KOMPAS.com – Cara memasak steak gampang-gampang susah. Salah satu tantangan yang cukup menyulitkan ialah membuat daging steak tetap empuk dan juicy.
Cara memasak daging steak yang keliru dapat membuatnya menjadi alot. Oleh karenanya, diperlukan metode khusus supaya daging steak tetap empuk atau tender.
Baca juga: Resep Steak Daging Sapi ala Restoran, Bisa Pakai Teflon
1. Ketahui potongan daging yang akan digunakan
Beef Tenderloin, salah satu potongan daging untuk steak.
Beef Tenderloin, salah satu potongan daging untuk steak.
Setiap potongan daging memiliki karakteristik yang berbeda. Karakter tersebut akan memengaruhi tekstur daging saat dimasak
Dalam artikel Kompas.com (03/04/2020), Executive Sous Chef di di JW Marriott Jakarta, Heri Purnama menyebutkan beberapa potongan daging steak yang umum digunakan.
Potongan tersebut di antaranya ialah rib eye, tendeloin, strip cut, dan T-bone. Keempatnyatekstur yang cukup lembut dan mengandung sedikit minyak.
Baca juga: Apa Bedanya Tenderloin dengan Sirloin? Pilihan Umum di Restoran Steak
Potongan rib eye tekstur dagingnya sangat lembut dan juicy, karena terdapat sedikit lemak di bagian dagingnya.
Sementara untuk tenderloin, tekstur dagingnya sangat empuk dan lembut. Namun tidak mengandungan banyak lemak.
Tenderloin direkomendasikan untuk dimasak medium supaya teksturnya tetap lembut dan juicy.
Untuk daging strip cut, yang berada di bagian belakang rusuk sapi, rasanya juicy dan kenyal.
Sementara, T-bone yang merupakan kombinasi dari bagian daging strip cut dan tenderloin cukup rumit untuk dimasak. Ada daging yang cukup berlemak tapi ada pula yang tidak terlalu berlemak.
Baca juga: Mengapa Steak dari Dry Aged Beef Harganya Mahal?
Potongan lain seperti brisket, tri-tip, chuck, flank, skirt, prime rib, top round, dan sirloin harus dimarinasi terlebih dahulu untuk membuat dagingnya empuk.
2. Perhatikan ketebalan dan berat daging
Tim Ide Masak dalam buku “Seri ide masak – Resep Steak Favorit Sehat & Lezat di Bawah 500 Kalori” terbitan PT Gramedia Pustaka Utama menyebutkan bahwa ketebalan daging juga memengaruhi teksturnya.
Daging sapi dengan berat 200 gram dan tebal 1,5 cm adalah ukuran yang paling ideal untuk satu porsi steak. Namun, jika ingin porsi lebih kecil gunakan dengan berat minimal 100 gram.
Penggunaan daging yang berat dan tebalnya kurang dari itu dapat membuat steak menjadi keras saat dipanggang.
Baca juga: Saus Steak, Apa Bedanya White Sauce, Brown Sauce, dan Hollandaise?
3. Marinasi terlebih dulu
Ilustrasi daging yang sedang dimarinasi.
Ilustrasi daging yang sedang dimarinasi.
Steak bisa dimarinasi selama beberapa jam untuk mendapatkan daging yang empuk.
Untuk bumbu steak ala wastern bisa menggunakan bawang putih, rosemary, thyme, garam, dan minyak.
Sementara, untuk cita rasa Asia beri campuran jahe dan bawang putih yang sudah diblender dan dicampur minyak.
Baca juga: Resep Steak Daging Sapi ala Restoran, Bisa Pakai Teflon
Kamu juga perlu menambahkan bahan-bahan acid atau asam pada marinasinya. Bahan-bahan ini dapat membantu pemecehan protein dalam daging sehingga membuatnya lebih empuk.
Kamu bisa menambahkan perasan lemon, jeruk limau, ataupun cuka.
Ditambahkan dari Taste of Home, pastikan kamu tidak memarinasi daging terlalu lama supaya tetap segar saat disajikan. Waktu marinasi yang dianjurkan sekitar 30 sampai 120 menit.
Baca juga: Resep Gravy Sauce Sederhana, Cocolan Steak dan Ayam Panggang
4. Tambahkan garam
Ilustrasi steak.
Ilustrasi steak.
Garam dapat mengeluarkan kelembapan pada daging sehingga membuat teksturnya lebih empuk, seperti dilansir dari Taste of Home.
Selain itu garam juga dapat membuat warna daging lebih pekat dan segar. Kamu dapat mengolesi garam pada daging steak selama 24 jam saat proses marinsi.
Jika tidak sempat dan lupa, bisa menambahkan garam atau mentega saat daging dipanggang.
Baca juga: Cara Gampang Ukur Kematangan Steak Tanpa Termometer, Cukup Pakai Jari
5. Resting atau istirahatkan dagingnya
Sebaik apapun kamu memasak, steak akan menjadi kering dan keras jika tidak diistirahatkan terlebih dulu.
Dilansir dari Taste of Home, aturan umum mengistirahatkan daging ialah lima menit per 2,5 cm ketebalan daging steak. Atau, 10 menit per 400 gram daging.
Proses sederhana ini dapat membuat lemak alami daging kembali masuk ke dalamnya. Jadi, daging tidak akan keras dan kering.
Buku “Seri ide masak – Resep Steak Favorit Sehat & Lezat di Bawah 500 Kalori” terbitan PT Gramedia Pustaka Utama dapat dibeli secara online di Gramedia.com
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Jakarta –
Mie instan bukan hanya jadi makanan andalan bagi anak kost tapi juga bagi pendaki gunung. Eits, tapi pendaki gunung satu ini justru bisa masak steak dan toast lezat lho.
Para pendaki gunung biasanya membawa aneka makanan sebagai bekal saat perjalanan berhari-hari di alam bebas. Makanan instan dan praktis seperti mie, sarden, kornet dan makanan kaleng lain biasanya diandalkan sebagai logistik.
Tapi tidak dengan pendaki satu ini. Pengguna Instagram @cerolcero membagikan pengalamannya saat mendaki gunung namun tetap bisa makan enak. Lewat video yang ia bagikan (15/10) pria yang akrab disapa Cerol ini menunjukkan aksinya saat masak beef steak.
Bukan Mie Instan, Pria Ini Masak Steak dan Toast Saat Mendaki Gunung Foto: Instagram @cerolcero
Bukan Mie Instan, Pria Ini Masak Steak dan Toast Saat Mendaki Gunung Foto: Instagram @cerolcero
Ia memperlihatkan dua potong daging steak, jamur dan aneka bumbu tambahan seperti garam, merica serta rosemary. Ya, Cerol akan memasak steak di puncak gunung.
“Just a regular morning in mountain. Steak and toast,” tulis Cerol pada unggahan videonya.
Di sini juga Cerol menunjukkan ia saat memasak steak dan toast. Lebih dulu Cerol memarinasi daging sapi dengan aneka bumbu lalu memanggangnya menggunakan teflon serta kompor yang sudah ia siapkan. Setelah steak matang, ia selanjutnya memasak telur sebagai pelengkap untuk toast.
Toast yang ia buat ini juga tak biasa karena dibuat menggunakan roti sourdough, telur mata sapi dan alpukat. Menu spesial ini sekilas tampak seperti menu ala kafe dan sangat jarang dijadikan pilihan ketika mendaki gunung.
Kepada DetikFood (18/10) Cerol mengaku sudah biasa mengolah makanan seperti ini ketika melakoni hobinya mendaki gunung. Steak dan toast ini jadi menu sarapan ketika mendaki Bukit Trunyan di Bali.
Bukan Mie Instan, Pria Ini Masak Steak dan Toast Saat Mendaki Gunung Foto: Instagram @cerolcero
Bukan Mie Instan, Pria Ini Masak Steak dan Toast Saat Mendaki Gunung Foto: Instagram @cerolcero
“Lokasi ngecamp di area puncak bukit trunyan, jalur menuju puncak gunung abang di Bali. Nginep semalem besok paginya baru masak. Kalo persiapan nggak susah sih, karna saya emang sering kalo mendaki masak makanan yg agak berat. Dan udah biasa bawa bahan mentah,” beber Cerol.
Bukan hanya steak dan toast, pria ini juga mengaku pernah membuat barbeque saat mendaki gunung. Ia membawa bahan baku seperti dada ayam, ikan tuna dan cumi dalam keadaan mentah. Cerol punya trik sendiri agar semua bahan tetap segar dan tidak berbau amis.
Cerol yang juga seorang youtuber ini memang kerap menjadikan momen masak di gunung sebagai konten videonya. Lewat channel YouTube Kemah Kuy, Cerol banyak berbagi tips masak enak di gunung.
Simak Video “
Bikin Laper: Cobain Steak Tower Tenderloin Murah dengan Rasa Mewah
“
[Gambas:Video 20detik]
(dvs/odi)
TIMESINDONESIA, BANDUNG – Steak merupakan salah satu menu yang cukup banyak penggemarnya. Menu masakan Barat ini dimasak dengan cara dipanggang atau dibakar sehingga menciptakan aroma wangi yang menggoda selera. Di Bandung, ada salah satu rekomendasi tempat makan steak, yaitu Sirloin Beef House.
“Memang tidak bisa dipungkiri bahwa karena makanan steak itu disukai masyarakat Bandung, tak jarang di satu tempat, bahkan jarak 1 km dari Sirloin Beef House sudah ada sekitar 10 tempat yang menjajakan menu serupa,” jelas Widi Dian Wahyu Putra Pamungkas, penanggung jawab Sirloin Beef House di Bandung kepada TIMES Indonesia, Senin (14/11/2022).
Advertisement
Namun, Widi yakin bisa selalu menjadi tempat pilihan steak favorit bagi para keluarga karena selain dagingnya empuk, rasa enak dan beragam promo yang disajikan.
“Steak atau makanan berbahan dasar daging sapi tersebut memang digemari masyarakat, apalagi khususnya bagi masyarakat Bandung, rasa enak, harga bersahabat dan jumlah makanan yang banyak jadi buruan kuliner yang mengasyikan,” jelas Widi.
Apalagi, lanjutnya, tambahan menu minum lengkap jadi pendukung kulinerisasi masyarakat yang gemar makan daging. Tak jarang, jika hari akhir pekan, Sabtu dan Minggu, tempat ini penuh dengan pelanggan yang datang bersama keluarganya. “Mereka di akhir pekan bisa datang pukul 10 pagi dan pulang hingga tutup di sini. Syukur mereka betah berada dan makan di sini,” ulas Widi.
Di tempat lain, kata Widi, tempat memasak steak berada di area belakang tersembunyi agar bisa tetap menjaga resep rahasia mereka. “Tetapi kalau kami, Sirloin Beef House, menyimpan tempat masaknya di depan,” ujar Widi.
Widi menjelaskan bahwa pelanggan loyal sejak 2020 ada sekitar ratusan orang tiap bulannya yang menyumbang pencapaian penjualan selama ini. “Mereka datang bersama keluarga sehingga jumlah pesanan steak lebih banyak. Pesan minuman pun jadi bertambah,” papar Widi.
Widi dan pelanggan Sirloin. (Foto: Djarot/TIMES Indonesia)
Sirloin Beef House menjadi pilihan banyak pelanggan karena memang selain harga produk yang hemat dan pas buat pembeli, juga suasana dan keramahan pelayanan jadi kekuatannya.
“Kami selalu memantau setiap bulan siapa saja pembeli di tempat kami, agar kami bisa memetakan siapa sebetulnya pelanggan yang tepat untuk sajian steak kami ini,” tutur Widi.
Ternyata, lanjut Widi, kunjungan demi kunjungan itu didominasi oleh keluarga beserta anak-anaknya. “Kami menemukan satu pola pembeli dalam hal ini. mereka suka makan bersama keluarga dan bisa dengan santai menikmati suasana,” jelas Widi.
Bahkan, dengan gambaran pembeli tersebut, Sirloin Beef House membuat ruang khusus untuk anak bermain agar mereka betah di sana. “Tak jarang, karena tempat bermain dilengkapi dengan boneka lucu, konsumen pun sering bertanya apakah boleh memiliki boneka yang lucu ini,” jelas Widi sambil tersenyum.
Selama ini, dukungan sosial media terutama Instagram memungkinkan pihaknya bisa mendapat pelanggan untuk datang ke tempat kuliner ini. “Belum lagi, keikutsertaan Sirloin dengan Gofood dan Grab Food menambah list pemesan via online,”tutur Widi.
Sejak resto ini buka pertama kali pada 2020, sempat muncul rasa khawatir karena pandemi. Alhasil, tak sedikit orang yang menyangsikan. “Tetapi passion kami jauh lebih besar. Kami tempuh setiap proses penjualan dengan konsep protokol kesehatan yang ketat,” jelasnya.
Pihaknya berusaha agar pembeli tetap bisa menikmati hidangan tanpa takut dengan kondisi pandemi. “Dengan apa yang kami suguhkan, produk, pelayanan, suasana ramah tamah, membuat pelanggan loyal berbelanja dan makan bersama di sini,”ulasnya.
Targetnya, lanjut Widi, adalah pembeli yang ingin menikmati hidangan steak enak dengan suasana yang nyaman,dan ternyata banyak dirasakan oleh seluruh anggota keluarga. “Hingga kami membuat mereka senyaman mungkin seperti di rumah,” tutur Widi.
Namun, kata Widi, pihaknya pun tak terlena dengan apa yang dilakukan. “Setiap kreasi dan rebranding baru perihal konsep selalu dijalankan agar kami bisa update dengan kondisi terbaru dan membuat konsumen semakin betah,” jelas Widi. (*)
Anda butuh informasi program ini?
Hubungi News Commerce Room TIMES Indonesia di
Hubungi News Commerce Room TIMES Indonesia di 08-822-2850-8611
KLIK
(WA Only)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.