Apa yang Memotivasi Orang untuk Melakukan Perjalanan Wisata?
Perjalanan wisata adalah kegiatan yang sangat menyenangkan dan bermanfaat bagi banyak orang. Setiap individu memiliki motivasi yang berbeda-beda dalam melakukan kegiatan wisata. Namun, apakah yang sebenarnya memotivasi orang untuk melakukan perjalanan wisata?
Menurut Crompton (1979) terdapat sembilan faktor yang menjadi motivasi orang dalam melakukan kegiatan wisata. Faktor-faktor tersebut adalah pelarian dari lingkungan yang biasa dirasakan, istirahat dan relaksasi, menyediakan kesempatan untuk mengikuti hobi dan minat, meningkatkan kepuasan diri dan harga diri, mengasah keterampilan dan pengetahuan, memperoleh pengalaman baru dan pengetahuan, prestise, hubungan sosial dan interaksi, dan perubahan tipe sosial.
Pelarian dari lingkungan yang biasa dirasakan menjadi salah satu faktor yang memotivasi seseorang untuk melakukan perjalanan wisata. Pelarian ini dapat ditujukan pada segala hal seperti pekerjaan, kehidupan yang monoton, atau lingkungan sosial yang kurang menyenangkan. Melakukan perjalanan wisata ke tempat baru dapat memecah rutinitas dan menciptakan perubahan, sehingga membuat seseorang merasa lebih segar dan kembali bersemangat.
Istirahat dan relaksasi juga menjadi faktor yang menjadi motivasi dalam melakukan perjalanan wisata. Dalam kehidupan yang serba cepat dan penuh tekanan, banyak orang memilih untuk melakukan perjalanan untuk sejenak melupakan dari kehidupan sehari-hari dan membiarkan diri merasa santai dan tenang dengan alam dan pemandangan yang indah.
Kegiatan wisata juga merupakan kesempatan bagi seseorang untuk mengikuti hobi dan minatnya. Misalnya, berkunjung ke tempat wisata sejarah atau seni dapat memuaskan keinginan untuk mengetahui lebih dalam, belajar, atau bahkan mempraktikan keterampilan. Dalam hal ini, kegiatan wisata memberikan kesempatan bagi seseorang untuk memperluas minat dan menambah wawasan.
Meningkatkan kepuasan diri dan harga diri adalah faktor yang menjadi salah satu motivasi bagi seseorang untuk melakukan kegiatan wisata. Misalnya, merencanakan dan menyelesaikan perjalanan wisata atau mencapai tujuan wisata yang telah ditentukan dapat memberikan kebanggaan dan kualitas diri yang lebih baik. Hal ini juga dapat meningkatkan harga diri pada seseorang.
Kegiatan wisata juga dapat berfungsi sebagai alat untuk memperoleh keterampilan dan informasi baru. Misalkan, melakukan perjalanan wisata ke tempat yang belum pernah dikunjungi sebelumnya dapat memberikan pengalaman baru dan pengetahuan tentang budaya atau kebiasaan yang berbeda dari dirinya. Dalam hal ini, kegiatan wisata dapat menjadi proses pembelajaran bagi seseorang.
Selain itu, kegiatan wisata juga berfungsi sebagai sarana untuk memperoleh pengalaman baru dan pengetahuan. Pengalaman baru ini berfungsi untuk memberikan cakrawala dan kedalaman dalam pandangan seseorang tentang berbagai bidang kehidupan. Dalam konteks kegiatan wisata, pengalaman baru dapat terlihat dari tempat yang dikunjungi, makanan yang dicoba, bahasa baru, dan interaksi dengan orang-orang baru.
Faktor prestise juga dapat menjadi motivasi seseorang dalam melakukan kegiatan wisata. Misalnya, ketika seseorang melakukan perjalanan ke tempat-tempat yang eksklusif, maka akan meningkatkan status sosial dan kemampuan finansialnya. Dalam hal ini, kegiatan wisata berfungsi sebagai simbol kemapanan sosial dan ekonomi.
Faktor hubungan sosial dan interaksi juga menjadi motivasi dalam melakukan kegiatan wisata. Perjalanan wisata dapat menjadi alat untuk memperkuat hubungan dan interaksi dengan keluarga dan teman. Selain itu, kegiatan wisata juga menciptakan kesempatan untuk bertemu orang-orang baru dan memperluas jaringan sosial seseorang.
Akhirnya, faktor perubahan tipe sosial juga menjadi motivasi dalam melakukan kegiatan wisata. Melakukan perjalanan ke negara atau tempat yang berbeda dapat memperlihatkan adanya perbedaan lingkungan sosial, kebiasaan, dan budaya. Dalam hal ini, kegiatan wisata dapat menjadi sarana bagi seseorang untuk menyadari perbedaan tersebut dan memperoleh pandangan baru tentang dunia.
Dalam kesimpulannya, terdapat sembilan faktor yang menjadi motivasi dalam melakukan kegiatan wisata yaitu pelarian dari lingkungan yang biasa dirasakan, istirahat dan relaksasi, menyediakan kesempatan untuk mengikuti hobi dan minat, meningkatkan kepuasan diri dan harga diri, mengasah keterampilan dan pengetahuan, memperoleh pengalaman baru dan pengetahuan, prestise, hubungan sosial dan interaksi, dan perubahan tipe sosial. Kegiatan wisata sangat bermanfaat bagi seseorang, tidak hanya sebagai cara untuk menghilangkan stres akibat pekerjaan yang rutin, tetapi juga sebagai alat untuk memperluas pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari.