REMBANGCYBER.NET, LASEM – Pasujudan Sunan Bonang berada di Desa Bonang Kecamatan Lasem.
Tempat ini banyak didatangi peziarah. Mereka datang secara sendiri maupun secara berombongan baik bersama keluarga, kerabat maupun tetangga.
Pasujudan Sunan Bonang yang berada di Jalur Pantura Lasem Rembang ini konon merupakan tempat bersujud dan bertapanya Sunan Bonang, salah seorang Wali Songo yang hidup sekitar abad 15.
Pasujudan Sunan Bonang memilki daya tarik tersendiri bagi para peziarah. Selain mudah dijangkau, tempat ini juga berada di perbukitan sehingga peziarah dapat menikmati hawa sejuk karena kawasan ini banyak ditumbuhi pohon rindang.
Lokasi Pasujudan Sunan Bonang sendiri berbatasan langsung dengan Jalur Pantura Rembang, tepatnya di Desa Bonang Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.
Sunan Bonang merupakan tokoh penyebar agama Islam di Pulau Jawa yang merupakan putra dari Sunan Ampel dengan Dewi Condrowati atau Nyai Ageng Manila binti Aryo Tejo, Tumenggung Majapahit yang berkuasa di Tuban.
Sunan Bonang yang mempunyai nama asli Raden Maulana Makdum Ibrahim menyebarkan agama Islam di daerah Bonang Lasem, Jawa Tengah hingga ke Tuban, Jawa timur.
Sunan Bonang lahir pada tahun 1465 Masehi dan wafat 1525 Masehi.
Para peziarah meyakini bahwa dengan wasilah kepada kekasih Allah, salah satunya kepada Sunan Bonang dapat mempercepat terkabulnya doa.
Pasujudan Sunan Bonang yang merupakan sebuah petilasan peninggalan Sunan Bonang hingga saat ini terawat dengan baik.
Petilasan tersebut berupa empat bongkahan batu yang diyakini merupakan tanda bekas sujud sang sunan.
Empat bongkah batu besar tersebut terdiri satu batu berukuran besar, dipercaya terdapat cap dahi Sunan Bonang saat bersujud.
Batu berikutnya berukuran sedikit lebih kecil, terdapat cap kaki sebelah kiri. Dipercaya cap kaki tersebut merupakan kaki Sunan Bonang saat bertapa, berdoa kepada Allah dengan berdiri satu kaki.
Dan dua batu lainnya dengan ukuran lebih kecil merupakan tumpuan kaki sang sunan.
Di dekat petilasan Sunan Bonang juga terdapat makam Putri Campa, murid Sunan Bonang yang datang dari negeri Campa.
Untuk mencapai tempat ini, peziarah harus mendaki 155 anak tangga. Konon, tempat ini sebelumnya berupa hutan Kemuning.
Petilasan Suan Bonang, sudah dinaungi bangunan layaknya rumah mungil yang mampu menampung 5-7 orang. Untuk masuk ke petilasan Suanan Bonang, peziarah harus merangkak melewati pintu kecil setinggi sekitar 50 cm.
Karena ukuran bangunan yang kecil, peziarah harus antre untuk bisa masuk ke petilasan. Meski demikian, hal ini tak mengurangi antusias peziarah untuk dapat menyaksikan secara langsung salah satu bukti karomah peninggalan sang sunan. Rom
Mengerti.id – Pasujudan Sunan Bonang terletak di Desa Bonang, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang.
Jaraknya sekitar 1 km dari Pantai Binangun dan 18 km ke arah timur dari kota Rembang.
Pasujudan Sunan Bonang sering dijadikan destinasi wisata religi bagi para wisatawan karena nilai sejarahnya yang tinggi.
Baca Juga: Asal Usul Berdirinya Pondok Pesantren Sunan Drajat, Satu-satunya Pondok Peninggalan Walisongo yang Tersisa
Tempat ini banyak dikunjungi para peziarah yang berasal dari kota-kota di luar Rembang, mereka datang bersama keluarga maupun kerabat.
Selain sarat akan nilai sejarahnya, Pasujudan Sunan Bonang juga memiliki daya tarik tersendiri.
Tempatnya sangat mudah dijangkau karena berbatasan langsung dengan jalan pantura Rembang sehingga banyak peziarah yang datang berkunjung.
Pasujudan Sunan Bonang berada di daerah perbukitan. Peziarah yang datang dapat menikmati udara sejuk di dalam kawasan karena banyak ditumbuhi pohon rindang serta cantiknya pemandangan laut dari atas bukit.
Sunan Bonang merupakan putra dari Sunan Ampel dengan Dewi Condrowati atau Nyai Ageng Manila binti Aryo Tejo, Tumenggung Majapahit yang berkuasa di Tuban.
Baca Juga: Profil Lengkap Sunan Ampel: Biografi, Strategi Dakwah, Wilayah Dakwah, Filosofi, dan Peninggalan
Sunan Bonang mempunyai nama asli Raden Maulana Makdum Ibrahim merupakan salah satu tokoh dalam Walisongo yang menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa.
Pada tahun 1525 M, Sunan Bonang wafat diusia 60 tahun. Beliau dimakamkan di rumah kediamannya di Desa Bonang, Lasem.
Pasujudan Sunang Bonang yang merupakan petilasan sejarah peninggalan Sunan Bonang masih terawat dengan baik sampai saat ini.
Menurut cerita dari juru kunci yang dirangkum oleh tim Mengerti.id pada tanggal 23 Januari 2023, Pasujudan Sunan Bonang pada zaman dahulu merupakan batu yang digunakan sujud oleh Sunan Bonang untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Rembang –
Umumnya umpak sebuah bangunan terbuat dari batu atau dari kayu. Namun umpak pada tiang bangunan yang melindungi makam Putri Campa di Kompleks Pasujudan Sunan Bonang, di Lasem, Rembang, terbuat dari tulang belakang ikan.
Seorang juru kunci bernama M Lutfil Hakim mengungkapkan hal itu. Lutfi menyebutkan, ada sebanyak empat buah umpak yang terbuat dari tulang belakang ikan menyangga keempat tiang di bagian depan bangunan.
Umpak ini tebalnya 13 sentimeter, bentuknya persis seperti potongan ruas-ruas tulang belakang ikan. Jika dilihat dari jarak dekat, ada rongga-rongganya kecil.
“Umpak ini sudah berada sejak dulu. Dan dipertahankan, meskipun bangunannya sudah dipugar. Jadi umpak pada empat tiang yang depan ini, ini bukan batu, tapi tulang belakang ikan,” ungkap Lutfi saat ditemui detikJateng di lokasi Pasujudan Sunan Bonang, Kamis (26/1/2023).
Umpak bangunan Makam Putri Campa di Rembang yang terbuat dari tulang ikan. Foto diambil Kamis (26/1/2023). Foto: Mukhamad Fadlil/detikJateng
detikJateng mencoba masuk ke dalam ruangan bangunan bergaya limasan, yang di dalamnya terdapat sebuah makam milik Putri Campa atau Nyai Idrawati.
Nisan pada makam itu terbuat dari kayu. Di bagian bawa nisan ada empat buah papan yang disusun sehingga membentuk sebuah persegi. Pada bagian masing-masing sisi luar papan diukir dengan motif bunga yang dikombinasi dengan motif lain serupa miniatur rumah.
Putri Campa atau masyarakat setempat menyebutnya Putri Cempo merupakan salah satu perempuan murid Sunan Bonang yang berasal dari Daerah Campa, Kamboja. Selain itu, Putri Campa juga dipercaya masyarakat setempat, sebagai istri dari Brawijaya V.
“Salah satu muridnya Sunan Bonang dari Daerah Campa, Kamboja. Kalau masyarakat sini menyakini bahwa beliau (Putri Campa) ini istri dari Brawijaya ke-V,” pungkas Lutfi.
Simak Video “
Jumlah Korban Laka Maut Pantura Rembang, 4 Tewas-16 Luka-luka
“
[Gambas:Video 20detik]
(aku/aku)
Dengarkan beritanya .
Dengarkan beritanya .
REMBANG lintasjatimnews – Bagi anda yang sedang bepergian dan melewati jalur pantura kita akan menjumpai sebuah wisata religi yaitu Pasujudan Sunan
Bonang,tepatnya di bumi bonang binangun kec.Lasem kab.rembang Jawa Tengah.kamis (13/01/2022)
Pasujudan Sunan Bonang adalah sebuah petilasan Sunan Bonang, yaitu berupa batu yang ada bekas sujudnya atau anggota tubuh Sunan Bonang,saat melakukan sholat.degan memanfaatkan media yang ada pada saat itu, untuk alas atau sajadah yaitu kumpulan beberapa batu yang ada disekitar bukit.
Sehingga nampak ada bekas pada batu itu seperti lutut, telapak tangan dan telapak kaki sunan Bonang.saat melakukan pendekatan diri kepada sang kholik atau sang pecipta yaitu Allah SWT. Yang di yakini warga sekitar sampai sekarang khususnya ummat islam .Ungkap salah satu juru kunci yang bertugas.
Di kawasan tersebut juga terdapat sebuah makam putri dari cempo dan makam beberapa murid Sunan Bonang.
Bagi anda yang lagi berziarah ke wali wali disarankan untuk singgah di tempat ini, berada di atas bukit anda bisa melihat dengan jelas hamparan laut Jawa yang begitu luas nan indah hawanya begitu sejuk dan suasana sangat tenang sekali.
Bagi anda yang suka ikan laut yang di keringkan, ada banyak warung makan yang menyediakan berbagai macam olahan degan menu, khususnya ikan laut.untuk oleh oleh juga bisa (saiful)
Lingkarjateng.id – Jika Anda berkunjung ke Rembang, petilasan makam Sunan Bonang wajib masuk list wisata religi yang patut Anda kunjungi. Sunan Bonang merupakan salah satu anggota Wali Songo yang merupakan putra dari Sunan Ampel dengan Nyai Ageng Manila. Sunan Bonang lahir pada tahun 1465 M dengan nama kecil Raden Maulana Makdum Ibrahim.
Sunan Bonang mendapatkan ilmu ajaran Islam dari sang ayah. Bersama dengan Raden Paku (Sunan Giri), mereka mendapatkan ilmu dari Syekh Wali Lanang (Syekh Maulana Ishaq) di Malaka.
Dalam sejarah, ada 3 pusara atau makam Sunan Bonang, yang pertama di Desa Bonang, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, kemudian ada di Pulau Bawean, perairan Jawa Timur dan yang ketiga di Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Dari ketiga yang diklaim sebagai Makam Sunan Bonang, sampai sekarang masih menimbulkan tanda tanya.
Dilansir dari tubankab.go.id, Makam Sunan Bonang terletak di Pulau Bawean yang mana lokasi tersebut sebagai lokasi terakhir perjalanan dakwahnya. Konon, murid-muridnya yang dari Tuban ingin dikuburkan di Kabupaten Tuban, meskipun sudah dimakamkan di Pulau Bawean. Kemudian, mereka mencuri jenazah Sunan Bonang lalu dibawa ke Tuban dan dimakamkan di belakang Masjid Agung Tuban yang berada di Kelurahan Kutorejo.
Sedangkan yang ada di Desa Bonang, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang dikenal dengan petilasan Makam Sunan Bonang.
1. Pasujudan Sunan Bonang
Pasujudan Sunan Bonang berada di Jalur Pantura, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang. Petilasan tersebut berupa empat bongkahan batu yang diyakini sebagai tanda bekas sujud Sunan Bonang. Empat bongkahan batu besar tersebut terdiri dari satu batu berukuran besar yang dipercaya terdapat cap dahi Sunan Bonang saat bersujud.
Sedangkan batu yang berukuran lebih kecil, terdapat cap kaki sebelah kiri yang diyakini sebagai kaki Sunan Bonang saat bertapa dan berdoa pada Allah dengan berdiri satu kaki, dan batu lainnya dengan ukuran yang lebih kecil menjadi tumpuan kaki Sunan Bonang.
2. Bende Bicak
Dulu, ada utusan Kerajaan Majapahit yang bernama Bicak yang diminta menemui Sunan Bonang. Namun, kala itu Sunan Bonang sedang mengaji bersama para santri. Akhirnya Bicak uron-uron sambil menunggu dan membuat Sunan Bonang terganggu, lantaran dikira itu suara bende. Dari perkataannya itu, kemudian mengubah wujud Bicak menjadi bende (gong kecil). Lalu, bende bicak itu digunakan sebagai media dakwah dalam menyebarkan agama Islam.
3. Makam Putri Cempo
Putri Cempo bernama asli Putri Indrawati merupakan perempuan dari negeri Campa (Kamboja) yang menjadi pengikut Sunan Ampel di Surabaya. Tapi, setelah Sunan Bonang menjadi seorang ulama besar dan Sunan Ampel telah berusia lanjut, akhirnya ia disuruh untuk ikut Sunan Bonang di Lasem.
Lalu, Putri Indrawati menjadi salah satu murid dan turut membantu berbagai pekerjaan Sunan Bonang. Sampai suatu ketika Putri Cempo menyatakan cinta pada Sunan Bonang dan ingin menjadi istrinya. Namun, Sunan Bonang tidak menolak dan menyuruhnya untuk bersabar menunggu. Dengan sabar Putri Cempo menunggu di sebuah bangunan kecil yang berada di kompleks, akhirnya ia sakit dan meninggal. Kemudian, ia dimakamkan di tempat ia menunggu Sunan Bonang.
Demikianlah, ringkasan wisata religi Rembang, Petilasan Makam Sunan Bonang yang ada di Desa Bonang, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang. Semoga informasi ini dapat membantu Anda. (Lingkar Network | Jazilatul Khofshoh – Lingkarjateng.id)