Festival kuliner indonesia di luar negeri

Gundana

Jakarta – Ratusan pengunjung menyerbu stand masakan halal Indonesia di Festival Kuliner Halal di San Francisco Bay Area. Kegiatan Festival kuliner bertajuk Indo Feast ini memang untuk pertama kalinya digelar di kota San Jose Amerika Serikat, tepatnya di South Bay Islamic Center.

“Kami ingin memperkenalkan makanan tradisional Indonesia kepada masyarakat Amerika, termasuk yang muslim, karena belum ada restoran Indonesia halal di wilayah San Francisco Bay Area,” kata Ketua Indonesian Muslim Community San Francisco Bay Area (IMC-SFBA), M. Yusuf Efendi, dalam keterangan tertulis, Kamis (21/11/2019).

Konsul Jenderal Indonesia di San Francisco, Simon D.I. Soekarno juga menyampaikan rasa gembira dan berterima kasih kepada penyelenggara karena memperkenalkan keanekaragaman budaya Indonesia kepada masyarakat Amerika.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Kita berkumpul untuk merayakan keanekaragaman budaya Indonesia dengan kuliner halalnya, yang akan mempererat tali persahabatan Indonesia dan Amerika,” kata Simon.

Masakan tradisional Indonesia yang asing namun lezat di lidah menggoda para warga lokal untuk mencicipi ragam masakan tradisional Indonesia. Aneka masakan yang dijajakan di festival tersebut antara lain Nasi Kapau, Bakwan Malang, Siomay Bandung, Sate Padang, Pempek Palembang, dan lain-lain.

“Kami beli makanan banyak sekali karena semua enak-enak, cukup untuk makan kami selama beberapa hari,” ujar warga Indonesia yang tinggal di Amerika, Nani Thorstensen.

Bagi pengunjung diaspora Indonesia, Indo Feast Halal Festival bisa memuaskan rasa kangen akan makanan tradisional Indonesia yang otentik.

“Enak semuanya, lebih otentik dibanding restoran Indonesia di US,” tukas Enie dari San Mateo.

Bagi Hawk Tea yang keturunan Cambodia, lupis adalah salah satu kue favoritnya. “Di Cambodia juga ada makanan yang rasanya seperti ini dibungkus daun dan digantung tali,” kisahnya.

Sedangkan bagi Aadhil yang berasal dari Srilanka, Nasi Kapau, Martabak Manis, Siomay adalah kuliner favoritnya. “Tapi yang paling saya suka adalah Bakso Malang yang pedas!” tukasnya.

Banyak yang berharap Indo Feast mengadakan event yang sama dalam waktu dekat.

“Saya akan datang ke event Indo Feast berikutnya, untuk melihat anak-anak ikut fashion show berpakaian tradisional Indonesia,” kata Amrina Rodino. (prf/mpr)

– Ratusan pengunjung menyerbu stand masakan halal Indonesia di Festival Kuliner Halal di San Francisco Bay Area. Kegiatan Festival kuliner bertajuk Indo Feast ini memang untuk pertama kalinya digelar di kota San Jose Amerika Serikat, tepatnya di South Bay Islamic Center.”Kami ingin memperkenalkan makanan tradisional Indonesia kepada masyarakat Amerika, termasuk yang muslim, karena belum ada restoran Indonesia halal di wilayah San Francisco Bay Area,” kata Ketua Indonesian Muslim Community San Francisco Bay Area (IMC-SFBA), M. Yusuf Efendi, dalam keterangan tertulis, Kamis (21/11/2019).Konsul Jenderal Indonesia di San Francisco, Simon D.I. Soekarno juga menyampaikan rasa gembira dan berterima kasih kepada penyelenggara karena memperkenalkan keanekaragaman budaya Indonesia kepada masyarakat Amerika.”Kita berkumpul untuk merayakan keanekaragaman budaya Indonesia dengan kuliner halalnya, yang akan mempererat tali persahabatan Indonesia dan Amerika,” kata Simon.Masakan tradisional Indonesia yang asing namun lezat di lidah menggoda para warga lokal untuk mencicipi ragam masakan tradisional Indonesia. Aneka masakan yang dijajakan di festival tersebut antara lain Nasi Kapau, Bakwan Malang, Siomay Bandung, Sate Padang, Pempek Palembang, dan lain-lain.”Kami beli makanan banyak sekali karena semua enak-enak, cukup untuk makan kami selama beberapa hari,” ujar warga Indonesia yang tinggal di Amerika, Nani Thorstensen.Bagi pengunjung diaspora Indonesia, Indo Feast Halal Festival bisa memuaskan rasa kangen akan makanan tradisional Indonesia yang otentik.”Enak semuanya, lebih otentik dibanding restoran Indonesia di US,” tukas Enie dari San Mateo.Bagi Hawk Tea yang keturunan Cambodia, lupis adalah salah satu kue favoritnya. “Di Cambodia juga ada makanan yang rasanya seperti ini dibungkus daun dan digantung tali,” kisahnya.Sedangkan bagi Aadhil yang berasal dari Srilanka, Nasi Kapau, Martabak Manis, Siomay adalah kuliner favoritnya. “Tapi yang paling saya suka adalah Bakso Malang yang pedas!” tukasnya.Banyak yang berharap Indo Feast mengadakan event yang sama dalam waktu dekat.”Saya akan datang ke event Indo Feast berikutnya, untuk melihat anak-anak ikut fashion show berpakaian tradisional Indonesia,” kata Amrina Rodino.

BACA JUGA:   Taman bermain keluarga nganjuk

Rabu, 26 Mei 2021 | 20:55 WIB

CHICAGO, KOMPAS.TV – Konsulat Jendral Republik Indonesia (KJRI) Chicago dan Minahasa, sebuah restoran yang berlokasi di Chicago, Amerika Serikat, sukses menyelenggarakan Indonesian Gourmet Day.

Indonesian Gourmet Day adalah sebuah acara promosi khasanah kuliner Indonesia yang digelar di Kota Chicago, Amerika Serikat, Selasa (25/5/2021).

Saat ini KJRI Chicago memang sedang fokus memperkenalkan kuliner Indonesia di tengah masakan Chicago yang sangat beragam.

Para pengunjung tampak antusias memanfaatkan promo “Beli satu makanan utama, dapatkan ekstra hidangan spesial” yang disponsori oleh KJRI Chicago.

Diantara mereka, tampak beberapa food blogger yang sibuk mengambil makanan khas Minahasa dari berbagai sisi.

Pemilik Minahasa, Tasya Hardono, menyatakan antusias dan keterkejutannya atas sambutan luar biasa yang diberikan oleh warga Chicago.

“Awalnya kami sedikit ragu mengingat pandemik masih berlangsung, tapi kami sangat senang melihat begitu banyaknya orang yang datang tanpa berhenti. Makanan Indonesia itu luar biasa, dan pantas mendapatkan tempat diantara ragam masakan Chicago yang sangat beragam,” ucap Tasya.

Jesse Guerra, Kepala American Society of Travel Advisors yang sering membawa turis AS ke Indonesia memuji makanan Minahasa, terutama sambal pedasnya.

“Kami biasa makan cabai habanero, jadi untuk kami sambalnya mantap sekali.”

Konjen RI Chicago, Meri Binsar Simorangkir menyampaikan rasa bangganya atas keberadaan Minahasa, sebagai satu-satunya restoran Indonesia di Chicago.

“Kegiatan promosi hari ini adalah salah satu bentuk gastrodiplomacy. Kegiatan ini sesuai dengan misi KJRI dan pemerintah Indonesia untuk semakin mempopulerkan khasanah kuliner Indonesia.”

Dalam rangka lebih mempopulerkan kuliner Indonesia ke masyarakat AS, KJRI Chicago juga akan mengadakan lebih banyak rangkaian acara gastrodiplomacy, khususnya dalam menyambut musim panas, bekerja sama dengan diaspora Indonesia di seantero Midwest.

Untuk satu hari, warga Houston, Texas bisa mencicipi cita rasa Indonesia lewat festival kuliner dan budaya.

“Indonesia Culinary Festival,” yang diselenggarakan KJRI Houston setiap tahun, mengajak warga Indonesia dan Amerika untuk mengenal Indonesia lebih jauh.

Pengunjung tidak hanya dapat menemukan rendang dan sate ayam yang sudah dikenal dekat masyarakat Amerika di Indonesia Culinary Festival, mereka juga bisa menemukan masakan dari enam daerah Indonesia: Sumatra, Jawa, Bali, Sulawesi, Kalimantan, dan Indonesia Timur.

Penjual masakan Sumatra memasukkan lauk ke dalam boks makanan untuk pelanggan dalam acara "Indonesia Culinary Festival"

Menurut Anita Lim, salah satu penjual masakan khas Kalimantan, kiosnya mendapatkan tanggapan positif walaupun menjual masakan yang belum dikenal luas warga Amerika seperti talam ebi, kue pepe dan bubur ayam Samarinda.

“Kalau ada yang pelanggan tidak tahu, mereka penasaran dan ingin coba,” ujar Anita. “Ada juga beberapa warga Amerika asli yang pernah datang ke Indonesia dan mereka tahu ini makanan yang memang mereka cari.”

Sekitar 2000 tamu mancanegara ikut menghadiri festival kuliner ini, termasuk tamu-tamu pejabat dari konsulat jenderal negara lain di Houston.

Menurut Konjen Dr. Nana Yuliana, acara ini menjadi kesempatan untuk memamerkan kekayaan budaya dan tradisi Indonesia di depan mata dunia dengan harapan membuat lebih banyak orang berbicara tentang kekhasan Indonesia.

BACA JUGA:   Wisata outbound umbul sidomukti

“Kuliner Indonesia harus terus kita promosikan, sehingga kita bisa membuat taste of Indonesia masuk ke dunia global, ” kata Konjen Nana. “Sehingga ketika orang berbicara tentang Indonesia, orang berbicara mengenai batik, rendang, gado-gado, bahkan pempek yang mungkin sekarang belum banyak dikenal di luar negeri.”

Pengunjung Indonesia Culinary Festival KJRI Houston, Texas memilih makanan di stan masakan Sumatra Barat.

Selain memanjakan lidah pengunjung lewat makanan, Indonesia Culinary Festival juga memamerkan beranekaragam pertunjukan tradisional Indonesia, seperti penampilan tari es lilin dan tari merak yang diperagakan Sanggar Tari Citra Indonesia KJRI Houston, juga tari piring dan tari tor tor oleh Rumah Budaya Indonesia dari Austin, Texas.

Permias Texas A&M University juga ikut meramaikan acara dengan pertunjukan band, sementara anak-anak keturunan Indonesia merebut hati pengunjung dengan fashion show baju adat.

Suasana bertambah meriah ketika Titin Sprangler, diaspora Indonesia di Houston, membawakan lantunan dangdut ke panggung. Penunjung termasuk mereka yang bukan keturunan Indonesia ikut bergoyang di depan panggung bersama Titin dan juga Konjen Nana.

Titin Sprangler, Diaspora Indonesia di Houston, ajak pengunjung mancanegara bergoyang dangdut bersama.

Acara ini tak hanya sukses mengobati rasa rindu warga Indonesia yang tinggal jauh dari tanah air, tapi juga berhasil memperkenalkan Indonesia ke warga Amerika yang belum terlalu mengenal Indonesia.

“Sejauh ini acaranya keren. Saya bisa dengar musik yang belum pernah saya dengar dan bisa makan makanan yang belum pernah saya coba,” kata pengunjung dan warga Houston Amber Theriot.

Pengunjung lainnya, Eugene Lee, menambahkan, “Saya datang ke tempat di mana saya lihat makanan yang tidak terlalu saya kenal, tapi kelihatannya enak.” [np/dw]

NEW YORK, VICTORYNEWS-Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi turut terlibat dan menyaksikan langsung acara Festival Kuliner Indonesia yang berlangsung di New York Amerika Serikat.

Saat mengunjungi lokasi pelaksanaan Festival Kuliner Indonesia di New York Amerika Serikat, Menlu Retno Marsudi ikut goyang dangdut.

Dilansir dari YouTube TvOneNews, Menlu Retno Marsudi menyempatkan diri mengunjungi Festival Kuliner Indonesia di New York di sela-sela kegiatan Sidang Majelis umum PBB yang diikutinya sejak awal pekan lalu.

Baca Juga: Sidang Kode Etik Etik Anak Buah Ferdy Sambo Kembali Ditunda, Polri : Saksi dalam Kondisi Sakit

Saat mengunjungi Festival Kuliner Indonesia, Menlu Retno Marsudi ikut menikmati keseruan acara tersebut dengan larut dalam goyang dangdut.

Ia mengaku sangat terkesan dan menikmati beragam kuliner tanah air dan tampilan hiburan sejumlah tarian dan lagu tanah air dalam festival tersebut.

Dalam festival ini ada beragam kuliner, musik dan tarian Indonesia yang digelar di tengah jalan Kota New York Amerika Serikat.

Baca Juga: ARIES! Ini Tahun yang Cocok untuk Cari Jodoh dan Menikah

Tampak suasana sepanjang jalan di depan KJRI New York di Manhattan didirikan 10 tenda yang menjual berbagai kuliner khas tanah air.

Bukan hanya kuliner namun dalam festival ini juga dipertontonkan berbagai musik dan tarian khas Indonesia.***

 

Gastrodiplomasi, Strategi Promosi Budaya Kuliner Indonesia ke Luar Negeri

Diterbitkan pada 24 November 2021

Jakarta, Humas BRIN. Menjalankan strategi diplomasi melalui makanan dipandang penting terutama untuk sarana meningkatkan brand awarness bangsa. Memahami gastronomi merupakan salah satu cara yang tepat untuk mempromosikan makanan melalui kuliner Indonesia ke luar negeri. “Sehingga melalui gastrodiplomasi dimungkinkan gastronomi menjadi sesuatu yang penting dalam kaitannya ekspansi kuliner Indonesia kepada dunia,” tutur Kepala Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Sosial Humaniora BRIN, Ahmad Najib Burhani, dalam Seminar Nasional “Menyambut Peluncuran Rencana Aksi Kuliner Indonesia Spice up the World”, secara daring pada Selasa (23/11).

BACA JUGA:   Arum Jeram Magelang, Destinasi Wisata Petualangan yang Seru

Sebagai lembaga penelitian, BRIN memiliki tanggungjawab selain mempromosikan tentang makanan juga menggali pengetahuan mendetail mengenai makanan sebagai objek dan subjek dari kajian akademik. “ Ada upaya mempromosikan dalam konteks bagaimana memperbanyak pengetahuan dunia tentang makanan Indonesia dengan cara yang berbeda seperti Festival kuliner, tetapi kita juga memiliki misi untuk mengkaji secara akademik,” jelas Najib. “Mempromosikan kuliner dan budaya Indonesia menjadi sesuatu yang baik dalam kaitannya dengan diplomasi dan dunia akademik,” tambahnya.

Asisten Deputi Bidang Pengembangan Ekonomi Kreatif, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI, Sartin Hia, menekankan bahwa pengembangan restoran Indonesia di luar negeri merupakan salah satu strategi gastronomi Indonesia. “Restoran Indonesia sebagai etalase kuliner Indonesia di Mancanegara yang manfaatnya dapat mempromosikan Indonesia juga berdampak di sisi industri pariwisata,” terang Sartin.

Menurut Sartin,prospek restoran Indonesia di luar negeri melalui program ‘Indonesia Spice Up the World’ adalah mendorong kuliner Indonesia hadir di mancanegara dan memberi nilai tambah bagi Indonesia.” Hadirnya 4.000 restoran Indonesia di Luar negeri merupakan target dari ‘Indonesia Spice Up the World’ hingga 2024,” ungkapnya. Tentunya ada beberapa strategi yang akan dilakukan untuk mengembangkan restoran Indonesia di luar negeri, yaitu: perluasan pasar bumbu dan rempah melalui supermarket/retail di negara-negara tujuan ekspor, dan promosi produk/resto melalui perwakilan Indonesia di luar negeri.

Kepala Pusat Riset Kewilayahan BRIN, Fadjar I. Thufail, menyatakan bahwa tugas utama dari BRIN dalam menyambut rencana aksi kuliner nasional ‘Indonesia Spice Up the World’ sebagai program gastrodiplomasi yang dicanangkan pemerintah Indonesia, yaitu melakukan studi sosial dengan mengangkat dari sisi sumber daya manusia sebagai pembuat menu masakan, menjual dan mempromosikan. “Inilah, bagian penting untuk memahami kultur dan konteks sosial dalam historis dari sebuah jenis kuliner, juga keragaman manusia yang ada di belakangnya” ungkap Fadjar.

Oleh karena itu, penelitian yang sifatnya lebih mengarah kepada usaha untuk memahami persoalan manusia yang terlibat di dalam kegiatan produksi dan pemasaran kuliner ini adalah salah satu hal yang perlu digaris bawahi. “ Ada beragam kolaborator yang ada dalam produksi dan pemasaran kuliner, dan juga harus dilihat sebagai stakeholder yang penting dalam gastrodiplomasi Indonesia,” lanjutnya.

Peneliti Pusat Riset Kewilayahan BRIN, Prima Nurahmi Mulyasari, menyebutkan beragam kolaborator dimaksud adalah kolaborasi penta helix dalam program ‘Indonesia Spice Up the World’ (ISUTW) dengan pihak: Pemerintah; Pelaku usaha; Kominitas/Asosiasi; Akademisi; Media. “Kolaborasi dalam kerangka penta helix ini menjadi penting dengan melibatkan semua elemen baik pemerintah maupun nonpemerintah,” sebut Prima. Adapun, program ISUTW adalah strategi gastrodiplomasi Indonesia yang dapat dimanfaatkan untuk memperkenalkan gastronomi Indonesia ke mancanegara.

Lebih lanjut disampaikan Prima, selaku ketua tim penelitian gastrodiplomasi di Australia, menjelaskan penelitian di luar negeri dilaksanakan dengan dua survei daring pada September-Oktober 2021 dengan responden mahasiswa Indonesia di Australia dan pelaku bisnis kuliner Indonesia di Australia. “ Berdasarkan hasil survei, rempah-rempah menjadi kunci bagi kekhasan makanan Indonesia. Tercatat, 62,5% pelaku bisnis diaspora Indonesia menyatakan harapannya kepada Pemerintah Australia adalah kemudahan impor bumbu rempah dari Indonesia,” ungkapnya. Prima merinci, ekspor produk rempah Indonesia terbesar ke Australia adalah kayu manis, cengkih, pala, dan lada,

Menurut Prima, ada beberapa catatan keunggulan memperkuat strategi gastrodiplomasi di Australia, yaitu: Masakan Indonesia cukup populer bagi warga Australia yang tujuan wisatanya ke Indonesia, diaspora Indonesia cukup aktif mempromosikan kuliner, serta kerja sama yang memberlakukan tarif nol persen untuk berbagai produk Indonesia. (mtr)

Also Read

Bagikan: