Pengaruh Wisata Makam Sunan Giri pada Perkembangan Ekonomi Masyarakat Sekitar
oleh:
Tim penelitian mahasiswa prodi ilmu komunikasi kelas 3F2 Universtas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai keindahan alam yang indah yang dapat dijadikan tempat untuk berpariwisata atau rekreasi. Dengan adanya pembangunan tempat wisata ini dapat memperluas lapangan pekerjaan dan mengurangi pengangguran masyarakat setempat yang dapat meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat sekitar. Taman wisata makam Sunan Giri merupakan salah satu obyek wisata yang terletak di kabupaten Gresik yang banyak menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitarnya dengan bekerja sebagai pedagang atau penjual jasa seperti tukang parkir.
Adanya para wisatawan dan minat usaha yang besar dari para pedagang akan mempengaruhi perilaku sosial ekonomi yang tampak dari cara dan aktivitas sehari-hari mereka sebagai pedagang dalam kegiatan ekonomi sebagai pedagang di Taman Wisata makam Sunan Giri. Para pedagang ini biasanya menjual berbagai macam makanan dan minuman mulai dari makanan yang bisa didapatkan di mana-mana sampai makanan yang menjadi ciri khas daerah tersebut, selain itu pedagang juga biasanya menjual barang-barang yang khas dari daerah tersebut. Dalam berdagang, pedagang dalam mempromosikan jualannya biasanya menawar-nawarkan barangnya di sekeliling tempat untuk mendapatkan keuntungan yang banyak dari para wisatawan.
Sehingga dengan adanya Taman Wisata religi makam Sunan Giri mampu membantu perekonomian warga Gresik terutama di kecamatanKebomas yang termasuk tempat makam Sunan Giri. Dan menurut data BPS Gresik kecamatan ini mengalami kemajuan yang signifikan terhadap perkembangan perekonomian warga sekitar. Sedangkan populasi penduduknya sendiri menurut data BPS 2012 adalah sekitar 97.639 jiwa. Dan untuk jumlah pedagang yang ada di kecamatan ini lumayan cukup besar dari pada jumlah di kecamatan lainnya, di kecamatan ini jumlah pedagang menurut data BPS Gresik 2012 pada tahun 2011 adalah 185 pedagang yang terdiri dari jumlah pedagang kecil sebanyak 114, pedagang menengah sebanyak48, pedagang besar sebanyak 23. Menurut data tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan adanya tempat wisata religi Sunan Giri masyarakat sekitar memanfaatkannya dengan cara berdagang disekitar makam dengan tujuan untuk meningkatkan perekonomian mereka.
Selain itu dengan adanya pekerjaan seperti ini pedagang dapat melakukan hubungan interaksi sosial kepada pengunjung yang datang yang terjalin dalam kehidupan sosial pedagang di Taman Wisata makam Sunan Giri. Dalam berinteraksi sosial, para pedagang selain akan terjalin kerjasama-kerjasama juga terkadang muncul konflik yang dikarenakan adanya perbedaan kepentingan diantara pedagang. Banyak pedagang yang dalam kegiatannya berdagang tersebut saling berebut pelanggan dengan cara-cara yang tidak baik, kebanyakan pedagang tidak saling bekerja sama dalam mempromosikan barangnya tetapi saling beriri hati. Tetapi dengan adanya pembangunan tempat wisata ini dapat membantu masyarakat sekitar untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari lewat berdagang di Taman Makam Sunan Giri ini.
B.Rumusan Masalah
1.Bagaimana keadaan perekonomian warga sekitar setelah adanya makam Sunan Giri?
C.Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka yang menjadi tujuan peneliti ini adalah untuk mengetahui bagaimana keadaan perekonomian warga setelah adanya makam Sunan Giri.
D.Manfaat Penelitian
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan hasil yang bermanfaat sejalan dengan tujuan penelitian di atas. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna baik secara teoritis atau praktis.
1.Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat untuk mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan dalam bidang ilmu komunikasi, khususnya mengenai pola komunikasi yang ada dan terkait dengan komunikasi kelompok yang ada didalamnya.
2.Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadikan masukan bagi para pedagang sekitar serta instansi terkait sehingga mampu merubah perekonomian warga sekitar.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1.Sejarah Singkat Tentang Makam Sunan Giri
Selama 40 hari Sunan Giri atau yang mempunyai nama lain Raden Paku bertafakkur di sebuah gua. Beliau lahir pada tahun 1442 M. Sunan Giri bersimpuh meminta petunjuk Alloh SWT. Sunan Giri ingin mendirikan sebuah pesantren. Di tengah hening malam pesan ayahnya Syekh Maulana Malik Ishak kembali terngiang : “kelak, bila tiba masanya dirikanlah pesantren di Gresik” pesan yang tak terlalu sulit sebetulnya. Tetapi yang membuat sulit adalah Sunan Giri diminta untuk mencari tanah yang sama persis dengan tanah dalam sebuah bungkusan ini. Selesai bertafakkur Sunan Giri berangkat mengembara. Di sebuah perbukitan di desa Sidomukti, Kebomas. Sunan Giri kemudian mendirikan sebuah pesantren Giri. Sejak itu pula Raden Paku dipanggil dengan sebutan Sunan Giri. Dalam bahasa Sansekerta “ Giri: berarti “gunung”.Namun, tak ada peninggalan yang menunjukkan kebesaran pesantren Giri yang berkembang menjadi Kerajaan Kedaton. Tak ada juga bekas-bekas istana. Kini daerah perbukitan itu hanya terlihat situs kedaton. Sekitar satu kilometer dari makam Sunan Giri. Di situs itu berdiri sebuah langgar berukuran 6 x 5 meter. Disanalah konon sempat berdiri sebuah masjid tempat Sunan Giri mengajarkan agama islam. Ada juga bekas tempat wudhu berupa kolam berukuran 1 x 1 meter. Tempat ini tampak lengang oleh pengunjung. Karena tidak banyak orang yang tau tentang situs ini.Pesantren Giri merupakan pusat ajaran Taukhid dan Fiqih. Karena Sunan Giri meletakkan ajaran Islam di atas Al-Quran dan Sunnah Rasul. Sunan Giri tidak mau berkompromi dengan adat istiadat yang dianggapnya merusak kemurnian Islam. Karena itu Sunan Giri dianggap pemimpin kaum “Putihan” yaitu aliran yang didukung oleh Sunan Ampel dan Sunan Drajat. Tetapi Sunan Kalijaga menganggap cara berdakwah Sunan Giri kaku. Menurut Sunan Kalijaga dakwah hendaklah pula mengguanakan pendekatan kebudayaan. Misalnya dengan wayang. Paham ini mendapat sokongan dari Sunan Bonang, Sunan Muria, Sunan Kudus dan Sunan Gunung Jati. Perdebatan para wali ini memuncak pada saat peresmian Masjid Demak. Sunan Kalijaga cs ingin meramaikan peresmian itu dengan wayang. Tapi menurut Sunan Giri menonton wayang tetap haram, karena gambar wayang itu berbentuk manusia. Akhirnya Sunan Kalijaga mencari jalan tengah. Ia mengusulkan bentuk wayang diubah menjadi tipis dan tidak menyerupai manusia. Sejak itulah wayang beber berubah menjadi wayang kulit. Sunan ampel adalah ketua para Wali. Dan ketika Sunan Ampel wafat, Sunan Giri diangkat menjadi penggantinya. Atas usulan Sunan Kalijaga, Sunan Giri diberi gelar Prabu Satmata. Diriwayatkan gelar itu jatuh pada 9 Maret 1487-1506 M, yang kemudian ditetapkan sebagai hari jadi Kabupaten Gresik. Di kalangan Wali Sembilan, Sunan Giri juga dikenal sebagai ahli politik dan ketatanegaraan. Ia pernah menyusun peraturan ketataprajaan dan pedoman tata cara di keraton. Sunan Giri wafat pada tahun 1428 saka atau 1506 Masehi dan dimakamkan di atas bukit di dalam cungkup berarsitek sangat unik. Makam Sunan Giri terletak di Dusun Giri Gajah Desa Giri Kecamatan Kebomas berjarak sekitar 4 Km dari pusat Kota Gresik.
2.Taman Wisata Sunan Giri
Kabupaten Gresik merupakan salah satu kota yang mempunyai banyak tempat wisata, mulai dari tempat wisata yang berupa pantai, taman bermain samapi tempat wisata yang religi. Salah satunya adalah tempat wisata taman makam Sunan Giri. Tempat wisata ini banyak digemari pengunjung karena Sunan Giri ini merupakan salah salah satu dari sembilan tokoh yang menyebarkan agama Islam di pulau Jawa. Kebanyakan pengunjung yang datang ke tempat ini adalah kaum ibu-ibu yang biasanya mengikuti acara pengajian di kampungnya, tetapi selain itu anak-anak juga banyak yang mengunjungi tempat wisata Sunan Giri ini. Kebanyakan para peziarah Sunan Giri ini datang berombongan, tetapi ada juga yang datang perorangan. Mereka beranggapan bahwa berziarah ke makam Sunan Giri ini akan bisa mendapatkan barokah yang banyak, banyak peziarah yang datang dari luar daerah. Setiap hari orang yang berziarah ke makam Sunan Giri ini bisa mencapai ribuan. Tetapi, pada saat musim liburan sekolah tiba atau pada malam selawean saat puasa bulan Ramadhan makam Sunan Giri ini bisa dua kali lipat peziarah.Para peziarah ini biasanya berdo’a dan bersyukur atas jasa yang telah diberikan oleh Sunan Giri ini yaitu menyebarkan agama Islam dan untuk mengenang pelajaran-pelajaran yang Beliau berikan ketika menyebarkan agama islam. Menjelang bulan Ramadhan, pengunjung wisata religi di makam Sunan Giri, mengalami peningkatan yang luar biasa. Sebelumnya, pengunjung yang setiap harinya rata-rata mencapai 500 hingga 1000 orang perhari, saat memasuki bulan Jawa 1 Ruwah naik hingga 2.500 pengunjung perhari. Hal ini dibenarkan Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Budpora) Gresik, Mighfar Syukur. “Memang benar setiap tahun jumlah pengunjung wisata religi sejak tiga minggu sebelum bulan ramadhan mengalami kenaikan yang cukup dratis”. Namun pada bulan tertentu, tempat wisata religi tersebut akan sepi. “Data yang kami kumpulkan selama setahun, jumlah pengunjung mencapai 1,2 juta orang itu berasal dari Jawa, Sumatara, Kalimantan, dan luar Jawa di Indonesia. Bahkan ada yang dari Malasyia, pernah juga dari Amerika. Kebanyakan para pengunjung yang datang selain untuk berdo’a dan untuk mengenang jasa-jasa yang diberikan oleh Sunan Giri juga untuk berekreasi yang hanya untuk membeli oleh-oleh khas gresik. Selain itu, para peziarah juga biasanya melakukan ibadah sholat di masjid Sunan Giri. Untuk mencapai makam Sunan Giri ini para peziarah harus berjalan mendaki ratusan tangga yang ada yang bisa membikin peziarah ngos-ngosan dalam berwisata di tempat ini. Tetapi banyak para peziarah yang tidak merasa capek atau lelah ketika melewati ratusan tangga ini, karena ada pengunjung yang beranggapan bahwa hal ini merupakan suatu cobaan untuk mendapatkan sesuatu yang barokah. Sepanjang perjalanan ke makam Sunan Giri ada anak tangga yang terdapat gapura dengan hiasan gunungan di kaki gapura tersebut dan terdapat patung singa yang dalam keadaan rusak. Di tangga ini juga terdapat banyak pohon yang salah satunya adalah pohon asam yang menurut masyarakat sekitar Sunan Giri ini merupakan pohon asam yang ditanam oleh Sunan Giri ketika beliau masih hidup. Makam Sunan Giri sendiri berada di dalam cungkup yang dihiasi banyak ornamen dengan motif sulur tanaman. Pintu masuk makam Sunan Giri dibuat rendah sehingga pengunjung saat mau masuk ke makam Sunan Giri harus merunduk terlebih dahulu agar tidak terbentur. Hal ini disengaja karena sebagai penghormatan kepada Sunan Giri atas jasa yang Beliau berikan. Makam Sunan Giri berada pada teras paling tinggi dan dikelilingi banyak makam lainnya. Sebagai pembatas antar teras digunakan batu bata dan rongganya yang diisi dengan batu koral. Di dalam cungkup makam dan di selasar luarnya tampak banyak pengunjung yang melantunkan ayat-ayat suci Al Qur’an dan doa-doa bagi sang Sunan. Yang tentunya beberapa diantaranya ada yang menyertainya dengan doa-doa berbagai keperluan bagi dirinya dan keluarganya. Di sebelah selatan makam Sunan Giri terdapat Pendapa Agung Sunan Giri yang di dalamnya juga banyak terdapat makam-makam kuno
BAB III
Pembahasan
A.Keadaan Perekonomian Warga Sekitar Setelah Adanya Makam Sunan Giri
Sejak ada pembangunan makam Sunan Giri kehidupan perekonomian masyarakat sekitar mulai berubah. Pembangunan tempat wisata makam Sunan Giri ini banyak membawa manfaat bagi masyarakat yang tinggal di sekitar lingkungan wisata makam Sunan Giri. Salah satunya adalah dengan membuka usaha seperti dagang di wisata ini masyarakat bisa membiayai kebutuhan sehari-harinya. Selain itu ada juga yang menjadi tukang parkir, tukang ojek dan penarik dokar yang juga bisa membiayai kebutuhan sehari-harinya.
Sejak ada wisata makam Sunan Giri ini masyarakat yang dahulunya pengangguran bisa membuka usaha berdagang atau yang lainnya. Dalam berdagang setiap hari mereka bisa mendapatkan keuntungan sekitar seratus ribu, apalagi jika waktu musim-musim tertentu seperti musim liburan, awal puasa ramadhan atau malam selawean para pedagang ini bisa mendapatkan keuntungan yang lebih dari ini. Saat musim seperti ini pedagang biasanya banyak yang menjual barangnya dengan harga yang lebih mahal dibandingkan dengan hari-hari yang biasa. Karena mereka ingin mendapatkan keuntungan yang lebih banyak dan juga agar bisa menutup kerugian pada hari-hari biasa.
Hari-hari seperti ini pengunjung makam Sunan Giri sepi, sehingga para pedagang yang ada di sana omsetnya menurun. Jika pengunjung sepi mereka hanya bisa duduk-duduk ngerumpi dengan pedagang lain sambil melihat-lihat barang dagangannya. Para pedagang di sini biasanya menggantungkan keuntungannya kepada pengunjung atau peziarah. Jika peziarah sepi maka keuntungan mereka menurun, dan jika peziarah ramai maka keuntungan mereka bertambah banyak atau meningkat. Jika pengunjung sepi maka para pedagang ini banyak yang mengeluh karena barang yang mereka jual tidak bisa langsung habis.
Tetapi jika pengunjung makam Sunan Giri ini ramai maka pedagang sangat senang karena mereka bisa mendapatkan keuntungan yang lebih banyak dari hari-hari biasa. Mereka bisa menjual barangnya dengan harga yang mahal dan barang tersebut akan cepat habis. Pada saat seperti ini pedagang dalam menjual barangnya biasanya dengan merayu-rayu setiap pengunjung yang berjalan atau setiap pengunjung yang melihat-lihat dan akan membeli barang dagangannya. Dalam kesempatan seperti ini pedagang biasanya berusaha untuk merayu pengunjung agar mau membeli barang dagangannya.
Dampak lain juga dirasakan oleh tukang ojek yang ada di sekitar tempat wisata ini. Pada hari-hari yang ramai pengunjung tukang ojek ini ramai di sewa oleh para pengunjung untuk menuju makam Sunan Giri ini. Biasanya para pengunjung ini lebih memilih naik tukang ojek untuk sampai ke makam Sunan Giri, karena jika musim-musim ramai seperti ini tempat parkir yang ada di area makam Sunan Giri penuh, jadi mereka lebih memilih untuk memarkir kendaraannya di tempat lain dan berjalan atau menaiki ojek untuk sampai ke tempat tersebut agar mereka tidak capek.
Warga sekitar Sunan Giri ini memilih banyak yang menjadi tukang ojek karena pada saat musim-musim tertentu banyak pengunjung yang memilih naik ojek dari pada berjalan kaki dan perjalanan menuju makam ke Sunan Giri ini sangat jauh dan jalannya naik-turun. Pengendara dokar inipun biasanya pada saat musim-musim tertentu banyak yang bekerja sebagai pengendara dokar, karena pada saat seperti ini keuntungan yang mereka dapatkan lebih banyak dibandingkan dengan hari-hari biasa yang sepi pengunjung. Pada musim-musim seperti ini banyak masyarakat yang tinggal di sekitar makam Sunan Giri menjadi pekerja dadakan.
Warga sekitar Sunan Giri ini memilih banyak yang menjadi tukang ojek karena pada saat musim-musim tertentu banyak pengunjung yang memilih naik ojek dari pada berjalan kaki dan perjalanan menuju makam ke Sunan Giri ini sangat jauh dan jalannya naik-turun. Pengendara dokar inipun biasanya pada saat musim-musim tertentu banyak yang bekerja sebagai pengendara dokar, karena pada saat seperti ini keuntungan yang mereka dapatkan lebih banyak dibandingkan dengan hari-hari biasa yang sepi pengunjung. Pada musim-musim seperti ini banyak masyarakat yang tinggal di sekitar makam Sunan Giri menjadi pekerja dadakan. Sehingga sejak adanya pembangunan wisata makam Sunan Giri ini perekonomian masyarakat sekitar Sunan Giri ini bisa terangkat. Mereka bisa hidup sejahtera.
B.Lampiran