Tujuan dibangunnya taman pintar adalah.
- Menyediakan sarana pembelajaran sains bagi siswa yang berintegrasi dan mendukung kurikulum yang ada pada dunia pendidikan.
- Memotiasi anak dan generasi muda untuk lebih mencintai sains.
- Membantu guru untuk mengembangkan pembelajaran di bidang sains.
- Menjadi tempat alternatif wisata edukasi terutama dalam bidang sains.
Pembahasan
Ketika terjadi perkembangan sains pada tahun 90.an, terutama pada teknologi informasi telah mengantarkan manusia pad zaman tanpa batas. Perkembangan sains merupakan hal yang sangat patut disyukuri karena mempermudah pemahaman dan pengetahuan dalam bidang sains. Menghadai perkembangan zaman di era modern ini, di Indonesia, tepatnya di Yogyakarta, dibangun tempat edukasi sains bernama taman pintar. Taman pintar ini merupakan media pembantu bagi para peserta didik untuk lebih memahami tentnag pelajaran yang mereka terima.
Taman pintar dibangun dengan target untuk mengenalkan science sejak dini. Dengan adanya taman pintar ini, diharapakan para generasi muda dapat membuat sesuatu sendiri tanpa harus selalu bergantung pada teknologi dari luar. Pembukaan pertama taman pintar terjadi pada tanggal 16 Desember 2008, dan dibuka langsung oleh Presiden Susilo bambang Yudhoyono sebagai presiden Indonesia ke 6.
Tujuan dibangunnya taman siswa yakni.
- Menyediakan sarana pembelajaran sains bagi peserta didik yang berintegerasi dan mendukung kurikulum yang ada pada kurikulum pendidikan.
- Memotifasi anak dan generasi muda untuk lebih mencintai sains.
- Membantu guru untuk mengembangkan pembelajaran dalam bidang sains.
- Menjadi tempat alternatif wisata edukasi terutama dalam bidang sains.
Pelajari lebih lanjut
1. Materi tentang manfaat taman pintar brainly.co.id/tugas/1752086
—————————–
Detil jawaban
Kelas: 10 SMA
Mapel: Sejarah
Bab: Bab 2 – Konsep Perubahan dan Keberlanjutan
Kode: 10.3.2
Kata Kunci: pendidikan, sains, pembelajaran, peserta didik
Taman Pintar Yogyakarta (Jawa: ꦠꦩꦤ꧀ꦥꦶꦤ꧀ꦠꦂꦔꦪꦺꦴꦒꦾꦏꦂꦠ, translit. Taman Pintar Ngayogyakarta) adalah wahana wisata yang terdapat di pusat Kota Yogyakarta, tepatnya di Jalan Panembahan Senopati No. 1-3, Yogyakarta, di kawasan Benteng Vredeburg. Taman ini memadukan tempat wisata rekreasi maupun edukasi dalam satu lokasi. Taman Pintar memiliki arena bermain sekaligus sarana edukasi yang terbagi dalam beberapa zona. Akses langsung kepada pusat buku eks Shopping Centre juga menambah nilai lebih Taman Pintar. Tempat rekreasi ini sangat baik untuk anak-anak pada masa perkembangan.
Beberapa tahun ini Taman Pintar menjadi alternatif tempat berwisata bagi masyarakat Yogyakarta maupun luar kota.[1]
Taman ini, khususnya pada wahana pendidikan anak usia dini dilengkapi dengan teknologi interaktif digital serta pemetaan video yang akan memacu imajinasi anak serta ketertarikan mereka terhadap teknologi. Pada saat ini ada 35 zona dan 3.500 alat peraga permainan yang edukatif.[2]
Sejak terjadinya ledakan perkembangan sains sekitar tahun 90-an, terutama Teknologi Informasi, pada gilirannya telah menghantarkan peradaban manusia menuju era tanpa batas. Perkembangan sains ini adalah sesuatu yang patut disyukuri dan tentunya menjanjikan kemudahan-kemudahan bagi perbaikan kualitas hidup manusia.
Menghadapi realitas perkembangan dunia semacam itu, dan wujud kepedulian terhadap pendidikan, maka Pemerintah Kota Yogyakarta menggagas sebuah ide untuk Pembangunan “Taman Pintar”.Disebut “Taman Pintar”, karena di kawasan ini nantinya para siswa, mulai pra sekolah sampai sekolah menengah bisa dengan leluasa memperdalam pemahaman soal materi-materi pelajaran yang telah diterima di sekolah dan sekaligus berekreasi.Dengan Target Pembangunan Taman Pintar adalah memperkenalkan science kepada siswa mulai dari dini, harapan lebih luas kreativitas anak didik terus diasah, sehingga bangsa Indonesia tidak hanya menjadi sasaran eksploitasi pasar teknologi belaka, tetapi juga berusaha untuk dapat menciptakan teknologi sendiri.
Bangunan Taman Pintar ini dibangun di eks kawasan Shopping Center, dengan pertimbangan tetap adanya keterkaitan yang erat antara Taman Pintar dengan fungsi dan kegiatan bangunan yang ada di sekitarnya, seperti Taman Budaya, Benteng Vredeburg, Societiet Militer dan Gedung Agung.Relokasi area mulai dilakukan pada tahun 2004, dilanjutkan dengan tahapan
- Pembangunan Tahap I adalah Playground dan Gedung PAUD Barat serta PAUD Timur, yang diresmikan dalam Soft Opening I tanggal 20 Mei 2006 oleh Mendiknas, Bambang Soedibyo.
- Pembangunan Tahap II adalah Gedung Oval lantai I dan II serta Gedung Kotak lantai I, yang diresmikan dalam Soft Opening II tanggal 9 Juni 2007 oleh Mendiknas, Bambang Soedibyo, bersama Menristek, Kusmayanto Kadiman, serta dihadiri oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X.
- Pembangunan Tahap III adalah Gedung Kotak lantai II dan III, Tapak Presiden dan Gedung Memorabilia.
Dengan selesainya tahapan pembangunan, Grand Opening Taman Pintar dilaksanakan pada tanggal 16 Desember 2008 yang diresmikan oleh Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono.
Makna Logo
[
sunting
|
sunting sumber
]
Logo Taman Pintar
Kembang api adalah simbolisasi dari intelegensi dan imajinasi. Dalam bahasa Jawa, kembang api menggambarkan MLETHIK = PINTAR = PADHANG MAK BYAAR = PINTAR. Kembang api merupakan sesuatu yang menyenangkan, menghibur, sesuai dengan visi Taman Pintar sebagai wahana ekspresi, apresiasi dan kreasi sains dalam suasana yang menyenangkan.
Gambar logo yang muncul ke luar mengandung makna Outward Looking, selalu melihat ke luar untuk terus belajar mengikuti dinamika perubahan di luar dirinya. Gambar logo tampak seperti matahari mengandung makna menyinari sepanjang masa. Jari jemari kembang api melambangkan keselarasan antara INTELEGENSI dan SOCIAL LIFE, diharapkan pengguna Taman Pintar mempunyai IQ, SQ, dan EQ.
Efek perspektif adalah simbolisasi “sesuatu yang tinggi”, CITA-CITA, pengharapan bahwa Taman Pintar akan membantu generasi muda Indonesia, khususnya Yogyakarta dalam meraih cita-citanya. Miring ke kanan sebagai visualisasi pergerakan ke arah yang lebih baik. Warna gabungan HIJAU-BIRU melambangkan PERTUMBUHAN TAK TERBATAS.
- Playground
Sebagai ruang publik dan penyambutan bagi pengunjung Taman Pintar. Menyediakan berbagai peralatan peraga yang menyenangkan bagi anak dan keluarga. Dapat diakses secara cuma-cuma/gratis
- Gedung PAUD Barat dan Gedung PAUD Timur
Menampilkan peralatan peraga dan permainan edukasi bagi anak-anak, khususnya anak usia Pra-TK sampai dengan TK.
- Gedung Oval – Kotak
Menampilkan berbagai peralatan peraga berbasis edukasi sains yang dikemas menyenangkan dan dapat diperagakan. Dapat diakses oleh semua lapisan pengunjung.
- Gedung Memorabilia
Menampilkan peralatan peraga tentang pengetahuan sejarah Indonesia, seperti sejarah Kasultanan dan Paku Alaman Yogyakarta, Tokoh-tokoh Pendidikan, dan Tokoh-tokoh Presiden RI hingga saat ini
- Planetarium
Menampilkan peralatan peraga berbentuk pertunjukan film pengetahuan tentang antariksa dan tata surya
Catatan kaki
[
sunting
|
sunting sumber
]
Pranala luar
[
sunting
|
sunting sumber
]
Tiga Ajaran Penting dari Ki Hajar Dewantara untuk Pendidikan Indonesia
Nationalgeographic.co.id - Hari Pendidikan Nasional berkaitan dengan salah satu pahlawan nasional, Ki Hajar Dewantara. Tanggal 2 Mei ditetapkan sebagai Hardiknas oleh pemerintah untuk memperingati jasa-jasa Ki Hajar Dewantara pada dunia pendidikan Indonesia.
Selama hidupnya, Ki Hajar Dewantara dikenal sebagai aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, kolumnis produktif tentang pendidikan, politisi, dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia dari jaman penjajahan Belanda.
Untuk mewujudkan agar rakyat Indonesia menjadi bangsa yang terpelajar, Ki Hajar Dewantara mendirikan Perguruan Taman Siswa. Itu menjadi lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi warga pribumi jelata agar bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi atau orang-orang Belanda.
Baca Juga : Dewaruci dan Khilafnya Negeri Bahari
Hingga saat ini Perguruan Taman Siswa masih berkembang dan berpusat di kota Yogyakarta. Ajaran Ki Hajar Dewantara bagi dunia pendidikan juga terus dilestarikan.
Ada tiga ajaran penting dari Ki Hajar Dewantara, yaitu:
- Ing Ngarso Sun Tulodho, yang berarti di depan (pimpinan) harus memberi teladan.
- Ing Madyo Mangun Karso, yang bermakna di tengah memberi bimbingan.
- Tut Wuri Handayani, yang mengandung arti di belakang memberi dorongan.
Jika disatukan, kalimat itu menjadi “Ing Ngarso Sun Tulodho Ing Madyo Mangun Karso Tut Wuri Handayani.”
Baca Juga : Kartografi Dunia Berutang Kepada Rempah Maluku
Ketiganya merupakan peran pendidikan. Ketika berada di depan untuk mengajar, ia mampu memancarkan aura kepemimpinan yang member suri tauladan.
Membagikan keutamaan diri yang bersumber dari pengolahan dan refleksi terus menerus.
Pada saatnya berada di tengah-tengah orang lain, ia mesti mampu menggelorakan semangat demi perubahan yang lebih baik.
Ketika berada di belakang sebagai pengayom/penasehat, ia mampu menggerakkan orang-orang di depannya supaya kehendak tetap menggelora dan keteladanan tetap berjalan.
Artikel ini pernah tayang di intisari.grid.id dengan judul “3 Peninggalan Adiluhung Ki Hajar Dewantara Bagi Dunia Pendidikan Indonesia”. Penulis: Ade Sulaeman.
PROMOTED CONTENT
Video Pilihan
Source : Intisari Penulis : 1 Editor : Gita Laras Widyaningrum