Liputan6.com, Jakarta Berlibur ke Surabaya belum lengkap rasanya jika tidak mampir sejenak untuk melaksanakan ibadah solat di Masjid Agung Surabaya Jawa Timur.
Diketahui, Masjid Al-Akbar Surabaya merupakan terbesar kedua setelah Istiqlal Jakarta. Kawasan Masjid Agung Surabaya tersebut merupakan salah satu lokasi surganya kuliner di Surabaya.
Tempatnya yang sangat luas dengan berbagai macam pilihan street food tentunya lokasi ini sangat disukai oleh banyak sekali warga Surabaya yang hanya ingin menikmati malamnya bersama keluarga disini.
Kuliner Masjid Agung Surabaya tidak pernah mati, banyak sekali hal yang bisa Anda dapatkan disini. Seperti kreco, ceker, jagung bakar, cilor, dan streetfood ala Korea seperti tteobokki, odeng dan hotang.
Harganya juga terbilang cukup terjangkau. Suasananya sangat tenang walau sangat rame pengunjung.
Beberapa stand juga menyediakan tempat duduk lesehan bagi para pengunjung yang ingin makan ditempat.
Saksikan video pilihan berikut ini:
selalu.id – Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Surabaya melakukan pengujian makanan dan minuman yang dijual di sekitar Masjid Al-Akbar atau Masjid Agung. Hasilnya 30 persen makanan menggunakan zat pengawet berbahaya.
“Kami lakukan pengujian dan random sampling pada 15 makanan dan minuman di sekitar Masjid al-Akbar Surabaya. Hasilnya, 8 positif mengandung boraks,” kata Ketua BPOM Surabaya, Rustyawati, Selasa (12/4/2022).
Baca Juga: QNET Luncurkan Produk Kesehatan Terbaru Amezcua Segar, Apa itu?
Rustyawati mengatakan, beberapa makanan yang diuji itu adalah batagor, kerupuk pulí Semanggi, kerupuk ikan, es cao, mutiara merah, harum manis, sosis bintang, kerang tumis, tahu dan siomay.
“Temuan boraks positif di kerupuk pulí semanggi, es cao, kikil, dan lontong,” kata dia.
Beberapa jenis makanan itu dipilih karena bahan berbahaya normalnya ditemukan di jenis-jenis tersebut.
Untuk itu, Rustywati menyampaikan, pihaknya melakukan pengujian pada jenis-jenis makanan yang dijual untuk mengantisipasi adanya bahan berbahaya.
“Pengujian ini dilakukan untuk mencegah adanya kandungan bahan berbahaya dalam makanan yang dikonsumsi Warga Surabaya,” tegasnya.
Baca Juga: Resmikan Pasar Induk Surabaya Sidotopo, Wali Kota Eri: Bisa Jadi Sentral Kulak
Pengujian ini rutin dilakukan tiap tahun. Ia berharap, warga Surabaya dapat mengantisipasi dan lebih berhati-hati ketika akan mengonsumsi makanan tertentu.
“Pengujian ini untuk pantauan dan antisipasi. Setelah ini kami akan sertifikasi dan rekomendasi ke Dinkes untuk sosialisasi dan edukasi,” pungkas dia.
Sementara itu, Sub Koordinator Kefarmasian Makanan dan Minuman Dinkes Surabaya, Umul Jariyah mengatakan, tiap tahunnya, Dinkes mendapatkan surat rekomendasi dari BPOM Surabaya terkait temuan bahan berbahaya di makanan.
“Dinkes dapat surat dari BPOM, kami edukasi ke pedagang. Kami beritahu dan beberapa bulan lagi akan sampling ulang,” kata dia.
Baca Juga: Surabaya Menuju Kota Layak Anak Dunia, Satu-satunya di Indonesia
Dari temuan itu, Dinkes akan melakukan pembinaan dan koordinasi untuk tidak lagi menggunakan bahan berbahaya.
Ia menambahkan, pihaknya akan menempeli stiker untuk menegaskan keikutsertaan mereka di pemeriksa labolatorium dan hygine sanitasi
“Akan kami stiker. Ini program baru sekali dari pusat, malau beberapa bulan lagi masih pakai, kami akan sosialisasi lagi,” terangnya. (Ade/SL1)
JawaPos.com–Sebanyak 30 persen makanan di sekitar Masjid Al Akbar mengandung bahan berbahaya. Temuan itu disampaikan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Kota Surabaya.
Senin (11/4), BPOM Kota Surabaya melakukan pengujian makanan dan minuman yang dijual di sekitar Masjid Al Akbar. Hasilnya, 30 persen mengandung boraks.
”Kami lakukan pengujian random sampling pada 15 makanan dan minuman di sekitar Masjid Al Akbar Surabaya. Hasilnya, 8 positif mengandung boraks,” kata Kepala BPOM Kota Surabaya Rustyawati.
Baca juga:
Kemenkes Putuskan PPKM Surabaya Level 1
Beberapa makanan yang diuji adalah batagor, kerupuk puli semanggi, kerupuk ikan, es cao, mutiara merah, harum manis, sosis bintang, kerang tumis, tahu, dan siomay. ”Temuan boraks positif di kerupuk puli semanggi, es cao, kikil, dan lontong,” terang Rustyawati.
Beberapa jenis makanan itu dipilih karena bahan berbahaya normalnya ditemukan di jenis-jenis tersebut. Untuk itu, pihaknya melakukan pengujian jenis-jenis makanan yang dijual untuk mengantisipasi bahan berbahaya.
”Pengujian ini dilakukan untuk mencegah kandungan bahan berbahaya dalam makanan yang dikonsumsi warga Surabaya,” tutur Rustyawati.
Baca juga:
Warga Surabaya Bisa Berobat TBC di Puskesmas
Ratusan pedagang kaki lima (PKL) yang selama ini berjualan di sekitar Masjid Nasional Al Akbar Kota Surabaya, Jawa Timur (Jatim), telah direlokasi pemerintah setempat ke Pasar Rakyat Jambangan.
Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya mengatakan, PKL yang selama ini berjualan di sekitar Masjid Al-Akbar sudah dimasukkan ke pasar yang masuk wilayah Jambangan.
“Pasar itu memang kami peruntukkan untuk warga Surabaya. Sehingga nanti Insya Allah kalau masyarakat keliling di Masjid Al-Akbar dan ingin menikmati kuliner yang selama ini ada di sekitar masjid, maka bisa langsung ke Pasar Rakyat Jambangan,” kata Eri dilansir surabaya.go.id.
Dia juga memastikan di pasar rakyat tersebut ada tempat permainan anak-anak, kuliner makanan dan minuman, serta berbagai produk UMKM Surabaya.
Oleh karena itu, ke depan Pemkot Surabaya terus melakukan perbaikan di tempat tersebut.
“Saya berharap akhir bulan ini bisa lebih baik lagi dan bahkan sempurna Pasar Rakyat,” ujar dia.
Wali Kota Surabaya juga berharap, PKL lain yang mau dimasukkan ke Pasar Rakyat Jambangan segera diproses. Karena, sejak awal dia sudah menyampaikan kepada jajaran pemkot untuk menata sebaik-baiknya para PKL.
“Kalau masih ada yang di luar, ayo ditata dengan baik, jangan sampai mereka diusir-usir terus, kasihan juga, apalagi mereka juga warga Kota Surabaya,” tegasnya.
Sementara itu, Fauzie Mustaqiem Yos Kepala Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan Kota Surabaya mengatakan, sampai sekarang sudah ada sekitar 348 pedagang yang menempati stan di Pasar Rakyat Jambangan.
“Jumlah itu tidak menutup kemungkinan akan terus bertambah karena fasilitas di tempat tersebut sudah memadai,” kata dia.
Menurutnya, sebelum para PKL berjualan, pihaknya sudah memperbaiki lahan kosong yang berada di sisi utara Masjid Al-Akbar. Tempat itu pun kini diberi nama Pasar Rakyat Jambangan.
Yos melanjutkan, Pemerintah Kota Surabaya memasang paving dan melengkapi penerangannya. Dia menjamin akan terus ada perbaikan-perbaikan, termasuk rombong yang sudah kurang layak.
“Nanti kami bantu supaya lebih layak. Mudah-mudahan ini semakin mempermudah mereka dalam mencari rezeki,” pungkasnya. (bil/rid)