ENSIKLOPEDIAINDONESIA.COM – Wisata edukatif menjadi salah satu pilihan bagi traveller yang ingin belajar sembari berwisata. Provinsi Lampung sendiri terkenal akan Taman Nasional Way Kambas (TNWK) sebagai cagar alam hewan ikon Lampung sekaligus tempat wisata edukatif. Selain TNWK masih banyak lagi nih tempat wisata yang bisa dikunjungi di negeri tanah lada ini. Dimana saja ya tempatnya ?, berikut ini 5 tempat wisata edukatif di Lampung yang paling direkomendasikan untuk dikunjungi.
- Agrowisata Kopi Organik Way Tenong
Lampung merupakan salah satu provinsi penghasil kopi robusta terbanyak di Indonesia. Untuk itu Pemerintah Provinsi Lampung kini telah mengembangkan Agrowisata Kopi Organik yang berlokasi di Desa Gunung Terang, Way Tenong, Lampung Barat. Kawasan ini sendiri berbatasan langsung dengan hutan lindung Register 45B Bukit Rigis. Disini kita dapat belajar proses pembuatan kopi organik mulai dari penanaman, pemetikan hingga pengolahan dan penyajian. Pengunjung dapat memanen sendiri biji kopi untuk kemudian diolah dan dinikmati langsung. Fasilitas yang ada mulai dari akomodasi, pondokkan, cinderamata, dan fasilitas penunjang lainnya.
2. Taman Kupu-Kupu Gita Persada
Taman kupu-kupu gita persada merupakan sarana konservasi bagi kupu-kupu Sumatera. Taman ini telah berdiri sejak 20 tahun dan kini memiliki lebih dari 140 jenis kupu-kupu Sumatera. Lokasinya disebuah Desa di kaki Gunung Betung, yaitu Desa Tanjung Manis di Jl. Way Rahman, Kemiling , Bandar Lampung. Fasilitas yang ada yaitu sangkar kupu-kupu, rumah pohon, children’s playground, museum, kafetaria, serta fasilitas pendukung lainnya. Taman ini buka setiap hari mulai jam 08.00-17.00 WIB. Pengunjung hanya perlu merogoh kocek sebesar 10 ribu rupiah per orang untuk dapat menikmati bercengkrama langsung dengan berbagai jenis kupu-kupu.
3. Museum Lampung
Pengunjung yang ingin mengetahui sejarah provinsi Lampung wajib mengunjungi Museum Lampung. Disini kita dapat belajar tentang kebudayaan, serta peninggalan yang ada di Lampung. Koleksi yang ada diantaranya meriam, rumah adat, kain tapis, alat musik, serta benda bersejarah lainnya. Lokasinya sendiri tak jauh dari Universitas Lampung (Unila) yaitu di Jl. ZA Pagar Alam, Gedongmenenga, Rajabasa, Bandar Lampung. Harga tiket masuk sangat terjangkau, untuk anak-anak hanya 500 rupiah sedangkan dewasa 5 ribu rupiah per orang. Museum buka setiap hari mulai jam 08.00-14.00 WIB.
4. Penangkaran Rusa Tahura WAR
Penangkaran rusa ini berjarak 200m dari Taman Kupu-kupu Gita Persada yaitu di Sumber Agung, Kemiling, Bandar Lampung. Harga tiket masuknya hanya sebesar 10 ribu dan pengunjung dapat berinteraksi langsung dengan rusa disana. Selain itu disediakan pula taman, wahana bermain serta spot foto bagi para pengunjung. Taman yang sekaligus menjadi tempat konservasi rusa ini sangat cocok sebagai wisata edukatif dan tempat menghabiskan akhir pekan bersama keluarga.
5. PKK Agro Park
PKK Agro Park berlokasi di desa Sabah Balau, Tanjung Bintang, Lampung Selatan. Taman seluas 13 hektar ini ditanami berbagai jenis buah, sayur, dan bunga yang cukup lengkap. Mata pengunjung akan dimanjakan dengan berbagai tanaman dan kebun bunga yang dapat menjadi spot foto. Selain itu pengunjung juga dapat belajar mengenai berbagai jenis tanaman dan memetikknya untuk langsung dikonsumsi. Harga tiket masuknya 3 ribu rupiah per orang, sedangkan 2 ribu rupiah untuk kendaraan bermotor dan 5 ribu rupiah untuk mobil. Jam buka Senin-Jumat hingga pukul 16.30 WIB. Sabtu-Minggu pukul 17.00 WIB.
Terkait
Papilio Peranthus atau kupu-kupu hijau biru. Nama Spesies salah satu jenis kupu-kupu
Sejarah mencatat bahwa kecintaan manusia terhadap sesuatu dapat menghasilkan karya besar. Contohnya telah banyak kita baca dan bertebaran di internet. Hal serupa bisa disaksikan di Taman Kupu-Kupu Gita Persada Lampung. Obyek wisata alam dan pedidikan di Kabupaten Pesawaran, lahir dari buah pikir Ibu Herawati Soekardi. Dilatarbelakangi niat mulia: Melestarikan berbagai jenis kupu-kupu di Gunung Betung dan lahan kritis, tempat itu kini dapat dijadikan contoh sebagai penangkaran kupu-kupu yang berhasil. Foto kupu-kupu by me
Sejarah mencatat bahwa kecintaan manusia terhadap sesuatu dapat menghasilkan karya besar. Contohnya telah banyak kita baca dan bertebaran di internet. Hal serupa bisa disaksikan di Taman Kupu-Kupu Gita Persada Lampung. Obyek wisata alam dan pedidikan di Kabupaten Pesawaran, lahir dari buah pikir Ibu Herawati Soekardi. Dilatarbelakangi niat mulia: Melestarikan berbagai jenis kupu-kupu di Gunung Betung dan lahan kritis, tempat itu kini dapat dijadikan contoh sebagai penangkaran kupu-kupu yang berhasil. Foto kupu-kupu by me
Perjumpaan saya dengan Doktor Herawati Soekardi ini terjadi kala Festival Krakatau 2015 lalu. Setelah acara karnaval, saya dan teman-teman diajak Oleh Mas Yopie Pangkey dan Dunia Indra mengeksplorasi tempat wisata unik ini Taman Kupu-Kupu Gita Persada.
Berbagai Fasilitas di Taman Kupu-KUpu Gita Persada Lampung
Tempat ini tak sekadar penangakaran kupu-kupu, tapi ditujukan juga sebagai tempat wisata alam dan pendidikan. Memanfaatkan lahan kristis di bawah kaki Gunung Betung, sekarang siapapun yang berkunjung ke sana bisa belajar banyak tentang kehidupan kupu-kupu.
Jadi pengelola juga menyediakan berbagai fasilitas agar pengunjung merasa nyaman dan terakomodasi.
1. Museum Kupu-Kupu
Dunia Indra sedang mengamati koleksi kupu-kupu awetan
Memasuki kawasan Taman Kupu-Kupu Gita Persada yang terletak di daerah Kemiling Kabupaten Pesawaran ini paru-paru terasa segar. Berkat pepohonan rindang, berbagai jenis bunga sebagai area hidup bebas puluhan jenis kupu-kupuh. Setelah melewati pintu gerbang sederhana yang terbuat dari besi kami berjalan menuju rumah kayu, bangunan sederhana berciri tempo dulu. Pada dinding luarnya terdapat tulisan Museum Kupu-Kupu.
Bentuk bangunan Museum Kupu-Kupu sudah menarik perhatian. Harmonis dengan area di sekelilingnya. Berdinding dan berlantai kayu berwarna hitam kecoklatan. Dalam rumah ini ratusan jenis kupu-kupu awetan. Sekitar 140- an jenis kupu-kupu penghuni dinding yang dimasukkan ke dalam bingkai kaca yang difungsikan juga sebagai hiasan dinding.
Sebuah sudut di Meseum Kupu-Kupu
Kupu-kupu ini adalah koleksi ibu Herawati yang dikumpulkan sejak tahun 1997. Tempat ini bisa juga dijadikan sebagai pusat studi kupu-kupu. Karena kupu-kupu yang disimpan dalam bingkai sudah dilengkapi nama, jenis, dan asal kupu-kupu. Selain itu terdapat pula berbagai lukisan kupu-kupu di dinding, beberapa benda seni yang terbuat dari kayu maupun guci keramik.
2. Teras Bincang-Bincang Tentang Kupu-kupu dengan Ibu Herawati Soekardi Djausal
Ibu Herawati Soekardi dan Mbak Alya
Untuk wisatawan yang hendak membawa tanda mata dari tempat ini tentu saja bisa membeli aneka souvenir yang semuanya berbentuk kupu-kupu. Souvenir hasil karya Mbak Alya, putri ibu Herawati, ibu muda berwajah lembut dan teduh.
Beruntungnya kami bahwa ibu Herawati dan Mak Alya yang turut membantu mengelola taman, bersedia menerima dan menyambut kami. Mereka membawa kami duduk di beranda belakang museum kupu-kupu. Disana telah tersedia sofa panjang dan beberapa kursi rotan dengan pemandangan terbuka ke kebun. Sambil menikmati udara segar kami pun disuguhi nangka masak hasil kebun yang terdapat di sekitar taman. Suasana penuh gelak. Tak lepas dari senyum Ibu Herawati menjawab semua pertanyaan sambil sesekali menunjuk ke arah taman untuk memperkuat cerita beliau.
Iya Taman Kupu-Kupu Gita Persada adalah berupa rekayasa habitat alami lingkungan yang cocok bagi kehidupan kupu-kupu.
Saya menyenangi kupu-kupu terutama yang bersayap cantik. Indah memandangi kepakan sayap mereka saat diterpa anggin kala hingga pada kuntum bunga. Tapi saya tidak memiliki pengetahuan sedikit pun tentang kupu-kupu.
Pertemuan dengan Doktor Herawati Soekardi membukakan mata betapa banyaknya jenis kupu-kupu di dunia ini. Bayangkan di taman kupu-kupu Gita Persada saja tidak kurang dari 60 spesies. Yang sempat saya catat adalah Troides Helena, Perut Merah, Limau Balak, Limau Tutul, Ekor Pedang, Kupu Biru, dan Daun Sirsak Hijau.
3. Informasi Seputar Sejarah Taman Kupu-Kupu Gita Persada.
Ibu Herawati Soekardi yang bersemangat
Saat ini Ibu Herawati adalah seorang ahli kupu-kupu yang mengajar di Universitas Lampung. Karena tidak semua ahli kupu-kupu mendirikan taman, tentu saya tertarik mengetahui latar belakang mengapa beliau mau bersusah payah menangkar kupu-kupu di bawah kaki Gunung Betung ini. Pertanyaan lucu yang beliau sambut dengan tertawa.
“Semuanya berawal dari kecelakaan” ujarnya merendah. Atau kecintaan? Rasanya sih karena kecintaan 🙂
Pengenalan dosen fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam Universitas Lampung ini terhadap kupu-kupu berasal dari sang suami, Bapak Anshori Djausal. Tahun 1997 Ibu Herawati menjadi ketua panitia Seminar Nsional biologi oleh Perhimpunan Biologi Indonesia cabang Lampung. Untuk menghias ruangan beliau dibuatkan oleh sang suami layang-layang menyerupai kupu-kupu.
Menurut ibu Herawati bentuk layang-layang tersebut unik dan ia menyukainya. Setelah seminar berakhir lantas ia pun tergerak berkenalan lebih dalam dengan kupu-kupu. Mulai memperhatikan kupu-kupu di sekitar taman di Kampus Unila. Ternyata makin terpikat. Tak lama tahu-tahu sudah menjerumuskan diri meneliti hewan berkepala cantik ini. Dari mengamati dan memotret diapun akhirnya membuat model penangkaran di halaman rumah. Setiap spesies kupu-kupu dicarikan tanaman inang yang cocok dan pakannya.
Suasana hijau di taman bermain Gita Persada Lampung
Makin lama koleksinya semakin bertambah yang membuat halaman rumahnya sudah tidak mencukupi lagi.
Dan sekarang di sinilah Ibu Herawati, merawat dan mencintai kupu-kupu di lahan seluas 4,8 hektar. Lahan ini merupakan hibah. Awalnya merupakan lahan hutan yang sudah rusak. Berkat kegigihan lahan itu sekarang menjadi subur kembali seperti yang saya lihat bersama teman-teman.
Nama Gita yang diberikan pada taman tersebut berasal dari nama anaknya. Artinya senandung nyanyian alam. Beliau pun telah beberapa kali mendapat penghargaan karena telah membantu mengembangkan pariwisata Lampung.
4. Penangkaran Kupu-Kupu Gita Persada
Awal proses metamorfosis kupu-kupu
Setelah usai berbincang-bincang ibu Herawati Soekardi membawa kami berjalan-jalan di kebun. Karena tahu saya bisnis gula aren beliau menunjuk beberapa batang aren yang tumbuh di tepi kebun dekat jurang. Ternyata aren termasuk salah satu Inang dari kupu-kupu. Sayangnya saat itu tidak terlihat satu ekor pun kupu-kupu disana. Mungkin dia sedang berlindung di balik tajuk aren yang tebal.
Taman ini dibagi beberapa bagian. Selain penangkaran kupu-kupu berupa rumah kawat, terdapat pula Tea House, 3 buah rumah pohon, perosotan untuk anak-anak, ayunan, hammock dan bangku-bangku kayu agar wisatawan nyaman saat menikmati keasrian sekitar. Terlihat dua orang remaja putri asyik berfoto selfie dengan latar belakang kuntum bunga warna pink.
Bila di Museum kita melihat berbagai jenis kupu-kupu awetan, pada Penangkaran Taman Kupu-Kupu Gita Persada kita melihat berbagai jenis kupu-kupu sungguhan. Jumlahnya memang tidak sebanyak yang awetan tapi lumayan menarik untuk ditelusuri terutama jika teman-teman ingin membuat foto kupu-kupu hidup saat mencari makan.
Pengelola menyediakan beberapa kuntum bunga berwarna cerah untuk menarik perhatian. Tapi yang namanya kupu-kupu tetap saja terbang kian-kemari. Hinggap sebentar kemudian terbang lagi. Saya berusaha mengendap-ngendap agar bisa memotret tapi jarang yang berhasil. Akhirnya pasrah saja tidak mengejar-ngejar lagi.
Berdiri saja di satu tempat, berharap sang kupu-kupu mau mendekat. Ternyata berhasil. Seekor Papilio Peranthus atau kupu-kupu hijau biru akhirnya hinggap anteng pada selembar daun dengan menegakkan sayapnya.Dan saya berhasil memotret walau cuma sedikit.
Metamorfosis di Taman Kupu-Kupu Gita Persada
Metamofosis Kupu Kupu
Kupu-kupu menjalani daur hidup unik. Sering digunakan motivator dalam membuat analogi agar hidup kita berubah dari kondisi kekinian menuju kondisi di depan yang lebih baik. Ternyata proses metamorfosis terjadi cukup panjang dan lama. Dimulai dari telur yang diletakan di atas selembar daun. Daun ini pula nanti akan menjadi bahan makanan ulat sehingga ulat dewasa dan tiba menjadi waktunya menjadi pupa atau Kepompong. Beberapa hari kemudian baru lah akan menjadi kupu-kupu.
Proses metamorfosis kupu-kupu ini pun bisa kita lihat di Taman Kupu Kupu Lampung ini. Di sebuah pojokan dari penangkar kupu-kupu diperlihatkan telur-telur kupu-kupu bermetamorfosis menjadi ulat kecil, dewasa, kepompong kemudian menjadi kupu-kupu dewasa.
Mbak Alya menjelaskan bahwa telur kupu-kupu akan menetas kurang lebih 10 hari. Akan berganti kulit sampai 5 kali untuk mencapai ukuran tertentu sampai menghasilkan kepompong basah dan Lunak. Seminggu kemudian pupa itu akan mengeras. Dari sanalah muncul kupu-kupu yang cantik.
Ulat kupu-kupuSampai berubah jadi kupu-kupu kerjanya hanya makan dan makan
Hubungan Intim Kupu-Kupu dan Masa Hidup Mereka
Yang menarik lagi adalah mengamati proses kawin mereka. Kupu-kupu dewasa atau disebut sebagai fase Imago betina hanya dapat dikawini seekor Imago jantan.
Di dalam kandang penangkaran ini saya melihat sepasang kupu-kupu Troides Helena sedang melakukan hubungan intim. Hewan yang sedang mabuk kepayang ini melekat pada selembar daun. Tak peduli pada sayap-sayap mereka bercorak hitam dan kuning itu berkibar-kibar diterbangkan angin. Mereka sepertinya tak bergerak. And you know what? Hubungan intim seperti ini akan berlangsung 3-4 jam. What? Sampai selama itu? Lah ngapain saja?
Baca juga: Metamorfosis Ulat Jadi Kupu-Kupu
Iya memang butuh waktu lama bagi jantan untuk menumpahkan semua spermanya ke kantong sperma di tubuh betina. Setelah itu perlahan-lahan sang jantan akan mati sementara yang betina akan mencari pohon inang untuk meletakkan telur-telurnya dan melanjutkan kehidupan.
Saya membuat foto kupu-kupu ini ikutan sedih 🙂
Troides Helena sedang melangsungkan perkawinanSalah satu jenis kupu-kupu bertutulKupu-kupu yang lucu ke mana engkau hendak hinggap?
Foto kupu-kupu sedang menghisap madu bunga
Menarik bukan cerita dari Taman Kupu-Kupu Gita Persada Lampung yang di gagas Ibu Herawati Soekardi ini. Ayuk berkunjung ke Lampung.
-5.4208324
105.1885832
Taman Kupu-Kupu Gita Persada, Wisata Edukasi di Lampung
was last modified: by
Menyukai ini:
Suka
Memuat…
Related Post