi yang populer seperti halnya wisata religi di Aceh seperti Asta Tinggi dan Pasarean Syaikhonal Holil. Namun, ada satu lagi tempat wisata religi yang tak boleh dilewatkan kala bertandang ke Madura. Wisata religi Pasarean Batu Ampar ini sebenarnya tidak terletak persis di Pulau Madura melainkan di Desa Pangbatok, Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan. Wilayah ini berjarak sekitar 1 jam perjalanan darat dari pusat ibu kota Madura yaitu Sampang. Pasaren Batu Ampar ini sendiri merupakan sebuah kompleks makam para kyai dan ulama yang dianggap suci dan dikeramatkan oleh masyarakat setempat. Tempat ini setiap harinya selalu ramai oleh pengunjung apalagi di momen-momen khusus seperti Maulid Nabi dan hari raya Idul Fitri dan Idul Adha

Pasaren Batu Ampar ini sangat disucikan oleh masyarakat Madura dan Pamekasan serta dianggap setara dengan makam para Wali Songo. Istilah Batu Ampar sendiri berasal dari Bahasa Madura yaitu “Bato” yang berarti batu dan “Ampar” yang berarti berserakan namun teratur seperti halnya permadani yang dihamparkan. Di kompleks makam ini terdapat 6 makam aulia atau wali Allah yang dalam Bahasa Madura disebut Bujuk. Mereka adalah makam Syekh Abdul Manan (Bujuk Kosambi), Syekh Basyaniyah (Bujuk Tumpeng), Syekh Abu Syamsudin (Bujuk Lattong), Syekh Husen, Syekh Moh. Romli dan Syekh Damanhuri. Karomah dari tempat ini dipercaya akan mendatangkan keberkahan bagi para peziarah yang telah berkesempatan berdoa di tempat ini. Ada cerita religi tentang asal usul tempat ini yang akan dibahas pada ulasan artikel berikut.

BACA JUGA:   21 Salah Satu Tempat Wisata Religi Adalah

Baca: Tempat Wisata di Madiun dan Sekitarnya

Asal Usul Pasarean Batu Ampar

Terdapat cerita mengenai asal usul keberadaan makam suci Batu Ampar ini yang dipercaya oleh penduduk lokal. Cerita ini telah berkembang sejak lama dan turun-temurun oleh para sesepuh dan keturunan penduduk asli wilayah ini. Cerita berikut ini bisa menjadi pelajaran berharga sekaligus menambah pengetahuan Anda mengenai objek wisata religi ini. Berikut ini adalah sebuah kisah yang diambil dari buku silsilah Batu Ampar:

Di sebuah desa di wilayah Bangkalan, Madura, hiduplah seorang ulama bernama Sayyid Husein. Beliau termasyhur dan memiliki banyak santri karena ketinggian ilmu, keluhuran budi akhlaknya dan karomah yang dimilikinya berkat kedekatannya dengan Sang Khaliq. Beliau sangat dihormati oleh penduduk sekitar, namun ada segelintir orang yang benci dan iri dengki kepadanya atas kedudukan beliau yang terhomat.

Suatu hari datanglah sekelompok orang yang iri tersebut dan berniat menghancurkan kedudukan Sayyid Husein. Mereka merekayasa berita bohong bahwa Sayyid Husein bersama para santrinya merencanakan pemberontakan dan berencana menggulingkan kekuasaan Raja Bangkalan. Berita ini terdengar ke telinga Raja dan ia menjadi gelisah. Tanpa berpikir panjang, raja mengutus panglima perang dan sejumlah pasukan untuk membunuh Sayyid Husein yang tidak bersalah.

Sayyid Husein yang sedang beristirahat di kediamannya pun dikepung dan dibunuh dengan keji tanpa sempat menjelaskan oleh para tentara kerajaan. Beliau wafat seketika dan oleh masyarakat setempat dimakamkan di perkampungan tersebut. Selang beberap hari sejak Sayyid Husein wafat, Raja pun memperoleh informasi yang sebenarnya bahwa Sayyid Husein tidak pernah melakukan apapun seperti rumor yang beredar. Raja sangat menyesali keputusannya yang tidak berdasar pada bukti kuat. Ia pun bingung harus dengan cara apa menebus kesalahannya. Akhirnya, Raja memberi gelar kepada Sayyid Husein dengan sebutan Bujuk Banyu Sangkah (Buyut Banyu Sangkah). (Baca: Tempat Wisata di Madura yang Wajib Dikunjungi)
Kedua putra Sayyid Husein pun pergi dari desa. Salah satu putranya bernama Abdul Manan pergi mengasingkan diri ke sebuah hutan lebat di wilayah Pamekasan yang terletak di perbukitan Batu Ampar. Beliau mendekatkan diri kepada Allah dengan bertapa di bawah pohon kosambi selama 41 tahun, sebelum akhirnya ditemukan oleh anak perempuan yang sedang mencari kayu bakar. Singkat cerita, Abdul Manan dibawa oleh ayah sang anak perempuan ke rumah mereka dan dinikahkan dengan anak perempuan tersebut. Keanehan terjadi pada hari ke-41 pernikahan mereka, istri Abdul Manan yang menderita penyakit kulit mendadak sembuh dari penyakitnya dan kulitnya menjadi putih bersih yang membuat parasnya cantik jelita. Pernikahan mereka dikarunia dua orang putra. Bertahun kemudian setelah berdakwah, Abdul Manan wafat dan dimakamkan di Batu Ampar. Beliau mendapat gelar Bujuk Kosambi. Sejak saat itu, keturuannya pun dimakamkan disana.

BACA JUGA:   Makam Sultan Amai, Raja Pertama Yang Memeluk Islam

Hingga hari ini, banyak masyarakat yang berkunjung untuk berziarah di makam Batu Ampar tersebut. Baik masyarakat lokal maupun dari luar daerag ramai berziarah kesini terutama saat Bulan Ramadhan dan Maulid Nabi. Menurut cerita para sesepuh, bila peziarah dating dengan niat yang baik, mereka akan mendapatkan ketenangan batin yang membuat mereka betah berdoa lama-lama di tempat tersebut. Selain kesuciannnya yang memancarkan aura tersendiri, suasana makam tersebut juga sangat sejuk dan rindang. Dipercaya, bila kita dapat menamatkan ayat suci Al-Quran saat berkunjung kesini, hidup kita akan menuai keberkahan dan segala doa dan permohonan kepada Allah akan lebih mudah dikabulkan. Hal ini yang menjadikan tempat ini selalu ramai diziarahi oleh banyak orang.

Baca: Tempat Wisata di Jember Paling Menawan

Petunjuk Lokasi dan Transportasi Menuju Pasaren Batu Ampar

Lokasi makam suci Batu Ampar yang di Desa Pangbatok, Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan ini berjarak sekitar 15 kilometer dari pusat Kota Pamekasan atau 1 jam perjalanan darat dari Kota Sampang, Madura. Akses transportasi umum menuju kesana tidak banyak pilihan. Apalagi jika hari sudah menjelang malam dipastikan tidak ada lagi angkutan umum yang beroperasi.

Maka lebih baik bila Anda hendak berwisata religi kesini bawalah kendaraan pribadi, menyewa mobil rental dari Kota Pamekasan atau Kota Sampang atau bisa juga memanfatkan ojek sebagai angkutan umum alternatif. Tergantung kepada Anda dan rombongan lebih nyaman yang mana apakah membawa kendaraan pribadi atau memanfaatkan sarana transportasi umum yang tersedia meski tidak banyak pilihan.

Bila memutuskan menyewa  mobil rental, Anda dapat memilih aneka jenis mobil dengan kisaran harga antara 500-600 ribu rupiah per harinya selama 12 jam sudah termasuk sopir dan bahan bakar. Anda pun bisa memilih jenis mobil yang diinginkan tergantung dengan keinginan dan jumlah rombongan Anda. Bila Anda menjajal naik ojek, maka pastikan Anda menawar dengan harga yang rasional sebab memang tidak ada harga khusus yang ditetapkan.

Semuanya tergantung kepada Anda dengan pertimbangan dan keputusan masing-masing. Selama dalam perjalanan menuju ke tempat ini, pengunjung akan melewati jalanan beraspal yang mulus dengan lebar badan jalan sekitar tiga meter. Di sepanjang kiri-kanan jalan, ada banyak penjual aneka souvenir dan oleh-oleh khas Madura seperti batik tulis dan rengginang lorjuk. Di tempat wisata religi Batu Ampar, pengunjung akan disambut oleh lokasi makam yang sejuk, ringan dan dikitari perbukitan. Terdapat beberapa fasilitas umum yang nyaman dan memadai seperti musala, penginapan, kamar mandi umum dan tempat parkir.

BACA JUGA:   Tempat buat nongkrong asyik di jogja

Baca: Tempat Wisata di Magetan Jawa Timur

Tips Saat Berkunjung ke Pasaren Batu Ampar

Selayaknya saat berkunjung ke tempat wisata, Anda harus mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik sesuai dengan destinasi wisata yang akan dituju. Berhubung Batu Ampar tergolong jenis wisata religi, ada baiknya Anda menyimak beberapa tips berikut saat berkunjung ke Batu Ampar.

  1. Pastikan saat berkunjung Anda memakai busana yang sopan dan tertutup. Bisa dengan celana panjang dan atasan berwarna gelap serta jilbab bagi pengunjung perempuan. Disarankan untuk juga mengenakan alas kaki yang tertutup.
  2. Meski di Batu Ampar ada penjual makanan, namun sebaiknya untuk kenyamanan Anda tetap membawa bekal makanan sendiri untuk dinikmati di perjalanan dan sehabis melakukan ziarah di tempat ini. Selain menghemat anggaran, Anda juga bisa menjaga kondisi tubuh dan kecukupan gizi yang baik saat melakukan ziarah. Pastikan Anda membuang ke tempat sampah yang benar semua sampah makanan yang telah Anda habiskan.
  3. Waktu terbaik untuk berkunjung ke Batu Ampar adalah pagi hari saat belum banyak pengunjung yang datang dan udara yang masih segar. Selain itu Anda dapat menikmati pemandangan alam yang indah sepanjang perjalanan dengan waktu yang lebih panjang.
  4. Jagalah kesopanan dan tingkah laku saat berada di area makam suci ini. Hormati kearifan lokal yang berlaku di wilayah ini dan jangan segan untuk bertanya kepada masyarakat sekitar tentang adat istiadat yang biasa dilakukan jika Anda membutuhkan informasi yang lebih jauh. Mereka dengan senang hati pasti akan berbagi informasi kepada Anda.
  5. Jangan meninggalkan apapun kecuali jejak kaki. Jagalah kebersihan tempat ini dan pastikan tidak ada satupun kotoran yang Anda buat.
  6. Ada beberapa penjual souvenir dan oleh-oleh yang dapat Anda sambangi untuk membeli oleh-oleh sebelum pulang.
  7. Jika ingin berfoto, bertanyalah kepada penjaga makam mengenai tempat-tempat yang diizinkan mengambil gambar dan patuhi semua peraturan yang dijelaskan oleh mereka.

Demikian ulasan mengenai serba-serbi Pasaren Batu Ampar dari mulai sejarah asal usulnya, lokasi dan transportasi yang dapat digunakan untuk menuju kesana hingga tips dan saran yang dapat dicermati sebelum menuju kesana. Berwisata religi memang salah satu jenis wisata yang belum banyak dilakukan oleh orang.

Liburan sekaligus melakukan wisata religi akan membuat Anda lebih dekat dengan Sang Pencipta sekaligus makin mensyukuri segala sesuatu yang Anda miliki. Selain itu, Anda juga akan memperoleh pengetahuan baru tentang objek wisata religi yang Anda kunjungi. Jangan lupa ajak keluarga dan sahabat saat berkunjung ke tempat ini agar nuansa kebersamaan dan khidmat dapat lebih terasa.

Also Read

Bagikan: