Jakarta, CNBC Indonesia – Hipotermia adalah kondisi kedinginan ekstrem hingga menyebabkan tubuh tidak lagi mampu memproduksi cukup panas untuk menghangatkan diri. Jika kondisi ini tidak segera diatasi, organ-organ di dalam tubuh akan mengalami kerusakan dan bisa menyebabkan kematian.
Mengutip SehatQ, seseorang dikatakan mengalami hipotermia ketika suhu tubuhnya berada di bawah 35 derajat celcius. Kondisi kedinginan ekstrem ini kerap dialami pendaki gunung yang tidak memiliki cukup ‘alat tempur’ untuk menghangatkan diri.
Cara mengatasi hipotermia
Berikut cara mengatasi hipotermia sebagai pertolongan pertama yang bisa Anda lakukan jika menemukan orang yang mengalami penurunan suhu tubuh ekstrem:
- Pindahkan orang tersebut dari tempat dingin ke tempat yang lebih hangat dan kering.
- Buka pakaian yang basah, robek bila perlu. Bila memungkinkan ganti baju dengan pakaian yang hangat.
- Bungkus badannya dengan selimut hingga kepala dengan hanya menyisakan bagian wajah yang terbuka.
- Kontak kulit ke kulit (skin to skin) juga dapat dilakukan. Caranya, buka baju Anda kemudian bungkus diri Anda bersama pasien hipotermia dengan menggunakan selimut. Ini dilakukan untuk mentransfer panas tubuh Anda ke pasien hipotermia.
- Bila masih sadar, berikan minum hangat pada pasien hipotermia untuk menghangatkan tubuh. Namun, jangan minuman yang mengandung alkohol atau kafein.
- Bila penderita hipotermia tidak sadarkan diri, lakukan prosedur CPR (cardiopulmonary resuscitation) sampai nadi kembali teraba atau hingga tenaga medis datang. Jika korban sudah sadar, berilah minuman hangat sesegera mungkin.
Cara mengatasi hipotermia di atas seharusnya mulai menunjukkan hasil dalam beberapa menit. Jika pasien hipotermia sudah berhenti gemetar dan bisa tersenyum, berarti ia sudah mulai pulih. Sebaliknya, kalau ia sudah tidak gemetar, tapi belum bisa tersenyum, bisa jadi kondisinya justru makin parah.
[Gambas:Video CNBC]
(hsy/hsy)
Halodoc, Jakarta – Mendaki gunung saat ini merupakan salah satu kegiatan yang paling digemari oleh anak muda. Kegiatan ini tentunya akan menuntut fisik dan mental yang prima, bahkan pengetahuan dasar untuk bertahan di alam liar merupakan salah satu syarat yang wajib ketika ingin menjalani kegiatan yang satu ini. Hipotermia merupakan salah satu kondisi yang kerap dialami oleh para pendaki gunung ini. Ketahui begini cara mencegah hipotermia terjadi.
Baca juga: Berenang Terlalu Lama, bisa Sebabkan Hipotermia?
Hipotermia, Salah Satu Kondisi yang Rentan Menyerang Pendaki Gunung
Hipotermia merupakan kondisi ketika suhu tubuh menurun drastis hingga di bawah 35 derajat celsius. Suhu normal tubuh sendiri berada pada angkat 37 derajat. Nah, jika suhu tubuh berada jauh di bawah angka 37 derajat, fungsi sistem saraf dan organ tubuh lainnya akan mengalami gangguan. Jika kondisi ini dibiarkan tanpa penanganan, gagal jantung, gangguan sistem pernapasan, bahkan kematian bisa saja terjadi.
Ini Gejala yang Muncul pada Pengidap Hipotermia
Gejala pada kondisi ini akan bervariasi tergantung pada tingkat keparahan yang dialami. Beberapa gejala termasuk:
-
Menggigil dan
mati rasa
.
-
Kulit pucat dan terasa dingin jika disentuh.
-
Kaku dan sulit bergerak.
-
Jantung berdetak cepat hingga melambat.
-
Respon menurun.
-
Gangguan bicara
.
-
Penurunan kesadaran.
Nah, ketika seseorang sudah mengalami penurunan kesadaran, maka akan mudah mengalami halusinasi. Halusinasi ini dinilai sangat berbahaya, karena pengidap hipotermia akan melihat hal-hal yang tidak ada. Kondisi ini bisa sangat membahayakan karena bisa saja pengidap kondisi ini mengikuti petunjuk dari halusinasinya dan tidak menghiraukan apapun yang ada di hadapannya.
Baca juga: Ini Pertolongan Pertama untuk Tangani Hipotermia
Penyebab Terjadinya Hipotermia
Beberapa kondisi yang berpotensi menyebabkan hipotermia, antara lain:
-
Mengenakan pakaian basah dalam waktu yang lama.
-
Berada di tempat dingin dalam waktu yang lama.
-
Tidak mengenakan pakaian tebal saat berkunjung ke tempat dingin.
-
Terlalu lama berada di dalam air.
Hipotermia bisa terjadi ketika panas yang dihasilkan tubuh tidak sebanyak panas yang keluar dari tubuh. Nah, kegiatan mendaki gunung merupakan salah satu kegiatan yang dapat menyebabkan hipotermia.
Begini Cara Mencegah Terjadinya Hipotermia
Beberapa tindakan yang dapat mengatasi sekaligus menjadi cara dalam mencegah hipotermia, antara lain:
-
Memakai pakaian hangat, seperti jaket tahan angin dan tahan air jika ingin melakukan kegiatan di luar ruangan, seperti mendaki gunung. Karena jika tidak, risiko terkena hipotermia akan lebih tinggi. Jangan lupa untuk membawa pakaian ganti lebih untuk mengganti baju ketika terkena air.
-
Kamu bisa melakukan gerakan-gerakan sederhana guna menghangatkan tubuh, tetapi jangan sampai berlebihan. Karena keringat pada baju yang basah dapat menurunkan panas tubuh.
-
Segera memakai pakaian hangat, seperti jaket atau sarung tangan jika kamu merasa angin bertiup lebih kencang. Karena kehilangan panas pada tubuh akibat angin, efeknya tidak akan dirasakan tubuh saat itu. Kamu bisa saja jatuh sakit tiba-tiba.
-
Sediakan minuman dan makanan hangat, tetapi hindari minuman yang mengandung kafein dan alkohol, ya!
-
Kamu bisa perbanyak konsumsi camilan selama mendaki gunung, guna mengganti energi yang hilang. Ada baiknya kamu membawa makanan manis yang dapat dibakar cepat oleh kalori.
Baca juga: Malam Tahun Baruan di Gunung? Waspadai Hipotermia
Jika kamu mengalami masalah kesehatan sebelum menjalani aktivitas di luar rumah dan enggak sempat pergi ke dokter, Halodoc bisa jadi solusinya! Dengan aplikasi ini, kamu bisa ngobrol, bahkan tatap muka dengan dokter pilihan kamu melalui Chat atau Voice/Video Call. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, download aplikasinya di Google Play atau App Store!
SHARE :
Hipotermia merupakan suatu kondisi dimana sistem dalam tubuh untuk pengaturan suhu badan kesulitan mengatasi tekanan suhu dingin. Kondisi ini kerang menyerang para pendaki yang tidak membawa perlengkapan lengkap, terkena guyuran hujan, kurang mengkonsumsi kalori atau lainnya.
Pada postingan sebelumnya mengenai hipotermia, sudah cukup dijelaskan langkah yang dilakukan ketika terkena hipotermia. Untuk artikel kali ini, penjelasan lanjutan dan alternatif langkah darurat untuk korban yang masih sadar dan sudah tidak sadarkan diri.
Untuk pertama, kita tahu harus gejala dan indikasi seseorang yang terkena hipotermina :
a. Hipotermia biasanya diawali dengan berupa kedinginan biasa, badan yang menggigil, gemetar menahan dingin, kadang hingga gigi saling beradu ketika tidak kuat menahan dingin.
b. Tubuh yang basah baik karena terkena hujan atau sisa keringat yang menempel pada baju, maka serangan hipotermia akan semakin cepat.
c. Bila ada angin yang bertiup kencang, pendaki biasanya akan cepat kehilangan panas tubuhnya. Jadi potensi terkena hipotermia akan meningkat ketika pendaki juga mengenakan pakaian basah.
d. Hipotermia menyerang secara perlahan, hal ini menyebabkan calon korban tidak menyadari bahwa akan terserang hipotermia.
e. Hipotermia menyerang saraf dan bergerak dengan pelan, oleh karena itu sang korban tidak merasa kalau dia menjadi korban hipotermia. Dari sejak korban tidak bisa nahan kedinginan sampai malah merasa kepanasan di tengah udara yang terasa membekukan, korban biasanya tidak sadar kalau dia telah terserang hipotermia.
f. Hipotermia bisa menyebabkan korban pingsan hingga berhalusinasi. Halusinasi bisa menyebabkan banyak hal-hal berbahaya yang menyebabkan keselamatan pendaki tersebut. Oleh karena itu, tindakan pencegahan adalah hal yang terbaik. Halusinasi bisa menyebabkan tindakan aneh, seperti berlari-lari, membuka pakaian karena kepanasan, bertingkah di luar kebiasaanya. Kawan seperjalanan wajib waspada memperhatikannya ketika hal-hal tersebut terjadi.
Pencegahan yang dapat dilakukan antara lain :
a. Mendakilah saat siang hari
Siang hari suhu di gunung akan lebih nyaman untuk suhu tubuh, walau panas, namun tetap lebih baik daripada dingin. Sinar matahari juga akan dengan mudah membantu menghilangkan keringat yang menempel di baju yang Anda kenakan saat pendakian. Mendaki saat siang hari juga menghindarkan Anda dari tersesat karena tidak melihat tAnda kea rah puncak di persimpangan.
b. Pakailah peralatan pendakian yang sesuai prosedur pendakian
Jaket polar, jaket anti angin, penutup kepala, sarung tangan, kaos kaki tebal, sepatu, celana yang hangat dan kuat dll. Walau saat berjalan siang hari terik saat di gunung Anda hanya cukup mengenakan kaos panjang karena suhu tidak terlampau dingin, namun saat malam hari Anda memerlukan semua benda tersebut untuk menghangatkan tubuh Anda.
c. Hindari kontak lansung dengan air
Saat hujan atau melintasi sungai, usahakan agar Anda tidak terkena air secara berlebihan. Gunakanlah mantel saat hujan turun, ketika melintasi sungai, sebisa mungkin carilah bebatuan yang tidak tergenang air untuk digunakan menuju seberang. Air yang menempel pada tubuh akan menyerap panas dari tubuh, oleh karena itu hindarilah kontak langsung dengan air saat pendakian.
d. Jangan memakai bahan jeans
Sudah bukan hal aneh lagi ketika banyak pendaki modis sekarang ini, memakai celana jeans atau jaket jeans. Baiklah mungkin itu dirasakan nyaman oleh mereka karena terbiasa mengenakannya. Namun bahan jeans adalah bahan yang berat, murah meresap air dan susah kering. Hal ini akan sangat merepotkan ketika hujan deras, sehingga celana jeans Anda menjadi basah kuyup. Gunakanlah celana dengan bahan kuat dan mudah kering, kalau bisa yang anti air atau anti angin.
e. Segera ganti pakaian basah
Pakaian basah sangat mudah memicu hipotermia, segeralah berganti dengan pakaian kering. Sebelum memakai pakaian kering, keringkan dahulu badan Anda dengan lap kering atau kanebo. Lap Kanebo penting dalam pendakian, daya resap yang tinggi dan mudah diperas menjadikan lap kanebo sangat direkomendasikan dibawa ke gunung.
f. Jangan tertidur di perjalanan
Saat naik gunung pada malam hari, selain oksigen yang kurang, kita juga merasakan mengantuk karena berjalan pada malam hari merupakan perjalanan yang menentang pola tidur kita, terutama yang terbiasa beraktivitas pada malam hari. Terkadang dengan pakaian seadanya, para pendaki beristirahat kemudian tertidur di tempat yang terbuka dan rawan hembusan angin kencang. Hindari mendaki gunung saat malam, jika memang tepaksa, pastika Anda tidak mengantuk. Bila Anda mengantuk ketika perjalanan, segeralah beristirahat dengan mendirikan tenda terlebih dahulu.
g. Jaga perut agar tetap terisi
Ketika perut Anda kosong, alias lapar, maka tubuh tidak punya energi untuk memanaskan tubuh. Usahakan memabwa cemilan yang mengandung banyak kalor, seperti coklat, permen, atau cemilan lainnya yang manis dan banyak mengandung kalor.
h. Jika Anda perempuan, pastikan ada perempuan lain dalam rombongan Anda.
Hal ini wajib disadari oleh para perempuan ketika melakukan pendakian, salah satu puncak dari hipotermia adalah halusinasi yang sudah saya sebutkan di atas. Ketika ada teman perempuan lain, tentunya bisa mencegah ketika hal-hal aneh dan memalukan yang terjadi.
Cara mengatasi hipotermia ketika sudah menyerang korban adalah sebagai berikut :
Pada korban yang sadarkan diri
1. Bawa masuk ke dalam tenda. Tujuannya untuk menjaga dari angin yang berhembus, tenda juga adalah tempat yang cukup hangat ketika berada di alam bebas.
2. Ganti baju basah dengan pakaian kering. Bantulah korban dengan mengganti baju. itulah mengapa dalam pendakian rombongan, minimal Anda yang perempuan wajib memiliki teman perempuan yang ikut dalam rombongan.
3. Berilah minuman hangat. Minuman yang membantu tubuh lebih hangat, seperti miuman jahe
4. Beri makanan berkalori tinggi. Untuk kondisi darurat, pastikan Anda membawa makanan ringan manis yang cepat mengenyangkan, seperti coklat atau makanan yang berkalori tinggi lainnya.
5. Hangatkan badan korban. Cara ini bisa dilakukan dengan mengenakan beragam penghangat tubuh, seperti penutup kepala, jaket, kaos kaki, celana hangat dan sleeping bag.
6. Jika memungkinkan, buatlah api diluar tenda, dan arahkan panas apinya ke dalam tenda.
****
Penggunaan bivak darurat dari bahan aluminium seperti ini efektif, karena bisa dijadikan bivak atau selimut darurat. Harga yang tidak mahal serta ukuran yang kecil bisa Anda jadikan sebagai benda yang wajib Anda bawa ketika naik gunung.
***
Pada korban yang tidak sadarkan diri
1. Bawa ke dalam tenda. Tujuannya untuk menjaga dari angin yang berhembus, tenda juga adalah tempat yang cukup hangat ketika berada di alam bebas.
2. Ganti baju basah secara perlahan. Penggantian baju dilakukan dengan perlahan, pastikan tidak terburu-buru.
3. Masukan ke dalam sleeping bag. Untuk menjaga panas tubuh yang tersisa tidak mudah lepas begitu saja.
4. Berbagi panas tubuh. Bisa dilakukan dengan cara memegang tangan atau memeluknya. Panas tubuh akan mudah berpindah ketika menempel ke tubuh lainya (kulit ketemu kulit). Pastikan Anda mengetahui etikanya ketika melakukan hal ini.
5. Sadarkan korban. Cara menyadarkannya bisa dengan menepuk-nepuk pipi atau dengan memanggil namanya. Ketika korban sudah sadar, Anda bisa melakukan langkah penanganan korban hipotermia ketika sadar.
Baca Juga :
SHARE :