Potensi wisata kuliner dalam pengembangan pariwisata di yogyakarta

Gundana

Abstract

Humbang Hasundutan Regency is one of the districts that has the potential to be developed as a tourism area. This is evidenced by the existence of tourist objects that can potentially be developed into a tourist attraction one of which is the Janji Waterfall located in Marbun Toruan Village, Baktiraja sub-district. This study uses a qualitative descriptive research method. The type of data consists of primary data obtained through interviews and observations in the Bakti Raja sub-district of Humbang Hasundutan Regency. The results of this study can be used by managers of waterfall promises, the Office of Tourism, local communities and government agencies and the Medan Tourism Polytechnic in determining the direction of the development of tourism Obejek potential, especially promising waterfall tourism in Bakti Raja District of Humbang Hasundutan Regency.

 

REFERENCES

Bejo  Siswanto.(2011).  Manajemen  Tenaga Kerja Indonesia Pendekatan Administratif dan Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.

Bgyono.(2005). Pariwisata  dan  Perhotelan. Bandung: Alfabeta.

Fahi,  Irham.(2013). Manajemen  Strategis Teori dan Aplikasi. Bandung: CVAlfabeta.

Hasn,  F.(2004). Pembangunan  Berwawasan Budaya. Jakarta: Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.

Hutaarat, Jemsly dan   Martani,   Huseini.(2006). Pengantar Manajemen Stratejik  Kontemporer,  Strategik  di Tengah   Operasional.   Jakarta:   PT Elex MediaKomputindo.

Kurniawan,   F.(2010). Potensi Wisata Kuliner dalam Pengembangan Pariwisata di  Yogyakarta.

Kusudianto,  Hadinoto.(1996). Perencanaan Pengembangan DestinasiPariwisata. Jakarta: UI-Press.

Pitana,  I  Gde  dan  Diarta,  I  Ketut  Surya.(2009). Pengantar    Ilmu    Pariwisata. Yogyakarta: Andi.

Robbins,  Stephen  P.  dan  Coulter,  Mary.(2009). Manajemen. Edisi   Kedelapan. Klaten: PT Macanan Jaya Cemerlang

SK MENPARPOSTEL No.: KM. 98/PW.102/MPPT-87. Tentang Pariwisata  Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun   2009 Tentang Kepariwisataan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun1990 Tentang Pengertian Pariwisata dan Peraturan yang Berlaku. Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009. 2009. Tentang Pengertian Pariwisata dan Peraturan yang Berlaku. Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.

Abstract

There are very few conventional culinary tours (Betawi culinary specialties) in DKI Jakarta due to the displacement of the Betawi people to the suburbs, as a result there are many native foods that are almost extinct in the capital city of Jakarta.  The purpose of the research is to identify potential places for Betawi culinary tourism, to recognize Betawi specialties, to recognize the position of culinary tourism in tourism development. The research method used for this research is an associative qualitative method in which the problem formulation helps researchers to construct a relationship between the social situation or domain of one area and another. Using observation data collection techniques, interviews, documentation, and triangulation / combination. The results of the study indicate that the potential for typical Betawi culinary tourism is spread throughout DKI Jakarta, starting from the area, Setu babakan, Rawa Belong, Meruya, Condet and Pasar Minggu. There is Betawi culinary originating from side dishes of Betawi, typical Betawi spinggan food, insedential Betawi food, typical Betawi snacks. And by typical Betawi, each place has its own power over the existing food.  The conclusion of this research is that tourists need food to eat, and this can have a positive impact on tourism development. The role of tourists for culinary tours must be better in processing everything both products and servants. Not only that, the Regional Government also provided training called the Professional Training Center which was shown for actors involved in tourism. And the government recommends that besides holding training, apart from providing a special place for Betawi culinary tourism, there is promotional assistance carried out by the government so that people who sell Betawi specialties are helped.

BACA JUGA:   Taman doa bunda maria keluarga kudus cibinong

Abstrak – Kota Yogyakarta merupakan tujuan pariwisata yang berkarakteristik pariwisata kota, yakni menawarkan daya tarik Kota yang dikemas dalam berbagai paket pariwisata. Kota Yogyakarta menjadi penyangga bagi destinasi wisata disekitarnya, yang menawarkan daya tarik wisata alam. Wisata kuliner menjadi strategi yang tepat dalam pengembangan pariwisata di kota Yogyakarta sebagai upaya mewujudkan pariwisata berkelanjutan, karena tidak memiliki potensi wisata alam. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, yang bertujuan menggali potensi wisata kuliner untuk memperoleh gambaran secara komprehensif tentang pengelolaan wisata kuliner di Kota Yogyakarta sebagai dasar perumusan program, strategis dan rencana aksi. Data primer dikumpulkan melalui forum group discussion untuk menggali informasi dari para stakeholder, sedangkan verifikasi data dilakukan dengan cara uji petik. Data dianalisis melalui proses reduksi untuk menghasilkan program-program prioritas dan rencana aksi untuk percepatan pengembangan wisata kuliner di Kota Yogyakarta.

 

Kata Kunci : Wisata Kuliner; Pariwisata Kota; Gastronomy; Storytelling

Culinary Tourism as a Strategy for Strengthening Tourism in the City of Yogyakarta,
Indonesia

Abstract – Yogyakarta City is a tourism destination that is characterized by city tourism, which offers City attractions that are packaged in various tourism packages. The Yogyakarta city is a buffer for nearby tourist destinations, which offer natural tourist attractions. Culinary tourism is the right strategy in developing tourism in the Yogyakarta city as an effort to create sustainable tourism, because it does not have the potential for nature tourism. This research is a qualitative descriptive study, which aims to explore the potential of culinary tourism to obtain a comprehensive picture of culinary tourism management in the Yogyakarta city as a basis for program formulation, strategic and action plans. Primary data are collected through group discussion forums to gather information from stakeholders, while data verification is done by means of quotation tests. Data were analyzed through the reduction process to produce priority programs and action plans to accelerate the development of culinary tourism in the Yogyakarta city.

BACA JUGA:   Wisata edukasi trawas

 

Keywords : Culinary Tourism; City Tourism; Gastronomy; Storytelling

Keywords:

Strategi, Pengembangan, Wisata Kuliner, Jombang Kuliner, Jombang.

References

[1] Arfai, W., Manokwari, D., Riantoro, D., & Aninam, J. (2021). Analisis SWOT untuk Strategi pengembangan obyek wisata hutan bakau kormun wasidori arfai di manokwari. Lensa Ekonomi, 15(1), 151–172.
[2] Besra, E. (2012). Potensi Wisata Kuliner Dalam Mendukung Pariwisata Di Kota Padang. Jurnal Riset Akuntansi Dan Bisnis, 12(1), 74–101.
[3] Fahmi, I. (2013). Manajemen Strategis Teori Dan Aplikasi. CV Alfabeta.
[5] Hilmiyah, N., Permana, E., Haryani Hatta, I., Widyaningsih, M., & Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasila, F. (2022). STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PELAKU UMKM KULINER PADA MASA PANDEMI COVID-19. Jurnal Riset Bisnis, 5(2).
[6] Jannah, D. N., Septemuryantoro, S. A., & Putri, R. (2020). Pengembangan Potensi Wisata Kuliner Situasi Covid-19 Simpang Lima Kota Semarang. Dinamika Sosial Budaya, 22(1), 344–352. http://journals.usm.ac.id/index.php/jdsb
[7] Kemenpar. (2019, October 2). Kuliner Miliki Peran Penting di Pariwisata Indonesia. Lifestle.Okezone.Com.
[8] Kristiana, Y., Suryadi, M. T., & Sunarya, S. R. (2018). Eksplorasi Potensi Wisata Kuliner Untuk Pengembangan Pariwisata Di Kota Tangerang. Khasanah Ilmu – Jurnal Pariwisata Dan Budaya, 9(1). https://doi.org/10.31294/khi.v9i1.3604
[9] Kurniawan, F. (2010). Potensi Wisata Kuliner dalam Pengembangan Pariwisata di Yogyakarta.
[10] Mulyatiningsih, E. (2017). Riset Terapan (pendidikan &teknik). UNY Press.
[11] Nisak, Z. (2014). Analisis SWOT untuk Menentukan Strategi Kompetitif.
[12] pearce II, John A., and R. B. R. (2013). manajemen strategis. In dedy A. H. and D. E. Irawan (Ed.), manajemen strategis (12th ed.). Salemba Empat.
[13] prof. Dr. Ir. Amos Neolaka, M. P. (2014). Metode Penelitian dan Statistik (A. Kamsyach (ed.)). PT Remaja Rosdakarya.
[14] Prof. DR. Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Bisnis (Prof. DR. Sugiyono (ed.); 18th ed.). ALFABETA.
[15] Rangkuti, F. (2017). Teknik Membedah Kasus Bisnis Analisis SWOT. PT Gramedia Pustaka Utama.
[16] Saputra, A. D. (2011). Strategi Pengembangan Taman Kuliner Condongcatur Depok Sleman dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan.
[17] Sasongko, I., Setiawan, A., & Purnama, Y. S. (2019). Strategi Pengembangan Kawasan Wisata Kuliner di Sepanjang Koridor Jalan Soekarno Hatta, Kota Malang. Perencanaan Wilayah Dan Kota, 3, 34–67.
[18] Semiawan, P. D. C. R. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Kompas Gramedia.
[19] solihin, ismail. (2012). Manajemen Strategik. In A. Maulana (Ed.), Manajemen Strategik (9th ed.). Erlangga.
[20] Sugiyono. (2017). metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (edisi revisi) (Prof. DR. Sugiyono (ed.)). ALFABETA.
[21] Sujarweni, V. W. (2015). Metodologi Penelitian Bisnis & Ekonomi (I). PUSTAKABARUPRESS.
[22] www.jombangkab.go.id. (2022, May 1). kabupaten jombang . Https://Id.Wikipedia.Org/Wiki/Kabupaten_Jombang.
[23] Zahrulianingdyah, A. (2018). Kuliner Sebagai Pendukung Industri Pariwisata Berbasis Kearifan Lokal. Teknobuga, 6(1), 1–9.

BACA JUGA:   Tempat main anak di bintaro

Abstrak

Angkringan Puncak Bibis Bantul adalah salah satu tempat wisata kuliner di Kabupaten Bantul Yogyakarta yang menjual berbagai macam masakan khas pedesaan. Berawal dari angkringan biasa yang kemudian ramai dikunjungi wisatawan membuat Angkringan Puncak Bibis Bantul berkembang pesat, tentu saja perkembangan tersebut dipengaruhi berbagai faktor sebagai daya tarik bagi wisatawan baik dari faktor Produk, faktor Harga, faktor Promosi, dan faktor Lokasi. Maka dari itu peneliti tertarik untuk mengambil judul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Wisatawan Dalam Keputusan Pembelian Kuliner di Angkringan Puncak Bibis Bantul.

      Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh produk, harga, promosi, dan lokasi terhadap wisatawan dalam keputusan pembelian kuliner di Angkringan Puncak Bibis Bantul dan mengetahui Mengetahui variabel yang paling dominan yang mempengaruhi wisatawan dalam keputusan pembelian kuliner di Angkringan Puncak Bibis Bantul.

      Hasil menunjukkan bahwa (1) Faktor Produk (X1), Faktor Harga (X2), Faktor Promosi (X3), dan Faktor Lokasi (X4) secara bersama-sama berpengaruh terhadap Wisatawan dalam Keputusan Pembelian Kuliner di Angkringan Puncak Bibis Bantul dengan nilai  sebesar 18,139>2,47 . (2) Faktor Produk (X1) bukan menjadi faktor dominan dengan nilai  3,688 dan Faktor Lokasi (X4) adalah variabel paling dominan yang mempengaruhi Wisatawan dalam Keputusan Pembelian Kuliner di Angkringan Puncak Bibis Bantul dengan nilai  4,213. R Square sebesar 0,409 yang berarti 40,9% variabel Keputusan Pembelian Wisatawan (Y) dipengaruhi oleh variabel Produk (X1), variabel Harga (X2), variabel Promosi (X3), dan varibel Lokasi (X4), sisanya sebesar 59,1% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak dibahas pada penelitian ini.

 

Also Read

Bagikan: