Objek wisata gunung api purba nglanggeran terletak di wilayah

Gundana

Liputan6.com, Yogyakarta – Pandemi Covid-19 tidak lantas memupuskan harapan untuk piknik tipis-tipis, misalnya ke Nglanggeran. Wisata Nglanggeran berlokasi di Kapanewon Patuk, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Selain Gunung Api Purba yang terkenal, Nglanggeran juga memiliki sejumlah objek wisata lainnya, seperti Kampung Pitu, air terjun Kedung Kandang, serta embung Nglanggeran.

Sayangnya, tidak semua orang paham rute wisata ke Nglanggeran yang perjalanannya dari Kota Yogyakarta menghabiskan waktu sekitar satu jam.

Berikut panduan wisata ke Nglanggeran supaya wisatawan tidak tersasar atau bingung menentukan moda transportasi yang akan digunakan.

1. Wisatawan yang berasal dari luar daerah, bisa menggunakan transportasi umum berupa bus DAMRI menuju Nglanggeran. Alternatif lainnya, wisatawan yang memiliki uang lebih bisa naik transportasi online.

2. Wisatawan juga bisa menggunakan jasa kendaraan antar jemput yang disediakan oleh Desa Wisata Nglanggeran. 

 

Gunung Nglanggeran adalah sebuah gunung di Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Gunung ini merupakan suatu gunung api purba yang terbentuk sekitar 60-70 juta tahun yang lalu atau yang memiliki umur tersier (Oligo-Miosen).[1][2] Gunung Nglanggeran memiliki batuan yang sangat khas karena didominasi oleh aglomerat dan breksi gunung api.[3][4][5] Gunung ini terletak di Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul yang berada pada deretan Pegunungan Baturagung.[3][6][7]

Bukit Nglanggeran konon merupakan tempat menghukum warga desa yang ceroboh merusak wayang.[7] Asal kata nglanggeran adalah nglanggar yang mempunyai arti melanggar.[7] Pada ratusan tahun yang lalu, penduduk desa sekitar mengundang seorang dalang untuk mengadakan pesta syukuran hasil panen.[7] Akan tetapi para warga desa melakukan hal ceroboh.[7] Mereka mencoba merusak wayang si dalang.[7] Dalang murka dan mengutuk warga desa menjadi sosok wayang dan dibuang ke Bukit Nglanggeran.[7]

Ada beberapa bebatuan besar yang menurut cerita warga sekitar digunakan untuk tempat pertapaan warga.[8] Warga sekitar mengatakan bahwa menurut kepercayaan, Gunung Nglanggeran dijaga oleh Kyai Ongko Wijoyo serta tokoh pewayangan Punokawan.[8] Pada malam tahun baru Jawa atau Jumat Kliwon, beberapa orang memilih semadi di pucuk gunung.[6] Di Gunung Nglanggeran ini pula warga pernah menemukan arca mirip Ken Dedes.[6]

Berdasarkan penelitian, gunung api ini merupakan gunung berapi aktif sekitar 60 juta tahun yang lalu lalu.[8] Gunung Nglanggeran berasal dari Gunung api dasar laut yang terangkat dan kemudian menjadi daratan jutaan tahun lalu.[7] Gunung ini memiliki bebatuan besar yang menjulang tinggi sehingga biasanya digunakan sebagai jalur pendakian dan tempat untuk pertapaan warga.[8] Puncak gunung tersebut adalah Gunung Gedhe di ketinggian sekitar 700 meter dari permukaan laut, dengan luas kawasan pegunungan mencapai 48 hektar.[6]

melihat matahari terbit dari Puncak Nglanggeran

Perjalanan menuju puncak gunung akan melewati jalanan tanah serta lorong-lorong bebatuan yang sempit.[9] Dengan jarak tempuh pendakian lebih kurang dua jam, wisatawan bisa menapaki puncak tertinggi gunung api purba itu.[10] Apabila berangkat sore, wisatawan dapat menyaksikan matahari yang terbenam.[9] Selain itu, pengunjung juga perlu menggunakan tali untuk mendaki bukit-bukit yang pendek.[9] Ada papan petunjuk yang membuat wisatawan tidak mudah tersesat.[9]

BACA JUGA:   20 Wisata Gunung Mas Puncak

Pengembangan wisata

[

sunting

|

sunting sumber

]

Embung Nglanggeran

Tahun 1999, objek wisata ini dikelola Karang Taruna Bukit Putra Mandiri yang mengenakan tarif tiket Rp 500 per orang, namun fasilitasnya belum lengkap.[6] Mengingat banyaknya potensi budaya dan ekowisata di situs gunung api tersebut, tahun 2008 [Badan Pengelola Desa Wisata Nglanggeran mengambil alih pengelolaannya dan menambah berbagai fasilitas.[6]

Di sekitar Gunung Nglanggeran dapat dijumpai embung yang merupakan bangunan berupa kolam seperti telaga di ketinggian sekitar 500 meter dari permukaan laut.[6] Embung dengan luas sekitar 5.000 meter persegi itu berfungsi menampung air hujan untuk mengairi kebun buah kelengkeng, durian, dan rambutan di sekeliling embung.[6] Pada musim kemarau, para petani bisa memanfaatkan airnya untuk mengairi sawah.[6] Pengunjung bisa naik ke embung dengan tangga.[6] Sampai di sisi embung, pengunjung bisa melihat matahari terbenam dan melihat gunung api purba di seberang embung.[6]

Harga tiket masuk untuk menikmati wisata alam Jogja ini (mulai 1 Juli 2016), sebesar Rp15.000,00 di siang hari dan Rp20.000,00 di malam hari, dan untuk wisatawan asing sebesar Rp30.000,00.[11] Kawasan wisata Gunung Api Purba, Nglanggeran ini dikelola secara resmi oleh Karang Taruna Desa Nglanggeran.[12]

Pada budaya populer

[

sunting

|

sunting sumber

]

Gunung Nglanggeran disebut dalam lagu congdut karya Didi Kempot, berjudul “Banyu Langit” yang dirilis pada tahun 2016 dalam album Kasmaran. Pada bagian akhir chorus disebutkan: “…adheme gunung Merapi purba, sing neng Nglanggeran, Wonosari, Yogyakarta…”[13]

Saibumi.com (SMSI) – Kabupaten Gunungkidul kaya akan destinasi wisata yang berkelas dan bahkan tingkat dunia. Salah satunya yakni Gunung Api Purba Nglanggeran yang berada di Padukuhan Nglanggeran Wetan, Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk.

 

BACA JUGA: Dansat Brimob Pimpin Apel Kesiapsiagaan Dalam Rangka Hari Buruh 2021

Gunung Api Purba Nglanggeran ini sudah diakui oleh UNESCO sebagai warisan dunia yang merupakan salah satu Geosite dari 13 Geosite Geopark Gunungsewu di Kabupaten Gunungkidul. Dari sisi pariwisata, pun juga telah diakui dengan beberapa prestasinya yang telah dicapai. Yakni Desa Wisata Nglanggeran yang mendapatkan penghargaan ASEAN Sustainable Tourism Award diberikan di Chiang Mai, Thailand pada 26 Januari 2018 silam.

 

Gunung Api Purba ini memiliki ketinggian 700 meter di atas permukaan laut (mdpl), membuatnya menjadikan salah satu magnet untuk wisatawan yang memiliki ketertarikan dalam wisata alam. Bagi yang belum mempunyai pengalaman matang dalam melakukan pendakian gunung pun dapat menjangkaunya.

 

Untuk melakukan pendakian sampai ke puncaknya, kelompok sadar wisata (Pokdarwis) telah membuat jalur untuk mengaksesnya dengan mudah. Hanya perlu waktu sekitar 60 menit saja untuk sampai ke puncaknya yang dikenal dengan sebutan Gunung Gedhe.

Di puncak ini merupakan spot untuk melihat sunrise. Untuk itu disarankan ketika ingin menikmatinya, pengunjung memulai pendakian sekitar pukul 05.00 WIB agar tak kehilangan momen.

BACA JUGA:   Terbaik 11 Foto Tempat Wisata Kebun Teh Kemuning Karanganyar

 

Selain menikmati sunrise, di spot ini wisatawan bisa menikmati kemegahan Gunung Lima Jari. Sebuah pemandangan gunung yang bentuknya mirip dengan jari manusia. Wisatawan akan dibuat semakin takjub dengan keindahan Embung Nglanggeran yang dikelilingi dengan perkebunan buah.

 

Bagi mereka yang ingin bermalam atau camping juga bisa mendirikan dome atau tenda. Spot camping ini berada tepat di bawah spot Gunung Gedhe, yang berupa tanah cukup luas untuk berlindung dari angin kencang. Sore menjelang malam, ketika cuaca cerah wisatawan pun bisa menikmati sunset.

 

Untuk menuju ke objek wisata Gunung Api Purba Nglanggeran ini, jika wisatawan dari arah Kota Yogyakarta maka mengambil rute jalan Yogyakarta-Wonosari ke arah wonosari. Wisatawan akan melewati Bukit Bintang atau Bukit Patuk yang biasanya digunakan oleh para remaja menatap Sunset.

 

Dari bukit bintang masih naik sampai menemui Polsek Patuk atau bisa juga GCD FM habis tanjakan belok kiri arah ke Stasiun Relay INDOSIAR Desa Ngoro-oro. Ikuti saja jalan mulus itu sampai Puskesmas Patuk II atau biasa disebut Puskesmas Tawang. Kemudian akan sampai Desa Nglanggeran dimana Gunung Api Purba berada.

 

Perkiraan waktu tempuhnya sekitar 40 menit dari Kota Yogyakarta dengan laju kendaraan sekitar 60 sampai 70 kilometer per jam.

 

Sedangkan dari arah wonosari cukup mudah untuk sampai ke Lokasi Gunung Api Purba. Tinggal belok kanan dari Bunderan Sambi Pitu, kemudian mengambil arah Desa Bobung (desa kerajinan topeng) kira-kira jarak lokasi Gunung 5 Km dari Sambi Pitu dan 3 Km dari Dusun Bobung. Jalan akses menuju ke sana juga cukup mulus hanya saja sebelum masuk ke Desa Nglanggeran harus melewati tanjakan yang lumayan tinggi.

 

Untuk tarif masuk ke Gunung Api Purba Nglanggeran antara Rp15.000 sampai Rp20.000. Sedangkan paket wisata terdiri dari beberapa tarif. Yakni paket homestay Rp150 ribu per orang per malam, outbond Rp130 ribu per orang, program paket live in sebesar 250 ribu sampai Rp750 ribu per orang.

 

Paket wisata live in ini terdiri dari berbagai layanan. Seperti kegiatan belajar kesenian lokal, kreasi janur, hingga membuat api unggun. (wawan)

BACA JUGA: Handri: Kejari Bandarlampung Tebang Pilih atau Tidak Mampu Menyelesaikan Perkara??

GUNUNGKIDUL, KOMPAS.com – Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menyebutkan kawasan Gunung api purba Nglanggeran di Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul, memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi objek wisata.       “Kawasan ini memiliki potensi yang bisa dikembangkan guna memajukan industri pariwisata daerah, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat,” kata gubernur dalam sambutannya yang dibacakan Kepala Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Tazbir Abdullah pada pelepasan peserta Jelajah Wisata Gunung Api Purba Nglanggeran, di Patuk, Gunung Kidul, Minggu (1/8/2010).       Menurut Sultan, industri pariwisata perlu dikembangkan untuk ikut mendorong pertumbuhan ekonomi daerah sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Apalagi, kepariwisataan DIY saat ini berada di peringkat dua setelah Bali,” katanya.       Ia mengatakan potensi industri pariwisata DIY yang didukung dengan keanekaragaman objek dan kesiapan sarana serta prasarana penunjang, ditambah dengan sumber daya manusia yang berkualitas, diharapkan bisa dikembangkan optimal.       “Untuk itu, potensi-potensi lokal dapat dijadikan ikon wisata, di antaranya dengan memunculkan desa wisata, agro wisata, wisata kuliner, serta penyelenggaraan kegiatan massal seperti Jelajah Wisata Gunung Api Purba Nglanggeran ini.       Namun, gubernur DIY mengingatkan kekayaan maupun potensi lokal sebagai modal dasar tersebut, pemanfaatan dan pengembangannya harus benar, tepat, realistis, serta berkesinambungan.       Sementara itu, Bupati Gunung Kidul Sumpeno Putro mengatakan potensi alam yang mendukung sektor pariwisata harus memperoleh perhatian tersendiri untuk digarap sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah (PAD).       Ketua Pengelola Ekowisata Gunung Api Purba Nglanggeran Sugeng Handaka mengatakan jumlah peserta jelajah wisata gunung api purba ini melampaui target.       Menurut dia, jumlah pesertanya sekitar 3.200 orang, atau melebihi kapasitas, padahal pihaknya telah menolak permintaan tiket, baik perorangan maupun rombongan. “Bahkan kami menolak rombongan pendaftar yang jumlahnya 100 orang lebih,” katanya.       Para peserta datang dari sejumlah kabupaten di DIY, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Sebagian dari peserta tergabung dalam jaringan pariwisata Karismapawigoro, yaitu Kabupaten Karanganyar, Wonogiri, Magetan, Pacitan, Ngawi, dan Ponorogo.      

BACA JUGA:   Wisata air terjun lembah anai

Ketinggian 200-700 mdpl          Gunung Nglanggeran terletak di Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul.  Gunung api purba itu berada di kawasan Baturagung, bagian utara wilayah Gunung Kidul dengan ketinggian antara 200-700 mdpl (meter di atas permukaan laut), dengan suhu udara rata-rata 23 derajat celcius -27 derajat Celcius.         Dari kota Wonosari jarak tempuhnya 20 kilometer untuk sampai ke gunung api purba tersebut. Sedangkan dari kota Yogyakarta, sejauh 25 kilometer.       Ada dua jalur jalan untuk menuju ke lokasi itu. Jika dari Wonosari bisa melewati Bunderan Sambipitu, ambil kanan ke arah Dusun Bobung (pusat kerajinan topeng), kemudian menuju Desa Nglanggeran.       Sedangkan jika dari Yogyakarta, ketika sampai Bukit Bintang Patuk, Radio GCD FM belok ke kiri hingga sejauh tujuh kilometer (arah ke Desa Ngoro-oro yaitu lokasi beberapa stasiun transmisi ), kemudian menuju Desa Nglanggeran hingga sampai Pendopo Joglo Kalisong/Gunung Nglanggeran.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Also Read

Bagikan: