Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya. Segala hal yang kita lihat sehari-hari, seperti makanan, tarian, musik, dan seni, semuanya mempunyai sejarah yang panjang dan unik di Indonesia. Namun, terkadang budaya Indonesia dicuri dan diklaim oleh negara lain, termasuk oleh Malaysia.
Beberapa tahun belakangan ini, terjadi perdebatan antara Indonesia dan Malaysia mengenai intelektualitas dari beberapa budaya Indonesia yang diklaim sebagai budaya Malaysia. Ini termasuk dalam hal makanan, tarian, seni, dan bahasa.
Makanan
Satu contoh yang terkenal adalah nasi goreng, yang diklaim sebagai makanan asal Malaysia. Padahal sejarah mencatat bahwa nasi goreng pertama kali muncul di Indonesia, khususnya dari Jawa dan Cina. Begitu juga dengan rendang, hidangan daging yang asalnya dari Sumatra, namun diklaim oleh Malaysia sebagai hidangan mereka. Kita jelas bisa melihat bahwa keaslian makanan ini berawal dari Indonesia.
Tarian
Tarian tradisional Indonesia juga menjadi sasaran klaim dari Malaysia. Seperti tarian Pendet dari Bali, yang diklaim sebagai tarian Malaysia dengan nama Pendet Melayu. Padahal, Pendet adalah tarian Bali yang dipentaskan sebagai tanda penyambutan tamu. Tarian lain yang diklaim Malaysia adalah tari Serampang Dua Belas, namun sebenarnya tarian ini berasal dari Riau, Indonesia.
Bahasa
Bahasa Melayu dan bahasa Indonesia memang sangat mirip, namun beberapa kata dianggap asli dari Malaysia. Sebagai contoh, kata "cucuk" yang berarti menusuk, sering dikatakan sebagai kata asal Malaysia. Padahal, kata ini sudah digunakan di Indonesia sejak tahun 1970-an. Banyak kata lainnya yang mirip dan digunakan di Indonesia, namun diklaim sebagai bahasa Malaysia.
Seni
Tari kecak, sebuah tarian yang sangat terkenal di Bali, juga diklaim oleh Malaysia sebagai bagian dari kebudayaan mereka. Padahal, tari ini digunakan dalam seni pertunjukan tradisional di Bali sejak tahun 1930-an. Begitu juga dengan batik, seni yang berasal dari Jawa, namun diklaim oleh Malaysia sebagai milik mereka.
Kesimpulan
Pada akhirnya, terbukti bahwa banyak aspek budaya Indonesia yang dicuri dan diklaim oleh Malaysia. Namun, kita jelas dapat melihat bahwa keaslian makanan, tarian, bahasa, dan seni Indonesia tidak dapat dibantah. Oleh karena itu, kita harus memelihara keaslian budaya Indonesia dan mempromosikannya dengan benar ke seluruh dunia. Sebagai bangsa yang memiliki kekayaan budaya, kita harus bangga dan memelihara keaslian budaya kita untuk ditunjukkan kepada dunia.
Bahkan, kita mampu menikmati berbagai aspek budaya Malaysia dengan menyadari keunggulan budaya indonesia kita dan mempromosikannya ke seluruh dunia. Kita tidak boleh kehilangan keaslian dan hak yang seharusnya menjadi milik kita. Mari jaga kekayaan budaya Indonesia dari klaim tertentu.