Wisata edukasi glow

Gundana

KOMPAS.com – Program wisata edukasi Glow, yang menawarkan pengalaman menjelajah Kebun Raya Bogor di malam hari sambil menikmati instalasi lampu serta proyeksi visual, rupanya juga menjadi platform riset yang dimanfaatkan oleh para peneliti.

Hal ini disampaikan oleh Plt Kepala Pusat Riset Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor BRIN Sukma Surya Kusumah.

Ia mengatakan, sejak September 2021, Badan Riset dan inovasi Nasional (BRIN) secara bertahap melakukan tiga penelitian mengenai perubahan karakteristik hewan dan tumbuhan dari faktor cahaya, polusi udara, dan polusi suara.

Baca juga: Ribuan Burung Pipit Berjatuhan di Bali, Peneliti BRIN Duga Ini Penyebabnya

Desain penelitian pertama mengangkat topik Permodelan Spasial Dampak Cahaya Malam Buatan terhadap Kesehatan Tumbuhan Menggunakan Unmanned Aerial Vehicle dan Pembelajaran Mesin (Studi Kasus Kebun Raya Bogor).

Dijelaskan Sukma, penelitian tersebut akan mengidentifikasi area dan tumbuhan yang terpapar cahaya malam buatan, baik dari dalam maupun luar kawasan Kebun Raya Bogor.

Penelitian ini menganalisis dampak cahaya malam buatan terhadap kandungan klorofil dan nitrogen pada daun tumbuhan yang terpapar.

Selain itu juga mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi dampak cahaya malam buatan terhadap tumbuhan, yang membangun model spasial kerentanan tumbuhan terhadap cahaya malam buatan.

“Penelitian yang akan dilakukan selama setahun dari bulan Januari hingga Desember 2022 tersebut akan meneliti sekitar 300 pohon untuk sampel penelitian,” ujarnya dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Minggu (28/11/2021).

Penelitian ke dua, mengangkat tema Analisis Pengaruh Cahaya Malam Buatan / Artificial Light at Night (ALAN) pada Fungsi-fungsi Ekofisiologi Beberapa Jenis Tumbuhan Tropis Kebun Raya Bogor.

Penelitian yang telah dimulai sejak bulan November 2021 dan direncanakan akan selesai pada bulan Desember 2022 ini, akan mengkaji pengaruh ALAN pada fungsi-fungsi ekofisiologi beberapa jenis tumbuhan tropis.

Selain itu, penelitian ini bertujuan mengetahui spektrum (panjang gelombang) ALAN yang memiliki pengaruh minimal terhadap fungsi-fungsi ekofisiologi tumbuhan tropis dan ingin mengetahui intensitas radiasi ALAN yang memiliki pengaruh minimal terhadap fungsi-fungsi ekofisiologi tumbuhan tropis.

“Parameter yang akan diamati dalam penelitian tersebut antara lain panjang daun, luas daun, ketebalan daun, warna daun, kerapatan stomata, konduktansi stomata, klorofil total, laju fotosintesis, laju rerspirasi, senyawa metabolit sekunder, dan ekspresi gen,” papar Sukma.

“Kami akan melakukan dengan 3 perlakuan yaitu tipe cahaya, intensitas, dan durasi,” tambahnya.

Baca juga: Twit Deforestasi Menteri LHK, Peneliti Ekologi BRIN Sebut Harus Disertai Reforestasi

Glow Kebun Raya Bogor.dok. BRIN Glow Kebun Raya Bogor.

dok. BRIN Glow Kebun Raya Bogor.

Lebih lanjut ia mengatakan, studi lapangan dan studi eksperimental botani yang dilakukan dalam penelitian ini akan berjalan selama enam bulan.

Studi lapangan akan menggunakan kurang lebih 24 sampel per jenis dan studi eksperimental akan menggunakan 162 sampel per jenis.

Sementara untuk penelitian ketiga, ia bersama Profesor Hari Sutrisno dan tim peneliti Pusat Riset Biologi BRIN lainnya akan melakukan komparasi keanekaragaman serangga antara zona gelap dan terang, komparasi pengaplikasian cahaya Glow di Kebun Raya Bogor pada beberapa titik lokasi, serta penelitian tentang salah satu jenis polinator yang bermigrasi dan menjadikan Kebun Raya Bogor sebagai tempat bersarang.

BACA JUGA:   Wisata edukasi di lampung

Baca juga: 3 Perubahan yang Terjadi Jika Kecepatan Cahaya Melambat, Salah Satunya Waktu

“Kami ingin mengetahui seberapa jauh pegaruh keberadaan cahaya Glow terhadap populasi polinator dan seberapa besar pengaruhnya pada proses penyerbukan. Selain itu, kami juga akan meneliti serangga hama terutama yang tertarik pada cahaya,” pungkasnya.

Selama ini Kebun Raya Bogor, sebagai platform riset telah memberikan tantangan dan peluang bagi peneliti lintas disiplin ilmu.

Adanya pelaksanaan night botanical garden di area Glow yang dibuka secara terbatas, dari segi jumlah pengunjung, lokasi, dan waktu yang disesuaikan dengan kebutuhan riset membuka peluang bagi peneliti lebih luas lagi.

“Dalam prosesnya, para peneliti akan melakukan riset komparatif di beberapa titik Kebun Raya Bogor dan memungkinkan juga melakukannya di beberapa kebun raya lainnya,” kata Plt. Deputi bidang Infrastruktur Riset dan Inovasi Yan Rianto.

Dalam tiga penelitian lintas bidang tersebut, para periset BRIN juga berkolaborasi dengan peneliti dari IPB.

Baca juga: Polusi Cahaya Bikin Hewan Disorientasi Arah

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Bogor, Beritasatu.com – Kebun Raya Bogor (KRB) dikenal sebagai salah satu destinasi wisata edukasi sejarah dan berbagai jenis tumbuhan. Dalam waktu dekat, KRB akan meningkatkan edukasi wisata melalui program Glow.

Di siang hari, KRB tetap menjadi area yang sejuk lantaran ditumbuhi pepohonan rindang. Namun, pernahkah membayangkan bagaimana rasanya menelusuri Kebun Raya di malam hari? Sebuah program wisata bernama Glow Kebun Raya mengajak pengunjung untuk menjelajahi kebun raya tertua se-Asia Tenggara itu di malam hari.

Advertisement

Melalui program ini, pengunjung tidak akan merasa kegelapan saat menelusuri Kebun Raya Bogor di malam hari berkat instalasi lampu serta proyeksi visual yang membuat suasana menjadi gemerlap. Selain itu, para pengunjung juga akan ditemani iringan musik dan narasi cerita yang membuat pengalaman berwisata semakin menarik.

BACA JUGA

Glow Kebun Raya Bogor Bisa Jadi Referensi Riset dan Ekonomi

General Manager Corporate Communication & Security PT Mitra Natura Raya Zaenal Arifin, menjelaskan program wisata ini bertujuan memperkenalkan beragam tumbuhan kepada generasi milenial.

“Bahasa universal untuk milenial selain musik adalah sesuatu yang instagramable, kami memilih Glow dengan konsep lighting show yang dipadukan dengan konten edukasi tentang sejarah, konservasi dan penelitian yang ada di dalam Kebun Raya Bogor,” paparnya, Senin (11/10/2021).

BACA JUGA:   Pondok fatimah az zahra semarang

Selain menikmati lighting show, pengunjung juga dapat melihat papan informasi yang berisi informasi tentang tumbuhan di setiap zona Glow. Dalam papan informasi tersebut pengunjung akan mendapatkan informasi beragam tumbuhan yang ada di setiap zona Glow.

“Salah satu contoh yaitu spesies tumbuhan iklim kering yakni Cactus Cereusrepandus maupun Jatropha Padagrica di Taman Meksiko. Sementara itu, di Taman Akuatik ada berbagai tanaman termasuk Cyperus Papyrus, Sonneratia Caseolaris beserta Victoria Amazonica,” katanya.

BACA JUGA

Glow di Kebun Raya Bogor yang Berumur 200 Tahun Segera Beroperasi

Seperti diketahui Kebun Raya Bogor segera menghadirkan wisata edukasi bernama Glow. Dilansir dari Instagram @GlowKebunRaya, program Glow hadir sebagai bentuk wisata edukasi unik yang diadakan hanya pada malam hari dengan konsep berjalan kaki menelusuri jalur di ruang alam terbuka.

Konsep Kebun Raya di malam hari juga sudah diadaptasi oleh beberapa kebun raya di dunia, seperti Johnsonville Night Lights in the Garden yang berlokasi di Naples Botanical Garden, Night Blooms di Huntsville Botanical Garden, dan Botanica Lumina di Adelaide Botani.

Saksikan live streaming program-program BTV di sini

Sumber: BeritaSatu.com

Suasana Glow di Kebun Raya Bogor yanf merupakan inovasi pendidikan edukasi hayati yang dipersembahkan oleh Kebun Raya untuk Masyarakat Indonesia.

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Reynaldi Andrian Pamungkas

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR TENGAH – Wisata edukasi Glow di Kebun Raya Bogor akan dibuka mulai akhir pekan ini.

General Manager Corporate Communication dan Security PT. MNR Kebun Raya Bogor, Zaenal Arifin mengatakan,  launching Glow akan dimulai pada hari Sabtu, 11 Desember 2021.

“Dibuka untuk umum tentunya,” ucapnya kepada TribunnewsBogor.com, Kamis (9/12/2021).

Menurutnya, calon pengunjung sudah memesan tiket melalui website glowindonesia.com dengan harga Rp 100 ribu per-orang.

Sejauh ini, kata dia, pembelian tiket hanya bisa dilakukan melalui online.

Ia melanjutkan, tiket yang sudah dipesan akan registrasi kembali di Tiket Box Glow.

“Sudah ratusan tiket yang terjual sampai saat ini,” katanya.

Area Glow di Kebun Raya Bogor, Kamis (9/12/2021)Area Glow di Kebun Raya Bogor, Kamis (9/12/2021) (TribunnewsBogor.com/Reynaldi Andrian Pamungkas)

Lebih lanjut ia mengatakan, wisata edukasi Glow di kebun Raya Bogor ini dibuka setiap hari dari pukul 19.00 WIB hingga 22.00 WIB.

Menurutnya, pengunjung akan menelusuri enam zona pada wisata edukasi Glow yaitu, zona Taman Pandan, Taman Meksiko, Taman Akuatik, Lorong Waktu, Taman Astrid dan Ecodome selama sekitar 1,5 jam.

“Kurang lebihnya waktunya segitu, karena mereka juga akan foto-foto di zona taman,” tuturnya.

Zaenal menjelaskan Glow ini akan dibagi menjadi 12 sesi untuk pengunjung masuk.

“Satu sesinya sebanyak 50 orang dan dijeda selama 15 menit untuk pengunjung lainnya masuk,” ungkapnya.

Dengan penjagaan yang ketat, setiap pengunjung akan diberikan gelang untuk memantau keberadaannya.

BOGOR-RADAR BOGOR, Wisata malam GLOW di Kebun Raya Bogor (KRB) dibuka selama dua pekan.

BACA JUGA:   Menikmati Pengalaman Unik Berlibur di Agrowisata Hotel: Menikmati Indahnya Alam dan Belajar Peternakan

Hal itu diakui GM Coorporate Communication dan Security PT Mitra Natura Raya (MNR) Zaenal Arifin.

Menurutnya, sudah dua pekan terakhir GLOW beroperasi namun hal itu terkait lanjutan riset yang dilakukan oleh peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Baca juga: Pemuda Desa Muara Jaya Wujudkan Kouta Internet Murah, Sebulan Hanya Rp30 Ribu, Sekolah dan Pesantren Gratis

Zae, sapaannya, mengatakan wisata edukasi malam kebun raya GLOW dibuka dengan menghadirkan pengunjung dalam jumlah terbatas. Dalam rangka untuk melengkapi riset secara komprehensif dari peneliti BRIN.

Sejak dua pekan dilaksanakannya fase penelitian T2 oleh peneliti Badan Inovasi Riset Nasional (BRIN), Zae mengatakan, KRB mengundang secara berkala para budayawan untuk melihat langsung GLOW.
Hal ini sebagai tranparansi kepada sejumlah budayawan, mengingat beberapa berita miring soal wisata edukasi malam GLOW.

“Narasi yang menyatakan bahwa program edukasi Kebun Raya malam adalah kegiatan yang menyalahi ketentuan wilayah PAM Ring 1 dan mengabaikan marwah Kebun Raya dengan kegiatan dugem, peredaran alkohol, asusila dan lain sebagainya tentunya tidak benar,” kata Zae, Kamis (18/8).

Dia menyebutkan, setiap pengunjung yang hadir akan mendapatkan gelang registrasi yang digunakan selama berada di dalam kebun raya pada malam hari. Kemudian diberlakukan sistem tap in dan tap out untuk memonitor jumlah pengunjung yang masuk dan keluar, ini adalah bagian dari SOP pengamanan GLOW.

Baca juga: Lokasi Pungli di Puncak Dekat Rumah Anggota Dewan, Tuti Alawiyah: Tertibkan!

Selain itu, pengamanan di dalam sangat ketat security akan terus mengawasi pergerakan pengunjung melalui cctv room control dimana puluhan kamera cctv tersebar disetiap daerah yang dilintasi pengunjung, selain itu juga pengamanan didalam melibatkan unsur keamanan wilayah dan pengamanan VVIP.

Program Kebun Raya Malam, dilanjutkannya merupakan bagian dari upaya Kebun Raya memberikan informasi edukasi konservasi tumbuhan, sejarah dan budaya Indonesia dengan pola komunikasi visual di malam hari.

“Ini adalah sebuah inovasi yang dilakukan untuk menyesuaikan jaman yang semakin maju agar generasi muda kembali mencintai Kebun Raya Bogor dan tetap menghormati kearifan lokal nilai-nilai luhur Budaya  tatar Sunda,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, KRB bahkan telah memberikan ruang ekspresi kepada para budayawan yang memiliki karya, untuk setiap akhir pekan mereka tampil, ada jaipong, kacapi suling, reog, tarawangsa, karinding dan sebagainya. Pada 19 hingga 21 Agustus 2022 akan dilaksanakan gelaran Festival Pencak Silat Seni Tradisi Kebun Raya Cup yang pertama di Kebun Raya Bogor.

Salah seorang pelaku seni budaya lengser Kota Bogor, Abah Haris Oray, mengatakan pihaknya melihat secara langsung di wisata edukasi malam GLOW tidak ada yang menjual minuman keras.

“Yang ada hanya minuman bajigur, wedang uhuk dan minuman hangat jahe merah, selain itu kental sekali dengan nuansa budaya tatar sunda,” tukasnya.(ded)

Editor: Rany

Also Read

Bagikan: