Curug Cibeureum Harga Tiket Masuk : Rp16.000-Rp18.500. Jam Buka : 07.30 – 14.00 WIB. Nomor Telepon : 0811 915 5 815. Alamat : Perbawati, Sukabumi, Cimacan, Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, Indonesia, 43151.
Curug Cibeureum terletak di kaki gunung Gede Pangrango, dalam kawasan Taman Nasional Gede Pangrango. Air terjun ini sudah sangat populer, terutama di kalangan pendaki gunung Gede maupun Pangrango. Karena lokasinya berada di tengah jalur pendakian pada ketinggian 1.625 mdpl.
Meskipun ketinggiannya hanya 40 meter, aliran air Curug Cibeureum memiliki karakteristik cukup deras. Ditambah jernihnya air yang mengalir dan segarnya udara sekitar, membuat wisatawan betah berlama-lama. Di tempat sama terdapat dua air terjun lainnya yaitu Curug Cidendeng dan Curug Cikundul.
Harga Tiket Masuk Curug Cibeureum
Untuk masuk ke obyek wisata air terjun yang berada di kawasan konservasi ini para pengunjung harus memiliki surat izin masuk kawasan konservasi (Simaksi) dengan membayar tiket masuk dan asuransi.
Harga Tiket Masuk Curug CibeureumTiket Masuk Curug Cibeureum Hari BiasaRp16.000Tiket Masuk Curug Cibeureum Hari LiburRp18.500
Baca: KEBUN RAYA CIBODAS: Tiket Masuk & Aktivitas
Beberapa informasi penting yang perlu mendapat perhatian pengunjung:
- Wisatawan wajib mematuhi protokol kesehatan dan menunjukkan bukti vaksin minimal dosis pertama melalui Peduli Lindungi.
Jam Buka Curug Cibeureum
Waktu operasional kunjungan dan pembukaan loket setiap harinya dibatasi hingga pukul 14.00 WIB.
Ragam Aktivitas Wisata
Lokasi Curug Cibeureum berada di tengah jalur pendakian Gunung Gede – Pangrango. Jalur tersebut memiliki rentang periode tutup sementara tiap tahunnya untuk konservasi hutan. Namun, jika tujuannya hanya sampai ke Curug Cibeureum, wisatawan tetap diperbolehkan masuk.
Curug ini masih sangat asri, jalan yg menanjak, lebatnya pohon, dan suara kicauan burung. Menurut mitos yang berkembang, curug tersebut dipercaya dapat memudahkan orang dalam mencari pasangan.
Wisatawan akan menempuh perjalanan berjalan kaki dari pintu masuk kawasan Taman Nasional Gede Pangrango. Selama trekking, akan ditemui beberapa titik menarik. Seperti Telaga Biru, jembatan panjang Rawa Panyangcangan, dan persimpangan jalur pendakian.
Trekking Menuju Curug Cibeureum
Dari pintu masuk, wisatawan harus menyusuri jalan menanjak dan berbatu sekitar 3 km. Namun, selama perjalanan sekitar 1,5 jam tersebut wisatawan akan disuguhkan pemandangan asri. Wisatawan akan melintasi pepohonan hutan hujan tropis pegunungan dataran tinggi di kiri-kanan jalan.
Beberapa hewan liar dapat ditemui selama treking. Mulai dari kera hitam, hingga burung yang ramai berkicau menemani perjalanan. Udaranya sangat segar dan suasananya pun alami.
Beristirahat dan Swafoto di Telaga Biru
Setelah sekitar 1,5 km perjalanan dari pintu masuk, wisatawan dapat beristirahat. Karena jalurnya mulai mendatar dengan bonus pemandangan yang indah. Di sini wisatawan akan menemui sebuah danau yang diberi nama Telaga Biru.
Pantulan cahaya membuat airnya terlihat kebiruan. Tempat ini menjadi salah satu spot swafoto wisatawan Curug Cibeureum. Pengelola pun telah membangun saung untuk beristirahat di beberapa titiknya.
Melintasi Jembatan Panjang Rawa Panyancangan
Melanjutkan perjalanan, wisatawan akan melewati sebuah jembatan panjang. Jembatan beton tersebut melintasi Rawa Panyancangan yang juga menjadi spot selfie menarik.
Dikelilingi pepohonan hutan belantara, membuat pemandangan jembatan ini indah sebagai latar foto. Jika cuaca cerah, panorama Gunung Gede akan menambah keindahan panoramanya.
Baca: Curug Ciherang Bogor Tiket Masuk & Aktivitas
Melewati Pos Persimpangan Jalur Pendakian
Saat perjalanan melewati banyak pendaki beristirahat, maka wisatawan telah sampai di pertigaan Panyancangan. Lokasi ini merupakan salah satu pos pendakian jalur menuju puncak Gunung Gede-Pangrango.
Di pos itu jalan mulai bercabang terpisah. Untuk menuju lokasi air terjun, wisatawan harus memilih jalan lurus dan agak menurun. Perjalanan sekitar 300 meter lagi dan mulai terdengar aliran air sungai dari air terjun ini.
Menikmati Keindahan Air Terjun
Curug Cibeureum merupakan air terjun alami dengan hutan lindung mengelilinginya. Lokasi tersebut mempunyai 3 curug dan yang utama bernama Curug Cibeureum. Kemudian Curug Cidendeng dan Curug Cikundul di sisi barat. Dari ketiganya, hanya air terjun ini yang jadi favorit para wisatawan untuk berfoto ria.
Air terjun ini memiliki limpahan air yang indah, tinggi, dan besar. Curug ini merupakan air terjun tertinggi yang dapat dikunjungi wisatawan dalam kawasan konservasi TNGP.
Bermain Air
Kesegaran air yang alami dan berlimpah membuat wisatawan yang datang tertarik untuk berbasah-basah ria. Mulai dari bermain-main air hingga mandi di guyuran terjunan air. Wisatawan pun dapat berenang santai di kolam bawah air terjun dengan tetap berhati-hati.
Bagi wisatawan yang tidak tahan dengan air dingin disarankan tidak mandi langsung di curug. Suhu airnya sangat dingin.
Berkemah di Mandalawangi Campground
Pintu masuk menuju air terjun berada di paling ujung kawasan. Lokasi ini dekat dengan bumi perkemahan Mandalawangi Campground. Jaraknya tidak area perkemahan ini tidak terlalu jauh dari curug, hanya sekitar 1 kilometer saja.
Di tempat ini, wisatawan dapat bermalam dengan berkemah. Biasanya, banyak wisatawan memanfaatkan waktu berkemah untuk beristirahat. Momen ini merupakan salah satu cara menikmati asrinya alam Taman Nasional Gede Pangrango (TNGP).
Fasilitas
Area sekitar loket masuk air terjun menjadi tempat untuk beristirahat bagi wisatawan. Beberapa warung dan penjual cinderamata pun ditemukan di lokasi ini. Wisatawan biasanya memanfaatkan waktu di tempat ini untuk bersiap memulai pendakian.
Lokasi sekitar air terjun juga sudah tertata rapi lengkap dengan fasilitas umumnya. Tersedia beberapa gazebo, musola, ruang bilas serta toilet.
Lokasi Curug Cibeureum
Wisata air terjun ini berada di Cibodas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Lokasinya melewati beberapa km dari Masjid Atta’awun, kawasan wisata Puncak, Bogor.
Tanggapan:
Trekking Curug Cibeureum – Trekking ke Curug Cibeureum via Cibodas Puncak merupakan aktivitas olahraga dengan berjalan kaki sekaligus menikmati pesona hutan hujan tropis yang ada dalam kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Jalur trekking Curug Cibeureum merupakan rute pendakian puncak gunung Gede Pangrango yang tertata secara apik dalam pengelolaan Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Jalur ini merupakan merupakan salah satu trek teramai dan terfavorit di Jawa Barat yang banyak dilewati oleh pengunjung dan pendaki domestik maupun mancanegara.
Hal ini berbeda dengan Paseban trekking routes pendakian puncak Gunung Kencana via gunung Gedongan dan Puncak Karvak / datar mayit yang treknya baru di buka pada tahun 2021, trek pada Paseban trekking routes masih berupa jalur setapak yang alami (belum ada penataan khusus). Jalur trekking puncak Kencana dari lerengan barat gunung Paseban merupakan rute yang pergunakan khusus untuk menikmati hutan pegunungan (montana forest) dan sungai pegunungan bawah sub DAS Ciliwung yang berada dalam kawasan pariwisata Puncak Bogor. Beberapa karakter Paseban Trekking routes dipersiapkan untuk mengakomodir aktivitas family trekking, penyuka river trekking ataupun pendakian puncak Kencana dari jalur khusus.
Image 1 : Jalur trekking Puncak Kencana
Baca Paket Trekking :
4 Paket trekking di Puncak Bogor
Baca Juga :
Paket trekking di Puncak Bogor
Catatan trekking Curug Cibeureum via Cibodas Puncak
Trekking Curug Cibeureum – Memilih satu diantara dua jalur trekking Curug Cibeureum di Taman Nasional Gunung Gede pangrango adalah hal yang begitu sulit, hal ini karena apakah jalur pilihan yang terbaik itu via rute pendakian puncak Gede Cibodas ataukah lewat Cipelang Sukabumi ?. Kedua jalur trekking menuju Curug Cibeureum masing-masingnya memiliki karakter yang kuat,. Dan, akhirnya aku putuskan trekking ke Curug Cibeureum via jalur Cibodas Puncak karena pertimbangan banyak obyek daya tarik wisata hutan hujan tropis disepanjang jalur pendakian Puncak Gede Pangrango, selain rute Cibodas treknya sangat terkelola dengan cukup baik jika dibandingkan dengan jalur Cipelang Sukabumi.
Nama kecilku Kiade, dahulu kala teringat ketika pertama kalinya melakukan pendakian Gunung, seorang senior pernah berujar “Jangan membunuh sesuatu kecuali waktu, jangan mengambil sesuatu kecuali foto, jangan tinggalkan sesuatu kecuali jejak”. Dan, narasi yang sama itupun yang aku sampaikan saat ini kepada 9 trekker kebangsaan asia yang aku pandu untuk menapaki jejak-jejak para pendaki sebelumnya untuk menuju trek pendakian puncak Gunung Gede, bedanya kami akan melipir hanya sampai Curug Cibeureum.
Dari lokasi parkir Wisata Cibodas, kami berjalan menuju pintu masuk pendakian puncak gunung Gede, berjalan melewati penjaja souvenir dan makanan khas Cibodas yang berbaris rapih dikiri dan kanan jalan beraspal. karena hari ini bukan hari libur nasional ataupun weekend, keriuhan pejalan kaki dan lapak-lapak dengan penjaja yang menawarkan oleh-oleh, kini terlihat tak banyak terlihat.
Akhirnya tiba kami di tangga menuju pos pintu masuk yang berada di kirinya Bumi Perkemahan Bukit Golf Cibodas yang dahulunya merupakan lapangan golf yang disulap menjadi tempat berkemah. Di pos pertama masuk tangga terlihat papan petunjuk destinasi dan jarak tempuh perjalanan :
- Canopy trail 500 meter / 15 menit,
- Ciwalen 800 meter / 25 menit,
- Telaga Biru 1,4 Km / 30 menit,
- Air Curug Cibeureum 2,8 Km / 1 jam,
- Kandang Batu 6 Km / 3 jam,
- Kandang Badak 7,8 Km / 4 jam,
- Puncak Gunung Gede 10 Km / 6 jam
- Puncak Gn Pangrango 11,5 Km / 7 Jam.
Tujuan kami adalah destinasi air terjun Curug Cibeureum, dengan jarak tempuh 2,8 Km dan perkiraan perjalanan trekking selama 1 jam perjalanan dengan medan menanjak serta datar. Di papan lainnya tertulis beberapa peraturan sebagai pengingat para pendaki yang akan melakukan pendakian gunung Gede, hal inipun berlaku bagi para pengunjung yang akan menikmati Curug Cibeureum dengan trekking, antara lain 1. fisik dan stamina harus sehat, 2. bekal yang cukup, 3. tidak buang sampah, 4. tidak mengganggu satwa liar, dan 5. tidak merusak tumbuhan / tanaman.
Di di tempat lainnya terlihat papan keterangan berlatar cat hijau bertuliskan putih “Taman Nasional Gunung Gede Pangrango adalah kawasan pelestarian alam yang kaya akan keaneka ragaman hayati baik ekosistem, jenis maupun genetik terdiri dari tumbuhan maupun satwa khas hidup di beberapa tipe ekosistem di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango”, terdapat potensi Kawasan dalam kalasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango :
- Tumbuhan berbunga : 1.500 Species
- Paku-pakuan : 400 species
- Lumur : 120 species
- Tumbuhan boat : 300 Species
- Tumbuhan dilindungi : 10 SpeciesTumbuhan Endemic : 43 Species
- Surangga : 300 Species
- Burung (Aves) 250 SpeciesAmphibia : 20 Species
- Mamalia : 110 species
- Jenis primata Owa, Suruli, Lutung Jawa, Monyek ekor panjang, kukang dan Karnivor besar macan tutul / kumbang
Di papan lainnya tertulis “Hutan merupakan Sumber Daya Alam yang sangat penting dan bermanfaat bagi kehidupan baik secara langsung maupun tidak langsung. Manfaat langsung dari keberadaan hutan diantara nya yaitu hasil kayu, hasil hutan bukan kayu dan satwa. Sedanghkan manfaat tidak langsungnya adalah jasa lingkungan baik sebagai pengatur tata air, funsi estetika, maupun sebagai penyedia oksigen dan penyerap karbon. Penyerapan karbon sendiri terjadi didasarkan atas proses kimiawi dalam aktivitas photosintesa, tumbuhan yang meyerap karbon Co2 dari atmosfer dan dari tanah melahirkan oksigen dan karbohidrat yang selanjutnya akan berakomulasi menjadi selulosa dan lignim cadangan karbon”
Banyak papan petunjuk arah dan papan keterangan sepanjang trek pintu masuk pendakian Puncak Gunung Gede, sampai Curug Cibeureum, namun yang menjadi konsen kami adalah segarnya udara khas pegunungan yang masuk pada paru-paru, lelah diawal-awal perjalanan terbius oleh segarnya udara pegunungan, sesekali keadaan menjadi berkabut, dan udara pun berubah semakin dingin.
Di perjalanan kami menemukan beberapa pos dan obyek-obyek yang menarik seperti danau telaga biru yang airnya berwarna biru kehijauan karena adanya ganggang hidup sehingga terjadi perubahan pada warna air, Rawa Gayonggong, dls yang nanti yang akan dibahas pada sub judul khusus yang mengupas obyek-obyek menarik sepanjang jalur pendakian puncak Gunung Gede Pangrango.
Hampir 2 kilometer kami disuguhi trek yang menanjak dengan nafas terkadang nonghol sepotong-potong alias terenggah-enggah, apalagi apalagi sebelum telaga biru yang tangga pijakannya semakin meninggi tinggi. Uyee rasanya bahagia sentosa ketika kami menemukan menemukan jembatan panjang yang jalannya mendatar. Jembatan ini terletak di atas Rawa Gayonggong, yaitu cekungan yang terbentuk dari kawah mati, dan didominasi oleh rumput gayonggong. Rawa Gayonggong merupakan daerah jelajah macan tutul.
Setelah melewati jembatan beton yang dahulunya bermaterial kayu dan konon katanya jauh-jauh tahun itu tak berjembatan, kami harus menaiki kembali tangga yang terbuat dari bebatuan, tibalah di Pos 3 pancacangan yang merupakan pos pertigaan menuju jalur pendakian ke Puncak Gede dan ke Curug Cibeureum. Jalur trekking dari Pos 3 menuju Curug Cibeureum masih berupa bebatuan dengan aliran sungai di sebelah kanannya, berada setelah jembatan beton.
Dari pos 3 Pancacangan menuju curug Beureum jaraknya kurang lebnih 15 menit perjalanan, sehinmgga tibalah kami di Curug Cibeureum. Curug Cibeureum tetanggaan dengan curug Cidendeng dan curug Cikundul. Beberapa air terjun yang berada di kawasan ini, curug Cibeureum yang berada pada ketinggian 1675 Mdpl dengan tinggi lompatan air sekitar 60 meter memiliki akses paling terbuka, jadi paling banyak dikunjungi alias ramai.
Untuk menikmati keindahan alam dalam kawasan curug Beurem dan obyek-obyek yang berada disepanjang jalur pendakian puncak gunung Gede membutuhkan sebuah pengorbanan. Pesona alam yang terhampar dalam kawasan Curug Cibeureum begitu sangat mengagumkan, tebing-tebing yang menjulang tinggi berkhiaskan tumbuhan yang menghijau disekelilingnya, ditambah dengan sejuknya udara pegunungan serta suara deburan air yang berasal dari curug yang menimpa bebatuan dikolam terjunan air, membuat kami terkesima begitu indahnya Indonesia, begitu Agungnya Allah pencipta alam semsesta.
Di sepanjang perjalanan, kami banyak bertemu dengan sesama pengunjung menuju Curug Cibeureum dan juga pendaki gunung Gede Pangrango. Diantara mereka tidak sedikit yang membawa anak kecil, dan yang luar biasa adalah mereka ber outfit seperti mau ke mall yang sebagian besarnya di dominasi oleh kelompok perempuan pesolek, tidak sedikit dari mereka menggunakan sendal jepit teplek, flat shoes, bahkan ada juga yang menggunakan sepatu kulit.
Lanjut trekking ke Puncak gunung Gede dan Puncak Pangrango
Trekking Puncak Gede Pangrango – Rencana perjalananku membawa wisatawan memang berakhir di Curug Cibeureum dan kembali ke titik awal perjalanan. Dan, tidak ada rencana untuk meneruskan pendakian ke Puncak Gunung Gede ataupun menyepi di lembah Mandalawangi untuk menikmati dinginnya suasana seperti apa yang di torehkan dalam penggalan sebuah puisi Soe Hok Gie pada tahun 1966 berjudul “Mandalawangi-Pangrango”,
Aku cinta padamu,
Pangrango yang dingin dan sepi.
Sungaimu adalah nyanyian keabadian tentang tiada.
Hutanmu adalah misteri segala.
Cintamu dan cintaku adalah kebisuan semesta,
Malam itu ketika dingin dan kebisuan
Menyelimuti Mandalawangi
Kau datang kembali
Dan bicara padaku tentang kehampaan semua
Nama kecilku Kiade, Pada zaman dahulu kala, ketika puncak-puncak gunung tak banyak didaki seperti pada saat ini dimana pendakian hanya untuk merebut keriyaan dengan berfoto lalu di posting pada media sosial untuk eksistensi penaklukan. Atau, setalah pengaruhnya film 5 cm yang sutradarai Rizal Mantovani di tahun 2012 yang mempengaruhi kawula muda bersampah di puncak-puncak gunung, aku mendaki puncak Gede Pangrango.
Dan, kali ini aku tidak akan menuliskan trekking story pendakian puncak Gede Pangrango atau menuliskan bait- bait puisi- bermagis di lembah Madalawangi, mungkin itu di lain kali. Sebatas Gambaran tentang gunung Gede dan pendakian ke puncak Gede pangrango, aku pernah menuliskan nya pada situs Highland Indonesia Group seperti dibawah ini :
Mendaki puncak Gunung Gede via Cibodas Puncak
Mendaki Puncak Gede Pangrango – Gunung Gede dengan ketinggian 2.958 mdpl merupakan gunung berapi tertinggi ke-3 diwilayah Jawa Barat yang berstatus aktif. Gede pertama meletus pada tahun 1747, letusan selanjutnya terjadi pada tahun 1840, 1852, 1886, 1947, 1957. Pada puncak Gunung Gede aktifitas kawah masih terlihat aktif. Di Puncak Gunung Gede ini pula akan terlihat padang rumput alun-alun Suryakencana dan puncak Gunung Pangrango.
Untuk mencapai puncak Gunung Gede dari pintu Cibodas dapat ditempuh dengan hiking sepanjang 00 km (diteliti datanya) sekitar 6 s.d 7 jam pendakian. Di puncak Gunung Gede, wisatawan dapat merasakan sejuknya udara pegunungan dan indahnya hamparan tumbuhan Cantigi Gunung (Vaccinium Varingiaefolium). Wisatawan dapat menikmati pesona panorama gunung Pangrango dan Gunung Salak, merasakan keindahan alam Cibodas dari ketinggian, alun-alun Suryakencana, bahkan laut selatan dan laut utara Pulau Jawa.
Untuk mencapai Puncak Gunung Gede banyak cek point dan destinasi yang akan di lewati, yaitu :
- Pos Pendaftaran – Tarentong (estimasi perjalanan 15 menit)
- Tarentong – Telaga Biru (estimasi perjalanan 15 menit)
- Telaga Biru – Rawa Panyangcangan (estimasi perjalanan 20 menit)
- Rawa Panyangcangan – Rawa Denok 1 (estimasi perjalanan 10 menit)
- Rawa Denok 1 – Rawa Denok 2
- Rawa Denok 2 – Bartu Kukus 1
- Batu Kukus 1 – Batu Kukus 2
- Batu Kukus 2 – Batu Kukus 3
- Batu Kukus 3 – Pondok Pemandangan
- Pondok Pemandangan – Air Panas (dari Rawa Denok 1 sampai Air Panas estimasi perjalanan 2 jam 15 menit)
- Air Panas – Kandang Batu (estimasi perjalanan 1 jam)
- Kandang Batu – Panca Weuleuh (estimasi perjalanan 10 menit)
- Panca Weuleuh – Kandang Badak (estimasi perjalanan 1 jam)
- Kandang Badak – Puncak Gunung Gede (estimasi perjalanan 2 jam)
- Kandang Badak – Puncak Gunung Pangrango (estimasi perjalanan 2 jam)
- Estimasi pendakian dari pos pendakian Cibodas samapi puncak gunung Gede sekitar 7 jam 35 menit (di luar istirahat dan bermalam). Sementara itu untuk mencapai puncak Gunung Pangrango, estimasi pendakian sekitar 9 jam 35 menit. Sumber : Highland camp
Baca Juga :
Trekking Puncak Gunung Kencana Bogor
Obyek Daya Tarik perjalanan trekking Curug Cibeureum
Trekking Curug Cibeureum – Bukan sebatas curug Cibeureum yang menjadi pesona perjalanan, namun disepanjang jalur trekking menuju curug Cibeureum atau rute pendakian gunung Gede Pangrango terdapat obyek-obyek yang menarik untuk dinikmati seperti danau telaga biru, rawa gayongyang, dan lainnya.
Curug Cibereum Cibodas Puncak
Trekking Curug Cibeureuum – Air terjun Curug Cibeureum memiliki areal yang cukup luas dengan dinding air terjun banyak ditumbuhi oleh lumut berwarna merah (Spagnum Gedeanum), sehingga warna air yang meluncur dari ketinggian terlihat kemerah-merahan. Hal inilah yang menyebabkan air terjun ini di namai curug Cibeureum (Cibereum berasal dari padanan kata dalam bahasa sunda yaitu –ci– artinya air dan –beurem– berarti merah). Lumut disekitar terjunan air curug Cibeureum merupakan endemik daerah Jawa Barat.
Nama air terjun Cibeureum diambil dari sebuah fenomena alam yang terjadi pada suatu pagi hari, matahari menyinari kawasan tersebut dan air tersebut memancarkan warna kemerahan. Air terjun Cibereum tingginya 60 meter dan merupakan habitat katak merah tempat tumbuhnya lumut merah yang dikenal dengan nama ilmiah spagnum Gadeanum sebagai jenis endemik Gede Pangrango.
Hutan hujan tropis disekitar kawasan air terjun Curug Ciberurem banyak didiami oleh katak, salah satunya adalah katak Leptophryne Cruentata atau katak merah. Katak-katak ini merupakan katak endemik yang masuk daftar IUCN sebagai kategori terancam punah.
Curug Cibeureum merupakan air terjun utama dengan ketinggian sekitar 60 meter, terdapat dua air terjun lainnya di komplek air terjun Cibeureum yakni Curug Cidendeng dan Curug Cikundul. Curug Cibeureum merupakan air terjun terbesar dan terpendek, letaknya lebih terbuka dan dekat dengan shelter.
Air terjun yang lebih dikenal dengan sebutan Curug Cibeureum ini merupakan obyek wisata air yang cukup populer dikaki Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Untuk mencapai curug Cibeureum, dapat ditempuh dengan berjalan sekitar 2 – 2.5 km dari Camping Ground Pondok Wisata Halimun Sukabumi / Buper Cipelang dengan melewati jalanan setapak dalam kawasan Hutan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.
Curug Cibeureum memiliki tiga tingkatan terjunan air dengan lompatan air curug utama membentuk kolam yang cukup besar dengan airnya berwarna hijau tosca, disinilah pengunjung dapat menikmati segarnya air dengan berenang dan berendam atau merasakan langsung kucuran air terjun dari atas batu
Fakta Curug Cibeureum di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
- Merupakan air terjun tertinggi yang ada dalam kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.
- Air terjun Cibeureum dapat ditempuh dengan berjalan pada jalanan setapak berbatu, menyusuri punggungan dan lembahan yang berada dibawah naungan rimbunnya tajuk pepohonan sejauh 3.5 km dan dapat ditempuh sekitar 1.5 jam dari Pondok Halimun / buper Cipelang, dan dapat dicapai dengan trekking sepanjang 2,8 km dengan jarak tempuh sekitar 1 jam perjalanan dari pintu masuk Cibodas.
- Cibeureum berasal dari padanan bahasa sunda, Ci yang berarti Cai atau air dan beureum artinya merah. Cibeureum berarti air yang berwarna merah. Nama tersebut terambil dari sebuah fenomena alam yang terjadi disuatu pagi hari ketika matahari menyinari kawasan tersebut, dan air terjun Cibeureum seketika itupula memancarkan warna kemerahan.
- Air terjun Cibeureum memiliki tinggi 60 meter, disekitarnya merupakan habitat katak merah dan tempat tumbuhnya lumut merah yang dikenal dengan nama ilmiah “Spagnum Gedeanum”. Lumut merah ini merupakan tumbuhan endemik gunung Gede Pangrango.
Alamat dan Peta Curug Cibeureum Cibodas :
Curug Cibeureum berada Puncak, Cimacan, Kec. Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat 43253
https://goo.gl/maps/vLGMuXNSBYhBWFNK7
6XWP+8F Cimacan, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat
Baca Juga :
River trekking routes di Puncak Bogor
Danau Telaga Biru Cibodas Puncak
Trekking Curug Cibeureum – Kadangkala telaga ini tampak berlendir hijau kecoklatan, dan pada saat berwarna biru jernih yang magis tergantung pada pertumbuhan alga. Air telaga biru kaya akan Nutrisi (eutrophatic) atau mineral yang berasal dari pertumbuhan bahan organic dan batuan serta tanah vulkanis yang terlarutkan.
Telaga biru adalah danau yang terletak di kaki gunung Gede, memiliki luas sekitar 500 meter persegi dengan kedalaman sekitar 2 meter. Air didalam telaga sering berubah warna secara dramatis, kadang terlihat berwarna hijau, kecoklatan, kadang berwarna biru, tergantung siklus pertumbuhan alga yang tumbuh di telaga. Air Telaga Biru kaya akan nutrisi (eutrophic) atau mineral yang berasal dari pertumbuhan bahan organis dan batuan serta tanah vulkanis yang terlarutkan, kadangkala Telaga ini tampak berlendir hijau kecoklatan pada saat lain biru jernih tergantung pada pertumbuhan alga. Mungkin karena telaga ini sering terlihat berwarna biru kehijauan, makanya lebih dikenal sebagai Telaga Biru.
Telaga Biru yang dapat di tempuh dari pintu masuk Cibodas sepanjang 1.5 km, merupakan salah satu objek wisata dijalur pendakian Via Cibodas, waktu ditempuh untuk sampai telaga biru kurang lebih 30 menit perjalan/pendakian dari pintu masuk Cibodas. Selain dapat menikmati keheningan dan keindahan Telaga Biru, pengunjung akan dimanjakan dengan suara kicau burung dan jerit Owa Jawa yang bermain di seputaran telaga, gemericik air sungai yang mengalun syahdu dan memikat hati. Berbagai jenis flora dan fauna lainnya yang tumbuh di sekitar telaga biru itu tak kalah menarik. Gemericik air sungai kecil yang bening dan bersih, kicauan burung penghuni telaga dan suara owa jawa yang bergelantungan diantara pepohonan bagaikan sebuah simfoni alam mengalir lembut di telaga ini.
Telaga Biru bukanlah sebuah tempat tujuan wisata alam utama dalam kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, telaga biru hanyalah tempat persinggahan dan beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan menuju air terjun Cibeureum, alun-alun Suryakencana dan puncak Gede. Sebagai tempat persinggahan, telaga ini diperlengkapi sebuah Gazebo berukuran 12 meter persegi yang disediakan pengelola Taman Nasional agar pengunjung dapat mengistirahatkan diri sebelum melanjutkan kembali perjalanan.
Alamat dan Peta Danau Telaga Biru Cibodas :
Danau Telaga Biru Cibodas berada Puncak, Sindang Jaya Cimacan, Kec. Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat 43253
https://goo.gl/maps/3JzDSKkGc6nL5ohY9
7X2R+443, Sindangjaya, Kec. Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat 43253
Baca Juga :
Family Trekking Routes di Puncak Bogor
Rawa Gayonggong Cibodas Puncak
Trekking Curug Cibeureum – Asal muasal penamaan Gayonggong yang merujuk pada rawa ini berasal dari banyaknya ekosistem rawa khas pegunungan sejenis rumput-rumputan yang tumbuh/hidup di sekitar rawa, masyarakat lokal menyebutnya dengan nama rumput Gayonggong. Rawa Gayongyang menampung aliran air yang bersumber dari dataran yang tempat yang lebih tinggi, lajunya air terhalangi oleh rumput gayongyang dan erosi telah menyebabkan sedimentasi. Rawa Gayonggong merupakan cekungan bekas kawah yang sudah mati dan kemudian menampung aliran air yang menyebabkan terjadinya sedimentasi lumpur, sehingga tumbuh berbagai jenis rumput disekitar rawa terutama rumput gayonggong.
Untuk dapat dilewati, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango membuat jembatan penyebrangan rawa Gayonggong sepanjang ±500 meter, jembatan penyebarangan tersebut terbuat dari material besi dan beton yang berbentuk menyerupai tekstur kayu
Kawasan Rawa Gayonggong berada pada ketinggian 1.400 mdpl, merupakan daerah jelajah macan tutul (Panthera pardus) dan sebagai tempat pengamatan burung (Bird Watching). Rawa Gayongyang dapat ditempuh dengan melakukan pendakian sepanjang 1,8 km atau sekitar 45 menit hiking dari pintu masuk cibodas.
Alamat dan Peta Rawa Gayongyang Cibodas :
Rawa Gayongyang Cibodas berada Puncak, Sindang Jaya Cimacan, Kec. Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat 43253
https://goo.gl/maps/2PbygkSQsPvaoEG99
7X2R+443, Sindangjaya, Kec. Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat 43253
ODTW Pendakian Gede Pangrango dari Curug Cibeureum
Mendaki Puncak Gede – Sepanjang perjalanan pendakian menuju Puncak Gede Pangrango akan ditemukan pos dan obyek-obyek yang menarik seperti pondok Pemandangan, Air Panas, Kandang Batu, Panca Weuleuh, Puncak Gunung Gede, alun-alun Suryakencana. Dan, jika dilanjutkan menuju Puncak Gunung Pangrango maka lembah Mandalawangi yang sepi dan sunyi seperti dalam syair nyua Soe Hog Gie menjadi obyek yang sangat menarik tinggal sejenak dan menikmati sepi di Lembah Mandalawangi.
Baca Juga :
Paseban Trekking – 7 Cilember Puncak Bogor
Air Panas Cibodas
Trekking Puncak Gede Pangrango – Aliran air yang dapat dijangkau dengan melakukan pendakian sepanjang 5,3 km atau selama 3 jam dari pos pendakian Cibodas ini mengandung belerang, Air panas yang bersumber dari kawah memiliki temperatur mencapai 70o C, terletak pada ketinggian 2.100 mdpl. Para pendaki yang melewati areal Air Panas ini harus berhati-hati karena jalur bebatuan yang licin serta tergenang oleh air.
Diareal sekitar aliran air panas terdapat sejenis alga yang dapat bertahan hidup dan beradaptasi pada air panas dengan kandungan sulfur tinggi. Disekitar areal air panas pun terdapat banyak binatang yang dapat di temukan, berbagai jenis burung mendominasi kehidupan satwa disekitar areal air panas ini.
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango telah menyediakan pagar dari material tiang besi dan kawat besar sebagai pegangan dan penghalang tebing curam dan jalanan yang licin. Fasilitas yang tersedia di sekitar aliran air panas berupa Gazebo, MCK dan kabel pengaman bagi pengunjung untuk melintas.
Alamat dan Peta Air Panas Cibodas :
Air Panas Cibodas berada Puncak, Sindang Jaya Cimacan, Kec. Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat 43253
https://goo.gl/maps/eMDGpYqTCxGDBuny5
6XJH+RQG, Cimacan, Kec. Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat
Rawa Denok
Trekking Puncak Gede Pangrango – Rawa Denok merupakan ekosistem khas rawa pegunungan yang unik, memiliki luas areal rawa sekitar 1 ha. Di sekitar Rawa Denok terdapat sumber air panas yang masih alami, dengan temperatur suhu sekitar 70o C.
Alamat dan Peta Rawa Denok:
Rawa Denok berada di Cimacan, Kec. Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat 43253
https://goo.gl/maps/mD6AzjBXzZ1MtbvZ9
6XHH+WCJ, Cimacan, Kec. Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Kandang Badak
Trekking Puncak Gede Pangrango – Kawasan kandang Badak merupakan peralihan hutan dari tipe hutan montana ke sub-alpine, memiliki kontur hamparan yang sedikit datar. Kandang Badak merupakan lokasi alternatif para pendaki yang sedang melakukan pendakian ke puncak Gunung Gede Pangango untuk beristirahat atau bermalam sementara. Di Kandang Badak inilah terdapat spot-spot untuk mendirikan tenda dengan fasilitas yang tersedia adalah pos jaga, sumber air, dan MCK/toilet.
Lokasi Kandang Badak merupakan jalur persimpangan antara puncak Gunung Pangrango dan Puncak Gunung Gede. Arah kanan merupakan jalur pendakian untuk menuju puncak Gunung Pangrango, sedangkan jalur lurus itu menuju puncak Gunung Gede.
Alamat dan Peta Kandang Badak:
Kandang Badak berada di Cimacan, Kec. Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat 43253
https://goo.gl/maps/WejFi5JD8W46wigp8
6XFF+5VR, Cimacan, Kec. Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat
Kandang Batu
Trekking Puncak Gede Pangrango – Di lokasi yang masih banyak dijumpai bebatuan yang berasal dari letusan Gunung Gede ini merupakan tempat untuk transit dan istirahat sementara bagi pendaki sebelum menuju Kandang Badak yang biasanya menjadi alternatif bagi pendaki untuk bermalam. Di Kandang Batu tersedia sumber air bersih dan toilet/MCK.
Alamat dan Peta Kandang Batu:
Kandang Batu berada di Cimacan, Kec. Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat 43253
https://goo.gl/maps/Z9o1cTAZDTs4u15P8
6XHH+WCJ, Cimacan, Kec. Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat
Puncak Gunung Gede
Trekking Puncak Gede Pangrango – Gunung Gede dengan ketinggian 2.958 mdpl merupakan gunung berapi tertinggi ke-3 diwilayah Jawa Barat yang berstatus aktif. Gede pertama meletus pada tahun 1747, letusan selanjutnya terjadi pada tahun 1840, 1852, 1886, 1947, 1957. Pada puncak Gunung Gede aktifitas kawah masih terlihat aktif. Di Puncak Gunung Gede ini pula akan terlihat padang rumput alun-alun Suryakencana dan puncak Gunung Pangrango.
Untuk mencapai puncak Gunung Gede dari pintu Cibodas dapat ditempuh dengan hiking sepanjang 00 km (diteliti datanya) sekitar 6 s.d 7 jam pendakian. Di puncak Gunung Gede, wisatawan dapat merasakan sejuknya udara pegunungan dan indahnya hamparan tumbuhan Cantigi Gunung (Vaccinium Varingiaefolium). Wisatawan dapat menikmati pesona panorama gunung Pangrango dan Gunung Salak, merasakan keindahan alam Cibodas dari ketinggian, alun-alun Suryakencana, bahkan laut selatan dan laut utara Pulau Jawa.
Alamat dan Peta Puncak Gede:
Kandang Batu berada di Cipendawa, Kec. Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat
https://goo.gl/maps/XNc3Q5r3UrXZFxoQ9
Puncak Gunung Pangrango
Trekking Puncak Gede Pangrango – Gunung pangrango merupakan Gunung berapi tertinggi kedua di Jawa Barat dengan ketinggian 3.019 mdpl, yang pertama adalah gunung Ceremai (3.078 mdpl) dan ketiganya adalah Gunung Gede (2.958 mdpl). Gunung Pangrango dinyatakan sebagai Gunung berapi yang sudah tidak aktif yang terbentuk akibat letusan gunung Mandalawangi pada ratusan ribu tahun yang lalu.
Puncak Gunung Pangrango dikelilingi oleh pepohonan yang rimbun, disini dapat ditemukan sejenis tumbuhan sub tropis yaitu hiperikum. Akses pendakian menuju puncak gunung Pangrango dari pintu masuk Cibodas dapat ditempuh sekitar 11 km atau sekitar 7 s.d 9 jam pendakian, dan jika dari persimpangan pos kandang badak dapat ditempuh selama 3 jam perjalanan.
Dari puncak Gunung Pangrango dapat dilanjutkan menuju alun-alun Mandalawangi yang berjarak kurang lebih 1 km, dan dari Puncak Pangrango inilah anda akan melihat tebing kawah Gunung Gede yang sangat eksotis.
Alamat dan Peta Puncak Gunung Pangrango:
Puncak Gunung Pangrango berada di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Lahan Kosong, Kadudampit, Sukabumi Regency, Jawa Barat
https://goo.gl/maps/MW42RuHTYwiCXrGv9
Alun-alun Suryakencana
Trekking Puncak Gede Pangrango – Alun-Alun Surya Kencana merupakan lapangan luas laksana padang Savana yang berada pada diketinggian 2.750 mdpl. Alun-alun Suryakencana yang banyak di tumbuhi bunga Edelweiss, luasnya mencapai 50 hektar, diapit diantara dua Gunung yaitu puncak gede kawah Ratu dan Gunung Gemuruh.
Alun-alun Suryakencana merupakan areal tempat mendirikan tenda para pendaki yang menuju puncak gunung, ataupuan sebaliknya. Untuk sampai dikawasan Alun-alun Suryakencana, para pendaki dari pintu masuk jalur Gunung Putri membutuhkan waktu sampai 5 jam pendakian, sementara jika via Cibodas, waktu tempuh pendakian pendakian berkisar sekitar 10 – 12 jam.
Alamat dan Peta alun-alun Suryakencana:
Alun-alun Suryekencana berada di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Cibodas, Sukamulya, Cugenang, Sukamulya, Kec. Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat 43252
https://goo.gl/maps/7oCJk2rXJ4okpSXH7
6X4Q+CX Sukamulya, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat
Lembah Mandalawangi
Trekking Puncak Gede Pangrango – Alun-alun Mandalawangi merupakan hamparan padang rumput pegunungan seluas + 5 (lima) ha di bekas kawah yang mati tepat dibawah puncak Gunung Pangrango, pemandangan di alun-alun Suryakencana tertutup oleh pepohonan dengan dominasi tumbuhan edelweis (Anaphalis Javanica), Cantigi dan Kitanduk.
Nama Mandalawangi mengacu pada induk gunungnya (sebelum muncul gunung Pangrango) yaitu gunung Mandalawangi. Di Alun-alun Mandalawangi terdapat sumber mata air yang biasa digunakan oleh para pendaki untuk keperluan minum dan memasak.
Alamat dan Peta Lembah Mandalawangi:
Lembah Mandalawangi berada di Kadudampit, Sukabumi Regency, Jawa Barat
https://goo.gl/maps/MW42RuHTYwiCXrGv9
Resume trekking curug Cibereum Cibodas dan pendakian puncak gunung Gede Pangrango
Trekking Curug Cibeureum – Nuansa romansa tercipta sepanjang perjalanan dari pintuk masuk pendakian puncak Gede Pangrango menuju air terjun curug Cibeureum yang eksotis dimana aktivitas fisik akan berpadu peran dengan lingkungan hutan pembentuk kehidupan liar. Aktivitas trekking curug Cibeureum yang dapat ditempuh dengan durasi waktu perjalanan sekitar 1 jam akan memberikan pengalaman akan begitu pentingnya hutan bagi kehidupan manusia seperti penyedia oksigen, pengatur tata air serta kebermanfaatan hutan yang dirasakan secara langsung dan tidak langsung.
This entry was tagged in trekking curug cibeureum and trekking gunung gede, trekking cibodas, trekking di puncak, trekking di cibodas puncak, jalur pendakian gunung gede, taman nasional gunung gede pangrango, jalur pendakian gunung gede pangrango, tempat wisata di cibodas puncak, wisata cibodas, wisata alam, hiking di cibodas puncak, tempat wisata di cibodas, kebnun raya cibodas, wisata trekking di cibodas, pendaki gunung gede pangrango, trekking ke puncak gede, lembah mandalawangi, alun-alun suryakencana.