Home industri kuliner tradisional serabi solo

Gundana

Abstract

Traditional Keraton cuisine is generally based on rice and vegetables, not much use of meat as raw material. Dutch culinary has influenced the typical culinary delights of the Palace. The special culinary delights of the Keraton are still consumed by the Keraton family to this day and are displayed at ancestral offerings, religious events, ascending ceremonies, which always serve food offerings and food for members of the palace, as well as guests who come. This has the potential to develop the Keraton’s culinary delights into the culinary delights of the general public in Solo. Solo City itself has a culinary night spot called Gladag Langen Bogan (Galabo). The problem raised in this research is the culinary specialties of the Surakarta Palace which are not yet widely known. The research objective was to identify various traditional Keraton culinary delights that could become potential culinary developments in Solo. The descriptive qualitative research method with the speakers is the family of the Keraton Surakarta, the servants of the Keraton Surakarta, the head of the Keraton kitchen, tourists, the Tourism Office and the owner of the traditional food business of the Keraton Surakarta. Sources of data obtained directly from the research location through interviews, observation, and documentation. The traditional culinary specialties of Keraton Surakarta are Stupp Macaroni, Timlo Solo, Gereh Fish Vegetable, Bestik, Nasi Jemblung, Londoh Pindang Rice, Bestik Galatin, Solo Strait, Tengkleng, Gudeg, Nasi Liwet, Semar Mendem, Solo Sausage, Es Dawet Selasih, Es Puter Java, Jamu and Serabi Solo. The culinary specialties of the Surakarta Palace such as Stupp Macaroni, Gereh Fish Vegetable, Solo Sausage, Gudeg and Es Puter Jawa cannot be found or traded in the area around the Surakarta Palace. This is possible due to the lack of innovation in the preparation, presentation of culinary delights and also the lack of introduction to the typical culinary delights of the Surakarta Palace.

Liputan6.com, Jakarta – Di antara banyak makanan tradisional, serabi jadi salah satu makanan yang banyak digemari masyarakat. Di Indonesia, serabi memiliki sejarah panjang.

Sebagai jajanan pasar, serabi sudah ada sejak 1923. Pakar kuliner Bondan Winarno sempat mengungkapkan bahwa serabi kemungkinan berasal dari India dan kemungkinan lain pengaruh dari Belanda.

Pengaruh tersebut beralasan, karena banyak orang yang menyebut serabi mirip dengan pancake dari Belanda. Bedanya, pancake menggunakan telur dan tepung, sedangkan serabi menggunakan tepung terigu atau tepung beras, dan santan.

Serabi disebut sebagai makanan tradisional khas Jawa karena lebih populer di pulau ini dibandingkan dengan pulau lain. Serabi hingga saat ini makanan tersebut masih eksis di tengah-tengah masyarakat.

Saat ini, serabi yang paling terkenal adalah serabi Solo dan serabi Bandung. Serabi Bandung disebut dengan nama “surabi”, yang berasal dari bahasa Sunda, “sura” yang bermakna “besar”.

SOLOPOS.COM – Serabi Kalibeluk Khas Kabupaten Batang (Instagram/@thesidji)

Solopos.com, BATANG — Kalibeluk adalah nama sebuah desa di Kecamatan Warungasem, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Desa di Batang ini dikenal dengan kuliner yang khas, yaitu Serabi Kalibeluk. Berbeda dengan serabi Solo dan serabi pada umumnya, Serabi Kalibeluk berukuran lebih besar seukuran mangkuk dan memiliki cita rasa yang khas.

Berdasarkan pantauan Solopos.com di sebuah kanal Youtube, Kamis (24/3/2022), bahan dasar pembuatan Serabi Kalibeluk adalah beras dan kelapa  yang ditumbuk bersamaan dengan alat penumbuk otomatis hingga halus. Setelah halus, adonan serabi kemudian dicampur dengan air dan dituangkan di mangkuk yang terbuat dari tanah liat dan diletakan di atas kompor.

PromosiHarga Bekas Tak Pernah Anjlok, Mitsubishi L300 Jadi Idaman

Setelah adonan matang, mangkuk tersebut kemudian dibalik agar memberikan sensasi rasa bakaran yang khas dari serabi tersebut. Selain proses penumbukan yang menggunakan alat, proses pengolahan Serabi Kalibeluk kuliner khas Batang ini secara keseluruhan masih dilakukan secara tradisional. Salah satu metode tradisionalnya adalah penggunakan tungku dari kayu bakar untuk menjaga cita rasa yang khas.

Baca juga: Misteri Air Sakti Kedung Pengilon Kendal, Obat Mujarab?

Disuguhkan Saat Hajatan

Awalnya, proses penumbukan beras dan kelapa dilakukan secara manual menggunakan tenaga manusia. Namun proses ini dinilai kurang efektif pada produktivitas serabi hingga akhirnya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batang memberikan bantuan berupa alat penumpukan yang dirancang untuk meningkatkan produktivitas Serabi Kalibeluk namun tidak menghilangkan cita rasa khasnya.

Bantuan dari Pemkab Batang ini diberikan karena Serabi Kalibeluk adalah makanan yang digemari masyarakat. Selain itu, Pemkab juga berharap bahwa Serabi Kalibeluk ini bisa dinikmati tidak hanya masyarakat Kabupaten Batang saja tapi juga masyarakat di luar Kabupaten Batang.

Makanan ini biasanya disajikan saat akan menyambut tamu atau dalam acara tradisi, seperti seserahan saat prosesi lamaran, syukuran dan acara tradisi lainnya. Karena berbahan dasar kelapa, cita rasa yang dimiliki Serabi Kalibeluk ini tentunya adalah cita rasa gurih.

Baca juga: Asal Usul Pulau Tiban Kendal, Awalnya Cuma Gundukan pasir

BACA JUGA:   Wisata edukasi di malang

Selain itu itu karena proses pengolahannya juga dibakar dengan membalikan mangkuk yang berisi adonan matang serabi, cita rasa khas bakaran juga terasa kuat dari serabi ini. Hal inilah yang membedakan Serabi Kalibeluk Batang dengan serabi khas Solo dan serabi pada umumnya. Rasa Serabi Kalibeluk ini akan makin lengkap dengan adanya saus gula merah yang memberikan rasa manis legit.

Seperti makanan berbahan dasar kelapa lainnya, ketahanan Serabi Kalibeluk hanya sampai 24 jam saja. Sehingga jika akan membeli serabi ini sebagai oleh-oleh, pastikan waktu membelinya saat akan berangkat dalam perjalanan agar kesegaran dari makanan ini tetap terjaga.

Baca juga: Batang Dulu Disebut Tempat Jin Buang Anak, Kini Jadi Kawasan Industri

Tidak seperti Serabi Solo yang sudah hadir dengan inovasi, seperti adanya topping coklat dan variasi topping  lainnya, Serabi Kalibeluk masih hadir dalam versi lama. Hal ini dilakukan sebagai bentuk mempertahankan cita rasa dan keontentikannya.

Serabi ini biasanya dijual dengan harga Rp13.000 per tangkepnya dan makanan ini bisa dengan mudah ditemukan di Desa Kalibeluk dan salah satunya adalah Serabi Ibu Surini yang sudah legendaris memproduksi kudapan khas Kabupaten Batang tersebut

Makanan Khas Solo – Sobat kuliner tentu sudah tak asing dengan makanan khas berbagai daerah. Makanan dengan cita rasa yang berbeda-beda tentu sudah kalian nikmati bukan? Nah, jika mengaku pecinta kuliner, tak lengkap tentunya jika belum menikmati makanan khas Solo. Mulai dari makanan yang legendaris sampai makanan yang paling hits di Solo.

Solo memang terkenal dengan adat budayanya. Kota yang pernah dipimpin oleh Presiden Jokowi ini, tentu tak akan mengecewakan jika dikunjungi. Adapun ciri khas makanan Solo ada pada bumbunya yang beraroma khas, dan tak ketinggalan rasanya yang juga nikmat. Jika penasaran apa saja makanan khas daerah Surakarta, simak artikel ini sampai selesai ya.

Tentang Ciri Makanan Khas Solo

Makanan khas dari setiap daerah memiliki ciri masing-masing. Hal ini juga dipengaruhi oleh latar belakang budaya masyarakat di jaman dulu. Sebab makanan selalu menjadi hal penting dalam adat istiadat Jawa. Tak terkecuali di Solo. Keraton Surakarta yang sampai saat ini mempertahankan kelestarian tradisinya, memberikan andil yang besar terhadap cita rasa makanan khas Solo.

Dalam sebuah literatur Kuliner Surakarta disebutkan, makanan pelengkap dalam adat istiadat Jawa terekam jelas dalam naskah Serat Centhini. Pada zaman penjajahan, tak hanya suku Jawa yang mendiami Surakarta, namun terdapat Suku China, Arab, dan sebagainya. Akhirnya terjadilah akulturasi budaya yang juga memberikan pengaruh terhadap ciri khas makanan Solo. Sebagai contoh yaitu makanan gule dan sate Solo yang dipengaruhi oleh suku Arab. Kemudian ada Timlo yang menjadi hasil akulturasi dengan Tionghoa. Selanjutnya pada masa pendudukan Belanda juga turut menghasilkan Selat Solo dan Bistik Lidah.

Nah, dalam kehidupan sehari-hari, juga disebutkan dalam serat Centhini, bahwa konsumsi makanan orang Jawa sebanyak tiga kali dalam sehari, ditambah dengan makan kudapan sebanyak sebanyak dua kali. Semua itu dilakukan bersama-sama oleh anggota keluarga. Kepala keluarga akan mendapat giliran pertama untuk mengambil makanan, baru dilanjutkan oleh tamu atau anggota keluarga lainnya.

Adat Jawa, terutama di Solo memang masih sangat kental. Hal ini juga terlihat dalam prosesi makan, norma kesopanan sangat dipakai, misal untuk tidak berbicara saat makan. Lalu jumlah makanan yang diambil juga tidak boleh berlebihan, harus pas secukupnya, tidak terlalu sedikit, tidak pula kebanyakan. Untuk makanan Solo biasa dibagi ke dalam empat bagian, yaitu makanan utama, lauk pauk, kudapan, dan minuman.

1. Rasa Makanan Khas Solo

Makanan khas Solo biasa bercita rasa gurih dan agak manis. Bumbu yang digunakan pun selalu khas untuk setiap masakan. Biasanya mereka memakai santan kelapa, gula kelapa atau pasir, serta garam yang membuatnya terasa gurih dan manis.

Makanan Solo bisa kalian temukan di banyak tempat. Kalian bisa berkunjung ke sana dan mencari tempat makan di manapun yang dijumpai, baik di restoran, warung, rumah makan, bahkan di rumah setiap warga Solo. Pada acara tertentu, makanan khas Solo juga banyak dijadikan hidangan. Seperti peringatan kelahiran atau selamatan. Masakan yang biasa dihidangkan seperti telur rebus dan ingkung ayam jago. Kedua makanan tersebut pasti ada dalam setiap acara adat di Solo atau Surakarta.

Makanan Solo banyak dipengaruhi oleh budaya Jawa, maka tak heran jika di beberapa daerah di Jawa, terdapat makanan yang mirip namun berbeda nama. Makanan yang serupa tersebut biasanya hanya dibedakan oleh bumbu dan cita rasa khas daerah masing-masing. Seperti gudeg, baik di Jogja maupun Solo, terdapat makanan khas yang bernama Gudeg. Meski begitu, keduanya tentu memiliki rasa dan kekhasan masing-masing.

2. Masakan Utama Masyarakat Solo

Masyarakat Solo masih banyak yang berprofesi sebagai petani dan pekebun. Lahan dan tanah yang subur membuat mereka banyak menanam bahan pangan sendiri, terutama seperti padi, ketela, atau jagung.

Jadi, olahan khas Solo juga banyak yang berbahan dasar jagung, ketela, dan beras. Di mana masakan yang paling khas adalah nasi liwet, yang isinya ada nasi gurih, jeroan ayam, ayam suir, telur rebus, santan kental, dan sambal jipan.

BACA JUGA:   Taman di bekasi kota

Selain itu, masih ada pula warisan jaman dulu yang sampai sekarang masih dilestarikan, yaitu Nasi Tiwul. Nasi ini terbuat dari singkong atau jagung. Kalian bisa menjumpai Nasi Tiwul di pedesaan Kota Solo.

3. Lauk Pauk

Masakan yang menjadi lauk pauk di Solo dibagi menjadi dua macam, yaitu yang berasal dari hewan dan lauk nabati. Untuk lauk nabati biasa didapat dari sayur-sayuran segar, seperti kacang, atau umbi-umbian. Lauk tersebut contohnya adalah bacem, lamtoro, bayam, kerinik, dan lauk lainnya. Lalu untuk lauk dari hewani, contohnya seperti dendeng, gulai, gadhon, sambel goreng ati, dan lain sebagainya.

4. Kudapan

Selain lauk pauk, ada sajian kudapan setiap hari yang harus ada di meja makan. Kudapan atau jajanan ini sering pula disebut sebagai jajanan pasar, karena banyak dijual di pasaran. Makanan ini adalah makanan tradisional yang biasa menjadi santapan masyarakat Solo, biasanya sebagai pelengkap ketika ada acara adat. Kudapan Solo didominasi oleh rasa gurih, dan dibuat dari bahan dasar ketan, singkong, atau beras dan parutan kelapa. Untuk olahan yang menjadi oleh-oleh, biasanya adalah intip goreng, dan roti ganep.

Apabila kalian ingin berwisata kuliner di berbagai daerah, terutama daerah Solo, silakan baca buku Gramedia berjudul Peta 100 Tempat Makan Makanan Khas Daerah, atau dapatkan melalui link berikut.

Makanan Khas Solo yang Wajib Kalian Coba

Bagi kalian pecinta kuliner, berikut adalah makanan khas Solo yang recommended untuk kalian coba.

1. Nasi Liwet

Makanan khas pertama dari Solo adalah Nasi Liwet. Sekilas nasi ini mirip dengan nasi uduk. Nasinya dibumbui sehingga terasa gurih. Nasi liwet dilengkapi dengan topping yang beraneka ragam, seperti areh dan juga macam-macam sayuran.

Untuk membuatnya semakin enak dan berbau harum khas, nasi Liwet biasa disajikan di atas daun pisang. Jika ke Surakarta, kalian bisa berkunjung ke Keprabon, Banjarsari. Di sana ada banyak warung makan yang menjual Nasi Liwet dengan harga terjangkau.

2. Selat Solo

selat solo

Makanan khas Solo kedua adalah Selat Solo. Makanan yang menjadi akulturasi budaya Jawa dengan Eropa ini lahir setelah masa penjajahan. Selat Solo bisa dinikmati dengan harga sangat terjangkau, mulai dari Rp16.000 sampai Rp20.000 saja. Kalian akan menemukan cita rasa selat Solo yang unik.

Makanan ini biasanya terdiri dari seporsi sup dilengkapi dengan buncis, wortel yang diris-iris, tomat, ditambah acar bawang goreng, ada potongan kentang goreng, irisan telur dan saus mayones. Ditambah juga dengan daging bistik. Wah, pasti terbayang kenikmatannya ya. Jika ke Solo, silakan mampir ke Serengan dan mencari warung makan dengan menu Selat Solo.

3. Sate Buntel

Makanan ketiga yaitu Sate Buntel, yang konon menjadi makanan favorit presiden kedua Indonesia, yaitu Bapak Soeharto. Presiden Jokowi juga menjadi salah satu pecinta makanan satu ini.

Wah, dua orang berpengaruh di Indonesia sudah menjadi pecinta sate buntel, jika kalian mencoba, tentu akan menyukainya pula. Jika penasaran cita rasa sate buntel yang menjadi favorit keduanya, kalian bisa datang ke Banjarsari atau daerah lainnya guna mencari sate ini.

Oya, sate ini terbuat dari daging kambing cacah, yang dibungkus menggunakan lapisan lemak tipis, kemudian dibakar. Rasa bakaran lemak ini menjadi cita rasa tersendiri bagi masyarakat Solo. Aroma bakarannya juga menggugah selera makan setiap kali melewati warung dengan hidangan sate buntel ini.

Adapun bumbunya seperti kecap, diberi irisan bawang, cabai rawit, daun kol, dan jeruk nipis. Harga sate ini juga cukup terjangkau, mulai dari Rp35.000 rupiah saja.

4. Tengkleng

tengkleng

Selanjutnya ada tengkleng, yang harus kalian coba karena kelezatannya. Makanan ini hampir mirip dengan gulai, memiliki kuah yang cair dan diisi dengan tulang-tulang kambing yang masih sedikit melekat dengan daging.

Cara penyajiannya juga unik, yaitu dengan dipincuk menggunakan daun pisang. Kalian bisa menyeruput kuah tengkleng ini langsung dari pincukannya. Rasanya tentu lebih nikmat karena dari daun pisang.

Jika kalian pergi ke pasar Klewer, cobalah untuk mencari tengkleng dan mencicipi kenikmatannya. Nah, untuk harga seporsi tengkleng, bisa kalian nikmati dengan harga sekitar Rp. 25.000 rupiah per porsi.

5. Timlo

timlo

Bagi kalian yang mengaku suka kulineran, tentu sudah tak asing lagi dengan timlo. Makanan khas Solo satu ini sudah sangat terkenal, dan bisa kalian dapatkan di Pasar Gede.

Kuliner berupa sup ini memberikan kesegaran yang nikmat. Materi di dalam sup Timlo ini terdiri dari mie soun, potongan sosis Solo, suwiran ayam, wortel, dan juga irisan telur ditambah dengan kecap. Tambahan irisan hati ayam disertai telur dadar juga akan menambah cita rasa nikmat hidangan Timlo.

Semua itu kemudian disiram dengan kuah kaldu panas yang menggoda. Ditambah dengan bawang goreng di atasnya. Wah, pasti akan menambah selera makan kalian ya.

BACA JUGA:   Wisata Kuliner Daging Kambing di Bandung

6. Brambang Asem

Makanan Khas Solo

Makanan Solo berikutnya adalah Brambang Asem. Barambang Asem ini merupakan makanan khas Solo tempo dulu. Seperti namanya, makanan ini terbuat dari daun ubi jalar yang direbus, kemudian diberi bawang merah dengan cabe, sehingga memberikan aroma pedas yang nikmat. Biasanya makanan ini disantap bersama tempe gembus, yaitu tempe dengan bahan dasar ampas tahu.

7. Lenjongan

Makanan Khas Solo

Makanan khas selanjutnya adalah lenjongan, yaitu jajanan tradisional dari Solo. Camilan ini memiliki rasa manis khas Solo, sama seperti jajanan manis lainnya. Seperti gethuk, sawut, tiwul, ketan putih, ketan hitam, klepon, dan juga cenil.

8. Serabi Solo

Jajanan khas Solo selanjutnya yaitu Serabi Solo. Serabi ini barangkali sering kalian temukan di banyak tempat. Jajanan serabi yang paling terkenal adalah serabi notosuman. Jajanan pasar tradisional ini sangat populer di Indonesia. Miripnya memang hampir sama dengan serabi Bandung, namun cita rasanya tidaklah sama.

Kue dengan bahan dasar tepung ini dimasak dengan tungku khusus, sehingga rasanya legit dan gurih khas masakan tungku. Sekarang, makin berkembangnya zaman, varian rasanya pun semakin bervariasi, mulai dari pandan, coklat, dan pandan.

9. Sup Matahari

Makanan khas Solo satu ini lebih banyak ditemukan dalam acara pernikahan. Nama sup ini dipilih karena bentuk penyajiannya yang unik, seperti bunga matahari. Bahan yang dimasukkan dalam sup di antaranya yaitu wortel, ayam, kentang, jamur tiram, dan lainnya.

Rasa sup ini gurih dan kuah supnya terasa nikmat dan segar. Apalagi saat disantap dengan nasi. Satu porsi sup matahari juga memiliki harga yang sangat terjangkau, mulai dari Rp8.000 rupiah saja. Jika tidak ingin ke Solo, Kalian juga bisa membuatnya sendiri di rumah.

10. Sate Kere

Makanan Khas Solo

Makanan khas Solo yang juga menjadi favorit Pak Jokowi adalah sate kere. Bahan sate ini bukanlah daging seperti sate lain, namun berbahan dasar tempe gembus. Meski begitu, rasanya tak usah diragukan, nikmatnya tak kalah dengan sate daging.

Sate kere ini dibuat berawal dari keinginan masyarakat jaman dulu untuk menikmati sate. Karena sate daging harganya sangatlah mahal, maka yang bisa menikmati hanyalah para bangsawan saja. Maka dari itu, dibuatlah sate kere yang berbahan dasar tempe gembus. Meski begitu sate ini sekarang sudah banyak dinikmati berbagai kalangan, tidak hanya kalangan bawah saja.

11. Tahok

Makanan Khas Solo

Jajanan atau makanan khas Solo selanjutnya adalah Tahok, yang nikmat disantap ketika suasana sedang hujan. Makanan satu ini merupakan hasil akulturasi budaya dengan Tionghoa. Rasa nikmat dan lembut membuat Tahok banyak disukai masyarakat.

Adapun bahan utamanya berasal dari sari kedelai yang telah dibuat agar-agar, kemudian diberi kuah jahe. Sari kedelai ini sangat lembut dan enak dimakan. Jika ingin menikmati makanan ini, silakan untuk datang ke Solo dan berkuliner di sana.

12. Tahu Kupat

Selanjutnya ada tahu kupat, namun bukan kupat tahu ya. Makanan khas Solo ini berbeda dengan makanan khas Magelang tersebut. Perbedaan dari keduanya terletak pada mie kuning dan juga bumbu siram yang dituangkan dalam makanan.

Tahu kupat memakai kuah yang berbeda, yaitu kuah kecap khusus, sehingga tahu gorengnya terasa manis. Kemudian kalian juga bebas untuk memberikan sambal untuk menambah cita rasa pedas.

13. Soto Gading

Kemudian, makanan kuah khas Solo lainnya yaitu Soto Gading. Soto ini merupakan soto ayam dengan kuah bening. Secara sekilas memang tidak ada bedanya dengan soto di daerah lainnya. Namun cita rasa soto dengan pilihan lauk pauknya yang beragam membuat rasanya semakin nikmat. Selain sebagai soto gading, masyarakat juga sering menyebut dengan nama soto kwali Solo.

14. Cabuk Rambak

Makanan Khas Solo

Kemudian ada Cabuk Rambak, yaitu jajanan pasar yang dapat kalian jadikan makanan untuk mengganjal lapar. Potongan ketupat akan disiram dengan sambal atau saus wijen yang nikmat. Lebih nikmat lagi jika disantap dengan krupuk karak.

Nah, itulah tadi makanan khas Solo yang wajib kalian nikmati saat berkunjung ke sana. Aneka olahan makanan khas Solo sangat nikmat disantap langsung ke sana. Sambil berlibur atau sekedar berkunjung ke sana, silakan mampir ke warung-warung makan guna mencicipi makanan Solo yang unik dan enak.

Jika ingin berkunjung bersama anak, maka belilah buku Gramedia Ayo Mewarnai Makanan Khas Indonesia untuk mengenalkan makanan khas kepada anak, atau bisa juga kalian dapatkan melalui link berikut.

Buku-buku terkait makanan khas Solo juga makanan khas Indonesia lainnya bisa Grameds dapatkan di gramedia.com. Gramedia selalu memberikan produk terbaik agar kamu memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Siti Badriyah

BACA JUGA:

ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah.”

logo eperpus

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien

Also Read

Bagikan: