Berkunjung ke aceh kuliner festival 2022

Gundana

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengapresiasi keterlibatan aktif generasi muda Kota Banda Aceh dalam mempromosikan kuliner khas daerah sehingga meningkatkan daya tarik wisatawan untuk berkunjung. 

Menparekraf Sandiaga Uno hadir di acara “Meat-Eat-Talk (MET) Aceh Culinary Festival 2022”, Rabu (4/8/2022) malam di Grand Arabia Hotel, Banda Aceh. Acara tersebut dihadiri oleh lebih dari 30 content creator untuk berdiskusi dan menyampaikan aspirasi kepada Menparekraf Sandiaga Uno. 

“Saya mengapresiasi Pemerintah Kota Banda Aceh khususnya dinas kebudayaan dan pariwisata yang merangkul anak-anak muda untuk berkreasi melalui inovasi, adaptasi, dan kolaborasi dengan membuat konten-konten menarik,” kata Menparekraf Sandiaga Uno. 

Menparekraf Sandiaga mengatakan, salah satu cara paling tepat untuk mendorong kebangkitan ekonomi dan membuka lapangan kerja di Banda Aceh dan Aceh pada umumnya adalah melalui sektor kuliner. 

Aceh selama ini dikenal dengan cita rasa kuliner yang beragam yang menjadi favorit wisatawan. Sebut saja seperti mie Aceh, ayam tangkap, kuah beulangong, juga kopi. 

“Cara paling tepat untuk mengangkat perekonomian di Aceh juga dalam upaya penciptaan lapangan kerja adalah melalui subsektor kuliner di mana subsektor ini (secara nasional) menyumbang 42 persen dari PDB ekonomi kreatif,” kata Sandiaga. 

“Pemerintah kota dengan kebijakannya yang berpihak mudah-mudahan bisa menggerakkan ekonomi lebih cepat lagi,” kata Sandiaga. 

Menparekraf percaya anak muda termasuk para content creator akan mampu mengangkat popularitas kuliner Indonesia. Termasuk dalam menyokong “Indonesia Spice Up the World” yang merupakan program pemerintah yang melibatkan sejumlah kementerian/lembaga, sebagai salah satu upaya meningkatkan pemasaran produk bumbu atau pangan olahan dan rempah Indonesia di luar negeri. Terutama di Afrika, Australia, dan negara potensial lainnya. 

Indonesia Spice Up The World juga diharapkan dapat mengembangkan dan menguatkan eksistensi restoran Indonesia di luar negeri, atau sebagai bagian dari gastrodiplomasi restoran. Sehingga dengan adanya Indonesia Spice Up The World diharapkan dapat meningkatkan ekspor pangan olahan, terutama bumbu rempah.

Indonesia Spice Up The World menargetkan pada 2024 dapat menghadirkan 4.000 restoran Indonesia di luar negeri, serta meningkatkan nilai ekspor bumbu dan rempah.

“Sehingga target Indonesia Spice Up the World dapat tercapai untuk menjadikan Indonesia sebagai gastronomi super priority destination dunia,” kata Menparekraf Sandiaga. 

Sementara Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Almuniza Kamal mengatakan, kegiatan MET sendiri merupakan bagian dari rangkaian acara menjelang “Aceh Culinary Festival 2022” yang akan berlangsung pada 5 hingga 7 Agustus 2022 di Taman Sulthanah Safiatuddin, Kota Banda Aceh. 

Aceh Culinary Festival 2022 merupakan agenda kuliner tahunan dan terbesar di Provinsi Aceh. Perwakilan dari 23 kabupaten/kota akan dikumpulkan seluruh makanan khasnya untuk bisa dinikmati para traveler.

Aceh Culinary Festival 2022 akan menyajikan lebih dari 100 kuliner khas berbagai daerah di Indonesia untuk dicicipi. Aceh Culinary Festival 2022 juga akan dimeriahkan dengan sejumlah rangkaian acara pendukung.

BACA JUGA:   Wisata banten yang lagi hits

Di antaranya seni pertunjukan musik, kelas memasak, hingga meet and greet bersama tokoh-tokoh yang telah lama berkecimpung di dunia kuliner.

BANDA ACEH — Anjungan Kabupaten Aceh Besar berhasil meraih juara pertama sebagai paviliun kuliner terbaik pada ajang Aceh Culinary Festival (ACF) 2022 yang diselenggarakan di Taman Sulthanah Safiatuddin, Banda Aceh, sejak 5-7 Agustus 2022).

Event yang digelar oleh Pemerintah Aceh melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh tersebut, mengantarkan Aceh Besar dengan kuliner khas Indatunya membuat daya tarik masyarakat begitu tinggi mengunjungi Anjungan Aceh Besar, sehingga meraih juara pertama.

Pengumuman juara pertama kuliner terbaik tersebut disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Almuniza Kamal saat penutupan ACF 2022 di Taman Sulthanah Ratu Safiatuddin, Banda Aceh, Ahad (7/8).

Atas keberhasilan tersebut, Penjabat (Pj) Bupati Aceh Besar Muhammad Iswanto juga menerima penghargaan juara I dari Pemerintah Aceh.

Dengan mengangkat tema “Keuneubah Ureung Jamen” (Peninggalan orang dulu), Aceh Besar menyajikan makanan khas Aceh Rayeuk menawarkan beragam sejins sajian sejak jaman dahulu.

Mulai dari Sie Reuboh, Kuah Beulangong, Eungkot Payah, Kue Janeng hingga rujak u’groh disajikan di paviliun tersebut.

Terlebih Aceh Besar juga menawarkan menu varian baru yakni Kopi Kunyit. Dimana hal tersebut semakin menambah minat pengunjung mendatangi Paviliun Aceh Besar.

Selain itu ada beragam makanan khas yang disajikan. Salah satunya kerupuk penyek berbahan daun Teumurui. Makanan tersebut juga menambah cita rasa baru dari sajian khas di Aceh Besar.

Penjabat (Pj) Bupati Aceh Besar Muhammad Iswanto mengatakan, selama tiga hari penyelenggaraan ACF 2022, antusiasme masyarakat mengunjungi Anjungan Kabupaten Aceh Besar begitu tinggi.

Tercatat sebanyak 68 ribu pengunjung mendatangi paviliun Aceh Besar tersebut.

Dengan konsep tradisional, membuat para pengunjung yang datang seakan dapat bernostalgia dengan masa lalu.

Pj Bupati Aceh Besar Muhammad Iswanto menyampaikan terima kasih kepada para pelaku UMKM, khususnya yang bergerak di sektor kuliner.

“Keberadaan mereka dalam kegiatan ini sangat membantu dalam melestarikan berbagai kuliner khas Aceh Besar sehingga dapat dinikmati para tamu yang berkunjung ke Aceh,” katanya.

Dengan meraih juara 1 Aceh Culinary Festival 2022, Iswanto mengatakan hasil tersebut dengan dukungan seluruh pemangku kepentingan di Aceh Besar yang selama sepekan terakhir terus bekerja menyukseskan event tersebut.

Selain itu kekompakan UMKM juga merupakan kontribusi utama sehingga Aceh Besar berhasil keluar sebagai juara pertama.

“Kita bersyukur dengan kekompakan UMKM. Alhamdulillah diberikan anugerah sebagai pavilium kuliner terbaik tahun ini,” pungkasnya. (IA)

Metro, Suara.com- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengapresiasi keterlibatan aktif generasi muda Kota Banda Aceh dalam mempromosikan kuliner khas daerah sehingga meningkatkan daya tarik wisatawan untuk berkunjung. 

Menparekraf Sandiaga Uno hadir di acara “Meat-Eat-Talk (MET) Aceh Culinary Festival 2022”, Rabu (3/8/2022) malam di Grand Arabia Hotel, Banda Aceh. Acara tersebut dihadiri oleh lebih dari 30 content creator untuk berdiskusi dan menyampaikan aspirasi kepada Menparekraf Sandiaga Uno. 

BACA JUGA:   Kuliner di alun alun surabaya

“Saya mengapresiasi Pemerintah Kota Banda Aceh khususnya dinas kebudayaan dan pariwisata yang merangkul anak-anak muda untuk berkreasi melalui inovasi, adaptasi, dan kolaborasi dengan membuat konten-konten menarik,” kata Menparekraf Sandiaga Uno. 

Sandiaga mengatakan, salah satu cara paling tepat untuk mendorong kebangkitan ekonomi dan membuka lapangan kerja di Banda Aceh dan Aceh pada umumnya adalah melalui sektor kuliner. 

Baca Juga:Ciptakan Peluang Kerja yang Efisien Lewat Job Fair Virtual

Aceh selama ini dikenal dengan cita rasa kuliner yang beragam yang menjadi favorit wisatawan. Sebut saja seperti mie aceh, ayam tangkap, kuah beulangong, juga kopi. 

“Cara paling tepat untuk mengangkat perekonomian di Aceh juga dalam upaya penciptaan lapangan kerja adalah melalui subsektor kuliner di mana subsektor ini (secara nasional) menyumbang 42 persen dari PDB ekonomi kreatif,” kata Sandiaga. 

Sandiaga juga percaya anak muda termasuk para content creator akan mampu mengangkat popularitas kuliner Indonesia. Termasuk dalam menyokong “Indonesia Spice Up the World” yang merupakan program pemerintah yang melibatkan sejumlah kementerian/lembaga, sebagai salah satu upaya meningkatkan pemasaran produk bumbu atau pangan olahan dan rempah Indonesia di luar negeri. Terutama di Afrika, Australia, dan negara potensial lainnya. 

Indonesia Spice Up The World juga diharapkan dapat mengembangkan dan menguatkan eksistensi restoran Indonesia di luar negeri, atau sebagai bagian dari gastrodiplomasi restoran. Sehingga dengan adanya Indonesia Spice Up The World diharapkan dapat meningkatkan ekspor pangan olahan, terutama bumbu rempah.

Indonesia Spice Up The World menargetkan pada 2024 dapat menghadirkan 4.000 restoran Indonesia di luar negeri, serta meningkatkan nilai ekspor bumbu dan rempah.

Baca Juga:Pelaku Ekraf Aceh Besar Didorong Maksimalkan Strategi Pemasaran Digital

“Sehingga target Indonesia Spice Up the World dapat tercapai untuk menjadikan Indonesia sebagai gastronomi super priority destination dunia,” kata Menparekraf Sandiaga. 

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Almuniza Kamal mengatakan, kegiatan MET sendiri merupakan bagian dari rangkaian acara menjelang “Aceh Culinary Festival 2022” yang akan berlangsung pada 5 hingga 7 Agustus 2022 di Taman Sulthanah Safiatuddin, Kota Banda Aceh. 

Aceh Culinary Festival 2022 sendiri merupakan agenda kuliner tahunan dan terbesar di Provinsi Aceh. Perwakilan dari 23 kabupaten/kota akan dikumpulkan seluruh makanan khasnya untuk bisa dinikmati para traveler.

Aceh Culinary Festival 2022 akan menyajikan lebih dari 100 kuliner khas berbagai daerah di Indonesia untuk dicicipi. Aceh Culinary Festival 2022 juga akan dimeriahkan dengan sejumlah rangkaian acara pendukung. Di antaranya seni pertunjukan musik, kelas memasak, hingga meet and greet bersama tokoh-tokoh yang telah lama berkecimpung di dunia kuliner.

“Dari 23 kabupaten/kota di Aceh akan hadir, ada 8 provinsi di Sumatra juga akan mengirimkan perwakilannya. Kami menargetkan selama 3 hari penyelenggaraan acara akan dikunjungi 50 ribu pengunjung dengan target nilai transaksi sebesar Rp3 miliar,” pungkas Almuniza Kamal.

BACA JUGA:   Taman bermain anak sukabumi

ACEH TIMUR – Ribuan pengunjung memadati arena Festival Kuliner Aceh Timur di Museum Rumoh Aceh, Peureulak, selama dua hari pelaksanaannya, yaitu pada, 9 hingga 10 Agustus 2022.

Event yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh ini bertujuan untuk memperkenalkan kembali kuliner tradisional khas Aceh Timur dan membangkitkan ekonomi setelah diterpa pandemi Covid.

Selama dua hari, belasan UMKM dan puluhan usaha kecil meraup untung dari besarnya antusiasme warga yang berkunjung.

Bahkan pedagang menerima manfaat dari kegiatan itu. Mereka mendapat omzet hingga jutaan dalam festival kuliner perdana yang dilakukan di Aceh Timur.

Tak hanya UMKM kuliner yang mengisi stand yang meraih untung. Para pedagang PKL di sekitar lokasi juga meraih cuan yang besar.

Pelaksanaan Festival Kuliner Aceh Timur ini juga dibarengi dengan peresmian Museum Rumoh Aceh yang berada di pusat Kota Peureulak. Bangunan itu dibangun oleh Disbudpar Aceh pada 2021, sebagai salah satu sarana edukasi kepada masyarakat.

Kepala Disbudpar Aceh, Almuniza Kamal mengatakan, bagian dari program ini adalah Pemerintah Aceh ingin melestarikan dan menjaga eksistensi kuliner tradisional di tengah gempuran arus globalisasi yang menggerus keberadaan kuliner tradisional.

Kadisbudpar Aceh, Almuniza Kamal saat menghadiri Festival Kuliner Aceh. Foto: Disbudpar Aceh.

“Festival kuliner di Aceh Timur bertujuan untuk menjaga dan melestarikan kuliner tradisional sebagai warisan budaya Aceh, sekaligus membangkitkan ekonomi pelaku UMKM,” kata Almuniza, Rabu, 10 Agustus 2022.

Kuliner Aceh Timur, katanya, dikenal dengan cita rasa yang lezat dan menawan, sehingga hal itu bisa menjadi daya tarik wisatawan yang ingin berkunjung ke Aceh Timur.

Sementara itu, Kabid Sejarah Dan Nilai Budaya Disbudpar Aceh, Evi Mayasari mengatakan, lewat festival ini, Disbudpar Aceh ingin memberikan wadah bagi pelaku UMKM makanan dan minuman di Aceh Timur, mempromosikan produk-produk kuliner mereka.

Sejumlah rangkaian acara dalam festival tersebut , yaitu khanduri makanan tradisional, bazaar kuliner, peresmian museum, pameran budaya di Museum Aceh, hingga atraksi seni budaya di panggung utama.

Anggota DPRA dari Fraksi Partai Aceh, Iskandar Usman Al-Farlaky, menyampaikan, kuliner para indatu ini perlu untuk dilestarikan, sebagai peninggalan cita rasa makanan sejarah bagi generasi Aceh di masa akan datang.

“Kuliner Aceh seperti gule pliek, kuah beulangong, asam u, asam udeung, keumamah, ini bagian khazanah kuliner yang wajib kita lestarikan,” kata Iskandar Al-Farlaky saat hadir ke lokasi festival. 

Pemerintah juga bertanggungjawab mendorong kemajuan dan mempromosikan UMKM di Aceh agar bangkit. 

“Jangan sampai produk khas Aceh Timur, diklaim oleh daerah lain, seperti pisang sale, bandeng presto dan aneka kuliner lainnya warisan para indatu,” ujar politisi muda ini.

Rumoh Aceh yang telah diresmikan, ungkap Iskandar juga diharapkan bisa menjadi pusat edukasi dan wahana belajar sejarah bagi generasi muda.

Editor:Fauzi Cut Syam

Also Read

Bagikan: