Amplop merah alias angpao menjadi dagangan laris saat menjelang Tahun Baru Imlek di Pasar Lama Kota Tangerang, Jumat (28/1/2022). Lapak dagangan pernak pernik Imlek ini milik Wahyu yang bisa meraup omzet Rp 500.000 per hari.
TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG – Puluhan pedagang pernak pernik Tahun Baru Imlek di Pasar Lama Tangerang meraup keuntungan hingga tiga kali lipat.
Salah satu pedagang yang meraih keuntungan jelang perayaan Imlek yakni Wahyu.
Menurut Wahyu, omzet pendapatannya naik berlipat-lipat ganda dibanding sebelumnya.
Wahyu mengatakan, omzet pendapatannya tersebut terus meningkat dalam dua pekan terakhir dan saat ini pendapatan minimal Rp 500.000 dalam satu hari.
“Meningkat pastinya, saya dari penjualan pernak-pernik Imlek ini, pendapatan sudah mulai meningkat sejak pekan lalu, atau dua pekan sebelum hari raya Imlek,” ujar Wahyu, Jumat (28/1/2022).
“Pendapatan saya meningkatnya tidak signifikan, tapi secara bertahap.”
“Awalnya itu pekan lalu sebanyak Rp 300.000 sehari, sampai sekarang tinggal beberapa hari jelang Imlek, omzet saya sehari sudah sampai di atas Rp 500.000,” katanya.
Baca juga: Masyarakat Berburu Pernak Pernik Imlek di Pasar Lama Tangerang Jelang Tahun Baru Imlek
Baca juga: Warga Dipersilakan Gelar Perayaan Tahun Baru Imlek 2573 di Kota Tangerang, Ini Syaratnya
Lampion menjadi dagangan laris saat menjelang Tahun Baru Imlek di Pasar Lama Kota Tangerang, Jumat (28/1/2022). Lapak dagangan pernak pernik Imlek ini milik Wahyu yang bisa meraup omzet Rp 500.000 per hari. (Tribun Tangerang/Gilbert Sem Sandro)
Dia menambahkan, penyebab penjualan pernak-pernik lmlek meningkat disebabkan kondisi pandemi Covid-19 mulai membaik tahun ini.
Hal ini membuat, masyarakat kembali berburu pernak pernik, lantaran kembali melakukan aktivitas berkumpul bersama keluarga saat perayaan Imlek.
“Peningkatan omzet saya ini sampai tiga kali lipat dari sebelumnya, dua tahun lalu benar-benar sepi yang belanja, untuk menutupi modal saja kadang tidak cukup,” kata dia.
“Mungkin karena situasi Pandemi Covid-19 sudah mulai membaik ya, jadi masyarakat akhirnya berkumpul kembali sama keluarga.”
“Soalnya bisa dilihat dari penjualan angpao yang sehari bisa sampai 50 pack, yang mana 1 packnya itu seharga Rp 10.000,” tuturnya.
Wahyu menambahkan, pendapatanya masih akan tinggi hingga hari terakhir menjelang hari raya Imlek, atau pada 31 Januari 2022.
“Masyarakat yang belanja Imlek ini masih terus sampai H-1 sebelum Imlek nanti, dan itu adalah puncaknya penjualan aksesori Imlek ini,” katanya.
Baca juga: Konsep Kawasan Kuliner Pasar Lama akan Diadopsi di Penjuru Kota Tangerang
Baca juga: Kisah Angpao Merah Jadi Alat Usir Roh Jahat saat Tahun Baru Imlek
Para pedagang yang berjualan di Tepi Laut merasa senang jualannya habis terjual karena selama dua hari berbagai macam event digelar sehingga membawa keberkahan bagi mereka.
TANJUNGPINANG, TRIBUNBATAM.id – Lomba gerak jalan, festival Mooncake, dan pawai lampion yang digelar selama dua hari dari tanggal 10 hingga 11 September 2022 ternyata membawa berkah bagi para pedagang kaki lima maupun pelaku usaha kecil menengah (UKM) yang berjualan di tepi laut.
Pasalnya sudah hampir dua hari begitu banyak acara yang digelar di sekitar Tepi Laut ini, sehingga berdampak positif bagi penjualan pedagang.
Makanan yang mereka jual laku keras, hampir tidak ada tersisa makanan di gerobak yang mereka dorong ke Tepi Laut ini.
Mulai dari makanan ringan, olahan makanan yang di masak di tempat hingga minuman manis pun banyak yang terjual habis.
Diakui sejumlah pedagang bahwa momentum tahunan ini para pedagang mendulang omset yang terbilang cukup banyak.
Salah satu pedagang yang berjualan di Tepi Laut Tanjungpinang, Sasmita mengungkapkan rasa syukur karena pendapatan mengalami peningkatan.
“Lumayan ramai dua hari ini, biasanya kan tidak seramai ini, mungkin karena ada acara jadinya pengunjung ramai, saya yang biasanya masih ada sisa jualan, sekarang belum waktunya pulang udah habis kejual semua,” ucap Sasmita, Minggu (11/9/2022).
Baca juga: Kapolres Lingga Bagikan Sembako Bagi Nelayan, Kurangi Dampak Kenaikan Harga BBM
Ia mengatakan satu hari ini bisa meraup untung sekitar Rp 600 ribu dengan berjualan telur gulung, ditambah lagi dengan minuman jeruk peras ia jual.
“Alhamdulillah banyak yang beli, ramai yang ngantri, ya semoga saja acara seperti ini bisa diadakan terus, kita yang jual pun senang,” ujarnya.
Ia berharap gerak jalan dan event yang mengundang orang ramai berkumpul dapat sering dilaksanakan oleh Pemko Tanjungpinang.
“Kita harapkan, banyak kegiatan yang mengundang orang banyak, karena kalau hari biasa sepi,” ungkapnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh pedagang tahu goreng, Ahmad, ia mengatakan, pendapatannya jauh lebih meningkat daripada hari-hari biasanya.
“Pendapatan hari ini, saya dapat menjual hampir 200 keping tahu, kira – kira bisa dapat hasil bersih Rp 400 ribuan lah, alhamdulillah habis,” kata Ahmad sembari tertawa.
Sementara itu Kepala Disdagin Kota Tanjungpinang, Riany, melalui Kepala Bidang Perindustrian, Surya Darma Sarno mengatakan selain pedagang kaki lima juga ada IKM binaan Dissdagin atau yang dikenal dengan bazar juadah nusantara, setiap Sabtu dan Minggu mereka berjualan di Pelataran Gedung Gonggong.
Ia menyebut, ada sekitar 36 pelaku IKM yang berjualan di bazar juadah nusantara, dengan beragam jenis makanan, minuman, kue muih, dan jajanan lainnya.
“IKM kita, setiap Sabtu dan Minggu juga berjualan di sini. Termasuk, di event lomba gerak jalan ini, mereka juga ikut meramaikannya,” sebut Surya.
IKM tersebut dalam beberapa kesempatan ikut aktif berpartisipasi diberbagai event bazar yang diselenggarakan oleh beberapa pihak, baik pemerintah maupun swasta. ( TRIBUNBATAM.id/Rahma Tika)
JAKARTA, KOMPAS.com – Tahun Baru Imlek 2571 menjadi momen yang paling ditunggu-tunggu para pedagang musiman yang menjual pernak-pernik, di Jalan Pancoran Raya, Glodok, Jakarta Barat.
Marsudin, pedagang pernak-pernik Imlek di Jalan Pancoran Raya mengaku bisa mendapatkan keuntungan hingga Rp 5 juta dalam sehari sebelum perayaan Imlek pada Sabtu (25/1/2020) mendatang.
Marsudin berujar, pada hari biasa ia mendapat omzet sekitar Rp 5 juta-Rp 8 juta. Sedangkan pada hari libur, omzet yang didapat pun melonjak dua kali lipat, yaitu sekitar Rp 10 juta-Rp 15 juta.
Marsudin rela pergi ke Jakarta dari Palembang demi mencoba peruntungannya dengan menjual pernak-pernik Imlek di kawasan Glodok. Pria yang sehari-harinya berjualan manisan dan kue ini menjalankan bisnis pernak-pernik Imlek ini selama delapan tahun.
Baca juga: Lampion dan Angpao Paling Laris Diburu Menjelang Imlek
“Setiap tahun, pasti saya ke Jakarta untuk berjualan pernak-pernik menjelang Imlek,” ujar Marsudin kepada Kompas.com baru-baru ini.
Marsudin berujar, beberapa pernak-pernik Imlek yang paling laku adalah angpao dan lampion berwarna merah.
Angpao tersebut menjadi barang paling diburu pembeli yang hendak merayakan Imlek. Angpao tersebut dibanderol dengan harga Rp 6.000 hingga Rp 30.000, tergantung jumlah dan ukuran.
Sedangkan lampion diberi harga harga Rp 100.000 hingga Rp 1.500.000, tergantung ukuran dan jenis.
“Kalau lampion yang bisa muter terus ada lampunya itu dibanderol Rp 1.500.000,” ujar Marsudin.
Beberapa pernak-pernik Imlek yang dijual di Kawasan Glodok, Jumat (17/1/2020)
Beberapa pernak-pernik Imlek yang dijual di Kawasan Glodok, Jumat (17/1/2020)
Begitu juga dengan Udin, salah satu pedagang pernak-pernik Imlek di Glodok yang mendapat omzet hingga Rp 15 juta per hari.
Ia menyebutkan, dibandingkan tahun sebelumnya, perayaan Imlek pada 2020 lebih meriah karena omzet penjualan meningkat.
Ia menambahkan, omzet akan terus meningkat hingga H-2 Imlek.
Udin mengatakan, beberapa pernak-pernik Imlek yang paling laku di kiosnya adalah angpao, stiker pajangan, dan lampion merah.
Baca juga: Jelang Imlek, Seluruh Lampion Klenteng Petak Sembilan Dicuci Bersih
Untuk angpao, Udin menjual dengan harga Rp 10.000 hingga Rp 30.000, sedangkan lampion dijual dengan kisaran harga Rp 200.000 sampai Rp 500.000.
Memasuki perayaan Imlek pada Tahun Tikus, Udin menyetok pernak-pernik Imlek dengan gambar tikus. Bahkan ada juga beberapa dari tokoh kartun tikus, seperti Jerry dari kartun Tom & Jerry dan karakter Mickey Mouse.
Pria yang sebelumnya bekerja sebagai cleaning service ini berujar, dirinya lebih memilih keluar dari pekerjaannya dan berjualan sebagai pedagang pernak-pernik Imlek di Glodok.
“Karena omzetnya lebih menjanjikan jualan pernak-pernik Imlek, makanya saya resign. Setelah imlek, baru saya mencari pekerjaan baru lagi,” ujarnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Ajang CFD Juanda didorong menjadi ruang ekspresi beragam potensi seni dan budaya serta mampu menggerakkan perekonomian masyarakat setempat.
SOLOPOS.COM – Aktivitas masyarakat di Solo Car Free Day (CFD) Juanda, Pucangsawit, Jebres, Solo, Minggu (8/1/2023). (Solopos.com/Putut Hartanto)
Solopos.com, SOLO–Car Free Day (CFD) di Jalan Juanda, Kecamatan Jebres, Solo kembali digelar setelah dihentikan selama lebih dari dua tahun akibat pandemi Covid-19.
Ajang CFD itu didorong menjadi ruang ekspresi beragam potensi seni dan budaya serta mampu menggerakkan perekonomian masyarakat setempat.
PromosiHarga Bekas Tak Pernah Anjlok, Mitsubishi L300 Jadi Idaman
Pantauan Solopos.com, Minggu (8/1/2022), lokasi CFD Jalan Juanda mulai dari simpang tiga Stasiun Pengisian bahan bakar Umum (SPBU) Pucangsawit hingga sebelah timur Pasar Pucangsawit, tepatnya di depan Serenity Spa.
Ratusan lapak pedagang kaki lima (PKL) menumpuk di sekitar simpang tiga SPBU Pucangsawit. Sedangkan, di sekitar Pasar Pucangsawit terlihat sepi pedagang. Hanya beberapa pedagang kuliner yang menjajakan dagangan di pinggir jalan-jalan perkampungan.
Acara seremoni relaunching CFD Jalan Juanda dihadiri oleh Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Solo, Taufiq Muhammad, dan sejumlah stakeholder, serta tokoh masyarakat di Kelurahan Pucangsawit.
“CFD di Jalan Juanda ini ditiadakan selama masa pandemi Covid-19. Nah, sekarang digelar lagi dengan maksud memfasilitasi potensi-potensi dan kreativitas masyarakat di sekitar lokasi CFD,” kata Wawali Solo, Teguh Prakosa, Minggu.
Selain itu, ajang CFD di Jalan Juanda didorong menjadi bagian dari percepatan pemulihan ekonomi daerah. Para pedagang bisa berjualan di lokasi CFD mulai pukul 06.00 WIB-09.00 WIB. Masyarakat setempat juga dipersilakan menggelar barang dagangan di trotoar jalan.
Sehingga, keterlibatan masyarakat dan paguyuban PKL untuk meramaikan CFD di Jalan Juanda. “Jalan ini sudah baik, penerangan lampu jalan juga bagus. Mari kita manfaatkan benar-benar. Jadi ada tiga manfaat digelarnya CFD di jalan Juanda, sehat jasmasni, ekonomi bergeliat dan semangat gotong royong makin kuat. Ini yang penting, masyarakat bisa bersilaturahmi di lokasi CFD,” ujar dia.
Sementara itu, Kepala Dishub Solo, Taufiq Muhammad, menyampaikan lokasi CFD di Jalan Juanda lebih pendek dibandingkan CFD yang digelar sebelum masa pandemi Covid-19. Hal ini dilakukan agar event CFD lebih efektif dan mudah dalam monitoring maupun pengawasan.
Dishub Solo akan mengevaluasi terkait penataan PKL maupun kegiatan masyarakat di area CFD di Jalan Juanda.
“Petugas sekarang tak hanya fokus di CFD Jalan Slamet Riyadi melainkan CFD di Jalan Juanda. Semuanya akan dievaluasi lagi agar CFD menjadi ruang kreativitas dan ekonomi bagi masyarakat,” ujar dia.