Situs Benteng Putri Hijau menjadi salah satu cagar budaya bersejarah yang ada di tengah kota Jakarta. Berada di Jalan Cideng, Petojo Utara, Jakarta Pusat, cagar budaya ini menyimpan kisah yang menarik serta keindahan yang luar biasa.
Sejarah Benteng Putri Hijau
Benteng Putri Hijau awalnya dibangun pada tahun 1810 oleh seorang panglima perang Tionghoa bernama Kwee Hoen. Bangunan ini berbentuk segi empat dengan luas sekitar 3,7 hektar. Tujuan awal pembangunan benteng adalah untuk melindungi para pedagang Tionghoa yang berada di sekitar kawasan Petojo Utara. Namun, pada masa kolonial Belanda, Benteng Putri Hijau digunakan sebagai penjara.
Selama masa penjajahan, Benteng Putri Hijau menjadi saksi bisu perjuangan proklamator Indonesia, Bung Karno dan Bung Hatta. Keduanya pernah dipenjara di sana pada tahun 1934. Setelah kemerdekaan Indonesia, Benteng Putri Hijau digunakan sebagai kantor kecamatan Petojo Utara. Saat ini, cagar budaya ini masih berdiri kokoh dengan beberapa perubahan dan pemugaran yang telah dilakukan.
Arsitektur Benteng Putri Hijau
Arsitektur Benteng Putri Hijau sangat menarik dan unik. Bangunan ini memadukan konsep arsitektur Tionghoa dan Eropa. Dari luar, bangunan ini terlihat megah dengan atap genteng merah yang membentuk limas. Lantai pertama terbuat dari batu bata dengan balok kayu sebagai struktur atapnya, sedangkan lantai kedua terbuat dari kayu dengan genteng.
Sedangkan di dalam Benteng Putri Hijau, Anda akan menemukan suasana yang tenang dengan dekorasi yang khas. Dinding dan tiang-tiangnya terbuat dari bahan batu bata, sedangkan bagian atap terbuat dari kayu. Ada beberapa ruangan yang dapat Anda jelajahi, seperti ruang kerja, ruang tamu, dan ruang makan. Jangan lupa untuk mengamati ornamen dan ukiran kayu pada pintu dan jendela yang sangat indah.
Keindahan di Tengah Kota
Benteng Putri Hijau bukan hanya menyimpan sejarah, tetapi juga menjadi tempat wisata yang menarik. Anda dapat mengunjungi tempat ini untuk berfoto dengan latar belakang bangunan bersejarah yang megah, atau sekedar menyusuri areanya yang asri dan hijau. Ada beberapa pohon besar yang tumbuh di sekitar cagar budaya ini, seperti pohon kelapa, pohon bakau, dan pohon beringin.
Selain itu, terdapat juga taman mini di area Benteng Putri Hijau yang diberi nama Taman Sanoetomo. Di taman ini Anda dapat menemukan bunga-bunga indah yang bermekaran, seperti anggrek dan melati. Taman ini sering dijadikan tempat untuk acara-acara kecil, seperti pameran bunga dan kegiatan edukasi anak.
Informasi Tambahan
Untuk berkunjung ke Benteng Putri Hijau, Anda tidak perlu membayar biaya masuk. Cagar budaya ini buka setiap hari dari pukul 07.00-18.00 WIB. Anda dapat mencapai lokasi ini dengan menggunakan kendaraan umum, seperti bus atau kereta api, dan turun di Stasiun Tanah Abang. Setelah itu, Anda hanya perlu berjalan kaki sekitar 15 menit untuk tiba di Benteng Putri Hijau.
Kesimpulan
Benteng Putri Hijau adalah cagar budaya yang patut dikunjungi di tengah kota Jakarta. Selain menyimpan sejarah yang penting, tempat ini juga memiliki keindahan dan suasana yang menenangkan. Dari arsitektur bangunan hingga taman di dalamnya, Benteng Putri Hijau akan membuat Anda terkagum-kagum dan menambah pengetahuan sejarah Anda. Jadi, tunggu apa lagi? Segera kunjungi Benteng Putri Hijau saat Anda berada di Jakarta!