Harga tiket masuk gunung leutik 2022

Gundana

Jakarta

Wisata alam adalah salah satu alternatif liburan di era new normal. Berkunjung saja ke Gunung Leutik Bogor dan nikmati udara segarnya!

Wisata alam adalah salah satu alternatif liburan di era new normal. Tidak jauh dari Jakarta terdapat salah satu wisata alam yang dapat dikunjungi untuk menghilangkan rasa jenuh saat harus bekerja dari rumah secara virtual. Gunung Leutik adalah tempat wisata yang yang terletak di Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor.

Tempat wisata ini berada di tengah-tengah perkebunan kelapa sawit. Ada dua kegiatan rekreasi yang dapat dilakukan di sana yaitu kolam renang dan kebun buah. Kolam renang dengan harga terjangkau bisa menjadi pilihan untuk menyegarkan pikiran, namun harus tetap menjaga protokol kesehatan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Selain kolam renang, tempat yang unik adalah bukit buah. Bukit itulah yang disebut Gunung lLutik dalam Bahasa Sunda adalah gunung kecil. Gunung kecil ini ditanami dengan berbagai jenis buah. Pengunjung dapat mencapai puncak bukit dengan menaiki tangga yang disediakan.

Dari atas bukit, kita dapat menikmati pemandangan yang indah dengan harga murah. Hamparan kelapa sawit yang begitu hijau, pemandangan pedesaaan dengan sawah berbentuk terasering, serta kolam renang berwarna biru semakin menyempurnakan keindahan di atas bukit.

Beberapa spot foto juga disediakan dengan latar pemandangan alam. Tidak hanya itu, beberapa gazebo juga dapat digunakan oleh pengunjung untuk melakukan kegiatan-kegiatan dengan keluarga atau teman-teman.

Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikTravel, Bekti Yustiarti dan sudah tayang di d’Travelers Stories.

Simak Video “

Gage Puncak Berlaku, Terkecuali Kendaraan Bantuan Gempa Cianjur


[Gambas:Video 20detik]
(sym/sym)

Harga Tiket Masuk Gunung Dago : Rp15.000-Rp25.000

Jam Buka: 07.00 – 17.00

No. Telepon: +62 882-2598-1350

Alamat: Cikuda, Parung Panjang, Bogor, Jawa Barat, Indonesia, –

Wisata alam di Bogor memang tak ada habisnya, seperti kawasan wisata Gunung Dago Bogor. Meskipun namanya gunung, tempat ini lebih mirip seperti bukit. Karena tidak seperti gunung yang sering didaki pada umumnya. Serta tidak terlalu tinggi juga, sehingga kawasan ini lebih tepat menjadi sarana wisata daripada wahana pendakian.

Di sini, wisatawan akan menyaksikan keindahan panorama bentang alam perbukitan Bogor. Selain itu, banyak wahana terdapat di objek wisata ini. Seperti ATV, motor trail, outbound, hingga perkampungan adat lengkap dengan rumahnya. Tempat ini juga cocok sebagai lokasi wisata untuk keluarga.

Harga Tiket Masuk Gunung Dago Bogor

Objek wisata ini menetapkan tarif yang sangat terjangkau. Namun, ada beberapa wahana yang menetapkan tarif tersendiri di luar tarif tiket masuk.

BACA JUGA:   Wisata Alam Kebun Teh Malang: Menikmati Keindahan Alam dan Teh

Harga Tiket MasukTiket MasukRp15.000Angkutan Wisata (PP)Rp10.000Sepeda Gantung, Ayunan Langit, Becak 20 MenitRp15.000Ayunan BumiRp10.000Flying FoxRp25.000Tiket CampingRp25.000Tiket Parkir KendaraanTiket Parkir MotorRp5.000Tiket Parkir MobilRp20.000

Baca: TELAGA PELANGI PAYANG Bogor Tiket Masuk & 10 Wahana Seru

Jam Buka Gunung Dago Bogor

Objek wisata ini buka setiap hari dari pagi hingga sore. Namun, jam buka di hari biasa dan hari libur berbeda. Tentunya waktu buka di hari libur lebih panjang dari hari biasa.

Jam OperasionalSenin – Minggu07:00 – 17:00

Menikmati Alam Indah Gunung Dago Bogor

Bogor memang lekat dengan wisata alamnya. Keindahan alamnya dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan baik dari dalam maupun luar Bogor. Seperti halnya Gunung Dago, yang memiliki keindahan alam nan hijau dan indah. Ditambah dengan kawasan ini masih sangat sejuk, sangat berbeda dengan kondisi di perkotaan.

Tak seperti gunung pada umumnya, di sini bukan hanya ada hutan dan pegunungan yang dapat didaki. Melainkan sudah memiliki wahana wisata yang dapat dinikmati oleh wisatawan. Ada spot-spot foto menarik untuk berfoto dengan latar belakang pegunungan. Ditambah dengan keberadaan kampung adat yang begitu unik di atas ketinggian.

Tak sedikit wisatawan yang datang dengan sepeda atau motor trail. Untuk mencoba jalan tanjakan dan turunan yang masih berupa tanah merah. Aktivitas ini seringkali menjadi suguhan yang sangat menarik bagi pecinta olahraga pemacu adrenalin. Menghabiskan waktu di sini akan membuat pikiran lebih fresh dan lebih siap untuk kembali menjalani aktivitas sehari-hari.

Baca Juga: 29 TEMPAT WISATA di BOGOR Paling Spektakuler

Berfoto dengan Spot Foto Menarik dan Latar Belakang Ciamik

Pemandangan Indah dari Gardu Pandang

Wisata alam Gunung Dago telah menyiapkan instalasi foto yang begitu menarik. Supaya wisatawan dapat berfoto dengan latar belakang pemandangan indah. Salah satunya adalah spot foto lingkarang dari kayu dan bambu. Wisatawan dapat masuk ke dalam area lingkaran sambil duduk dengan santai.

Latar belakang yang akan didapatkan adalah pemandangan indah pegunungan di belakangnya. Siluet bukit-bukit lain pun tampak menjadi pemanis pemandangan. Efek bambu yang mengelilingi lingkaran kayu tampak seperti api dari bola yang berputar-putar. Begitu unik dan menarik mengambil foto di spot ini.

Ada lagi spot foto gardu pandang dari kayu. Spot foto ini menjorok ke arah jurang, namun tak perlu khawatir karena instalasi ini memiliki penyangga kuat dari kayu. Di sini wisatawan bisa lebih leluasa berfoto dengan latar belakang hijaunya perbukitan. Semakin seru karena spot foto bisa menampung lebih dari orang jadi bisa berfoto bersama teman atau keluarga.

BACA JUGA:   Bos kuliner cepat saji di solo

Memacu Adrenalin dengan Sepeda Gantung

Wahana Sepeda Gantung Pemacu Adrenalin

Wahana pemacu adrenalin yang sayang jika terlewat adalah sepeda gantung. Seperti namanya, wahana ini merupakan sebuah sepeda yang tergantung dengan tali. Wisatawan dapat mengayuh sepeda di tali tersebut dan melayang di udara. Jangan tanya bagaimana sensasinya, pasti bagi yang takut ketinggian akan merinding.

Meski demikian, tak sedikit wisatawan yang mencoba wahana ekstrim ini. Bahkan anak-anak pun tak takut untuk mencoba. Selain seru, wahana ini juga terjamin keamanannya. Setiap wisatawan yang mencoba akan mendapat pengaman berupa tali yang dililit di pinggang.

Mengunjungi Kampung Adat Gunung Dago

Kampung Adat Gunung Dago

Salah satu yang membuat Gunung Dago menarik adalah kampung adatnya. Di sini, wisatawan dapat menjumpai sebuah kampung dengan rumah-rumah unik. Rumah-rumah berbentuk segitiga dengan penyanggah tiang kayu. Sedangkan atapnya yang juga berfungsi sebagai dinding terbuat dari bambu dan jerami.

Di sisi kanan dan kiri rumah ini tidak diberi tembok, karena atap sekaligus menjadi tembok. Di bagian depan dan belakang juga tidak terdapat pintu. Meskipun begitu rumah unik beratap jerami ini tampak begitu teduh. Hal ini karena angin gunung yang sejuk bisa langsung masuk melewati bagian depan dan belakang rumah.

Di rumah-rumah ini, wisatawan juga boleh duduk dan bersantai di dalamnya. Sembari menikmati indahnya alam di Gunung Dago. Pemandangan dari rumah pun langsung mengarah ke bawah. Seolah seluruh Kota Bogor dapat terlihat dari ketinggian ini.

Berkemah di Gunung Dago Bogor

Wisatawan yang ingin merasakan 24 jam tinggal di objek wisata ini juga dapat berkemah. Di sini telah tersedia area untuk mendirikan tenda. Syaratnya hanya membayar tiket masuk, dan wisatawan juga perlu membawa perlengkapan kemah sendiri.

Pada saat berkemah jangan lewatkan momen keindahan matahari terbit, serta matahari terbenam. Selain itu pemandangan malam di gunung ini juga tak kalah indah. Dengan taburan bintang di langit yang mungkin tidak dapat dinikmati dari perkotaan.

Bersepeda Menyusuri Area Perbukitan

Bersepeda di Kawasan Gunung Dago

Wisatawan yang ingin menyusuri kawasan wisata juga dapat menggunakan sepeda. Jalanan hutan yang masih berupa tanah yang belum rata, menjadi tantangan tersendiri. Apalagi ketika hujan, jalanan becek menjadi pemacu adrenalin tersendiri.

Lokasi Gunung Dago Bogor

Objek wisata ini berlokasi di Dago Hilir, Desa Dago, Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor. Berjarak kurang lebih 49 Kilometer dari pusat kota Bogor. Dapat ditempuh dalam waktu sekitar 2 jam berkendara.

BACA JUGA:   Tempat wisata di bandungan salatiga

Tanggapan:

4.2 / 5. dari 43

Berikan Rating

INISUMEDANG.COM – Selain terkenal sebagai kota tahu dan Uni Cilembu. Sumedang pun memiliki julukan lain yaitu kota Leutik Campernik dengan luasnya yang mencapai 1.559 km².

Selain kaya akan sejarah di masa lampau, ternyata di Kabupatén Sumedang sendiri masih banyak misteri yang belum terungkap. Terutama peninggalan di jaman purba diantaranya manusia purba sampai sekarang belum ditemukan.

Ahli Arkéologi DR. Lutfi Yondri bahwa Sumedang kota leutik campernik merupakan tempat penuh dengan misteri yang harus dibuka kekayaannya. Selain itu Sumedang tidak memiliki laut, tapi dulu Sumedang punya laut dan pantai namanya laut purba.

“Sumedang tidak memiliki laut, tapi berjuta tahun yang lalu, Sumedang memiliki lautan, namanya laut purba. Kehidupan itu, dari pinggir pantai sampai puncak gunung, Sumedang punya. Sumedang punya gunung Gede atau gunung Tampomas, di puncak gunung Tampomas itu ada tempat yang bernama Sanghiang Taraje. Lokasi tersebut dipakai untuk pemujaan oleh masyarakat pada jaman itu”. Kata Lutfi kepada IniSumedang.Com beberapa waktu lalu, di ruang Bidang Kebudayaan pada Disparbudpora Sumedang.

Lintas Kehidupan di Sumedang

Selain lokasi Sanghiang Taraje, lanjut Lutfi, dibawah lokasi itu juga ada tempat yang bernama Puncak Manik dan di temukan pula sejumlah arca dilokasi tersebut. Artinya Sumedang itu punya lintasan kehidupan yang tidak ada manusianya.

“Kemungkinan besar untuk dicari kehidupan manusia purbanya, dan kemudian manusia prasejarahnya diwakili oleh situs situs yang lain, tempat pemujaan, lalu, masuk kepada masa sejarah, dan bercampurlah dengan Hindu dan Budha. Pada masa mereka di Proto Sejarah itu biasa menggunakan puncak puncak dan bukit. Untuk mendirikan tempat ritual untuk pemujaannya itu,” ujarnya.

Setelah itu, sambung Lutfi, masuklah ke masa sejarah dan terbentuklah masa-masa pemerintahan pada masa lalu. Dan kalau kita lihat, Sumedang kota Leutik Campernik itu di incar oleh Belanda, sebagai bagian dari jalur yang menghubungkan Anyer Panarukan. Hal ini menjadi yang cukup menarik lagi, karena Sumedang itu dikepung oleh benteng benteng Belanda arti sebenarnya adalah Belanda takut oleh orang Sumedang.

“Jadi, kandungan di Sumedang kota Leutik Campernik ini, penuh dengan Misteri dan menjadi PR bagi kami bahwa manusia purba sampai saat ini belum ditemukan, tapi kami punya keyakinan dengan dasar serpihan dan perkakasnya sudah di temukan,” terangnya menandaskan.

Also Read

Bagikan: