Liputan6.com, Jakarta – Selain kuil dan gunung, Jepang memiliki daya tarik wisata lain yang digemari para wisatawan, yaitu pemandian air panas (onsen). Berdasarkan peringkat wisatawan Jepang ada sejumlah pemandian air panas yang paling populer selama 2020.
Berendam di onsen adalah aktivitas yang bagus untuk tubuh. Tempat-tempat itu ramai dikunjungi wisatawan, terutama pada bulan-bulan musim dingin.
Onsen ada di mana-mana di Jepang, berkat aktivitas vulkanik yang memanaskan air di bawah tanah. Banyak mata air panas juga memiliki area wisata yang dibangun di sekitarnya, yang menawarkan makanan lezat, hiburan santai, berbagai jenis pemandian, dan akomodasi tradisional Jepang. Semua itu cara terbaik untuk melepas lelah setelah tahun yang penuh tekanan.
Namun, beberapa area resor onsen lebih populer daripada yang lain, dan sebagian besar waktu itu juga bukan hanya karena kualitas pemandiannya. Seringkali, apa yang membuat resor onsen hebat adalah apa yang ada di sekitarnya, dan itu pasti benar dari sepuluh onsen terpopuler di Jepang.
Perusahaan perjalanan Jalan menyurvei 13.342 penggunanya dan menanyakan tentang area onsen favorit mereka. Mereka menyukai tempat itu sehingga ingin kembali. Tempat pemandian air panas itu menawarkan lebih dari sekadar air panas yang menenangkan dan penginapan. Dilansir dari Soranews24, Rabu, 16 Desember 2020, berikut enam dari 10 onsen yang paling populer berdasarkan peringkat dari wisatawan Jepang.
Tokyo – Berumur panjang, sehat, dan memiliki kualitas hidup lebih baik, banyak dialami orang-orang Jepang. Semua itu karena satu kebiasaan sederhana; hampir 80% orang Jepang berendam air panas dalam waktu lama.
Adalah Shinya Hayasaka, seorang dokter medis dan profesor di Tokyo City University yang telah mempelajari manfaat kesehatan dari mandi atau berendam di pemandian air panas alami atau onsen selama lebih dari dua dekade.
“Sekitar 20 tahun yang lalu, seorang perawat yang memberikan perawatan mandi di rumah kepada seorang pasien lanjut usia, menghubungi saya untuk meminta nasihat,” kata Hayasaka kepada DW, dilansir Selasa (29/12/2020).
“Dia prihatin karena pasiennya sering mengalami tekanan darah tinggi, dan sulit untuk memastikan aman tidaknya untuk berendam air panas. Saat itu belum ada penelitian ilmiah yang dilakukan untuk menjawab pertanyaan itu, dan menurut saya diperlukan bukti berbasis sains.”
Makalah pertama Hayasaka diterbitkan dalam The Journal of Epidemiology pada Mei 1991. Makalah itu membahas perlunya pemantauan yang cermat terhadap orangtua yang mandi air panas, tetapi ia memperluas penelitiannya ke dalam budaya berendam harian di Jepang.
Tokyo – Masyarakat Jepang punya tradisi berendam bareng di
Bagi traveler pecinta budaya Jepang, tentu sudah tak asing lagi dengan salah satu tradisi masyarakatnya yang gemar berendam di onsen. Hanya berbeda dengan di negara lain, tradisi berendam di onsen umumnya mengharuskan tamunya untuk bertelanjang bulat atau dengan selembar handuk saja.
Oleh sebab itu, biasanya onsen dipisahkan sesuai dengan jenis kelamin. Ada sekat pembatas yang dihadirkan untuk privasi dan kenyamanan, sekaligus memastikan tak terjadi hal yang bukan-bukan. Malah, pengunjung dengan tato biasanya dilarang keras untuk masuk onsen dengan alasan keamanan.
Mengetahui budaya tersebut, mungkin ada di antara traveler yang penasaran perihal kehadiran onsen ‘campur.’ Seperti diberitakan media lokal Jepang Sora News24, ternyata ada istilah khusus untuk itu. Sebutannya adalah ‘konyoku’ atau kolam campur.
Nah, di Jepang sendiri keberadaan kolam onsen konyoku atau campur biasanya ditemui di daerah pedesaan yang cukup terpencil. Sudah begitu, mayoritas penikmatnya adalah warga setempat yang biasanya sudah cukup berumur.
Selain dari kolam konyoku, ada juga kolam ‘kashikiri’ yang lebih privat dan dapat disewa untuk berendam dengan lawan jenis secara lebih intim. Biasanya kolam kashikiri ini tersedia di sejumlah onsen besar, dengan tambahan biaya yang lebih ekstra dari biasanya. Tapi, sekali lagi, jangan lantas berfantasi liar.
ilustrasi onsen. (Foto: iStock)
Yang patut digarisbawahi adalah kolam kashikiri punya aturan. Secara fungsi, kolam kashikiri bukanlah love hotel yang memang diperuntukkan buat bercinta. Sejatinya, di atas kertas, tak diperkenankan melakukan aksi senggama di dalam onsen. Hal itu pun berlaku untuk pasangan beda jenis saat berendam bareng di kolam onsen privat.
Terlepas dari momen intim yang bisa tercipta saat berendam bareng kekasih atau lawan jenis di kolam kashikiri yang privat, mungkin traveler normal juga dibuat penasaran soal tanggapan orang Jepang sendiri soal kolam campur tersebut? Ternyata, pendapat mereka tak seperti yang dibayangkan.
Situs travel Jepang yang bernama Air Trip menggelar survei perihal pendapat masyarakat Jepang soal berendam di onsen dengan lawan jenis atau kekasih. Survei pun dilakukan dengan mengambil sampel dari 710 pria dan 401 wanita. Hasilnya, ada gap pendapat yang cukup jauh di antara keduanya.
Menurut kaum pria, sekitar 25,5% berpendapat kalau berendam bareng lawan jenis atau kekasih adalah sah-sah saja. Bahkan sebelum pria dan wanita berada dalam hubungan spesial seperti pacar atau suami istri.
Di satu sisi, ternyata kaum wanita lebih strict atau menolak untuk berendam bersama lawan jenis baik di kolam konyoku (campur) atau kashikiri (privat). Dari survei yang ada, hanya 6,5% wanita saja yang setuju.
Ilustrasi onsen (Foto: iStock)
Hanya saja, ada penerimaan lebih tinggi atau sekitar 33,3% wanita yang menyetujui berendam bareng lawan jenis dengan syarat telah menjalim hubungan spesial minimal selama setengah tahun. Sekitar 22% kaum pria ternyata juga memiliki pandangan yang serupa.
Ada juga pandangan lain dari 13,5% kaum wanita, yang berpendapat setuju untuk berendam bareng lawan jenis selama mereka telah menikah. Di sisi kaum pria, sekitar 13,8% responden juga setuju dengan ide tersebut.
Ditarik dari survei di atas, kaum wanita Jepang lebih terbuka dengan ide berendam bareng lawan jenis atau kekasih ketika mereka telah menikah atau telah menjalin hubungan khusus selama kurang lebih enam bulan. Adapun umumnya masyarakat Jepang melakukan apa yang disebut onsen date di kolam terpisah dalam suatu pemandian air panas.
Simak Video “
Temuan Kasus Cacar Monyet Pertama di Jepang
“
[Gambas:Video 20detik]
(bnl/krs)
– Masyarakat Jepang punya tradisi berendam bareng di pemandian air panas atau onsen . Biasa dilakukan terpisah berdasarkan jenis kelamin, mungkin nggak sih berendam bareng dengan lawan jenis di onsen? Bisa saja, walaupun ada pula aturan mainnya.Bagi traveler pecinta budaya Jepang, tentu sudah tak asing lagi dengan salah satu tradisi masyarakatnya yang gemar berendam di onsen. Hanya berbeda dengan di negara lain, tradisi berendam di onsen umumnya mengharuskan tamunya untuk bertelanjang bulat atau dengan selembar handuk saja.Oleh sebab itu, biasanya onsen dipisahkan sesuai dengan jenis kelamin. Ada sekat pembatas yang dihadirkan untuk privasi dan kenyamanan, sekaligus memastikan tak terjadi hal yang bukan-bukan. Malah, pengunjung dengan tato biasanya dilarang keras untuk masuk onsen dengan alasan keamanan.Mengetahui budaya tersebut, mungkin ada di antara traveler yang penasaran perihal kehadiran onsen ‘campur.’ Seperti diberitakan media lokal Jepang Sora News24, ternyata ada istilah khusus untuk itu. Sebutannya adalah ‘konyoku’ atau kolam campur.Nah, di Jepang sendiri keberadaan kolam onsen konyoku atau campur biasanya ditemui di daerah pedesaan yang cukup terpencil. Sudah begitu, mayoritas penikmatnya adalah warga setempat yang biasanya sudah cukup berumur.Selain dari kolam konyoku, ada juga kolam ‘kashikiri’ yang lebih privat dan dapat disewa untuk berendam dengan lawan jenis secara lebih intim. Biasanya kolam kashikiri ini tersedia di sejumlah onsen besar, dengan tambahan biaya yang lebih ekstra dari biasanya. Tapi, sekali lagi, jangan lantas berfantasi liar.Yang patut digarisbawahi adalah kolam kashikiri punya aturan. Secara fungsi, kolam kashikiri bukanlah love hotel yang memang diperuntukkan buat bercinta. Sejatinya, di atas kertas, tak diperkenankan melakukan aksi senggama di dalam onsen. Hal itu pun berlaku untuk pasangan beda jenis saat berendam bareng di kolam onsen privat.Terlepas dari momen intim yang bisa tercipta saat berendam bareng kekasih atau lawan jenis di kolam kashikiri yang privat, mungkin traveler normal juga dibuat penasaran soal tanggapan orang Jepang sendiri soal kolam campur tersebut? Ternyata, pendapat mereka tak seperti yang dibayangkan.Situs travel Jepang yang bernama Air Trip menggelar survei perihal pendapat masyarakat Jepang soal berendam di onsen dengan lawan jenis atau kekasih. Survei pun dilakukan dengan mengambil sampel dari 710 pria dan 401 wanita. Hasilnya, ada gap pendapat yang cukup jauh di antara keduanya.Menurut kaum pria, sekitar 25,5% berpendapat kalau berendam bareng lawan jenis atau kekasih adalah sah-sah saja. Bahkan sebelum pria dan wanita berada dalam hubungan spesial seperti pacar atau suami istri.Di satu sisi, ternyata kaum wanita lebih strict atau menolak untuk berendam bersama lawan jenis baik di kolam konyoku (campur) atau kashikiri (privat). Dari survei yang ada, hanya 6,5% wanita saja yang setuju.Hanya saja, ada penerimaan lebih tinggi atau sekitar 33,3% wanita yang menyetujui berendam bareng lawan jenis dengan syarat telah menjalim hubungan spesial minimal selama setengah tahun. Sekitar 22% kaum pria ternyata juga memiliki pandangan yang serupa.Ada juga pandangan lain dari 13,5% kaum wanita, yang berpendapat setuju untuk berendam bareng lawan jenis selama mereka telah menikah. Di sisi kaum pria, sekitar 13,8% responden juga setuju dengan ide tersebut.Ditarik dari survei di atas, kaum wanita Jepang lebih terbuka dengan ide berendam bareng lawan jenis atau kekasih ketika mereka telah menikah atau telah menjalin hubungan khusus selama kurang lebih enam bulan. Adapun umumnya masyarakat Jepang melakukan apa yang disebut onsen date di kolam terpisah dalam suatu pemandian air panas.
Hot spring villages set in lush countryside, with fine traditional inns and crafts
Between the coast of the Japan Sea and Mt. Hakusan is the 1300-year-old hot spring resort town of Kaga Onsen in southwestern Ishikawa. This town is built around four onsen villages. Kaga Onsen offers high-quality natural onsen waters, traditional Japanese craft, authentic nature walks, and sumptuous local, regional specialties. This is the ultimate place to relax. Just come and hop in the baths.
Don’t Miss
- Hot spring-hopping in the four nearby towns’ public baths
- Trying your hand at traditional crafts, like Kutani pottery and Yamanaka lacquerware
- Sampling a variety of local food sourced from the sea and the rich, fertile mountains
How to Get There
Ride into Kaga Onsen Station, the hub of the area. A 25 to 30-minute train ride or an hour’s drive southwest of Kanazawa.
Ride the Hokuriku Shinkansen to Kanazawa Station (2 hours, 30 minutes) and then change to a limited express train (25 minutes). From Tokyo, ride the Hokuriku Shinkansen to Kanazawa Station (2 hours, 30 minutes), changing to a limited express train (25 minutes). The limited express Thunderbird and limited express Shirasagi connect Kanazawa and Kaga Onsen in 25-30 minutes.
From Kyoto, the limited express Thunderbird also connects Kaga Onsen in about 2 hours and 15 minutes. From Nagoya, take the shinkansen to Maibara and change to the limited express Shirasagi bound for Kanazawa, which takes about two hours.
The Can Bus from Kaga Onsen Station takes visitors to major sites. Choose the mountain route or the sea route, or the Komatsu Airport Line.
Healing waters
Kaga Onsen Kyo is made up of four hot-spring villages: Yamashiro Onsen , Yamanaka Onsen , Awazu Onsen and Katayamazu Onsen . Each onsen town has its own public bath at the town center. Some of them have been completely modernized, while others are reminiscent of the Meiji era (1868-1912) in their special decorative styles.
The hot springs of Kaga Onsen were discovered by the Buddhist monk, Gyoki, on a pilgrimage in the eighth century. They have since been praised as some of the best in Japan, with healing properties that improve digestion, relieve muscle pain, and alleviate skin diseases.
The birthplace of kutani ceramics
Kutaniyaki, a distinct type of Japanese porcelain, flourished in Ishikawa during the Edo period (1603-1867), when wealthy samurai and merchants from the Daishoji and Kaga families supported the development of the regional arts. You can recognize this style from its distinct patterns and use of vivid colors — particularly bright reds, greens, yellows, purples and blues. It was exported to Europe in large quantities after 1873. At the Ishikawa Prefecture Kutaniyaki Art Museum south of the city and the Kutaniyaki Exhibition Hall in Yamashiro Onsen , you can see collections of the pottery and ruins of a multi-level kiln.
Living legends and up-and-coming artisans
Many artists are based in Kaga Onsen today and have perfected their craft over several decades. Woodturning and lacquerware are very closely related, and the woodturner Ryozo Kawakita residing in Yamanaka Onsen was designated a Living National Treasure in 1994. These artistic traditions are being carried on by younger artists living in the Kaga region , particularly ceramicists, who are reshaping tradition with more contemporary pieces. You may be able to see their work at art fairs and exhibitions in Kaga Onsen as well as Kanazawa .
Make the most of your stay
Staying one or two nights at one of the traditional ryokan is the best way to explore Kaga Onsen’s hot spring villages. Give yourself one or two days to see the temples, experience craft art and visit the many foot baths and public baths scattered throughout the adjacent towns.
The ultimate ryokan experience
Voted as having some of the best ryokan in Japan, Kaga Onsen is home to several luxury Japanese inns. These include the highly praised Kayotei, known for its unparalleled service, and the Relais & Chateaux property Beniya Mukayu, with a private open-air bath in each room.
A climb or drive around Kaga Onsen
If you’re active and adventurous and would like to see panoramic views of the Japan Alps and the Sea of Japan, the summit of Mt. Hakusan can be climbed in a day with an early start, or as an overnight trip staying at one of the mountain huts.
During the summer months through to mid-November, the Hakusan White Road is a more relaxing and charming way to continue your journey from Kaga Onsen through the mountains to historical Shirakawa-go in Gifu Prefecture . You will certainly arrive relaxed and limber after all the onsen-bathing.