MEDIA BLITAR – Jika berkunjung ke Blitar jangan lupa bertandinglah ke berbagai wisata edukasi yang ada di Blitar.
Kamu bakal disuguhi berbagai cerita lokal dengan sejarahnya kental dan beragam buah tangan khas dari kota dan kabupaten yang terletak di Jawa Timur ini.
Berikut adalah beberapa rekomendasi wisata edukasi yang wajib dikunjungi saat bertandang di kota dengan julukan kota proklamator ini.
Destinasi wisata edukasi yang pertama adalah rumah tua peninggalan Bapak Proklamasi yaitu Ir. Soekarno dan mantan Presiden Soekarno, Istana Gebang.
Rumah yang berada di Kota Blitar, Jawa Timur. Rumah ini berada di Jalan Sultan Agung Blitar, hanya berjarak 2 kilometer dari Makam Bung Karno.
Baca Juga: Wisata Blitar Yang Wajib Anda Kunjungi, Minggirsari Fun Rafting
Istana Gebang menjadi saksi bisu Soekarno kecil, di sinilah Sang Proklamator kecil bertumbuh.
Asal usul rumah ini berawal dari Sang Ayahanda yakni R. Soekeni Sosrodihardjo yang seorang guru dipindahkan tugaskan dari Mojokerto ke Blitar.
Mulanya, Istana Gebang tak begitu dikenal oleh orang-orang. Hal itu karena kediaman Soekarno kecil ini masih dimiliki oleh ahli waris yang notabene adalah kerabat dari Soekarno. Namun, kini rumah itu telah dimuseumkan dan dapat dikunjungi oleh para wisatawan.
Kampung Coklat Blitar merupakan wisata yang paling sering dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun nasional. Wisata ini berada di Desa Plosorejo, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar.
TIMESINDONESIA, MALANG – Berwisata tidak melulu tentang bermain dan melepas penat. Berwisata dengan edukasi pasti lebih menarik dan menantang. Yuk kunjungi 5 wisata edukasi yang menarik dan menyenangkan di Blitar!
Kampung Cokelat
Kampung Cokelat menjadi salah satu wisata edukasi di Blitar. Banyak pengunjung dari luar kota bahkan mancanegara yang singgah di sana.
Advertisement
Di Kampung Cokelat, pengunjung dapat melihat proses pembibitan cokelat, praktik menanam, pengenalan pohon Kakao, perawatan tanaman, menghias cokelat dan penjemuran cokelat.
Untuk paket edukasi Paud dan TK dihargai 20.000, untuk SD dan SMP 25.000, untuk SMA 35.000, dan untuk umum 22.000 pada weekday. Nah tenang, untuk kalian yang hanya sekedar ingin melepas penat tanpa ingin edukasi kalian bisa juga kesini dengan harga tiket 5.000 saja. Kalian bisa menikmati hiburan dan fasilitas yang disuguhkan di sana seperti tempat bermain anak, kuliner olahan cokelat, elekton dan terapi ikan.
Perpus Bung Karno
Perpus Bung Karno adalah tempat wisata edukasi yang kedua. Disana kalian bisa belajar sejarah dan membaca aneka bidang ilmu secara gratis.
Perpus Bung Karno ini merupakan monumen yang sangat bersejarah. Disini kalian bisa belajar lebih dalam mengenai sejarah presiden pertama Indonesia. Dan di dekat Perpus Bung Karno ini terdapat makam Presiden Ir. Soekarno. Wah, semakin paket lengkap bukan jika berkunjung ke sini? Tak hanya edukasi sejarah kalian juga bisa belajar edukasi religi.
Manca
Manca ini merupakan wisata edukasi ketiga. Disana kalian bisa belajar banyak hal karena disana memiliki aneka macam buku. Mulai dari buku anak-anak, buku pendidikan, majalah, komik, buku tentang gaya hidup semua ada di sana. Dan kalian bisa membaca buku-buku di sana secara gratis. Manca ini termasuk surganya kutu buku. Nah yuk, belajar edukasi terlengkap, murah dan suasananya menyenangkan di sinilah, Manca tempatnya!
Istana Gebang
Istana gebang merupakan monumen dari Presiden Ir. Soekarno. Dengan singgah di sana sama dengan kalian sudah belajar sejarah. Karena istana gebang ini, rumah masa kecil dari presiden pertama Indonesia.
Di sana kalian bisa belajar peninggalan sejarah, perabotan rumah jaman dulu, arsitektur bersejarah, kendaraan jaman kuno, dan masih banyak lagi peninggalan yang mengandung nilai sejarah di sana. Yuk edukasi sejarah langsung di tempat bersejarah!
Kebon Rojo
Kebon rojo merupakan taman yang terdapat banyak hewan dan pepohonan. Di sana kalian bisa belajar dari banyaknya tumbuhan yang langka. Di setiap pohon terdapat keterangan nama pohon dan nama latin pohon.
Tak hanya itu, kalian bisa belajar tentang kehidupan hewan, karena hewan di sana ada beberapa yang diliarkan. Wah, tepat sekali Kebon Rojo ini untuk edukasi anak-anak. Karena anak-anak bisa belajar mengenal hewan dan tumbuhan secara bersentuhan. Yuk berjalan-jalan sambil wisata edukasi di Kebon Rojo Bitar! (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Jenang, siapa tak kenal dengan makanan khas Jawa yang satu ini? Eksistensi jenang dalam kultur masyarakat Jawa sudah melekat erat sejak zaman Hindu-Budha. Bahkan, seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern seperti sekarang, jajanan yang satu ini tetap eksis dan lestari dalam tradisi masyarakat Jawa.
Dalam acara-acara hajatan, jenang menjadi piranti wajib yang harus ada dalam prosesi lamaran atau pernikahan. Menurut filosofinya, jenang dipercaya dapat mempererat hubungan antara kedua calon pengantin. Jenang lamaran juga menjadi simbol komitmen pasangan untuk menjalin hubungan yang lebih serius.
Seiring berkembangnya zaman, eksistensi jenang tak hanya disajikan ketika ada hajatan besar. Masyarakat mulai memasaknya untuk keperluan konsumsi sehari-hari, seperti sajian untuk tamu. Hingga dijadikan oleh-oleh atau buah tangan.
Tingginya kebutuhan masyarakat terhadap makanan khas yang satu ini menjadi berkah tersendiri bagi Yuyun Setiawati (36), warga Jalan Masjid Nomor 46, Rejowinangun, Kademangan, Blitar. Ia adalah owner rumah produksi bernama Omah Jenang Kelapa Sari.
“Awalnya turun temurun dari bapak, jadi sejak 1985 sudah produksi jenang. Awalnya dulu sering dipeseni jenang buat hajatan itu, terus lama kelamaan semakin dikembangkan bikin oleh-oleh, dibungkusi kecil-kecil,” ungkap Yuyun pada BLITARTIMES, Senin (4/2/2019).
Berawal dari usaha turun temurun yang diawali oleh ayahnya sejak 1985, Yuyun terus mengembangkan berbagai inovasi dan kreasi produksi jajanan khas tersebut. Hingga berkembang ke arah wisata edukasi, yang mengusung konsep belajar tata cara pembuatan jenang sejak tahun 2016 yang lalu.
“Jadi ngembangkan edukasi itu awalnya yang pesan jenang agak berkurang peminatnya. Soalnya generasi sekarang kadang cuman buat syarat aja, jadi pesennya cuman 10 Kg samapi 30 Kg. kalo dulu kan bisa 1 kwintal bahkan 4 kwintal,” jawabnya.
Uniknya, selain wisatawan bisa berbelanja jenang dan berbagai olahan jajanan, pengunjung juga dapat mempelajari seluk-beluk, filosofi, hingga cara membuat jenang. Rumah ini dikenal menjadi tempat wisata edukasi dan juga pusat oleh-oleh jananan khas Blitar.
Wisatawan yang berminat untuk belajar membuat jenang bisa diajari cara mengolah jenang, cara memasarkan, hingga cara mengatur manajemennya. Pengunjung bisa mencoba cara memasak dan merasakan sensasi mengaduk jenang. Mereka diperkenankan masuk ke dapur pembuatannya. Di dapur itu, terdapat tungku besar yang bernama jedi.
Satu jedi dapat menampung 100-125 biji kelapa, 30 kilogram ketan, dan 30 kilogram gula kelapa. Semua komponen itu terus-terusan diaduk supaya lembek dan lengket. Proses pengadukannya kira-kira 7 jam.
“Setiap hari kami memasak jenang paling tidak ya untuk pasokan sehari-hari biasanya kita masak 1 kwintal,” sambungnya.
Berkat ketekunan dan keuletannya meneruskan usaha yang dirintis turun temurun sejak puluhan tahun yang lalu ini, omsetnya pun tak tanggung-tanggung. Setiap bulannya tak kurang dari Rp 40 juta hingga Rp 50 juta bisa ia kumpulkan.
Saat ini, pemasaran jajanan khas milik Yuyun seperti, jenang, wajik gletik, geti dan aneka jajanan lainnya telah memenuhi pesanan dari berbagai pusat oleh-oleh di Blitar dan sekitarnya. Bahkan, setiap bulannya ia juga memenuhi permintaan dari pasar luar negeri.
“Untuk pemasarannya kita ke pusat oleh-oleh di Blitar dan sekitarnya, Kediri Tulungagung, Malang. Ini setiap bulan sekali kita juga kirim ke luar negeri, ini tadi dari baru saja kirim buat pesanan ke Hongkong,” pungkasnya.(*)