Taman Wonderia Semarang: Kisah Tragedi di Tempat Wisata Horor
Taman Wonderia Semarang merupakan salah satu tempat wisata yang terkenal di kota Semarang. Dibangun dengan nilai proyek sebesar Rp 30 miliar, taman ini beroperasi pada Juni 2004. Namun, tragedi memilukan terjadi pada 15 November 2007 yang mengakibatkan taman ini ditutup tanpa batas waktu.
Dark Tourism atau wisata horor menjadi salah satu kategori wisata yang populer belakangan ini. Philip R Stone dalam bukunya The Darker Side of Travel (2009: 9) mendefinisikan dark tourism sebagai perjalanan ke tempat-tempat yang berkaitan dengan kematian, penderitaan, dan hal-hal yang mengerikan. Taman Wonderia Semarang bisa dibilang memenuhi kriteria tersebut karena pernah menjadi lokasi tragedi memilukan pada 2007 silam.
Berikut kisah Taman Wonderia Semarang yang menggugah perasaan:
Beroperasi Juni 2004
Taman Wonderia Semarang dibangun pada tahun 2004 dengan nilai proyek sebesar Rp 30 miliar. Taman ini berada di tengah kota Semarang dan dikelola oleh pihak swasta dengan sistem royalti ke Pemkot Semarang.
Tragedi 15 November 2007
Pada 15 November 2007, terjadi kecelakaan pada salah satu wahana permainan di Taman Wonderia Semarang. Kecelakaan ini mengakibatkan 16 penumpang wahana mengalami luka-luka dan sempat diopname di rumah sakit. Polisi menetapkan tiga pekerja wahana sebagai tersangka atas kejadian ini.
Penyidikan polisi menemukan bahwa wahana tersebut jatuh karena ada kerusakan pada onderdilnya. Tidak hanya itu, pada Februari 2006, wahana balon udara yang sama pernah terjatuh dan menyebabkan 11 dari 20 penumpangnya terluka.
Ditutup Tanpa Batas
Dua hari setelah kecelakaan pada 15 November 2007, Taman Wonderia Semarang ditutup tanpa batas waktu. Penutupan ini dilakukan berdasarkan instruksi dari kepolisian terkait kepentingan penyelidikan.
Ditawarkan ke Investor
Meskipun ditutup, bekas Taman Wonderia Semarang masih disebut-sebut memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai objek wisata. Pada acara Semarang Business Forum (Sembiz) ke-13 di Semarang, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi pernah menawarkan bekas Taman Wonderia kepada para investor.
Ditelusuri oleh 2 Orang Indigo
Kisah horor Taman Wonderia Semarang pernah ditelusuri oleh seorang sutradara film horor bersama dua Youtuber yang memiliki kemampuan indigo pada tahun 2019. Dalam video penelusuran yang diunggah di Youtube, disebutkan bahwa ada beberapa kuburan yang tidak bisa dipindahkan di lahan tersebut sebelum dibangun sebagai Taman Wonderia
BERADA di Jalan Sriwijaya Nomor 29, Tegalsari, Kecamatan Candisari, Kota Semarang, eks-Taman Rekreasi Wonderia pernah jadi tempat rekreasi terbesar di Kota Semarang pada masanya. Tempat wisata dengan belasan wahana permainan anak itu diresmikan oleh mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2007. Saat baru dibuka, Wonderia sempat jadi salah satu jujugan pengunjung baik dari Kota Semarang, maupun yang berasal dari luar kota Semarang. Apalagi harga tiket masuknya cukup terjangkau dan wahana permainannya pun beragam pilihan.
Saat itu Taman Wonderia Semarang memiliki 16 wahana bermain, di antaranya Typhoon, Merry Go Round, Boom Boom Car, Coaster, Super Rally, Kiddy Boat, dan Space Gyro. Tak hanya itu, ada juga wahana memacu adrenalin orang dewasa seperti Rumah Hantu.
Adapun jam buka Taman Wonderia kala itu antara pukul 09.00-22.00. Waktu yang panjang untuk warga Semarang dalam menikmati sejenis tempat wisata yang tergolong baru pada saat itu. Namun beberapa waktu belakang, jam operasional mulai diperpendek karena pengunjung sudah mulai menurun. Harga tiket masuk, sebenarnya juga tak terlalu mahal, hanya Rp 5.000/orang.
Wonderia menempati lahan seluas 3 hektare yang merupakan aset Pemkot Semarang. Kemudian, tempat tersebut terpaksa ditutup pada 2017 silam, usai insiden kecelakaan salah satu wahana permainan yang menelan korban jiwa.
Bahkan kejadian kecelakaan itu memunculkan rumor yang beredar di masyarakat, dengan mengaitkan dengan hal-hal berbau mistis. Sehingga membuat pengunjung makin sepi, dan kesan angker tersemat di bekas lokasi Wonderia hingga kini.
Sampai pada akhirnya Wonderia yang dikelola oleh PT Semarang Asrana Rekreasi Trusta (SMART) resmi ditutup oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang pada tahun 2017 karena menunggak pajak dan royalti senilai Rp 3,1 miliar.
Setelah mangkrak, eks-taman rekreasi itu justru sering dibuat lokasi konten horor di salah satu kanal media sosial. Seperti Billy Christian seorang sutradara film-film horor mengajak dua orang Youtuber indigo, untuk mengulik lahan tempat taman bermain ini sebelumnya. Disebutkan di dalam kanalnya itu konon jika lahan tersebut bekas rawa yang sering menelan korban jiwa seperti terpelesat, tenggelam, dan bunuh diri.
Kawasan ini dulunya juga merupakan lahan pemakaman bagi para tetua Suku Jawa dan Tionghoa. Sebelum akhirnya diputuskan untuk dibangun, masyarakat sekitar sudah memperingatkan pengelola untuk tidak membangunnya, dan jika tetap membangun ada beberapa syarat yang harus dipenuhi pihak pengelola agar tidak terjadi hal buruk.
Tapi sebenarnya, lokasi Wonderia beserta sebagian kawasan di TBRS Semarang merupakan Taman Margasatwa atau Bonbin (Kebun Binatang) Semarang. Kebun Binatang Tegalwareng ini berdiri sejak 1954, dan terletak pada tempat yang sekarang menjadi kawasan Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) dan Wonderia, yang berada di Jalan Sriwijaya, Kota Semarang. Lalu pada tahun 1985, Bonbin Semarang direlokasi ke daerah Tinjomoyo. Lokasi eks-Bonbin Tegalwareng Semarang, nama yang populer kala itu, tahun 1990an juga sempat akan dikembangkan oleh PT Guci.
Rencananya PT Guci juga akan mengembangkan wahana permainan di sana. Namun meski telah melakukan pemotongan beberapa pohon besar dan pemerataan lahan, rencana itu gagal. Dan sebagian lokasi Bonbin Tegalwareng kemudian dibangun Taman Budaya Raden Saleh.
Sekarang kondisi eks-Wonderia, hanya menyisakan gerbang masuk dengan kondisi yang mulai rusak dan berkarat karena termakan usia. Di dalamnya pun sebagian besar nampak sudah ditutupi semak belukar dan rumput yang cukup tinggi. Hanya nampak sisa bangunan atau wahana yang telah terbengkalai seperti bekas rumah hantu, permainan kereta, dan bom-bom car. Selain bekas permainan yang tidak terurus, di dalamnya juga terdapat makam salah satu tokoh yang dihormati di Kota Semarang, yaitu makam Mbah Nyai Genuk.
Trans Studio
Sebenarnya pada 2021 paska tempat rekreasi itu tutup, ada pihak yang berminat dalam hal pembangunan eks-Wonderia. Minat tersebut datang dari pihak swasta dan berlanjut dengan digelarnya pertemuan bersama Pemkot Semarang.
Taman bermain ini direncanakan akan dijadikan Trans Studio pada 2015, dan sebagai pusat kuliner. Namun rencananya ini tak berjalan mulus, karena berbagai permasalahan seperti mendapatkan penolakan dari warga hingga akan menggusur komplek Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) untuk mengembangan Trans Studio tersebut.
Bahkan, meski sudah terjadi kesepakatan kerja sama antara pihak Pemkot Semarang dan PT Trans Retail Property untuk dilakukan kajian lebih mendalam terkait pembangunan Trans Studio, semua rencana itu gagal. Pada tahun 2016, PT Trans Ritel Property membatalkan pembangunan Trans Studio di Semarang, dan lebih memilih Yogyakarta sebagai lokasi pembangunan.
Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kota Semarang, Ali mengakui jika ada pihak swasta yang berminat untuk mengembangkan eks-Wonderia, bahkan sudah melakukan pertemuan. Pertemuan tersebut, lanjut Ali, hanya digelar satu kali. “Tapi pertemuan tersebut tidak berlanjut lagi sampai sekarang,” katanya, Kamis (8/12/2022).
Ali menjelaskan, Pemkot Semarang masih mencari pihak yang mau bekerja sama untuk pengembangan aset tersebut. Meski demikian, eks-Wonderia bakal jadi pendukung Simpanglima Kedua yang tahun ini mulai dibangun. “Sampai sekarang belum ada yang berminat lagi untuk pengembangan eks-Wonderia,” imbuhnya.
Terkait pemanfaatan eks-Wonderia, Plt Wali Kota Semarang, Hevearita G Rahayu mengatakan, lokasi tersebut beberapa waktu lalu dilirik oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Setelah bertemu dengan Kementerian PUPR, dikatakan Mbak Ita (sapaan akrab Hevearita G Rahayu), juga telah memberikan lampu hijau dalam hal pengembangan aset itu.
“Kemungkinan eks-Wonderia akan ditata menjadi hutan kota oleh Kementerian PUPR untuk menambah luasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Semarang. Namun tindak lanjutnya, kami masih menunggu pembahasan bersama pemerintah pusat,” pungkasnya.(HS)