Budaya politik merupakan satu hal yang sangat vital di dalam setiap negara, termasuk Indonesia. Budaya politik sendiri adalah pola cara berpikir, perilaku, kepercayaan, dan nilai-nilai yang berkaitan dengan politik yang dikembangkan oleh masyarakat di suatu negara. Setiap negara memiliki budaya politik yang berbeda-beda, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti sejarah, budaya, dan kepercayaan masyarakat di negara tersebut.
Namun, ada yang mengatakan bahwa budaya politik masyarakat Indonesia memiliki ciri khas tersendiri atau dikenal dengan sifat kecuali. Beberapa ahli politik di Indonesia bahkan mengakui hal tersebut. Mengapa demikian? Inilah beberapa penjelasannya.
1. Keterikatan dengan Patronase
Salah satu ciri khas budaya politik Indonesia adalah keterikatan dengan patronase. Patronase adalah sebuah hubungan yang terjalin antara penguasa atau elite politik dengan rakyatnya. Dalam hubungan tersebut, elite politik memberikan bantuan kepada rakyatnya seperti membiayai pembangunan infrastruktur, memberikan sumbangan finansial, dan lain sebagainya.
Namun, hal ini seringkali disalahgunakan oleh elite politik untuk mempertahankan kekuasaannya. Mereka memaksa rakyat untuk memilih atau mengikuti kehendak mereka dengan dalih akan memberikan bantuan. Dalam konteks budaya politik Indonesia, patronase sudah menjadi hal yang biasa dan sering dilakukan oleh para elite politik.
2. Kekuasaan Dinasti
Budaya politik Indonesia yang kedua adalah kekuasaan dinasti. Dalam konteks ini, kekuasaan politik seringkali diwariskan dari satu keluarga ke keluarga yang lain. Hal ini seringkali terjadi di berbagai daerah di Indonesia seperti Jawa, Sumatera, dan Sulawesi.
Kekuasaan dinasti membuat pengambilan keputusan di dalam suatu negara terpusat hanya di tangan beberapa keluarga dan kelompok elit. Hal ini membuat kesempatan partisipasi masyarakat sangat terbatas, sehingga cenderung menjadi pasif dalam hal budaya politik.
3. Paternalisme
Paternalisme juga merupakan salah satu ciri khas budaya politik Indonesia. Paternalisme adalah sebuah hubungan yang terjalin antara penguasa dengan rakyatnya yang didasarkan pada nilai-nilai ketergantungan dan keterikatan sosial.
Dalam budaya politik Indonesia, hal ini membuat rakyat cenderung pasif dan menyerahkan pengambilan keputusan kepada penguasa. Rakyat merasa bahwa penguasa lebih tahu apa yang terbaik untuk mereka, sehingga jarang memberikan kritik dan kontribusi yang berarti dalam kebijakan pemerintah.
4. Politik Uang
Selain patronase, politik uang juga merupakan hal yang seringkali dilakukan dalam budaya politik Indonesia. Politik uang adalah sebuah praktik suap dalam politik yang sudah menjadi hal biasa di Indonesia.
Dalam praktik ini, elite politik memberikan uang kepada masyarakat sebagai bentuk suap untuk mempengaruhi dalam memilih calon yang mereka dukung. Hal ini sangat merugikan bagi demokrasi Indonesia karena masyarakat cenderung memilih calon berdasarkan uang dan bukan mengutamakan kualitas dan kompetensi para calon.
Kesimpulan
Budaya politik masyarakat Indonesia memiliki ciri khas tersendiri yang terkadang dianggap negatif oleh beberapa ahli politik. Patronase, kekuasaan dinasti, paternalisme, dan politik uang seringkali menjadi praktik politik yang dilakukan oleh para elite politik di Indonesia.
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa budaya politik Indonesia juga diwarnai oleh beberapa kelebihan seperti kepribadian yang ramah dan toleran, kearifan lokal, serta gotong royong. Oleh karena itu, perlu adanya pembinaan budaya politik yang baik dan efektif di Indonesia agar masyarakat dan para elite politik dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas budaya politik tersebut.