Wisata adrenalin di jogja

Gundana

Seorang peselancar DPSC beraksi diatas ombak Pantai Parangtritis. (Reza Fitriyanto/Maioloo.com)

Teman kamu pasti ada yang butuh info ini. Yuk di SHARE… 🥰

WhatsApp

Share

Yogyakarta memang dikenal sebagai kota pelajar dan kota budaya. Namun tahukah kamu bahwa daerah istimewa ini juga menyimpan beragam destinasi wisata seru dan aktivitas yang mampu menaikkan adrenalinmu? Kalau kamu penyuka petualangan dan kegiatan outdoor yang cenderung ekstrim, kamu bisa menjadikan Yogyakarta sebagai destinasi wisata mu selanjutnya.

Intro Artikel Wisata Ekstrim di Jogja

Nah, berikut ini Maioloo bagikan 15 aktivitas wisata ekstrim di Jogja yang bisa kamu jajal bareng teman-teman atau dengan kesayangan kamu.

Mulai dari menyusuri lubang gelap di perut bumi, menghanyutkan diri di sungai bawah tanah, merayapi dinding tebing yang berbatasan dengan laut lepas, menari di atas ombak ganas, terbang dengan paralayang, hingga mendaki gunung berapi teraktif di Indonesia.

Berani coba terima tantangan ini?

1. Mendaki Gunung Merapi

Pendakian Gunung MerapiSunrise Gunung Merapi. (Benedictus Oktaviantoro/Maioloo.com)

Terletak di kawasan Ring of Fire menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki banyak gunung berapi.

Salah satu gunung berapi yang sangat aktif adalah Gunung Merapi yang terletak di dua provinsi yakni Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Meski gunung berapi aktif, Gunung Merapi tetap dibuka untuk kegiatan pendakian.

Kalau kamu penyuka adrenaline rush, mendaki gunung ini wajib masuk dalam bucket list.

Ada dua jalur utama yang bisa digunakan untuk melakukan pendakian, yakni jalur Selo Boyolali dan jalur pendakian Sapu Angin, Deles, Klaten.

Namun saran Maioloo sebaiknya kamu menggunakan jalur yang paling banyak digunakan oleh para pendaki yakni jalur Selo, Boyolali.

Meski Gunung Merapi bisa didaki dalam waktu sehari, sebaiknya kamu tetap mempersiapkan segala sesuatunya dengan cermat.

Pastikan fisikmu kuat, peralatan mu lengkap, dan logistik mu mencukupi. Jika dalam rombonganmu belum pernah ada yang mendaki Merapi, ada baiknya kamu menyewa jasa porter dan guide atau mengikuti paket wisata trekking Merapi yang banyak ditawarkan oleh tour operator.

Baca juga: Gunung Merapi, Menggapai Puncak Gunung Paling Aktif di Indonesia

2. Lava Tour Merapi Menggunakan Jeep

Lava Tour Merapi YogyakartaDi lokasi ini memang biasanya para pengemudi jeep atau land rover berhenti untuk mempersilahkan pengunjung menikmati landscape sisa erupsi Gunung Merapi. (Benedictus Oktaviantoro/Maioloo.com)

Lava Tour Merapi merupakan aktivitas menyusuri lereng selatan Merapi menggunakan jeep willys buatan Amerika.

Petualangan menyusuri material vulkanik yang terlempar saat erupsi 2010 ini dimulai dari kawasan wisata Telaga Putri, bekas rumah Mbah Maridjan sang juru kunci, hingga Bunker Kaliadem.

Jika dilihat sepintas aktivitas Lava Tour Merapi ini terasa mudah. Akan tetapi aktivitas cukup banyak memakan tenaga kamu.

Kenapa?

Karena medan atau jalur lava tour merapi yang akan kamu lewati menggunakan jeep ini cukup sulit juga terjal sehingga kamu harus selalu berpegangan dan menjaga keseimbangan di dalam mobil jeep tersebut.

Di akhir petualangan biasanya jeep akan melewati sungai sehingga air akan memercik kemana-mana. Dijamin seru! Bagi ibu hamil aktivitas ini tidak disarankan karena rutenya bergelombang sehingga bisa memicu kontraksi dini.

Baca juga: Lava Tour Merapi, Serunya Mencumbu Kaki Merapi Ditemani Willys

3. Downhill di Bukit Turgo Bike Park

Atraksi Sepeda Downhill Di Dusun Turgo, YogyakartaAksi atlet sepeda downhill di Turgo Bike Park. (Benedictus Oktaviantoro/Maioloo.com)

Kalau kamu pecinta olahraga downhill, maka menyusuri Bukit Turgo Bike Park yang ada di Dusun Turgo adalah keharusan.

Rute yang ditawarkan di arena downhill ini sangatlah menanyang. Jalurnya cukup bervariasi, mulai dari tikungan menukik tajam hingga gap jump.

Menaiki sepeda downhill di tempat ini benar-benar mampu memacu adrenalin hingga titik tertinggi.

Baca juga: Mengintip Aksi Atlit Sepeda Downhill Di Desa Turgo

BACA JUGA:   Wisata air terjun rambut moyo

4. Rafting di Sungai Progo Bawah

Rafting Sungai Progo BawahArung Jeram Sungai Progo Bawah. (Benedictus Oktaviantoro/Maioloo Tour)

Pingin basah-basahan di air dan melepas penat dengan cara berteriak sekencang-kencangnya ketika melewati jeram?

Jogja punya tempat ekstrim untuk mengakomodir keinginan kamu tersebut yakni Sungai Progo Bawah.

Sungai yang bersumber dari Lereng Gunung Sindoro ini memiliki grade 4 hingga 5+ saat musim hujan tiba. Karena itu Sungai

Progo Bawah menjadi surga bagi para pegiat arung jeram.

Jeram-jeram di Sungai Progo Bawah sangat beragam dan menantang sehingga benar-benar menguji nyali. Selain jeramnya yang liar, pemandangan di sepanjang sungai pun indah. Bahkan kamu bisa menyaksikan air terjun di salah satu sisi sungai.

Berhubung grade Sungai Progo Bawah sangat tinggi, jika kamu ingin melakukan aktivitas ini pastikan untuk memilih operator rafting yang benar-benar terpercaya dan memiliki river guard yang berpengalaman.

Baca juga: Paket Wisata Arung Jeram Sungai Progo Bawah

 5. Rock Climbing di Tebing Watugupit/Parang Endog

Rock Climbing Di Parang EndogSeorang pemanjat sedang memanjat jalur Pancasila di tebing Parang Endog. (Benedictus Oktaviantoro/Maioloo.com)

Kalau kamu suka ketinggian, maka merayapi dinding-dinding tebing dengan bantuan seutas tali akan menjadi pengalaman wisata yang seru.

Berlokasi tak jauh dari Pantai Parangtritis dan dekat sekali dengan landasan paralayang Watugupit, Tebing Parang Endog ini adalah tempat terdekat bagi para penggiat olahraga rock climbing di Yogyakarta.

Selain dekat dengan kota Jogja, di dekat tebing tersebut adalah salah satu lokasi untuk menikmati sunset terbaik di Jogja.

Ya. Landasan paralayang Watugupit itu adalah salah satu tempat terbaik untuk menikmati sunset di Jogja.

Untuk melakukan kegiatan yang cukup ekstrim ini, alangkah baiknya kamu harus mempersiapkan fisik dan peralatan standar pemanjatan agar kegiatan ini bisa berjalan dengan aman dan lancar.

Jangan lupa pula untuk mengajak kawan yang bisa menjadi belayer maupun kawan memahami kegiatan panjat dinding ini.

6. Rock Climbing di Gunung Nglanggeran

Climbing Di Gunung NglanggeranSelain camping dan trekking, panjat dinding pun bisa dilakukan di Gunung Nglanggeran. (Benedictus Oktaviantoro/Maioloo.com)

Tempat wisata ekstrim di Jogja selanjutnya yang juga sebagai tempat bermainnya para climber Jogja yang cukup dekat lokasinya adalah Gunung Nglanggeran.

Di sini kamu juga bisa melakukan pemanjatan di sela-sela batuan andesit yang sedikit rapuh jika dipegang.

Walaupun sedikit rapuh, jalur pemanjatan di Gunung Nglanggeran ini masih bisa dipanjat dan memang sudah ada beberapa jalur pemanjatan yang telah dibuat oleh beberapa organisasi kepecintaalaman di Yogyakarta.

Jika kamu ingin melakukan kegiatan ekstrim ini, alangkah baiknya kamu mempersiapkan fisik dan peralatan yang standar untuk pemanjatan serta harus ada pendamping yang sudah profesional di bidangnya.

Baca juga: Gunung Nglanggeran, Menenangkan Jiwa Di Gunung Api Purba

7. Rock Climbing di Pantai Siung

Tebing Pantai SiungDengan latar belakang pantai, sangat asik untuk melakukan pemanjatan di Pantai Siung ini. Grate atau tingkat kesulitan di tebing Siung ini juga bermacam-macam, dari mudah, sedang dan hingga ada yang harus memiliki keterampilan khusus untuk memanjatnya. Ada sekitar 250 jalur pemanjatan di Pantai Siung ini. (Benedictus Oktaviantoro/Maioloo.com)

Pantai Siung merupakan surganya para pemanjat tebing di Yogyakarta. Di tepi pantai yang menghadap langsung ke Samudra Hindia ini terdapat gugusan tebing-tebing karst yang bisa dipanjat.

Di tempat ini ada ratusan jalur pemanjatan dengan tingkatan yang beragam baik untuk pemula maupun kamu yang sudah expert.

Dari keseluruhan jalur panjat yang telah dibuat, ada satu jalur pemanjatan yang sangat digemari oleh para penggiat olahraga rock climbing, yakni jalur Kuda Laut.

Jalur ini tepat berhadapan dengan laut lepas, sehingga kamu bisa mendengar pecahan ombak saat merayapi tebingnya.

Selain itu, di puncak jalur ini ada sebuah batu karang yang berbentuk kuda laut dan inilah alasan jalur tersebut dinamakan kuda laut.

BACA JUGA:   Mendaki Gunung dan Melewati Lembah dengan Chord Gitar

Baca juga: Pantai Siung, Tarian Jemari Di Dinding Tebing

8. Paralayang di Bukit Watugupit/Parang Endog

Paralayang Di Watu Gupit, JogjaSeorang peserta Jogja Air Show sedang melakukan take off menggunakan perlengkapan paralayangnya di Bukit Watugupit / Parang Endog. (Benedictus Oktaviantoro/Maioloo.com)

Selain menjadi salah satu lokasi paling epic untuk menikmati sunset di Jogja, di sini kamu juga bisa bermain paralayang/paragliding.

Kamu bisa terbang tinggi ke atas langit menyaksikan keindahan Pantai Parangtritis hingga Pantai Parangkusumo dari ketinggian.

Ketika kamu ingin bermain paralayang/paragliding di bukit Parang Endog/Watugupit, kamu akan tandem dengan sang ahlinya.

Jadi kamu tidak usah takut untuk bermain paralayang disini. Jika kamu ingin sendiri untuk memainkan kegiatan ini, kamu harus berlatih di klub atau penyedia atau organisasi yang bisa mengeluarkan sertifikasi paralayang maupun paramotor.

9. Sandboarding di Gumuk Pasir, Parangtritis

Padang Pasir Gumuk PasirBerseluncur menaklukkan desir padang pasir Gumuk Pasir. (Reza Fitriyanto/Maioloo.com)

Sandboarding alias berseluncur di atas gumuk pasir di Pantai Parangtritis merupakan aktivitas yang sedang naik daun.

Aktivitas ini memang tidak terlalu ekstrim, tetapi tetap saja memiliki resiko yang lebih tinggi dibanding dengan aktivitas wisata lainnya.

Resiko paling besar ketika melakukan aktivitas ini adalah terkilir di bagian pergelangan kaki.

Karena itu kamu harus berhati-hati. Waktu terbaik untuk bermain sandboarding di gumuk pasir adalah pagi dan sore hari.

Disini sudah banyak tempat penyewaan papan seluncurnya, jadi kamu tak perlu khawatir.

Baca juga: Berseluncur Menaklukkan Desir Padang Pasir & Gumuk Pasir, Sandboarding di Padang Gurunnya Indonesia

10. Surfing di Pantai Parangtritis

Surfing ParangtritisSeorang peselancar DPSC beraksi diatas ombak Pantai Parangtritis. (Reza Fitriyanto/Maioloo.com)

Banyak orang yang tidak percaya jika Pantai Parangtritis yang ombaknya terkenal ganas bisa dijadikan lokasi surfing.

Padahal justru di Parangtritis inilah pertama kalinya lahir komunitas surfing di Jogja yang bernama Dolphin Parangtritis Surf Community (DPSC).

Jika kamu ingin mencoba bermain surfing di pantai selatan yang banyak menyimpan kisah dan mitos ini, kamu bisa menghubungi orang-orang DPSC lebih dulu supaya bisa aman dan nyaman dalam bermain surfing di sana.

Baca juga: Pantai Parangtritis, Pantai Ngehits Dengan Senja Romantis & Serunya Atraksi Surfing di Pantai Parangtritis

11. Surfing di Pantai Wediombo

Surfing Di Pantai Wediombo“Salah satu pantai di Yogyakarta yang memiliki ombak yang bagus untuk berselancar adalah Pantai Wediombo”, tutur Sartono salah satu peselancar lokal Pantai Wediombo. (Benedictus Oktaviantoro/Maioloo.com)

Wediombo tidak hanya menawarkan hamparan pantai berpasir putih dan gugusan karang yang masih alami.

Ombak di Pantai Wediombo juga bagus, sehingga kamu bisa berselancar di atasnya sembari menikmati senja yang mempesona.

Pantai ini menyimpan beberapa spot surfing baik bagi pemula maupun para surfer yang sudah mahir.

Bagi kamu yang masih pemula atau pertama kalinya mencoba surfing, di sini kamu juga bisa belajar pada komunitas surfing yang digawangi kawan-kawan pemuda lokal Pantai Wediombo.

Biayanya pun tidak terlalu mahal.

Kamu cukup merogoh kocek Rp 100.000 dan kamu sudah mendapatkan surf board, pendamping, serta foto-foto ketika kamu latihan di sana.

Baca juga: Pantai Wediombo, Lokasi Surfing Terbaik di Yogyakarta

 12. Cave Tubing di Kalisuci

Cave Tubing Kalisuci, Gunungkidul, YogyakartaWisatawan sedang menikmati cave tubing di Kalisuci, gunungkidul. (Foto oleh: Missyoan.wordpress.com)

Rafting menyusuri jeram-jeram sungai di permukaan tanah itu adalah hal yang biasa, namun bagaimana jadinya jika jeram-jeram tersebut tersembunyi di sungai bawah tanah?

Jika penasaran sensasinya seperti apa kamu bisa menjajal aktivitas cave tubing di Kalisuci. Cave tubing ini nyaris sama dengan rafting, yang membedakan adalah alat yang digunakan.

Jika rafting memakai perahu karet, maka cave tubing menggunakan ban bagian dalam.

BACA JUGA:   Lotek & gado-gado bu bagyo colombo

Tiap peserta pengarungan akan memakai jaket pelampung dan duduk di sebuah ban, lantas diajak mengarungi sungai yang mengalir di dalam gua.

Kegelapan abadi, gemuruh air yang mengalir, serta kepak sayap kelelawar akan menjadi teman setia perjalanan. Jika kamu phobia gelap serta ruang sempit, maka jangan sekali-kali menjajal aktivitas ini.

Cave tubing hanya diperuntukkan bagi kalian yang pemberani!

13. Caving di Gua Jomblang dan Gua Grubug

Ray Of Light Gua GrubugWaktu yang pas untuk melihat cahaya yang menerobos masuk dari mulut Gua Grubug/ray of light sekitar jam 11 sampai 12 siang. (Benedictus Oktaviantoro/Maioloo.com)

Fenomena cahaya surga alias ray of light yang serupa pilar cahaya menjadi daya tarik utama yang menyebabkan para petualang berbondong-bondong memasuki Gua Jomblang.

Hal itu pulalah yang menjadikan gua ini kerap diliput berbagai media massa, bahkan dijadikan lokasi syuting Amazing Race USA.

Gua Jomblang yang terhubung dengan Gua Grubug ini menjadi wisata ekstrim karena untuk menuruninya kamu harus tergantung pada seutas tali.

Ya, gua ini merupakan gua vertikal sehingga para penelusur wajib menguasai sistem SRT (single rope technique) jika ingin mencapai dasar gua.

Sedangkan bagi wisatawan pemula kalian akan diajak naik turun gua menggunakan teknik hauling (dikerek).

Selain fenomena cahaya surganya yang teramat indah, kamu juga akan melihat fenomena hutan purba yang ada di dasar Gua Jomblang.

Baca juga: Gua Jomblang, Memburu Cahaya Surga di Perut Bumi

14. Caving di Luweng Cokro

Gua Cokro - Luweng Cokro, Gunungkidul, YogyakartaSeorang wisatawan sedang berusaha menuruni Gua Cokro / Luweng Cokro, Gunungkidul, Yogyakarta dengan menggunakan teknik tali tunggal atau single rope technique. (Sumber foto: Spotunik.com)

Wisata ekstrim di Jogja selanjutnya hampir sama dengan Gua Jomblang dan Gua Grubug. Jika mulut Gua Jomblang dan Gua Grubug cukup besar, maka di Gua Cokro ini bisa di bilang sangat kecil dan sempit.

Lebarnya hanya sekitar satu orang dewasa saja. Meski tidak sebesar dan seindah ray of light di Gua Grubug, di Luweng Cokro juga terdapat cahaya indah ini pada waktu-waktu tertentu.

Gua Cokro memiliki kedalaman sekitar 18 meter dan dua mulut gua sebagai tempat masuk ke dalam gua tersebut.

Warga sekitar Gua Cokro sudah membuat sebuah organisasi profesional untuk mengakomodir para wisatawan yang ingin memasuki Gua Cokro tersebut.

Jadi, kamu jangan takut untuk memasuki gua ini karena sudah ada organisasi lokal yang mengakomodirnya.

15. Menaiki Gondola di Pantai Timang

Pemburu Lobster Pantai TimangSiswanto sedang berusaha menyeberangi pulau menggunakan gondola di Pantai Timang. (Benedictus Oktaviantoro/Maioloo.com)

Gondola Pantai Timang pertama kali dibuat oleh warga untuk menuju pulau karang kecil yang ada di tengah laut demi memasang jerat lobster.

Tetapi seiring berjalannya waktu, gondola ini bertambah fungsi sebagai tempat wisata ekstrim di Jogja yang bisa kamu coba.

Kalau kamu mengaku pemberani dan benar-benar ingin menguji nyali, kamu bisa naik ke gondola kayu yang dijalankan secara manual ini kemudian menyeberang ke tengah laut.

Deburan ombak ganas yang menghantam karang di bawah akan menjadi teman perjalananmu selama beberapa menit ini. Berani coba?

Baca juga: Pantai Timang, Pacu Adrenalinmu Di Atas Gondola Tua

Nah itulah hal-hal ekstrim yang bisa kamu jajal saat berwisata ke Yogyakarta. Jika kamu memiliki pengalaman wisata ekstrim di Jogja lainnya silahkan berbagi di kolom komentar supaya bisa kami masukkan dalam daftar.

By the way sebelum kamu melakukan aktivitas seru ini jangan pernah lupa untuk mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang ya.

Baik persiapan fisik, mental, hingga pemilihan teman seperjalanan maupun tour operator yang tepat.

Selamat berpetualang dan menguji adrenalin di Jogja!

Teman kamu pasti ada yang butuh info ini. Yuk di SHARE… 🥰

WhatsApp

Share

Also Read

Bagikan: