Klaim Budaya Indonesia oleh Malaysia

Martaka Hidayat

Berawal dari kerajaan Majapahit hingga masa kini, Indonesia merupakan sebuah negara yang kaya akan warisan budaya yang banyak. Saat ini, tidak sedikit klaim budaya Indonesia yang menuai kontroversi terutama bersama negara tetangga, Malaysia.

Klaim-klaim tersebut antara lain terkait dengan tarian, lagu, makanan, batik, dan bahasa. Hal ini menjadi masalah besar karena berdampak pada identitas bangsa serta merugikan para pelaku seni dan budaya Indonesia.

Tarian

Tarian merupakan salah satu bentuk seni budaya yang banyak dijumpai di Indonesia. Namun, ada beberapa tarian Indonesia yang diaku-aku oleh Malaysia sebagai tarian tradisional mereka, seperti tarian tradisional Jawa Barat, Tari Jaipong. Padahal tarian ini sebenarnya memiliki ciri khas dan sejarah yang berbeda dengan tarian Malaysia.

Lagu

Selain tarian, bahasa dan lagu juga sering di klaim oleh Malaysia. Salah satu contohnya adalah lagu Rasa Sayange yang terkenal di daerah Maluku. Lagu tersebut diaku-aku oleh Malaysia sebagai lagu rakyat Negeri Sembilan dengan judul "Lagu Si Patokaan". Padahal, lagu Rasa Sayange memiliki pertautan sejarah dengan masyarakat Maluku yang unik dan sangat dihargai oleh masyarakat Indonesia.

Makanan

Indonesia juga memiliki beragam makanan yang lezat dan khas. Namun, ada beberapa makanan Indonesia yang menjadi klaim oleh negara tetangga, seperti nasi goreng. Walaupun nasi goreng juga populer di Malaysia, namun versi Malaysia memiliki ciri khas dan resep yang berbeda dengan nasi goreng Indonesia.

Batik

Indonesia terkenal dengan motif batiknya yang unik dan mempesona. Namun, Malaysia juga diketahui pernah mengklaim beberapa motif batik Indonesia sebagai batik Malaysia. Padahal, motif-motif batik tersebut memiliki sejarah dan budaya yang berbeda dengan motif batik asli Malaysia.

BACA JUGA:   Budaya Indonesia Jawa Timur: Keindahan dan Kebudayaan yang Mengagumkan

Bahasa

Bahasa Indonesia juga sering menjadi klaim oleh Malaysia. Bahasa Melayu memiliki banyak kesamaan dengan Bahasa Indonesia, namun bukan berarti Bahasa Indonesia adalah Bahasa Melayu. Bahasa Indonesia memiliki perbedaan dalam tata bahasa, pengucapan, dan kosakata yang berbeda dari Bahasa Melayu.

Dalam menanggapi klaim budaya Indonesia oleh Malaysia, kita harus memahami dan menerima keanekaragaman budaya yang ada. Kita juga harus terus mempertahankan, melindungi, dan mempromosikan warisan budaya Indonesia agar tidak diklaim oleh negara lain.

Sebagai penyelenggara seni dan budaya, pemerintah perlu mengambil tindakan keras melalui kerja sama bilateral dan multilateral antara kedua negara dalam upaya memahami keberadaan kekayaan budaya yang dimiliki masing-masing negara.

Kita juga perlu bersama-sama meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia untuk lebih mencintai dan melestarikan budaya dan seni Indonesia. Dengan pemahaman yang berkualitas tentang keanekaragaman budaya Indonesia, kita bisa melawan klaim-klaim budaya dari negara lain.

Jangan biarkan budaya Indonesia jatuh ke tangan negara lain. Selamatkan dan lestarikan warisan budaya Indonesia untuk generasi mendatang!

Also Read

Bagikan: