Wisata edukasi lubang buaya

Gundana

View this post on Instagram

#SUMUR MAUT# Partai komunis Indonesia ingin merebut kekuasaan Pemerintahan Indonesia dengan menggunakan aksi kekerasan yaitu melakukan penyiksaan dan pembunuhan terhadap enam perwira tinggi dan satu perwira pertama yang terjadi pada tanggal 1oktober 1965. Setelah diculik tujuh perwira tersebut dibawa ke desa Lubang Buaya didaerah Pondok Gede,Jakarta Timur. Dari ke tujuh perwira tersebut,empat diantaranya masih dalam keadaan hidup. Sesampainya di Lubang Buaya,ke empat perwira yang masih hidup disiksa beramai-ramai secara keji dan biadab oleh gerombolan G30S/PKI kemudian dibunuh satu persatu. Jenazah ketujuh perwira tersebut kemudian di masukkan kedalam sebuah sumur tua dengan kedalaman 12 meter dan berdiameter 75 cm dengan posisi kepala dibawah. Selanjutnya para gerombolan G30S/PKI menutup sumur dengan potongan batang pisang,sampah,serta daun-daun kering secara berselang seling dan terakhir sumur tersebut ditutup dengan tanah diatasnya. Sebagai tipuan mereka menggali lubang-lubang lainnya disekitar tempat itu sehingga dapat menyesatkan orang-orang yang akan mencari jenazah ketujuh perwira tersebut. Dari sumur tua diketemukan tujuh jenazah yaitu Letnan Jendral Ahmad Yani, Mayor Jendral R.soeprapto, Mayor Jendral M.T. Harjono, Mayor Jendral S. Parman, Brigadir Jendral D.I. Panjaitan, Brigadir Jendral Soetojo Siswomiharjo, dan Lettu Czi Pierre Andreas Tendean. Jenazah-jenazah tersebut akhirnya dapat diangkat pada tanggal 4 oktober 1965 dalam keadaan rusak akibat penganiayaan secara kejam diluar batas-batas. kemanusiaan. 7 Pahlawan Revolusi Ingat baik-baik: -mereka bukan sampah -mereka bukan butiran pasir -mereka adalah putra terbaik bangsa. #gentabangsa #gentabangsaindonesia #nohistorynofuture #pusatsejarahtni #programgentabangsa #lombavideo

A post shared by monumenpancasilasakti (@monumenpancasilasakti) on Apr 21, 2019 at 6:48pm PDT

Museum Satria MandalaMuseum Satria Mandala

Mengenal sejarah dan perjuangan para pendahulu merupakan kewajiban generasi muda. Banyak cara untuk mendukung upaya itu. Bisa dari melihat film, membaca buku atau wisata edukasi ke museum. Seperti halnya kota-kota lainnya di Indonesia, terdapat juga beberapa destinasi wisata edukasi museum di Jakarta. Contohnya Museum Satria Mandala dan Museum Lubang Buaya.

Demi menanamkan rasa cinta tanah air dan mengenang perjuangan para pahlawan, maka pada tanggal 12 November 2015, Homeschooling biMBA melakukan tur ke Museum Satria Mandala dan Museum Lubang Buaya.

Berbeda dengan outing sebelumnya, pada wisata edukasi kali ini, homeschooler mengemban tugas untuk mewawancarai salah satu pengunjung dan petugas di kedua musem. Homeschooler pun dibagi menjadi 4 tim dan hasil wawancaranya dituangkan dalam bentuk laporan.

Destinasi pertama yaitu Museum Satria Mandala yang berlokasi di Jl.Gatot Subroto 14-16, Jakarta Selatan. Museum ini didirikan pada tahun 1972 dan direnovasi pada tahun 2012. Museum dengan luas 5,6 hektar ini sebelumnya dikenal sebagai Wisma Yaso, merupakan kediaman dari Ratna Sari Dewi Soekarno, istri dari presiden pertama RI, yaitu Soekarno.

BACA JUGA:   Memukau 3 Wisata Benteng Kota Tiworo

Dipandu oleh Bapak Irawan, homeschooler pun menyusuri setiap sudut museum. Peralatan perang dari dahulu sampai kini seperti rajau, rudal, torpedo, tank, meriam, atribut ketentaraan, panji-panji, helikopter, tandu saat mengusung Panglima Jenderal Sudirman, jeep versi militer, truk pengangkut pasukan, tank amfibi, kendaraan lapis baja, meriam penangkis kapal udara, roket, pesawat tempur hingga pesawat Cureng yang pernah diterbangkan oleh Agustinus Adisutjipto adalah koleksi yang terdapat di Museum Satria Mandala.

Menurut Ardi, salah satu petugas Museum Satria Mandala yang berhasil diwawancarai oleh tim Homeschooling, menyatakan bahwa museum tersebut menceritakan tentang perjuangan TNI dan bangsa Indonesia saat melawan penjajah dari Belanda, Jepang dan Inggris, sehingga merupakan sumber ilmu bagi anak-anak pada masa kini. Setelah mengenal lebih dekat koleksi dan sejarah museum perjuangan ini, homeschooler melanjutkan wisata edukasinya ke destinasi kedua yaitu Museum Lubang Buaya.

Lubang buaya adalah sebuah tempat yang berada di Jl.Raya Pondok Gede, Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur. Di lahan seluas 14,6 hektare itu berdiri beberapa bangunan yaitu Monumen Pancasila Sakti, Sumur Maut, Rumah Penyiksaan, Pos Komando, Dapur Umum, Museum Pengkhianatan PKI atau disebut juga Museum Lubang Buaya, dan Sumur Maut. Bangunan-bangunan tersebut dibangun dengan tujuan untuk mengingat perjuangan para pahlawan revolusi yang mempertahankan ideologi negara. Dua area yang sering dikunjungi yaitu Sumur Maut dan Museum Lubang Buaya.

Sejarah tentang sumur maut sangatlah menarik untuk diketahui. Mengapa? Karena sumur yang berdiameter 75 cm dengan kedalaman 12 meter tersebut merupakan tempat pembuangan jenazah pahlawan revolusi yang terdiri dari Letnan Jenderal Anumerta Ahmad Yani, Letnan Jenderal Anumerta Suprapto, Letnan Jenderal Anumerta M.T Haryono, Letnan Jenderal Anumerta Siswondo Parman, Letnan Jenderal Anumerta M.T Haryono, Mayor Jenderal Anumerta D.I Pandjaitan, Mayor Jenderal Anumerta Sutoyo Siswamiharjo dan Kapten C21 Anumerta Piere Tendean.

Koleksi Museum Lubang Buaya juga berbeda dengan museum yang lainnya. Gambar-gambar dan miniatur di dalam museum seolah menceritakan kembali peristiwa berdarah yang cukup melegenda.  Baju-baju bekas darah dan barang-barang peninggalan para Jenderal seperti cincin kawin dan arloji yang dikenakan sampai nafas terakhir tentu menyebarkan aura kesedihan dan kepedihan bagi siapapun yang melihatnya.

Seram, angker, kurang bersih dan banyak pengetahuan yang didapatkan merupakan kesan dari beberapa pengunjung di Museum Lubang Buaya. (Homeschooler/Nik)

MEDIA JABODETABEK – Jika kamu berkunjung ke daerah Jakarta Timur, tidak ada salahnya mengunjungi tempat yang bersejarah.

Di antaranya adalah Monumen Pancasila Sakti Lubang Buaya. Yang berada di daerah Cipayung, Jakarta Timur.

BACA JUGA:   Wisata claket adventure park mojokerto

Pada museum ini menyimpan sejarah tentang Gerakan 30 September pada tahun 1965. Mungkin masih belum banyak yang tau tentang Museum Pancasila Sakti Lubang Buaya ini.

Baca Juga: Monumen Pancasila Sakti Lubang Buaya, Saksi Sejarah G30S PKI

Kami akan menjelaskan sedikit sejarah Museum Lubang Buaya atau disebut dengan Museum Pancasila Sakti.

Museum Lubang Buaya atau Museum Pancasila Sakti merupakan mesum untuk mengenang peristiwa G30S PKI 1965.

Museum ini terletak di Jl. Raya Pd. Gede, Lubang Buaya, Kec. Cipayung, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Tempat ini merupakan saksi bisu peristiwa G30S PKI, bangunan ini dibangun pada pertengahan Agustus tahun 1967 di atas tanah seluas 14,6 hektar.

Baca Juga: Berita Viral Saat Ini: Seorang Warga yang Mengaku Anggota Polda Sumut Diduga Memeras Pedagang di Medan

Jakarta, CNN Indonesia

Museum Lubang Buaya merupakan tempat wisata edukasi yang menyimpan sejarah penting terkait peristiwa G30S PKI pada 1965.

Harga tiket masuk Lubang Buaya masih sangat terjangkau. Museum ini banyak dirujuk wisatawan dari berbagai kalangan, khususnya yang ingin tahu kronologi peristiwa G30S PKI.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Lokasi Museum Lubang Buaya terletak di Jalan Raya Pondok Gede, Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, DKI Jakarta.

Sejarah Museum Lubang Buaya

Museum Pengkhianatan PKI di Kompleks Lubang BuayaIlustrasi. Sejarah dibangunnya Museum Lubang Buaya (Foto: CNN Indonesia/Gilang Fauzi)

Ilustrasi. Sejarah dibangunnya Museum Lubang Buaya (Foto: CNN Indonesia/Gilang Fauzi)

Melansir situs Cagar Budaya Kemdikbud, sebelum dibangun museum bersejarah seperti sekarang, kawasan Lubang Buaya ini merupakan kebun kosong.

Menurut sejarahnya, dahulu lahan kosong itu menjadi tempat pusat pelatihan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Di kemudian hari tepatnya pada 30 September 1965, kawasan ini dijadikan tempat penyiksaan dan pembuangan terakhir para korban Gerakan 30 September (G30S PKI).

Peristiwa G30S PKI mengukir sejarah kelam bagi Indonesia. Setelah kejadian itu, atas prakarsa Presiden Soeharto, Museum Pancasila Sakti ini mulai dibangun.

Tujuannya untuk mengenang perjuangan para Pahlawan Revolusi dalam mempertahankan ideologi negara Republik Indonesia, Pancasila, dari ancaman ideologi komunisme.

Jam Buka dan Harga Tiket Masuk Lubang Buaya

Tempat wisata Museum Lubang Buaya buka setiap Senin-Sabtu, kecuali Minggu tutup. Sementara jam operasionalnya dari pukul 10 pagi sampai 9 malam WIB.

Tiket masuk Museum Lubang Buaya sekitar Rp5 ribu per orang. Harga tiket tersebut bisa saja berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dulu.

Dengan harga tiket yang sangat terjangkau, pengunjung sudah bisa berkeliling sekaligus belajar sejarah dari Museum Lubang Buaya.

Fasilitas di Museum Lubang Buaya

Petugas membersihkan area Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya, Jakarta Timur, Rabu (30/9/2020). Peringatan Hari Kesaktian Pancasila akan diselenggarakan pada tanggal 1 Oktober 2020 di lokasi tersebut. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/aww.Monumen Pancasila Sakti yang berada di kawasan Museum Lubang Buaya, Jakarta Timur. (Foto: ANTARA FOTO/ASPRILLA DWI ADHA)

BACA JUGA:   Eiger adventure land bogor

Monumen Pancasila Sakti yang berada di kawasan Museum Lubang Buaya, Jakarta Timur. (Foto: ANTARA FOTO/ASPRILLA DWI ADHA)

Selain harga tiket masuk Lubang Buaya, di bawah ini terdapat beberapa fasilitas lain yang dapat dikunjungi.

1. Sumur tua

Sumur tua di Lubang Buaya, menjadi salah satu ikon wisata populer karena dinilai sebagai saksi bisu kekejaman PKI.

Berkedalaman 12 meter dengan diameter 75 cm, sumur tua itu menjadi tempat bagi 7 jenderal yang dikubur oleh PKI, demi menghilangkan jejak.

2. Rumah penyiksaan

Tidak jauh dari sumur tua ada Rumah Penyiksaan. Kabarnya rumah itu milik simpatisan PKI yang kemudian dijadikan tempat untuk menyiksa para jenderal saat diculik.

Di Rumah Penyiksaan Anda dapat melihat diorama tentang gambaran, saat para jenderal disiksa hingga tewas.

3. Pos komando

Pos Komando ini berdekatan dengan Rumah Penyiksaan. Sebelum dijadikan pos, tempat tersebut adalah rumah milik warga di kawasan Lubang Buaya.

Setelah diambil alih PKI, rumah itu menjadi pos bagi Letkol Untung untuk mempersiapkan segala macam strategi penculikan para jenderal.

4. Dapur umum

Di sekitar Pos Komando terdapat dapur umum yang digunakan para anggota PKI. Bentuk bangunan dapur tersebut masih mempertahankan seperti kondisi aslinya.

Di dapur umum pengunjung dapat melihat langsung beberapa perabot, dan alat masak lain yang pernah dipakai kelompok PKI.

5. Mobil-mobil tua peninggalan pahlawan revolusi

Di Museum Lubang Buaya terdapat beberapa jenis mobil-mobil tua peninggalan Pahlawan Revolusi.

Salah satunya, ada mobil truk yang dijadikan kendaraan saat membawa jenazah Brigjen DI Pandjaitan dari kediamannya di Kebayoran Baru, menuju kawasan Lubang Buaya.

6. Museum Pengkhianatan PKI

Masih di kompleks Lubang Buaya, terdapat Museum Pengkhianatan PKI. Di dalamnya terdapat banyak diorama.

Khususnya menampilkan diorama tentang rentetan pemberontakan PKI di berbagai wilayah Indonesia.

7. Museum Paseban

Museum Paseban berisi hal-hal yang berhubungan terkait peristiwa G30S PKI. Mulai dari suasana rapat persiapan pemberontakan hingga latihan pemberontakan PKI.

Kemudian ada juga bukti-bukti peninggalan lainnya. Seperti pakaian yang dipakai korban saat diculik, hasil visum para jenderal yang tewas, hingga peluru dari senjata api.

8. Monumen Pancasila Sakti

Di dalam kompleks Museum Lubang Buaya berdiri Monumen Pancasila Sakti dengan tujuh patung berjajar para Pahlawan Revolusi yang gugur saat peristiwa G30S PKI.

Di bawah relief tersebut terdapat sebuah tulisan: “Waspada….. dan Mawas Diri agar Peristiwa Sematjam Ini Tidak Terulang Lagi”.

Itulah beberapa catatan sejarah, sekaligus harga tiket masuk Lubang Buaya dan fasilitas lainnya di Museum Pancasila Sakti.

(avd/juh)

[Gambas:Video CNN]

Also Read

Bagikan: