Liburan Lebaran kemarin, kami sekeluarga berwisata (kembali) ke Taman Mini Indonesia Indah, yang sering juga disingkat TMII. Tujuan kali ini adalah Taman Bunga Keong Emas, yang letaknya bersebelahan dengan Akuarium Air Tawar dan Museum Serangga, dilanjutkan dengan Museum Pusat Peragaan Iptek (PP IPTEK).
Waktu kecil dulu, saya dan keluarga sering kemari. Pemandangan indah dan sejuk dengan banyak bunga dan pohon cemara. Ada kolam air mancurnya juga.. What a very lovely scenery. Apalagi kalau cuaca sedang cerah.. Tiket masuknya juga terhitung sangat murah, lima ribu rupiah saja per orang. Mari ! 🙂
Anak-anak pun sudah tak sabar untuk segera menjelajah dan berlarian.. ^^
Saatnya mencari tempat berteduh untuk makan dan minum.. Capek juga membawa ransel dan segala ‘perabot’ piknik kemana-mana. Akhirnya nemu juga tempat yang rindang dan adem untuk sejenak meluruskan kaki…
Yang namanya anak-anak.. benar-benar tak ada capeknya. Main terusss.. 😀
Disini juga disewakan sepeda untuk berkeliling taman. Kami menyewa dua sepeda untuk 4 orang. Pakainya bergantian saja, keponakan, adik-adik.. Hanya ibu saya saja yang ogah naik sepeda. Beliau lebih memilih duduk di bawah pohon, ngemil kriuk-kriuk sambil menimang cucu. Saya dan suami juga ikut bersepeda berdua loh.. Wah rasanya.. malu sekaligus senang, heheuhe :’)
Siapa mau naik balon udara? Tarifnya lumayan mahal juga sih, sekitar seratus ribu rupiah lebih per orang.. Dan kalaupun mau naik, harus memenuhi kuota tertentu.. Tidak akan dioperasikan bila yang naik hanya satu orang saja 😀
Feels like an autumn to me..
This is my Mom.. Beliau paling anti bila diambil gambarnya. Jadi ssstt… saya memotretnya diam-diam dari belakang :p
Alhamdulillaah.. akhirnya kesampaian juga ke taman ini setelah hampir 20 tahun tak pernah berkunjung lagi.. Dulu kemari masih piyik dan unyu, kali ini udah bawa bocils aja.. Hahaha.. Kini saatnya melanjutkan perjalanan ke tujuan selanjutnya.. Museum PP IPTEK.. Yuk ! 🙂
~ Liburan Lebaran at TMII, August 2013 ~
© AISYAFRA.WORDPRESS.COM
Taman Bunga Keong Emas (TBKE) adalah sarana rekreasi taman yang menampilkan pesona bunga dan tanaman hias yang indah, asri, dan nyaman sekaligus sebagai sumber ilmu pengetahuan dunia Flora Indonesia. Taman ini dibangun di atas lahan seluas 7 hektar yang terletak di belakang Teater Imax Keong Emas, Kompleks Taman Mini Indonesia Indah dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 20 April 1986.
Filosofi dan konsep budi baik, ketabahan, kesetiaan, keberanian, serta cinta kasih yang tulus sebagaimana terkandung dalam legenda Keong Emas melandasi Taman Bunga Keong Emas. Legenda ini mengisahkan cinta sejati antara Raden Panji Asmara Bangun dengan Dewi Sekartaji. Oleh karena itulah, di taman ini dibangun petung keong emas penjelmaan Dewi Sekartaji sebagai perlambang cinta sejati.
Taman ini dilengkapi dengan berbagai informasi tentang arsitektur lansekap dalam bentuk percontohan susunan tanaman hias, khususnya tanaman berbunga yang berfungsi sebagai bagian dari taman perkotaan. Di samping itu, taman bunga juga dilengkapi sarana prasarana yang menunjang pendidikan dan penelitian tumbuh-tumbuhan.
Terdapat pula fasilitas plaza dengan pendopo melati berikut paduan air muncrat, air mancur dan aneka ragam bunga. Gedung teater Imax Keong Emas berwana kuning melatarbelakangi plaza dapat mengembarakan imajinasi, terutama saat matahari akan tenggelam. Kerimbunan, kehijauan dan tebaran bunga aneka warna berikut keindahan tata susunannya menjadikan dapat dimanfaatkan sebagai studio terbuka. Bagi pengunjung yang menyukai bunga, tanaman hias dan tanaman obat, di sini tersedia bursa tanaman yang bisa dibeli.
Selain itu, dengan fasilitas, sarana dan prasarana yang memadai, tempat ini dapat disewa oleh masyarakat umum untuk berbagai acara pertemuan. Di ruang terbuka seperti peseta kebun, resepsi pernikahan, pergelaran musik, family gathering, camping ground, dan lain-lain.
Pranala luar
[
sunting
|
sunting sumber
]
SHS-23 Aeromovel Indonesia
LegendTaman Budaya Taman BungaKeong Emas Taman NusaTaman AnggrekTaman WisataTaman Burung
SHS-23 Aeromovel Indonesia, Titihan Samirono (Javanese for “wind transport”) or Kereta Layang (Indonesian for “elevated train”) is a people mover system at Taman Mini Indonesia Indah (TMII) in Jakarta, Indonesia. The 3.2 km system is entirely elevated with tracks situated 6 meters above the ground[2] and loops around the park.
The people mover was formerly using the wind-powered aeromovel technology developed by Oskar H.W. Coester from Brazil. It was opened in 1989 as the world’s first installation of aeromovel system. In late 2010s, the system underwent major refurbishment, with conversion of a vehicle to be powered by an onboard diesel engine. The vehicle runs on the original guideway but without using the airduct. Two other vehicles were retired. The remodeled attraction was launched on 19 March 2019.[3]
History
[
edit
]
SHS-23 Aeromovel Indonesia was launched in April 1989.[4] The name Titihan Samirono was given by the second Indonesian president Suharto,[2] whose wife Siti Hartinah is the park’s founder. The system was built by local contractor PT Citra Patenindo Nusa Pratama,[2] a company owned by Suharto’s daughter Siti Hardiyanti Rukmana (Tutut Soeharto).
SHS-23 Aeromovel Indonesia was considered an “advanced technology” for its time,[1] as well as a prototype for urban public transport in the future. It is the first light rail system in the country, preceding Palembang LRT (and subsequently, specifically in Jakarta, Jakarta LRT) which were opened decades later.
As of 2014, SHS-23 Aeromovel Indonesia is only operated during the weekends, due to the high number of visitors (thus high train occupancy) and the large operational costs.[5]
The system was closed temporarily on the unknown date. The aeromovel system then known to be replaced into conventional, driver-controlled system[6] and its decades-old trainsets are retrofitted. The system was relaunched on 19 March 2019 by Tutut Soeharto, this time as chairman of the then TMII operator Harapan Kita Foundation;[3][1] currently more promoted as Kereta Layang or Titihan Samirono than “aeromovel”.
Currently, the existence of the SHS-23 Aeromovel Indonesia is being replaced by a Tram Mover made by PT INKA which will be fully operational on January 1, 2023 after the total renovation of TMII.[7]
Operations
[
edit
]
When still operating as an aeromovel, SHS-23 Aeromovel Indonesia used three single-articulated trainsets. These motorless, driverless vehicle operate in the line simultaneously. Each vehicle consists of two compartments with full internal access. Two vehicles were designed to carry 104 seated passengers and the third one was designed for 48 seated and 252 standing passengers.[8] The vehicles has a speed of 15–20 km/h, though the vehicle actually could speed into 60 km/h. The speed is considered ideal because of the short track length and to allowing passengers to have longer time to see the panoramic view of Taman Mini Indonesia Indah more comfortably and safely.[2]
Currently, as of early 2020 there is a single, articulated, air-conditioned train operating in the system.[6] The outer frame of old vehicle is unchanged, while the inner system is manufactured by INKA.[3] The train is retrofitted with diesel engines,[1] making it more like a diesel multiple unit.
Stations
[
edit
]
The system has six stations located across TMII. Some of them may be closed.
- Taman Budaya (Culture Park): Located beside Tanah Airku Theater, Taman Budaya is the westernmost station in the system and the first station seen when the visitors visit the park. The station is close to the mini train station.
- Taman Nusa (Islands Park): Located in front of North Sumatra pavilion, Taman Nusa is situated off the coast of Indonesian archipelago lake.
- Taman Anggrek (Orchid Park): Located nearby Maluku pavilion, Taman Nusa is situated off the coast of Indonesian archipelago lake.
- Taman Burung (Bird Park): Located in front of Taman Burung bird park, the station is close to the Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Center of Science and Technology Demonstration). Transfer is available to a skylift station via short walk.
- Taman Wisata (Tourism Park): Located in front of Southeast Sulawesi pavilion, the station is close to the Museum Transportasi (Museum of Transport), Museum Komodo and Taman Reptil (Reptile Park).
- Taman Bunga Keong Emas (Keong Emas Floral Park): Located off the coast of the Taman Akuarium Air Tawar (Freshwater Aquarium Park) lake, the station is close to the Taman Legenda Keong Emas (Golden Snail Legend Park) as well as Keong Emas IMAX theatre.
References
[
edit
]
BINJAI,DLHBinjaiNews (23/11/2021) Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Binjai kembali membuat taman mini di lokasi Tempat Pembuangan Sampah (TPS) liar di Kawasan Jalan Soekarno Hatta. Beberapa waktu sebelumnya, DLH Kota Binjai juga telah membuat Taman Mini serupa dengan menggunakan bahan ban bekas sebagai Pot Bunga Indah.
Keputusan itu diambil agar oknum warga yang tidak bertanggung jawab dan biasa membuang sampah di lokasi tersebut diarahkan ke tempat pembuangn sampah resmi yang disediakan oleh pemerintah daerah, dimana selama ini sudah ada beberapa Tong Sampah Besar tersedia di kawasan Jalan Soekarno Hatta.
Menindalanjuti hal itu, petugas kebersihan DLH Binjai, bergotong royong membersihkan tumpukan sampah yang berada di bahu Jalan Padat Karya itu.
Mereka menaman berbagai jenis tanaman bunga supaya tempat yang sebelumnya selalu terdapat tumpukan sampah setiap paginya itu terlihat sedap dipandang mata.
Kasi Kebersihan DLH Kota Binjai,Edy Suprayitno, S.Sos tidak bosan-bosannya berharap dan mengingatkan masyarakat untuk tertib membuang sampah pada tempatnya.
Usai pembuatan taman mini di jalan Soekarno Hatta, tim petugas DLH Kota Binjai melanjutkan penanaman bunga ditaman mini eks TPS liar jalan T. Amir Hamzah, Binjai Utara, Binjai.