Wisata edukasi anak lamongan

Gundana

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Ratusan anak-anak siswa TK dan SD yang ada di Kabupaten Lamongan dikenalkan sejarah dan budaya dengan mengikuti Tour Wisata Edukasi Sejarah Lamongan. Mereka diharapkan memiliki wawasan yang luas sebagai substansi merdeka belajar. 

Tak hanya itu, agar generasi alpha (anak yang lahir pada tahun 2010 sampai dengan 2025) ini bisa mengenal lebih jauh tentang daerahnya dan tertanam kebanggaan sebagai anak Lamongan. 

Advertisement

Tour kali ini mengambil tema yang sama seperti tahun yang sebelumnya, Wisata Edukasi Sejarah dan Belajar Bersama di Museum. 

 ”Seperti agenda sebelumnya, anak-anak TK dan SD ini berwisata edukasi sejarah. Agar mereka bisa mengenal lebih jauh tentang daerahnya dan memiliki wawasan yang luas sebagai substansi merdeka belajar,” kata Bupati Lamongan Lamongan Yuhronur Efendi saat menerima kunjungan ratusan anak siswa TK dan SD di Kabupaten Lamongan, Selasa (18/10/2022).

Yuhronur-Efendi-2.jpg

Bupati mengungkapkan, siswa peserta tour wisata itu dikenalkan Pendopo Lokatantra dan gedung Pemkab Lamongan. 

Keakraban orang nomor satu di Kabupaten Lamongan itu terlihat, ketika satu persatu ditanya nama bupati yang pernah memimpin di Kabupaten Lamongan. 

Dalam kesempatan ini, bupati juga memberikan hadiah kepada peserta Tour Wisata Edukasi Sejarah Lamongan dan Belajar Bersama di Museum

 ”Kami berharap kegiatan ini mampu menumbuhkan kecintaan terhadap daerahnya, khususnya rasa bangganya menjadi anak Lamongan,” kata Pak Yes.  

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Lamongan Siti Rubikah mengungkapkan, jumlah peserta yang mengikuti tour wisata edukasi sejarah tahun ini mencapai 414 siswa. Jumlah ini jauh lebih banyak dibandingkan tahun kemarin yang hanya 100 anak dari dua lembaga, yakni TK Al Falahiyah Kranggan Sidokumpul dan SDN Plosowahyu.

BACA JUGA:   Wisata sekitar air terjun irenggolo

“Peserta yang mengikuti tour tahun ini mencapai 414 anak. Namun pelaksanaan kita bagi menjadi 3 gelombang, mulai hari sampai dengan Kamis (20/10/2022) lusa,” kata Rubikah. 

Untuk gelombang pertama, sebanyak 140 anak siswa dari TK dan SD yang terdiri dari RA Muslimat NU 14 Made, TK Surya Baru dan TK S2C Lamongan. Sedangkan yang dari SD, yakni SDN Tambakrigadung 3, SD Islam Plus Al Mudofar, SDN 1 Made, SD Citra Insani dan SDN 2 Tumenggungan. 

Yuhronur-Efendi-3.jpg

Untuk gelombang kedua sebanyak 137 anak dan ketiga 137 anak juga yang terdiri dari siswa TK dan SD di Kabupaten Lamongan. 

Rubikah menambahkan, setelah diajak ke Pendopo Lokatantra, Gedung Pemkab Lamongan peserta tour wisata edukasi sejarah tersebut juga dikenalkan Cagar Budaya peninggalan Belanda. 

“Mereka kita kenalkan Menara Air atau Torn yang ada di depan Gedung Pemkab Lamongan. Serta Gentong dan Tikar yang terbuat dari batu peninggalan masa Raden Panji Laras dan Liris,” tuturnya. 

Peserta tour Wisata Edukasi Sejarah juga diajak berkunjung ke museum Sunan Drajat Paciran Kabupaten Lamongan.

Sebagai agenda tahunan dalam rangka literasi budaya untuk penguatan identitas budaya dan bangsa, Rubikah berharap, wisata tersebut bisa menumbuhkan kecintaan anak-anak terhadap daerahnya Lamongan.

“Literasi budaya ini merupakan suatu hal yang sangat penting untuk penguatan identitas budaya dan bangsa, juga menangkal dampak negatif adanya globalisasi,” ujarnya. 

Wajah-wajah ceria menghiasi raut anak-anak generasi alpha peserta Tour Wisata Edukasi Sejarah Lamongan saat dikenalkan sejarah dan budaya yang ada di Kabupaten Lamongan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Lamongan – Mengenalkan sejarah dimulai sejak usia muda. Itulah yang dilakukan anak-anak

BACA JUGA:   Wisata bahasa inggris nya

– Mengenalkan sejarah dimulai sejak usia muda. Itulah yang dilakukan anak-anak TK dan SD/MI di Lamongan yang nampak antusias ini. Mereka bersama-sama, mengenal sejumlah tempat bersejarah di Lamongan mulai dari toren air, gentong dan padasan Panji Laras Liris.

Sebanyak 85 anak-anak dari 2 lembaga TK dan 3 SD/MI bertemu di Tribun alun-alun Lamongan, Selasa (1/6/2021). Mengenakan seragam bertuliskan Wisata Edukasi Sejarah Lamongan, mereka tampak antusias menyimak penjelasan pemandu wisata yang menuntun mereka mengenal sejumlah cagar budaya yang ada di sekitar alun-alun Lamongan. Tak hanya itu, anak-anak ini juga diajak berkeliling dan naik ke lantai 7 gedung Pemkab Lamongan untuk melihat Lamongan dari atas.

“Ini adalah salah satu upaya kami dalam mengenalkan Lamongan melalui peninggalan-peninggalannya yang masih ada,” kata Kabid Kebudayaan Disparbud Lamongan Miftah Alamuddin di sela-sela kegiatan Wisata Edukasi Sejarah Lamongan, Selasa (1/6/2021).

Tour berlanjut. Usai jalan-jalan ‘menikmati’ Lamongan dari lantai 7 gedung Pemkab Lamongan, ke-85 anak-anak ini melanjutkan perjalanannya menuju Toren Air yang berada di alun-alun Lamongan.

Oleh pemandu, anak-anak mendapatkan penjelasan terkait bangunan yang dibangun pada masa kolonial Hindia belanda dan sudah mengantongi SK penetapan sebagai cagar budaya Lamongan. Usai dari Toren Air, anak-anak ini kemudian melanjutkan perjalanannya ke depan Masjid Agung Lamongan untuk melihat gentong air dan alas pasujudan yang terbuat dari batu.

Kisah tentang panji laras liris pun mengalir mengiringi anak-anak melihat gentong dan alas pasujudan yang masih tersimpan di depan Masjid Agung Lamongan (MAL) itu.

“Acara ini untuk memperingati Hari Jadi Lamongan ke 452 dan sekaligus juga memperingati Hari Lahir Pancasila,” ujar Miftah.

Perjalanan anak-anak ini kemudian dilanjutkan ke halaman Pendopo Lokatantra Lamongan yang disambut langsung oleh Bupati dan jajaran Forkompimda Lamongan yang baru saja usai mengikuti upacara peringatan Hari Lahir Pancasila.

BACA JUGA:   Taman di bandung untuk piknik

Mengapresiasi semangat peserta Tour Wisata Edukasi Sejarah Lamongan kali ini, Bupati Lamongan Yuhronur Efendi dan Forkopimda membagikan hadiah berupa tas sekolah dan botol minum baik yang berhasil menjawab pertanyaan seputar sejarah Lamongan dan sejarah Hari Lahir Pancasila maupun yang tidak berhasil menjawab.

“Saya berharap dengan belajar sejarah Lamongan, nanti jika sudah dewasa akan lebih kenal Lamongan sehingga dapat mengenalkan Lamongan dengan baik,” kata Pak Yes sambil memperkenalkan pada anak-anak ini satu persatu Kepala Lembaga Pimpinan Daerah di Kabupaten Lamongan.

Bertolak dari Pendopo Lokatantra, mereka akan melanjutkan perjalanan menuju Museum Khusus Sunan Drajat yang terletak di Kecamatan Paciran. Di museum Sunan Drajat, anak-anak ini belajar sejarah bersama.

Kegiatan ini akan berlanjut dengan target peserta sebanyak 600 anak dari seluruh Kecamatan di Lamongan yang akan dilaksanakan dalam Tahun Anggaran 2021.

“Saya suka dengan kegiatan semacam ini, berlibur sambil belajar, terutama belajar sejarah Lamongan,” kata salah satu pelajar MI, Idzi. (iwd/iwd)

Also Read

Bagikan: