Penetapan Cagar Budaya Nasional Trowulan

Gundana

Pemerintah Indonesia telah menetapkan situs Trowulan sebagai cagar budaya nasional pada tahun 1995. Trowulan merupakan bekas ibu kota Kerajaan Majapahit yang terletak di Desa Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Penetapan ini berdasarkan pada Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 157/M/1995 tentang Penetapan Situs Trowulan sebagai Cagar Budaya.

Trowulan memiliki nilai sejarah yang tinggi dan merupakan salah satu situs purbakala terbesar di Indonesia. Di sini, pengunjung dapat menemukan bukti-bukti arkeologi yang menunjukkan kebesaran Kerajaan Majapahit pada masa lampau. Banyak peninggalan sejarah yang ditemukan di sini, seperti candi, bangunan-bangunan bekas istana, kolam-kolam, serta artefak-artefak lain seperti perahu, keramik, dan ukiran.

Sejarah Trowulan dan Kerajaan Majapahit

Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan Hindu-Buddha yang berdiri di Jawa Timur pada abad ke-14. Kerajaan ini didirikan oleh Raden Wijaya pada tahun 1293 Masehi. Nama Majapahit sendiri berasal dari dua kata, yaitu "maja" yang berarti "kacang hijau" dan "pahit" yang artinya "pahit". Oleh karena itu, Majapahit sering diartikan sebagai "kacang hijau yang pahit".

Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaannya pada masa Raja Hayam Wuruk (1350 – 1389 Masehi). Pada masa inilah banyak dibangun candi-candi dan bangunan-bangunan megah. Trowulan merupakan pusat pemerintahan Majapahit pada masa itu.

Menjelang akhir kekuasaannya, Kerajaan Majapahit mengalami penurunan dan keruntuhan. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, antara lain konflik internal di dalam kerajaan, serangan dari luar, serta krisis ekonomi yang melanda.

Keindahan Trowulan

Trowulan merupakan tempat yang sangat indah untuk dijelajahi. Berjalan-jalan di area ini, kita dapat merasakan suasana yang tenang dan damai. Di sini juga terdapat banyak pohon dan taman-taman yang hijau menghijau, sehingga membuat pengunjung merasa dekat dengan alam.

BACA JUGA:   Warisan Budaya Indonesia yang Hampir Punah

Selain itu, banyak bangunan-bangunan dan artefak-artefak purbakala yang dapat dilihat di Trowulan. Salah satunya adalah Museum Sumarsono yang menampilkan berbagai artefak seperti keramik, arca, dan ukiran kayu. Di dekat museum, kita dapat menemukan situs Candi Tikus, yaitu sebuah candi yang dibangun pada abad ke-14 Masehi.

Kepentingan Penetapan Cagar Budaya Nasional Trowulan

Penetapan Trowulan sebagai cagar budaya nasional mempunyai banyak manfaat. Pertama, peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga dan merawat situs purbakala. Kedua, memberikan perlindungan hukum bagi situs purbakala tersebut. Ketiga, mempermudah pengelolaan dan pemeliharaan situs.

Penetapan Trowulan sebagai cagar budaya nasional juga dapat meningkatkan pariwisata di Jawa Timur. Ketika Trowulan semakin terkenal dan banyak dikunjungi, maka akan berdampak positif pada perekonomian lokal. Hal ini karena semakin banyak turis yang datang, maka semakin banyak pula pendapatan yang dihasilkan.

Kesimpulan

Dari artikel ini, kita dapat mengenal lebih dekat tentang situs Trowulan dan Kerajaan Majapahit. Penetapan Trowulan sebagai cagar budaya nasional memberikan banyak manfaat bagi kehidupan masyarakat dan pariwisata. Trowulan bukan hanya tempat bersejarah, tetapi juga tempat yang indah dan tenang untuk dinikmati. Jadi, jika Anda ingin pergi berlibur, Trowulan bisa menjadi salah satu pilihan yang tepat untuk dikunjungi.

Also Read

Bagikan: