Objek wisata gunung api purba nglanggeran terletak di wilayah brainly

Gundana

Saibumi.com (SMSI) – Kabupaten Gunungkidul kaya akan destinasi wisata yang berkelas dan bahkan tingkat dunia. Salah satunya yakni Gunung Api Purba Nglanggeran yang berada di Padukuhan Nglanggeran Wetan, Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk.

 

BACA JUGA: Dansat Brimob Pimpin Apel Kesiapsiagaan Dalam Rangka Hari Buruh 2021

Gunung Api Purba Nglanggeran ini sudah diakui oleh UNESCO sebagai warisan dunia yang merupakan salah satu Geosite dari 13 Geosite Geopark Gunungsewu di Kabupaten Gunungkidul. Dari sisi pariwisata, pun juga telah diakui dengan beberapa prestasinya yang telah dicapai. Yakni Desa Wisata Nglanggeran yang mendapatkan penghargaan ASEAN Sustainable Tourism Award diberikan di Chiang Mai, Thailand pada 26 Januari 2018 silam.

 

Gunung Api Purba ini memiliki ketinggian 700 meter di atas permukaan laut (mdpl), membuatnya menjadikan salah satu magnet untuk wisatawan yang memiliki ketertarikan dalam wisata alam. Bagi yang belum mempunyai pengalaman matang dalam melakukan pendakian gunung pun dapat menjangkaunya.

 

Untuk melakukan pendakian sampai ke puncaknya, kelompok sadar wisata (Pokdarwis) telah membuat jalur untuk mengaksesnya dengan mudah. Hanya perlu waktu sekitar 60 menit saja untuk sampai ke puncaknya yang dikenal dengan sebutan Gunung Gedhe.

Di puncak ini merupakan spot untuk melihat sunrise. Untuk itu disarankan ketika ingin menikmatinya, pengunjung memulai pendakian sekitar pukul 05.00 WIB agar tak kehilangan momen.

 

Selain menikmati sunrise, di spot ini wisatawan bisa menikmati kemegahan Gunung Lima Jari. Sebuah pemandangan gunung yang bentuknya mirip dengan jari manusia. Wisatawan akan dibuat semakin takjub dengan keindahan Embung Nglanggeran yang dikelilingi dengan perkebunan buah.

 

Bagi mereka yang ingin bermalam atau camping juga bisa mendirikan dome atau tenda. Spot camping ini berada tepat di bawah spot Gunung Gedhe, yang berupa tanah cukup luas untuk berlindung dari angin kencang. Sore menjelang malam, ketika cuaca cerah wisatawan pun bisa menikmati sunset.

 

Untuk menuju ke objek wisata Gunung Api Purba Nglanggeran ini, jika wisatawan dari arah Kota Yogyakarta maka mengambil rute jalan Yogyakarta-Wonosari ke arah wonosari. Wisatawan akan melewati Bukit Bintang atau Bukit Patuk yang biasanya digunakan oleh para remaja menatap Sunset.

 

Dari bukit bintang masih naik sampai menemui Polsek Patuk atau bisa juga GCD FM habis tanjakan belok kiri arah ke Stasiun Relay INDOSIAR Desa Ngoro-oro. Ikuti saja jalan mulus itu sampai Puskesmas Patuk II atau biasa disebut Puskesmas Tawang. Kemudian akan sampai Desa Nglanggeran dimana Gunung Api Purba berada.

 

Perkiraan waktu tempuhnya sekitar 40 menit dari Kota Yogyakarta dengan laju kendaraan sekitar 60 sampai 70 kilometer per jam.

 

Sedangkan dari arah wonosari cukup mudah untuk sampai ke Lokasi Gunung Api Purba. Tinggal belok kanan dari Bunderan Sambi Pitu, kemudian mengambil arah Desa Bobung (desa kerajinan topeng) kira-kira jarak lokasi Gunung 5 Km dari Sambi Pitu dan 3 Km dari Dusun Bobung. Jalan akses menuju ke sana juga cukup mulus hanya saja sebelum masuk ke Desa Nglanggeran harus melewati tanjakan yang lumayan tinggi.

 

Untuk tarif masuk ke Gunung Api Purba Nglanggeran antara Rp15.000 sampai Rp20.000. Sedangkan paket wisata terdiri dari beberapa tarif. Yakni paket homestay Rp150 ribu per orang per malam, outbond Rp130 ribu per orang, program paket live in sebesar 250 ribu sampai Rp750 ribu per orang.

 

Paket wisata live in ini terdiri dari berbagai layanan. Seperti kegiatan belajar kesenian lokal, kreasi janur, hingga membuat api unggun. (wawan)

BACA JUGA: Handri: Kejari Bandarlampung Tebang Pilih atau Tidak Mampu Menyelesaikan Perkara??

BACA JUGA:   Wisata di bogor yang lagi hits

D. (2) dan (4)

Berikut ini beberapa kegiatan yang dapat dilakukan di Gunung Api Purba.

  • Menjadikan Gunung Api Purba menjadi daerah konservasi flora dan fauna asli daerah tersebut.
  • Menjadikan kawasan Gunung Api Purba sebagai tujuan wisata alam yang edukatif.

Pembahasan:

Gunung Api Purba di Kabupaten Gunung kidul merupakan gunung berapi yang terbentuk sekitar 0,6-70 juta tahun yang lalu atau yang memiliki umur tersier.

Gunung api purba yang ada di kabupaten gunung kidul adalah gunung berapi yang aktif sekitar 60 juta tahun yang lalu lalu. Gunung api purba yang ada di kabupaten gunung kidul adalah Gunung Nglanggeran. Gunung ini berasal dari Gunung api dasar laut yang terangkat dan kemudian menjadi daratan jutaan tahun lalu. Ciri dari gunung api purba ini memiliki ciri bebatuan besar yang menjulang tinggi sehingga biasanya digunakan sebagai jalur pendakian dan tempat untuk pertapaan warga. Puncak dari gunung api purba itu merupakan Gunung Gedhe di ketinggian sekitar 700 meter dari permukaan laut, dengan luas kawasan pegunungan mencapai 48 hektar.

Saat ini, gunung api purba tersebut dijadikan objek wisata dan edukasi, serta tempat konservasi flora dan fauna.

Pelajari lebih lanjut

Detail jawaban

  • Kelas: 9
  • Mapel: Biologi
  • Bab: Keanekaragaman Hayati
  • Kode: 4
  • Kata Kunci: keanekaragaman, hayati, gunung api, purba

Sebagai salah satu desa wisata terbaik di Indonesia, strategi pengembangan pariwisata di Desa Wisata Nglanggeran sangat unik dan menarik untuk dipelajari. Desa yang berlokasi di Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul ini menerapkan konsep ekowisata dalam pengembangan pariwisatanya. Desa Wisata Nglanggeran memiliki keunikan dalam strategi pengembangan pariwisata serta pemilihan atraksi yang ada.

Hal menarik yang dilakukan oleh pengelola pariwisata Desa Wisata Nglanggeran adalah prinsip untuk tidak membuat atraksi pariwisata baru yang relatif konvensional dan bisa meningkatkan popularitas secara cepat (booming). Pengelola wisata menjadikan suasana desa yang ada sebagai atraksi wisata yang ditawarkan. Atraksi “nuansa pedesaan” inilah yang menjadi atraksi utama untuk ditawarkan sebagai daya tarik wisata, khususnya menyasar masyarakat perkotaan yang ingin merasakan nuansa kehidupan desa. Pengelola pariwisata sangat menekankan aspek keberlanjutan dalam melakukan pengembangan pariwisata di Desa Wisata Nglanggeran.

Desa Wisata Nglanggeran dapat dikatakan saat ini telah berhasil mengembangkan sebuah desa wisata dengan konsep ekowisata. Desa Wisata Nglanggeran telah melalui proses pengembangan pariwisata yang cukup panjang, perencanaan Desa Wisata Nglanggeran dimulai pada tahun 2008. Pada dasarnya konsep ekowisata ini akan menjamin keberlangsungan kehidupan desa karena jenis wisata yang akan ditawarkan adalah wisata yang tidak merusak lingkungan, bahkan meningkatkan kualitas lingkungan. Dampak positif implementasi pengembangan konsep ekowisata dalam pengembangan pariwisata adalah kegiatan pariwisata  memberikan keuntungan secara merata bagi seluruh lapisan dan golongan masyarakat (inklusif).

Komponen utama untuk pengembangan desa wisata berkonsep ekowisata adalah pengembangan objek wisata, kelembagaan, pembangunan industri wisata, serta pemasaran. Selain itu, kondisi sosial budaya masyarakat pedesaan seperti seni budaya serta karakter masyarakat pedesaan juga dijadikan sebagai salah satu komponen dalam pengadaan atraksi wisata berdampingan dengan lingkungan alam dan ekonomi desa.

 

Pengembangan Destinasi Wisata

Pengembangan objek wisata di Desa Wisata Nglanggeran diikuti dengan pengembangan sumber daya manusia dan fasilitas penunjang pariwisata. Peningkatan kualitas infrastruktur pendukung seperti jalan dan embung air guna menunjang ekowisata juga dilakukan. Konektifitas dengan kota, kabupaten, maupun dengan destinasi wisata lain terus ditingkatkan. Masyarakat juga dilibatkan dalam proses pengembangan desa wisata dari berbagai bidang seperti Kelompok Sadar Wisata hingga mitra usaha penunjang pariwisata.

Gunung Api Purba Nglanggeran merupakan salah satu objek wisata unggulan desa. Gunung Api Purba Nglanggeran merupakan modal awal dari berkembangnya Desa Wisata Nglanggeran yang digunakan sebagai daya tarik utama bagi turis baik lokal maupun mancanegara. Seiring berjalannya waktu, dikembangkanlah berbagai atraksi wisata baru yang semakin mengarah pada konsep ekowisata seperti embung, wisata air kedung kendang, wisata perkebunan, wisata pengolahan hasil perkebunan, serta kampung hijau.

BACA JUGA:   Sejarah masjid baiturrahim ulee lheue

 

Kelembagaan

Kelembagaan di Desa Wisata Nglanggeran mendukung perencanaan pengembangan pariwisata secara bottom up. Lembaga kemasyarakatan dan kelompok masyarakat memiliki sinergitas dengan pemerintah desa untuk mengembangkan pariwisata. Sinergitas antara pemangku kepentingan tersebut menjadi sebab dari keberhasilan peningkatan infrastruktur seperti pengadaan embung guna mendukung ekowisata sekaligus sebagai atraksi baru dan pengelolaan lahan pemerintah oleh masyarakat sebagai lahan perkebunan rakyat.

Kekuatan kelembagaan menjadi kunci sukses pengembangan pariwisata Desa Wisata Nglanggeran. Adanya kelompok masyarakat yang inovatif dan bertanggung jawab dapat menumbuhkan rasa kepercayaan pemerintah, sehingga dapat terjalin kerja sama antara dua elemen yang memiliki fungsi dan pengaruh masing – masing. Bahkan Desa Wisata Nglanggeran dapat menggaet pihak swasta untuk ikut berkontribusi dalam pengembangan wisata desa melalui CSR.

 

Pembangunan Industri Wisata

Industri pariwisata adalah manajemen usaha dan aset pariwisata yang saling terkait berupa pengelolaan objek wisata, usaha – usaha terkait wisata, kelembagaan, kemitraan, dan pembiayaan. Strategi pengembangan pariwisata yang berfokus pada atraksi nuansa pedesaan, mengharuskan Desa Wisata Nglanggeran untuk dapat mengembangkan atraksi yang berbasis kegiatan masyarakat sehari – hari dalam pengelolaan sumber daya alam dan manusia yang ada di desa. Upaya pengembangan industri wisata di Desa Wisata Nglanggeran antara lain: pengembangan industri pengolahan yang produknya merupakan hasil olahan perkebunan yang ada di desa contohnya pengolahan cokelat dari perkebunan kakao, kerjasama yang dibangun dengan pihak swasta baik dalam bentuk CSR, serta pembinaan perekonomiaan dikelola secara kolektif oleh BUMDes.

 

Pemasaran

Pengelola pariwisata Desa Wisata Nglanggeran melakukan promosi dan pemasaran produk pariwisata dengan mengembangkan sistem informasi melalui media cetak, media elektronik, dan media sosial.  Adanya artikel, website, dan sosial media yang memuat informasi tentang atraksi wisata maupun produk usaha masyarakat, merupakan beberapa contoh implementasi yang telah dilakukan oleh pengelola wisata setempat. Website yang dapat dikunjungi dan memuat informasi tentang Desa Wisata Nglanggeran adalah gunungapipurba.com, hal tersebut akan memudahkan calon wisatawan dalam mencari informasi terkait pariwisata yang ada di Desa Wisata Nglanggeran. (BLJ/MG)

Karya ilmiah memiliki syarat seperti berikut, kecuali … a. Bahasa yang digunakan lengkap, terperinci, teratur, dan cermat. b. Pemecahan masalah menggunakan metode tertentu. C.Berdasarkan hasil penelitian. d. Terdapat beberapa pendapat dari pakar atau ahli di bidangnya. e. Bahasa yang digunakan jelas dan tepat sehingga tidak menimbul- kan kesalahan penafsiran. 4.Kebenaran dalam karya ilmiah itu adalah kebenaran yang …. a. objektif b. objektif-positif C. objektif-negatif d. subjektif e. subjektif-positif 5. Berikut ini bukan tujuan pembuatan karya ilmiah, yaitu …. a. memberi penjelasan b. memberi komentar atau penilaian C. d. memberi saran membuktikan sanggahan e. membuktikan hipotesa 6. Bagian pembuka pada sistematika karya ilmiah adalah sebagai berikut, kecuali… a. halaman pengesahan b. daftar tabel C. abstrak d. latar belalang masalah e.daftar isi 7.Bagian karya ilmiah yang berisi jawaban dari rumusan masalah, yaitu… a. pengumpulan data b. metode penelitian C. latar belakang masalah d. pembahasan e.simpulan 8.Bagian karya ilmiah yang berisi gambaran dari isi keseluruhan karya ilmiah,yaitu… a.metode penelitian b.pembahasan c.abstrak d.kerangka teoretis e.simpulan

2.Di bawah ini merupakan ciri-ciri karya ilmiah, kecuali…. a. bahasa lugas d. faktual e. logis b. bersifat subjektif C. bersifat objektif melua 3. … Karya ilmiah memiliki syarat seperti berikut, kecuali … a. Bahasa yang digunakan lengkap, terperinci, teratur, dan cermat. b. Pemecahan masalah menggunakan metode tertentu. C.Berdasarkan hasil penelitian. d. Terdapat beberapa pendapat dari pakar atau ahli di bidangnya. e. Bahasa yang digunakan jelas dan tepat sehingga tidak menimbul- kan kesalahan penafsiran. 4.Kebenaran dalam karya ilmiah itu adalah kebenaran yang …. a. objektif b. objektif-positif C. objektif-negatif d. subjektif e. subjektif-positif 5. Berikut ini bukan tujuan pembuatan karya ilmiah, yaitu …. a. memberi penjelasan b. memberi komentar atau penilaian C. d. memberi saran membuktikan sanggahan e. membuktikan hipotesa 6. Bagian pembuka pada sistematika karya ilmiah adalah sebagai berikut, kecuali… a. halaman pengesahan b. daftar tabel C. abstrak d. latar belalang masalah e.daftar isi 7.Bagian karya ilmiah yang berisi jawaban dari rumusan masalah, yaitu… a. pengumpulan data b. metode penelitian C. latar belakang masalah d. pembahasan e.simpulan 8.Bagian karya ilmiah yang berisi gambaran dari isi keseluruhan karya ilmiah,yaitu… a.metode penelitian b.pembahasan c.abstrak d.kerangka teoretis e.simpulan

BACA JUGA:   Terbaik 17 Objek Wisata Puncak Lawang Sumatera Barat

2.Di bawah ini merupakan ciri-ciri karya ilmiah, kecuali…. a. bahasa lugas d. faktual e. logis b. bersifat subjektif C. bersifat objektif melua 3. … Karya ilmiah memiliki syarat seperti berikut, kecuali … a. Bahasa yang digunakan lengkap, terperinci, teratur, dan cermat. b. Pemecahan masalah menggunakan metode tertentu. C.Berdasarkan hasil penelitian. d. Terdapat beberapa pendapat dari pakar atau ahli di bidangnya. e. Bahasa yang digunakan jelas dan tepat sehingga tidak menimbul- kan kesalahan penafsiran. 4.Kebenaran dalam karya ilmiah itu adalah kebenaran yang …. a. objektif b. objektif-positif C. objektif-negatif d. subjektif e. subjektif-positif 5. Berikut ini bukan tujuan pembuatan karya ilmiah, yaitu …. a. memberi penjelasan b. memberi komentar atau penilaian C. d. memberi saran membuktikan sanggahan e. membuktikan hipotesa 6. Bagian pembuka pada sistematika karya ilmiah adalah sebagai berikut, kecuali… a. halaman pengesahan b. daftar tabel C. abstrak d. latar belalang masalah e.daftar isi 7.Bagian karya ilmiah yang berisi jawaban dari rumusan masalah, yaitu… a. pengumpulan data b. metode penelitian C. latar belakang masalah d. pembahasan e.simpulan 8.Bagian karya ilmiah yang berisi gambaran dari isi keseluruhan karya ilmiah,yaitu… a.metode penelitian b.pembahasan c.abstrak d.kerangka teoretis e.simpulan

ai makhluk yang belum selesai, b). Tugas dan Tujuan Manusia adalah Menjadi Manusia, dan c). Perkembangan Manusia Bersifat TerbukaKetika pandemi Covid- 19, Randi harus belajar di rumah. Ayah dan Ibu Randi selalu membantu Randi belajar untuk materi pelajaran yang sulit bagi Randi. Kadang kala orangtua Randi juga tidak mampu menjawab pertanyaan dari pelajaran Randi. Selama ini Ibu dan Ayah Randi mempunyai hubungan yang baik dalam pergaulan bersama tetangga sehingga dengan mudah dapat bantuan dari tetangganya yang berpendidikan lebih tinggi untuk membantu Randi. Randi pernah bertanya kepada Ayahnya, mengapa banyak orang yang mau membantu Ayah dan Ibunya ketika mengalami kesulitan?Orang tua Randi menyampaikan bahwa: jika ingin seperti ayah dan Ibu, maka Randi harus memiliki kemampuan untuk bergaul dan bermasyarakat seperti Ayah dan Ibu. Harus memiliki etika, sopan- santun, atau tata krama dalam bermasyarkat, karena kita tidak hidup sendiri.Dari wacana di atas, buatlah kesimpulan, 3 bentuk peranan lingkungan pendidikan informal sebagai salah satu komponen Pendidikan manusia.

Also Read

Bagikan: