Menentukan tujuan wisata merupakan hal pertama dilakukan oleh Anda. Jauh-jauh hari Anda sudah menentukan tujuan wisata, banyak dari tujuan yang dipilih oleh Anda merupakan tempat wisata yang memiliki pesona yang cukup untuk menarik Anda mengunjunginya.
Menentukan tujuan wisata merupakan hal pertama dilakukan oleh Anda. Jauh-jauh hari Anda sudah menentukan tujuan wisata, banyak dari tujuan yang dipilih oleh Anda merupakan tempat wisata yang memiliki pesona yang cukup untuk menarik Anda mengunjunginya.
Hanya saja untuk tempat wisata kali ini cukup berbeda dengan tempat wisata yang lain. Meskipun tidak bgitu diekspose, namun keberadaan tempat ini cukup dikenali oleh beberapa Anda. Keunikan dari tempat ini mengharuskan Anda mempunyai cukup nyali untuk mengunjungi tempat wisata ini.
Terlebih jika Anda sudah mendengar nama dari tempat ini belum tentu juga Anda ingin mengunjunginya. Kota Mati Marina City merupakan salah satu dari banyaknya tempat wisata yang berada di Batam. Wisata ini cukup unik sama dengan nama dari tempat wisatanya.
Kota ini begitu unik dengan nama yang mengundang rasa penasaran dari Anda akan nama dari tempat wisata itu sendiri. Kota Mati Marina City memiliki daya tarik tersendiri untuk Anda mengunjunginya hanya saja banyak juga Anda yang tak memiliki nyali begitu mendengar nama dari wisata ini.
Kota mati, merupakan kota yang sudah ditinggalkan oleh penghuninya. Dulunya kota ini sangat berjaya dizamannya. Untuk sekarang hanya terdapat gedung-gedung tak berpenghuni dan tak terawat. Hanya saja gedung-gedung ini bergaya klasik sehingga Anda yang datang ingin menyaksikan bangunan-bangunan yang tertinggal.
Wisata ini hanya ramai saat malam hari akan banyak Anda yang mengunjungi Waterfront dan untuk malam tahun baru akan dipenuhi dengan orang yang akan merayakanya. Selain itu wisata ini hanya dikunjungi oleh Anda yang menginap di Holiday Inn dan Harris Hotel.
Berwisata Sambil Mengenal Sejarah
Kota bekas perjudian yag dikenal dengan Kota Mati Marina City ini sudah ditinggalkan oleh penduduknya sejak presiden keenam Indonesia, Bapak Susilo Bambang Yudhoyono melarang dengan tegas perjudian yang ada di Indonesia.
Kota yang dekat dengan Singapura ini dulunya bebas untuk siapa saja yang akan melakukan perjudian. Dengan bangunan-bangunan bergaya klasik Eropa mendatangkan banyak pendatang untuk mengadu nasib mereka di atas meja judi. Tak hanya dari Singapura, pengunjung terdekatnya merupakan dari Jakarta.
Pada Pelabuhan Marina sendiri dibangun rumah gadang yang berfungsi sebagai tempat berjudi yang tak pernah sepi dari pengunjungnya. Mulai dari pengusaha akan membawa uang mereka dan menhabiskanya disini. Hanya saja pemenang dari perjudian adalah orang Batam, sedangkan untuk Singapura dan Jakarta akan kalah secara bergantian.
Sejak ditinggalkan karena ketegasan presiden keenam Indonesia, tempat ini hanya terdapat lampu temaran dari bangunan-bangunan yang dihuni oleh warga asing. Orang-orang asing ini menempati bangunan dan menikmati beberapa orang yang membuka klub dengan wanita-wanita yang tak berpakaian secara pantas.
Adakah Fasilitas di Kota Mati Marina City?
Sejak ditinggalkan oleh penduduknya, Kota Mati Marina City kota ini menjadi kota mati. Hanya terdapat bangunan-bangunan kosong yang tak terawat. Rangaian besi dengan semak belukar disekelilingnya.
Tak ada fasilitas untuk Anda yang mendatanginya kecuali bangunan-bangunan yang digunakan oleh orang asing sebagai tempat tinggal. Begitu pula dengan pelabuhan, pelabuhan ini nyaris tak ada aktifitas meskipun terdapat kapal ferri yang bersandar tetap tak ada penduduk lokal yang berlalu lalang.
Hunting Foto di Wisata ini
Dari bangunan-bangunan yang ada di kota mati ini bisa dijadikan spot untuk berfoto. Bangunan dengan gaya klasik Eropa merupakan bangunan yang jarang ada di Indonesia, karena itu akan menjadi background yang sangat bagus untuk Anda yang mengunjungi kota mati ini.
Selain dari bangunan klasiknya, suasana yang sepi dengan tak ada penghuni juga bisa dijadikan spot berfoto. Berfoto diantara banyaknya bangunan kosong tak berpenghuni. Kota mati dengan bangunan klasiknya hingga tak ada satupun penduduk yang berlalu lalang bisa dijadikan bukti akan kota ini dengan foto yang Anda miliki.
Akses Menuju Kota Mati Marina City
Karena Kota Mati Marina City ini masih terletak di Batam maka akses menuju kota mati ini tak begitu sulit untuk Anda. Selain itu banyak dari penduduk lokal mengenal tempat ini sehingga Anda bisa menemukan tempat ini dengan bantuan penduduk lokal menggunakan kendaraan pribadi.
Tips Berwisata ke Kota Mati Marina City
Saat mengunjungi Kota Mati Marina City maka Anda harus memiliki cukup nyali untuk mendatanginya. Kota yang sudah ditinggalkan oleh penduduk lokalnya ini cukup membuat Anda kehilangan nyalinya lantaran saat mengunjunginya bangunan-bangunan kosong tersebut menurunkan keberanian Anda.
Anda juga harus berhati-hati saat memasuki salah satu bangunan yang ada di kota mati. Terlalu lama ditinggalkan dan juga tak ada satupun yang merawatnya, menjadikan lantai dari setiap bangunan yang terbuat dari kalu lapuk.
Selain itu bawalah kamera untuk mengabadikan setiap momen saat Anda mengunjungi kota mati. Bangunan-bangunan klasik yang dimiliki dengan kondisi yang kosong ini akan menjadi spot yang bagus untuk diabadikan.
Peta Lokasi Kota Mati Marina City
<span id=”selection-marker-1″ class=”redactor-selection-marker”></span>
Jam Buka dan Harga Tiket Masuk
Anda dapat mengunjungi Kota Mati Marina City tanpa harus terikat dengan jam buka dan jam tutup dari tempat ini. Karena tempat ini sudah ditinggalkan oleh penduduknya tak ada yang mengelolah sehingga tidak ada waktu yang terikat dan juga harga tiket masuk untuk Anda.
Liputan6.com, Batam – Kawasan Marina City Batam masih menyisakan bekas-bekas kejayaannya sebagai pusat judi di Batam. Bangunan-bangunan lama di sana menunjukkan kawasan itu dahulu pernah menjadi tujuan favorit para penjudi Singapura dan Jakarta.
Marina City berlokasi di Tanjung Riau, Sekupang, Batam. Di eranya, Marina City sungguh gemerlap memanjakan para penjudi dan orang-orang yang mencari hiburan. Namun seiring larangan perjudian sedekade terakhir, Marina City pun meredup.
Dari pengamatan Liputan6.com, Marina City Batam kini adalah kawasan dengan gedung-gedung tak terawat, bahkan sebagian tinggal rangka besi. Semak belukar menjadi pagar bangunan-bangunan terbengkelai itu.
Baca Juga
- Supriyanto dan Rumahnya Sehoror The Conjuring 2
- Kakek Bertongkat Bubarkan Balapan Liar Ternyata Pendekar Silat
- Nasib Lokananta Kini Setelah 60 Tahun Berdiri
Jika dulu hiruk pikuk orang di sana, kini suasana horor yang tercipta. “Banyak kejadian aneh di kawasan itu, terlebih ketika sudah malam,” kata Stefani, seorang petugas sekuriti.
Menurut Farizal (28), sering kejadian pengunjung datang ke kawasan itu kesurupan. “Kalau ke gedung tua itu sudah tidak ada lagi yang berani masuk, orang lebih memilih ke pantai,” ujarnya.
“Kalau saat sendiri memang suasana mistisnya akan terasa, saya tak berani lama-lama diam di situ,”ucapnya.
Pantai kawasan itu memang strategis. Dari kawasan itu terlihat samar-samar daratan Singapura. “Kalau malam tahun baru ramai, remaja- remaja yang datang sengaja pesta akhir tahun baru,” kata Farizal.
Pantai tersebut merupakan kawasan bekas pelabuhan yang dulu ramai. Di dekat kawasan pantai terdapat areal hutan dengan makam-makam tua.
Sebeulumnya seorang tokoh masyarakat melayu Batam, Jantan Musa (70), menuturkan kawasan itu pernah ramai bahkan sebelum dibangun menjadi kawasan khusus.
“Masa saya kecil, Marina City Batam sudah ramai karena dekat pusat pemerintahan,” ujar Jantan.
Batam, CNN Indonesia — Jarak fisik yang dekat dengan Singapura membuat Batam menjadi kota yang cukup bebas. Salah satu tandanya: perjudian marak. Dahulu, Marina City menjadi salah satu kawasan judi terkenal di Batam. Ada bangunan bergaya Eropa klasik yang dipenuhi pendatang dan ekspatriat.
Pelabuhan Marina yang berbentuk rumah gadang tak pernah sepi. Setiap jam, pengusaha berdatangan. Kebanyakan dari Singapura. Ada pula yang dari Jakarta. Mereka membawa banyak uang dan siap bertaruh harta di meja judi. Perekonomian sekitar Marina pun hidup.
“Waktu itu Batam ramai banget. Orang-orang kaya. Tukang ojek pun bisa beli mobil,” ujar Ardianto, masyarakat setempat yang menemani CNN Indonesia keliling Batam beberapa waktu lalu. Menurutnya, pemenang judi kebanyakan orang Batam. “Hari ini Jakarta kalah, besok orang Singapura yang kalah, gantian,” ujarnya.
Menurut pengamatan CNN Indonesia saat berkunjung ke sana, kompleks gedung yang dahulu gemerlap sarang judi kini berubah gelap. Hanya ada lampu temaram di beberapa kamar yang masih dihuni. “Sekarang jadi tempat tinggal orang asing,” kata Ardianto. Ia jadi semacam apartemen kelas subsidi. Dinding kusam tak terawat. Jemuran baju centang-perenang.
Di lantai paling dasar, dibuka petak-petak bar dengan lampu seadanya. Ada juga salon kecantikan yang jauh dari kesan mewah.
Beberapa perempuan berbusana seksi terlihat bermain biliar. Ekspatriat Eropa atau Amerika duduk memandangi mereka sembari menyesap bir dingin dari botol di tangannya. Kawasan itu jadi lebih mirip pusat bar murahan. Beberapa bar bahkan tutup. Lantai kayunya lapuk dimakan usia. Atap rumbianya jebol diterjang hujan.
Bukan hanya itu, pelabuhan Marina di sampingnya juga nyaris tak menampakkan tanda-tanda kehidupan. Masih ada satu atau dua kapal feri bersandar, tapi tak tampak orang berlalu-lalang. Sesekali, klakson kapal terdengar dan perlahan feri besar berangkat.
Marina City, bekas tempat perjudian di Batam yang kini jadi kota mati (CNN Indonesia/Rizky Sekar Afrisia)
Marina City, bekas tempat perjudian di Batam yang kini jadi kota mati (CNN Indonesia/Rizky Sekar Afrisia)
Suasana suram juga terasa di pantai samping pelabuhan Marina. Menjelang matahari terbenam, terlihat beberapa pasang muda-mudi datang dengan sepeda motor atau mobil. Mereka lalu duduk ditemani angin nan sepoi-sepoi.
“Kalau malam tahun baru masih ramai,” kata Ardianto. Tapi ia tak memungkiri, hengkangnya perputaran uang miliaran rupiah dari perjudian membuat tempat itu nyaris tak bernyawa. Lokasi yang ramai hanya Waterfront, yang masih menjadi destinasi terutama bagi para penginap di Holiday Inn dan Harris Hotel.
“Sekarang judinya sudah pindah ke Singapura semua,” Ardianto mengatakan. Yang dimaksudnya adalah Marina Bay Sand, yang menjadi bangunan kasino termahal di dunia. Feri mewah yang berhenti di perairan netral Indonesia-Singapura-Malaysia juga jadi pusat judi.
(rsa/mer)
— Jarak fisik yang dekat dengan Singapura membuat Batam menjadi kota yang cukup bebas. Salah satu tandanya: perjudian marak. Dahulu, Marina City menjadi salah satu kawasan judi terkenal di Batam. Ada bangunan bergaya Eropa klasik yang dipenuhi pendatang dan ekspatriat.Pelabuhan Marina yang berbentuk rumah gadang tak pernah sepi. Setiap jam, pengusaha berdatangan. Kebanyakan dari Singapura. Ada pula yang dari Jakarta. Mereka membawa banyak uang dan siap bertaruh harta di meja judi. Perekonomian sekitar Marina pun hidup.”Waktu itu Batam ramai banget. Orang-orang kaya. Tukang ojek pun bisa beli mobil,” ujar Ardianto, masyarakat setempat yang menemani CNN Indonesia keliling Batam beberapa waktu lalu. Menurutnya, pemenang judi kebanyakan orang Batam. “Hari ini Jakarta kalah, besok orang Singapura yang kalah, gantian,” ujarnya.Namun, semua itu tak lagi bisa dilihat jika Anda berkunjung ke Batam sekarang. Perjudian sudah mati. “Sejak SBY melarang judi, langsung sepi,” tutur Ardianto melanjutkan. Pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono memang menindak tegas judi. Marina City pun kini bagai kota mati.Menurut pengamatan CNN Indonesia saat berkunjung ke sana, kompleks gedung yang dahulu gemerlap sarang judi kini berubah gelap. Hanya ada lampu temaram di beberapa kamar yang masih dihuni. “Sekarang jadi tempat tinggal orang asing,” kata Ardianto. Ia jadi semacam apartemen kelas subsidi. Dinding kusam tak terawat. Jemuran baju centang-perenang.Di lantai paling dasar, dibuka petak-petak bar dengan lampu seadanya. Ada juga salon kecantikan yang jauh dari kesan mewah.Beberapa perempuan berbusana seksi terlihat bermain biliar. Ekspatriat Eropa atau Amerika duduk memandangi mereka sembari menyesap bir dingin dari botol di tangannya. Kawasan itu jadi lebih mirip pusat bar murahan. Beberapa bar bahkan tutup. Lantai kayunya lapuk dimakan usia. Atap rumbianya jebol diterjang hujan.Bukan hanya itu, pelabuhan Marina di sampingnya juga nyaris tak menampakkan tanda-tanda kehidupan. Masih ada satu atau dua kapal feri bersandar, tapi tak tampak orang berlalu-lalang. Sesekali, klakson kapal terdengar dan perlahan feri besar berangkat.Suasana suram juga terasa di pantai samping pelabuhan Marina. Menjelang matahari terbenam, terlihat beberapa pasang muda-mudi datang dengan sepeda motor atau mobil. Mereka lalu duduk ditemani angin nan sepoi-sepoi.”Kalau malam tahun baru masih ramai,” kata Ardianto. Tapi ia tak memungkiri, hengkangnya perputaran uang miliaran rupiah dari perjudian membuat tempat itu nyaris tak bernyawa. Lokasi yang ramai hanya Waterfront, yang masih menjadi destinasi terutama bagi para penginap di Holiday Inn dan Harris Hotel.”Sekarang judinya sudah pindah ke Singapura semua,” Ardianto mengatakan. Yang dimaksudnya adalah Marina Bay Sand, yang menjadi bangunan kasino termahal di dunia. Feri mewah yang berhenti di perairan netral Indonesia-Singapura-Malaysia juga jadi pusat judi.
Dafunda Gokil – Sebagai warga Indonesia kalian pasti tahu bahwa Batam adalah salah satu kota terbesar di Kepulauan Riau. Berbatasan dengan Singapura dan Malaysia membuat Batam sangat pesat perkembangannya. Lokasi strategis juga menjadikan Batam sebagai jalur pelayaran Internasional. Tapi, dibalik semua itu tentu ada menyimpan gemerlap yang jarang diketahui orang seperti Marina City.
Apakah kalian pernah mendengar tentang Marina City? Tempat yang dulunya menjadi markas kaum hedon ini sekarang suram serta memprihatinkan. Bahkan, banyak orang yang menyebut kota ini mati dan berhantu. Karena dekat dengan Singapura, kawasan Marina City dulunya menjadi tempat yang bebas dalam hal jual beli. Penduduk di daerah ini juga kaya dan hidup berkecukupan.
Nah perjudian tentu saja sudah sangat melekat dengan Marina City. Setiap malam, kawasan pelabuhannya selalu sesak manusia, rumah gadang yang menjadi meja pertaruhan harta ramai hingga tengah malam. Kehidupan Marina City berbalik 360 derajat saat masa pemerintahan presiden keenam Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono. Larangan perjudian adalah hal benar-benar harus ditinggalkan. Sejak saat itu, ekonomi kota ini seolah mati.
Dan para penduduk pun mulai meninggalkan kota dengan bangunan klasik bergaya Eropa yang berdiri megah. Tak ada tanda-tanda kehidupan yang terlihat. Rumah-rumah megah menjadi bangunan kosong dan catnya mulai mengelupas, rumput serta semak belukar juga tumbuh merajalela. Menurut pengakuan warga di sekitar kawasan Marina City, menjelang malam suasana akan bertambah seram dan menakutkan.
Seperti namanya, kota mati tentu saja kota ini sangat menyeramkan. Siapapun diperbolehkan mengunjungi kota ini asalkan mempunyai nyali. Karena kota ini terkenal sangat menyeramkan sekarang. Tidak hanya itu, bangunan yang lapuk bisa saja runtuh secara tiba-tiba. Jika diliat dari gambarannya, tentu saja kota ini memang menyeramkan. Bagaimana menurut kalian? Pernah berkunjung kesana? Beri tanggapan di bawah ini.