Tempat parkir taman pintar jogja

Gundana

Liputan6.com, Yogyakarta – Wisatawan yang menggunakan kendaraan saat berkunjung ke Malioboro Yogyakarta pada masa libur Lebaran harus memperhatikan soal titik parkir. Tidak hanya memastikan dapat titik parkir, pengunjung juga harus memastikan tarif parkir yang dibayar sesuai aturan resmi.

Dikutip dari berbagai sumber, berikut lokasi tempat khusus parkir (TKP) atau tempat parkir resmi untuk kendaraan roda dua dan empat di kawasan Malioboro.

1. TKP Sriwedari

Tempat khusus parkir Sriwedari berada di Jalan Senopati, tepatnya di seberang objek wisata Taman Pintar atau kawasan Bank Indonesia. TKP Sriwedari mampu menampung 50 kendaraan roda empat dan 150 kendaraan roda dua.

TKP Sriwedari menjadi lokasi yang stategis jika wisatawan hendak mengunjungi objek wisata Taman Pintar, pusat perbelanjaan buku shooping, Pasar Beringharjo, hingga titik nol km.

2. TKP Limaran

Tempat khusus parkir Limaran berada di kawasan Pasar Beringharjo, lokasinya berada di belakang Taman Budaya Yogyakarta (TBY). TKP ni hanya menampung kendaraan roda dua saja.

TKP  Limaran mampu menampung hingga 50 kendaraan roda dua. TKP ini sangat strategis  untuk para wisatawan yang hendak berbelanja di Pasar Beringharjo sektor tengah.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

YOGYAKARTA, iNews.id – Seorang warga mengeluhkan tarif parkir kelewat mahal yang harus dibayarkan ketika memarkirkan mobil untuk salat Magrib di sekitar Taman Pintar. Cerita warga itu pun ditanggapi Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta.

Abu Alula (35) warga Kasihan, Bantul mengaku kejadian tidak mengenakkan tersebut dialami pada Senin (31/8/2020) sekitar pukul 17.30 WIB lalu. Pada saat itu, Abu menjemput keluarganya yang sedang menikmati liburan di Malioboro, Jogja.

“Pada saat itu saya ingin menjemput keluarga saya, sesampainya di depan BI, azan Magrib sudah berkumandang, akhirnya saya salat di masjid yang ada di dekat Taman Pintar sekaligus memarkirkan kendaraan saya di sebelah selatan masjid atau di dekat Toko Buku Shopping,” ujar Abu, Selasa (2/9/2020).

Keluarga Abu sudah mendahului ke Malioboro dengan menggunakan andong. Abu menyusul keluarganya pada pukul 17.10 WIB. Sekembalinya Abu ke mobil, ia dihampiri oleh seorang juru parkir yang tidak memakai seragam. Abu kemudian langsung memberikan uang Rp10.000 kepada juru parkir tersebut.

“Saya tanya ke juru parkirnya, ‘Kembaliannya mana pak biasanya kan Rp5.000 ya?’ Lalu si juru parkir bilang, ‘Enggak, pak, Rp10.000.’ Saya kemudian bertanya lagi, ‘Kok mahal ya.’ Dia menjawab iya memang mahal sekarang,” ujar Abu.

Saat itu, Abu memang tidak berniat untuk memotret atau bertanya lebih jauh mengapa tarif parkir yang dibebankan kepadanya terlampau mahal. Saat itu sudah gelap sehingga menyulitkan Abu untuk mengambil bukti. Jika pun menggunakan flash kamera handphone, dia khawatir akan timbul masalah yang panjang antara dirinya dan si juru parkir. Abu kemudian menceritakan pengalamannya di Facebook dan keluhannya viral.

“Akhirnya saya biarkan saja dan sampai rumah unek-unek ini saya sampaikan di media sosial Facebook dan mendapat respons dari netizen, saya datang itu padahal tidak dapat karcis parkir,” kata Abu.

Abu juga belum berencana untuk melaporkan kejadian tersebut ke pihak berwenang. Namun, ketika ada pendampingan yang diberikan kepadanya, dia bersedia untuk melaporkan hal tersebut. Abu juga tidak mempunyai bukti yang konkret atas kejadian yang menimpanya tersebut.

BACA JUGA:   Wisata edukasi batik

“Sementara di situ kan tidak dapat karcis, jika akan lapor ke dinas perhubungan juga kan setahu saya harus ada bukti, tapi jika ada yang mendampingi, saya bersedia untuk melaporkannya. Tapi jika sendiri, sementara ini belum,” ujarnya.

Dia berharap kejadian yang menimpanya tidak terjadi dialami orang lainnya. Abu juga mengharapkan agar juru parkir yang melanggar aturan bisa ditindak.

Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Jogja, Agus Arif Nugroho, menerangkan pengunjung yang merasa dirugikan bisa segera melaporkan kejadian hal tersebut.

“Selama ini kami juga buka pelaporan lewat Jogja Smart Service (JSS) kan. Mereka juga bisa datang ke kantor, syukur kalau membawa alat bukti,” kata Agus.

Dia mengatakan tempat parkir di sekitar Taman Pintar masuk dalam kawasan 1. Artinya, tarif parkir untuk mobil memang dibanderol seharga Rp5.000. Namun, pemberlakuan tarif progresif memang diterapkan di kawasan tersebut.

“Di sana sudah berlaku progresif, satu jam pertama Rp5.000. Selanjutnya, dua jam kemudian naik 100 persen, jadi Rp10.000,” sambung Agus.

Agus tidak menutup mata atas kejadian yang menimpa Abu. Dishub akan menelusuri kasus tersebut. Namun, pihaknya tidak akan langsung memberi hukuman kepada juru parkir.

“Yang jelas kami tidak akan membiarkan dan segera menindaklanjuti ketika pengunjung melaporkan hal tersebut. Namun, kami juga harus menelusuri terlebih dahulu, bisa jadi pengunjung mengatakan hanya satu jam, ternyata karena asyik berlibur sampai 1 jam lebih,” katanya.

Setiap pengendara mobil atau motor bahkan bus, perlu meminta karcis kepada juru parkir untuk menghindari hal buruk seperti yang menimpa Abu Alula.

Artikel ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul “Viral Parkir di Sekitar Taman Pintar Kelewat Mahal, Ini Tanggapan Dishub Jogja”

Editor : Nani Suherni

Follow Berita iNewsYogya di Google News

Bagikan Artikel:

line sharing button

YOGYAKARTA, KOMPAS.com – Yogyakarta menjadi salah satu kota tujuan wisata di Indonesia. Destinasi budaya, sejarah hingga alam dan kuliner menjadi magnet bagi para wisatawan untuk selalu datang ke Yogyakarta.

Pada musim liburan, apalagi saat lebaran setiap destinasi selalu dipenuhi oleh wisatawan.

Salah satu yang menjadi tujuan wisatawan adalah pusat kota dimana terdapat sejumlah destinasi wisata budaya. 

Sebut saja wisata budaya ke Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, kemudian destinasi edukasi seperti Taman Pintar, destinasi pusat perbelanjaan Malioboro, titik nol Km dan pusat oleh-oleh khas Yogyakarta seperti Bakpia Patuk.

Baca juga: Mahasiswa di Yogyakarta Desak Elit Politik Segera Rekonsiliasi

Guna memfasilitasi wisatawan, Pemerintah Provinsi DIY menyiapkan kantong-kantong parkir. Berikut lokasi-lokasinya.  

1. Jalan Senopati, Parkir Ngabean, dan Jalan Abu Bakar Ali 

Lokasi yang dapat digunakan untuk wisatawan yakni di parkir Jalan Senopati, Parkir Ngabean, dan jalan Abu Bakar Ali.

Kantong parkir di Jalan Senopati dan Ngabean hanya bisa digunakan wisatawan yang menggunakan bus-bus wisata. Bukan untuk mobil dan motor. 

Sementara di Jalan Abu Bakar Ali khusus bus dan motor. 

“Bagi wisatawan yang parkir di Jalan Senopati, Parkir Ngabean, dan Abu Bakar Ali bisa berjalan kaki ke arah pusat kota sambil menikmati suasana Yogyakarta,” kata ujar Kepala Dinas Perhubungan DIY Sigit Sapto Rahardjo saat ditemui, Kamis (23/05/2019).

BACA JUGA:   Tempat main anak tasikmalaya

Baca juga: Sebanyak 35 Kios di Taman Parkir Senopati Yogyakarta Terbakar, Kerugian Capai Rp 1 M

 

2.  Taman Khusus Parkir Beskalan

Bagi wisatawan yang menggunakan sepeda motor bisa parkir di Taman Khusus Parkir Beskalan yang lokasinya dekat dengan jalan Abu Bakar Ali. Di Taman Parkir Beskalan ini bisa juga untuk parkir mobil pribadi. Namun tidak bisa untuk parkir bus.

“Beskalan bisa menampung 19 sampai 20 mobil,” kata Sigit. 

Bagi yang parkir di Beskalan, sama dengan mereka yang parkir di Jalan Senopati, Parkir Ngabean, dan Abu Bakar Ali. Wisatawan bisa berjalan kaki menuju pusat kota Yogyakarta.

Baca juga: Pemkab Magetan Sediakan Lahan Parkir Gratis bagi Pemudik Lebaran Bermobil

3. Lahan eks Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Jalan Parangtritis

Namun ketika nantinya terjadi luapan di dua lokasi di atas, maka kendaraan wisatawan akan diarahkan untuk parkir di lahan eks Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) di Jalan Parangtritis. 

Lahan eks Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Jalan Parangtritis ini cukup luas. Sehingga bisa menampung ratusan bus pariwisata. 

“Yang di STIE itu bisa masuk semuanya, ya bisa menampung 240 bus. Tapi ini untuk luapan, kedepannya tidak untuk parkir,” ungkap Sigit.

Diharapkan dengan menampung semua bus wisata yang masuk ke Yogyakarta, maka 
selama libur Lebaran tidak ada bus yang menggunakan tepi jalan untuk parkir.

Baca juga: Angkasa Pura Akan Bangun Jalan Layang bagi Bandara Internasional Yogyakarta

 

Sehingga, bisa mengurangi kemacetan lalu lintas.

Sayangnya, lokasi eks lahan STIE ini agak jauh dari lokasi pusat kota Yogyakarta. Sehingga dari lokasi parkir wisatawan bisa menggunakan transportasi umum untuk menuju ke pusat kota. 

“Kalau yang jauh bisa menggunakan Becak, andong, atau ojek online. Kalau yang dekat, bisa jalan kaki,” pungkas Sigit.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Meskipun sudah sering wara wiri lewat jalan di depannya, aku belum pernah sekalipun masuk ke area Taman Pintar Jogjakarta. Enggak tahu ya kenapa, rasanya tuh belum tertarik aja. Hingga akhirnya di Bulan Mei 2022 saat aku ada acara di Jogja bersama anak anak dan emaknya, aku langsung terpikirkan tempat wisata ini untuk ngajak anak anak jalan jalan.

Hal pertama yang aku cari informasinya adalah tempat parkir mobil. Berbekal info dari internet, ada dua lokasi parkir kendaraan yang dekat dengan taman pintar, yaitu di seberangnya (parkiran senopati) atau di sisi timur, dekat dengan Shopping Book Center dan Taman Budaya. Aku pun memilih yang di dekat taman budaya, biar tidak perlu menyeberang jalan Panembahan Senopati yang tak pernah sepi. 

Untungnya ada pintu masuk timur juga ya, jadi tidak perlu memutar untuk masuk lewat pintu selatan. Kesalahanku adalah cuma nyari info tempat parkir, tapi tidak nyari info lebih jauh tentang isi dari taman pintar ini apa aja dan bagaimana pembelian tiketnya. Pas ngantre di loket pembelian tiket, aku baru sadar dan mengerti bahwa di area taman pintar ini terdiri dari beberapa wahana yang tiketnya tuh dijual terpisah. Bahkan ada 1 wahana yang ada jam jam nya, yaitu Planetarium, dimana kalau sudah kelewatan jam nya, kita harus beli tiket baru lagi. 

BACA JUGA:   Wisata untuk anak anak di bandung

Selama antre tiket itu aku lihat lihat daftar wahananya apa aja, dan akhirnya memutuskan untuk beli 2 tiket wahana saja, yaitu Oval Kotak dan Planetarium. Untuk harga tiket masuknya, Oval Kotak, tiket anak Rp 12.000, tiket dewasa Rp 20.000 sedangkan untuk Planetarium tiket anak dan dewasa sama yaitu Rp 22.000 . Sedangkan anak di bawah 3 tahun gratis.

Saat beli tiket ini waktu menunjukkan pukul 10.18 sedangkan pertunjukan planetarium kita dapat yang pukul 11.30 , jadi masih ada waktu sekitar 1 jam untuk menikmati wahana Oval Kotak. Langsung aja kita masuk kesana. 

Bagian pertama yang kita temui di sini adalah aquarium raksasa dengan isian ikan ikan raksasa juga, mirip mirip dengan ikan yang kemarin kita jumpai di Gembira Loka. Zona berikutnya adalah Dinosaurus dan Manusia Purba. Lalu kemudian kita masuk ke area tengah yang lumayan luas, di sini terdapat beberapa alat peraga yang bisa pengunjung mainkan. 

Zona selanjutnya ada di lantai atas, untuk mengaksesnya kita harus melewati tangga melingkar, dengan foto para tokoh tokoh penemu (ilmuwan) yang tertempel di dinding baik itu dari dalam negeri ataupun luar negeri. Zona zona berikutnya  makin menarik, pengunjung bisa mencoba banyak sekali alat alat peraga. Sambil bermain kita bisa sambil belajar ilmu fisika maupun biologi, jadi inget pelajaran jaman sekolah dulu deh. Sayang sekali pas kita kesini tuh pas bareng rombongan tour dari beberapa sekolahan, jadi rameeeee bangett, harus rela antre untuk bisa mencoba alat alat peraganya. 

By the way, ternyata waktu satu jam untuk keliling Wahana Oval tidaklah cukup, saat sedanga asyik asyiknya, tiba tiba ada pengumuman bahwa pintu Planetarium sudah dibuka, dan yang sudah memiliki karcis diharapkan agar segera menuju ke lokasi, karena 15 menit lagi pertunjukan akan dimulai. Kita pun langsung buru buru jalan menuju pintu keluar, dengan mengikuti petunjuk arah keluar yang tertempel di dinding. Heuheuheu padahal masih ada beberapa spot yang belum kita datangi. Ya sudahlah daripada ketinggalan pertunjukan dan harus antre tiket lagi.

Sampai di Planetarium, ruangan sudah terisi setengahnya, di depan ada petugas yang menjaga dan memberitahu kita untuk duduk sesuai nomor yang tertera di tiket. Oke, kita pun duduk sesuai nomor. Berada di sini rasanya seperti di dalam bioskop deh, cuma bedanya layarnya di atas. Saat pertunjukan dilarang menyalakan hp karena bisa mengganggu pengunjung yang lain dan tentu saja dilarang merekam isi pertunjukannya.

 

Intinya, Di Planetarium Taman Pintar ini digunakan alat berupa proyektor digital untuk peragaan benda-benda langit.Dalam setiap pertunjukan menampilkan simulasi suasana langit Yogyakarta di malam hari beserta macam-macam benda angkasa dan susunan bintang yang tampak di saat itu.Selain itu ada pemutaran film tentang tentang perjalanan manusia di Bulan .Semuanya diproyeksikan di media kubah berbentuk setengah lingkaran di atas.

***

Peta Lokasi Taman Pintar Jogja

Also Read

Bagikan: