Wisata Edukasi Potensial Untuk Dikembangkan
Tema “Pariwisata Edukasi di Yogyakarta: Antara Harapan dan Kenyataan” menjadi tema yang menarik sebagai agenda serial series #7 yang digelar Program Studi S2/S3 Kajian Pariwisata, Sekolah Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada pada Selasa malam (26/1). Seminar menghadirkan pembicara Dr. Ani Wijayanti, MM, MM. Par. CHE, dosen Bina Sarana Informatika University, alumni S3 Kajian Pariwisata Sekolah Pascasarjana UGM dan sebagai penanggap Prof. Kwartarini Wahyu Yuniarti, M.Med.Sc, PhD dan Dr. Dyah Mutiarin selaku moderator.
Ani Wijayanti menyatakan tema pariwisata edukasi di Yogyakarta adalah tema yang menarik dan tema ini sekaligus menjadi topik penelitiannya saat menempuh program doktor S3 Kajian Pariwisata, Sekolah Pascasarjana UGM. Menurutnya, pariwisata di Yogyakarta berkembang sangat pesat dan mampu menyumbang pendapatan daerah yang cukup besar sekaligus menggerakkan perekonomian.
“Melihat potensi tersebut maka wisata edukasi menjadi sangat-sangat terbuka untuk dikembangkan dan memiliki prospek yang sangat bagus,” ujarnya.
Ia menilai dengan berkembangnya model pembelajaran yang sangat inovatif saat ini menjadikan wisata edukasi sangat mungkin untuk dikembangkan. Konsep-konsep pembelajaran di ruangan dan hanya dibatasi oleh gedung-gedung dan sekat ruang saat ini sudah berubah.
Kehadiran wisata edukasi ini tentu akan sangat diminati. Wisata edukasi ini sebetulnya sudah sejak lama dilakukan, dan wisata ini dikenal dengan istilah study tour yang dilakukan secara rutin oleh para pelajar/ mahasiswa.
“Sehingga mestinya wisata edukasi ini bisa dikelola dengan baik. Dengan melihat potensi yang sangat luar biasa, dari sebuah artikel saya membaca wisata edukasi menjadi destinasi wisata yang diminati sangat tinggi di Jakarta dan Bali, bahkan kalau liburan di DIY ini terlihat di padati bus-bus wisata yang isinya para pelajar dan siswa-siswa. Ini menunjukkan potensi yang sangat luar biasa,” katanya.
Menurutnya, bentuk dan jenis pariwisata selalu berkembang, dan kini tidak hanya wisata klasik saja tetapi telah mengalami pergeseran pada bentuk wisata yang memberikan nilai plus yaitu mendapatkan ilmu pengetahuan. Wisatawan pun kini menginginkan pulang membawa ‘memorable knowledge’ sehingga meningkatkan kualitas hidup mereka.
“Inilah yang menjadi dasar berkembangnya pariwisata berbasis edukasi. Sayang, di DIY model pengelolaan pariwisata edukasi belum tersedia dengan baik, belum masuk dalam perencanaan maupun peraturan, baik PERDA DIY No 1 Tahun 2012 – tentang RIPPARDA DIY 2012-2025, sehingga pengelolaan yang ada cenderung trial and error, dan memberi hasil yang kurang pasti dan kurang optimal,” terangnya.
Melakukan kajian wisata edukasi di Yogyakarta, pembicara mengamati empat destinasi wisata edukasi dengan karakter yang berbeda-beda yaitu Taman Pintar yang berbasis teknologi, Kraton Yogyakarta yang berbasis budaya, Benteng Vredeburg yang berbasis sejarah dan Museum Biologi yang berbasis untuk mata kuliah pembelajaran. Keempatnya menarik tetapi sebagian besar belum menerapkan konsep-konsep pariwisata edukasi.
Misalnya dalam wisata edukasi itu harus menyajikan pengalaman dan bagaimana paket wisata harus didesain yang bisa menyajikan kelas dan lapangan. Harapannya ada link and match antara yang dipelajari di kelas kemudian ke lapangan sehingga wisatawan bisa mendapatkan pendalaman materi yang sudah diperoleh.
Menurut Ani, hal tersebut di atas hingga kini belum terbentuk. Banyak pihak belum pernah mengadakan duduk bersama membahas apa-apa yang menjadi kebutuhan sekolah dan mana-mana yang kemudian harus dikelola sebagai destinasi wisata.
“Kalau itu bisa didesain paket wisata, wisata edukasi sangat menarik. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan anak-anak akan komprehensif, memperkuat ilmu yang diperoleh di sekolah. Tetapi yang terlihat sekarang studi tour terkesan anak-anak berjalan sendiri. Walaupun ada beberapa yang terkoordinasi dengan baik, bahkan guide di Kraton menyebut susah mau menjelaskan karena terkadang mereka jalan sendiri. Ya pada akhirnya menyerah dan hanya menjelaskan pada mereka yang mau-mau saja,” ungkap Ani.
Ani menyarankan sebaiknya dilakukan pembekalan sebelum melakukan study tour sehingga muncul sinergi ketika sampai di lokasi. Jangan sampai anak-anak (wisatawan) tidak mendapat apa-apa dan itu sangat disayangkan.
Perlu dilakukan pula konsep tutorial dan eksplorasi sehingga pelajar pada saat melakukan perjalanan wisata edukasi ada beberapa tahapan yang harus ditempuh. Mereka sebaiknya tidak langsung masuk ke objek wisata, melihat-lihat, melakukan selfie tanpa mengerti isi dari tujuan wisatanya.
“Seharusnya ada tutorial dan eksplorasi, anak-anak diberikan dasar pengetahuan dulu dan disini dibutuhkan pemandu yang atraktif dan komunikatif sehingga pelajar memiliki pemahaman awal sehingga kemudian dipersilakan untuk eksplorasi. Seperti benteng Vredeburg, disitu ada diorama-diorama sehingga jika pelajar tidak tahu alurnya, dan hanya melihat yang hanya disukai maka ia tidak akan mengerti,” sebutnya.
Ani menambahkan dalam wisata edukasi itu ada hidden curricula atau kurikulum tersembunyi. Karenanya perjalanan wisata edukasi perlu dirancang sedemikian rupa sehingga akan berguna untuk memperkuat proses pembelajaran di sekolah.
“Kalau didesain dengan baik itu akan menjadi kurikulum tersembunyi dan bisa menjadi mata pelajaran tertentu. Aktivitas pembelajaran yang baik, edukasi yang baik yang mendukung pembelajaran mampu memberi retensi atau daya ingat yang tinggi ke anak. Ingatan edukasi wisata memberi sesuatu yang dalam maka akan ada pengalaman-pengalaman yang bisa dibagikan untuk orang lain,” imbuhnya.
Sementara itu, Prof. Kwartarini sebagai penanggap menyatakan pengalaman berwisata tidak dapat dibagikan secara “utuh”, sebab pengalaman dibangun dari cognitive, affective dan behaviour repertoire yang pastinya berbeda antara satu wisatawan dengan wisatawan yang lain.
“Karena itu, pengelola harus mampu menghadirkan keunikan dan atraksi yang memorable bagi wisatawan. Hal ini seharusnya tidak sulit mengingat Indonesia memiliki 1.128 kelompok etnik, 700 bahasa dan dialek yang tersebar di 17.405 pulau,” katanya.
Penulis : Agung Nugroho
Foto : Media Indonesia
Di Indonesia ada berbagai jenis tempat wisata yang tentunya sering kita kunjungi. Tempat wisata itu antara lain : pantai, taman, laut, hutan, pegunungan, pusat perbelanjaan atau mall, tempat bersejarah, museum, sentra kuliner, danau, waduk, situ, kolam renang, alun-alun, pemandian air panas, kebun binatang, air terjun, taman bunga dan buah, dan lain sebagainya. Berikut informasi tentang jenis-jenis tempat wisata lainnya.
MOTIF WISATAWAN
1. Wisata bahari
Wisata bahari dikenal juga dengan sebutan wisata maritim atau wisata tirta. Wisata ini pun berhubungan dengan olahraga yang dilakukan di air, seperti di pantai, danau, teluk. Kegiatan yang biasa dilakukan saat melakukan wisata bahari adalah memancing dan berselancar, berlayar, melakukan lomba balap mendayung, snorkeling, menyelam dan melakukan pemotretan di bawah air.
Dalam menyelam, kita bisa melihat betapa indahnya pemandangan di bawah laut. Di nusantara terdapat pula taman laut yang bisa kita nikmati keindahannya. Potensi wisata bahari Indonesia antara lain terdapat di Kepulauan Seribu, Raja Ampat, Danau Toba, Mentawai, Pulau Bali, laut Kepulauan Maluku, dan sebagainya. Sementara untuk negara maritim yang juga mempunyai potensi wisata bahari seperti Fiji, Hawaii, dan Tahiti.
2. Wisata Budaya di Indonesia
Melakukan wisata budaya bertujuan untuk menambah wawasan serta pandangan hidup seseorang. Dalam wisata budaya, terutama ke luar negeri, kita bisa melihat cara hidup masyarakat di negara tersebut, mempelajari adat istiadat, kesenian, dan kebudayaan mereka.
Wisata budaya juga bermanfaat untuk memperkenalkan kebudayaan negeri sendiri ke kancah internasional dan sebaliknya (memberi informasi/membagikan info mengenai kebudayaan dan adat istiadat negeri yag baru saja dikunjungi ke negara kita). Dengan kata lain, melakukan pertukaran seni dan budaya. Seperti, seni musik, seni tari, seni drama.
3. Wisata pertanian
Wisata pertanian merupakan perjalanan wisata ke lokasi pertanian, melihat pembibitan di ladang, perkebunan. Biasanya dilakukan dalam rangka studi atau dapat pula hanya sekedar berjalan-jalan menikmati hijaunya tanaman dan segarnya udara. Mata akan segar kembali dengan pemandangan berupa sayuran segar berwarna-warni, melongok bibit aneka sayur, dan bertualang di perkebunan yang sejuk.
4. Wisata buru
Wisata buru ini bisa dilakukan di negara yang mempunyai daerah hutan yang dapat dijadikan tempat berburu. Tentunya tidak berburu secara sembarangan, ya. Melainkan mengikuti aturan pemerintah tentang batas wilayah perburuan dan jenis binatang apa saja yang boleh diburu. Untuk Indonesia sendiri, pemerintah telah membuka wisata buru di wilayah Jawa Timur, tepatnya di Baluran.
Hewan yang boleh diburu adalah babi hutan dan banteng. Sementara di luar negeri, wisata buru dapat kita lakukan di berbagai daerah di benua Afrika. Hewan yang boleh diburu ialah jerapah, gajah, singa, dan lain-lain. Untuk India, hewan yang boleh diburu adalah macan dan badak.
5. Wisata ziarah
Jenis wisata ini berkaitan dengan sejarah, adat istiadat, dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat setempat. Kebanyakan dilakukan oleh rombongan daripada perorangan. Tujunanya ke tempat suci, makan orang yang dianggap berkuasa atau suci/makam orang besar, pemakaman tokoh terkenal, bukit dan gunung keramat yang sarat legenda, dan sebagainya.
Banyak dihubungkan dengan niat dari wisatawan tersebut, misalnya ingin meminta restu dan petunjuk dari ilahi bahkan ada yang memohon kekayaan. Sebagai contoh adalah orang muslim yang berkunjung ke tanah suci atau pemakaman para wali, seorang katholik melakukan wisata ziarah ke vatikan, untuk penganut budha akan berkunjung ke Nepal, Tibet, atau India.
Di Indonesia sendiri juga banyak tempat yang dikujungi oleh orang-orang yang memiliki maksud tertentu seperti yang telah disebutkan di atas antara lain mengunjungi Candi Borobudur, Gunung Kawi, makam Wali Songo, Prambanan, pura Basakih Bali, makam Soekarno, dan lain-lain.
6. Wisata cagar alam
Wisata yang dikenal juga dengan wisata konservasi ini dilakukan dengan mengunjungi taman lindung, cagar alam, wilayah yang kelestariannya dilindungi oleh undang-undang. Kebanyakan para pecinta alam yang melakukan wisata ini. Bagi yang suka memotret, sangat cocok melakukan wisata sejenis ini.
Ada banyak tumbuhan dan satwa yang unik dan indah, dapat dijadikan sebagai objek foto. Suasana lingkungan yang segar, asri, sangat mendukung untuk melakukan relaksasi. Jadi pikiran lebih fresh dan rileks. Tempat wisata cagar alam contohnya adalah Cagar alam di Pulau Bali yaitu Kebun Raya Eka Karya dan Taman Nasional Bali Barat.
7. Wisata konvensi
Wisata konvensi ini lekat dengan politik. Contohnya adalah bangunan tempat musyawarah, persidangan, dan pertemuan yang dilakukan secara nasional atau internasional. Misalnya pusat kongres internasional di Berlin, Gedung Senayan di Jakarta, Filipina memiliki Philippine International Convention Center.
LOKASI YANG DITUJU
1. Wisata sejarah
Mengunjungi berbagai peninggalan dan situs sejarah. Bagi yang suka dengan arkeologi dan informasi yang berkaitan dengan sejarah/masa lampau, datanglah untuk berwisata sejarah ke candi, museum, benteng, atau melihat prasasti.
2. Wisata alam
Jenis wisata yang dilakukan dengan obyek wisata berupa keindahan alam sekitar. Mata kita akan dimanjakan dengan keadaan alam yang menakjubkan dan sangat indah. Wisata alam yang dapat kita lakukan antara lain mendaki, berkemah.
3. Wisata religi
Melakukan wisata religi dengan mengunjungi tempat khusus umat beragama, makam, tempat beribadah. Bertujuan untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan. Seperti melakukan wisata ke Masjid Istiqlal, Jakarta, bagi yang beragama muslim. Atau Gereja Katedral bagi penganut Kristen katholik.
4. Wisata pendidikan
Wisata pendidikan ini disebut juga dengan wisata edukasi dan banyak dilakukan oleh anak-anak dan sekolah. Tujuan dari wisata pendidikan merupakan sebagai sarana penunjang pelajaran yang telah diberikan di sekolah. Wisata pendidikan diharapkan membuat anak lebih mudah memahami materi pelajaran.
ORANG YANG MELAKUKAN PERJALANAN
1. Wisata minat khusus
Jenis wisata ini biasanya dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai minat terhadap hal tertentu dan tidak banyak yang berminat dengan wisata yang satu ini. Contoh wisata minat khusus adalah trekking, rafting (mengarungi sungai), diving (menyelam), hiking (mendaki gunung), dan lain sebagainya.
2. Wisata petualang
Wisata yang dilakukan dengan obyek wisata tempat-tempat menantang. Biasanya memiliki medan yang berat. Yang termasuk salah satu wisata petualangan merupakan panjat tebing, arung jeram, atau menyusuri gua vertikal.
3. Wisata banyak minat
Wisata jenis ini dilakukan oleh orang-orang yang tidak mempunyai minat khusus terhadap suatu hal. Dengan kata lain, wisata banyak minat dilakukan oleh orang yang punya minat yang sama dengan orang lain pada umumnya. Yang meliputi : wisata religi, wisata bahari, wisata budaya, wisata alam, wisata belanja, wisata sejarah, wisata kuliner, dan sebagainya.
4. Wisata backpacker
Dalam bahasa Indonesia arti backpacking adalah tas gendong atau tas ransel. Jadi wisatawan yang tergolong wisatawan backpacker adalah orang yang pergi melakukan perjalanan wisata hanya dengan membawa tas gendong atau tas ransel saja. Dan mereka biasanya membawa sedikit barang (hanya barang yang pokok dan perlu saja yang dibawa).
Backpacker tidak terikat oleh waktu, bebas mengatur waktu kapan saja mereka hendak berwisata. Dan kelebihan lain dari wisata backpacker adalah biasanya mereka cenderung hemat dan tidak mau mengeluarkan biaya besar untuk melakukan wisata, mereka tidur dimanapun (kadang penginapan sewa murah), memilih memakai transportasi umum daripada kendaraan traveling, dan wisata ini kebanyakan dilakukan oleh anak-anak muda.
DAYA TARIK DAN PESONA WISATA ALAM
Alam diciptakan begitu luar biasa oleh Tuhan. Keanekaragaman flora dan fauna yang ada di sana sungguh menarik dan unik sehingga dapat memancing mata orang-orang untuk terus memandang. Pesona wisata alam seperti pegunungan, dataran tinggi, dataran rendah, pantai, danau, dan sebagainya, dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu :
1. Kondisi Iklim
Iklim suatu wilayah yang berbeda dengan wilayah lainnya bisa menjadi magnet yang menarik wisatawan baik lokal maupun luar negeri untuk datang berkunjung. Ya, tentu saja jadi menarik. Karena misalnya kita terbiasa hidup di kota dengan polusi udara yang setiap hari dirasakan khususnya dari asap kendaraan bermotor, tentunya ingin menghirup udara yang segar dan merasakan iklim sejuk.
Inilah mengapa iklim menjadi salah satu faktor yang dapat menarik wisatawan. Sebagai contohnya adalah daerah wisata puncak di kawasan Cianjur yang menyedot banyak orang yang selalu betah berlama-lama berkunjung ke sana.
2. Keadaan Permuaan Bumi dan Lingkungan (Topografi dan Ekologi)
Indonesia yang termasuk dalam salah satu negara kepulauan akan banyak memiliki obyek wisata alam yang menarik seperti gua, pantai, hutan, danau, laut, bahkan air terjun. Keadaan permukaan bumi dan lingkungan yang unik tersebut membuat wisatawan tertarik untuk datang dan melihat sendiri keunikannya.
3. Keunikan Flora dan Fauna
Flora dan fauna yang ada di Indonesia tentunya mempunyai keunikan tersendiri begitupun dengan flora dan fauna yang ada di negara lainnya. Nah, keunikan ini adalah daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke negara tersebut termasuk juga ke Indonesia. Indonesia yang termasuk dalam negara kepulauan memiliki flora dan fauna yang berbeda antara pulau yang satu dengan pulau yang lain.
Salah satu faktor yang mempengaruhi perbedaan jenis itu adalah kondisi iklim yang tak sama. Di daerah yang iklimnya dingin tentu tumbuhan dan satwanya akan beda dengan wilayah dengan iklim yang panas. Beberapa contohnya, kadal raksasa yang biasa kita kenal dengan komodo di pulau Nusa Tenggara Barat, burung maleo dan anoa yang terdapat di Sulawesi, badak bercula satu yang ada di daerah Jawa Barat, populasi orang utan yang ada di daerah Kalimantan khususnya Kalimantan Tengah dan Selatan, dan masih banyak lainnya.
OBYEK PADA WISATA BUDAYA
Obyek wisata budaya adalah satu tempat wisata yang sumbernya dari hasil kebudayaan manusia. Benda-benda diciptakan oleh masyarakat sesuai dengan kebudayaan masing-masing. Dan tentunya tata nilai dan benda-benda yang terdapat di daerah yang satu dengan daerah lain berbeda-beda dengan keunikan dan khas tersendiri. Contoh obyek wisata yang merupakan hasil karya serta budaya manusia antara lain :
1. Monumen bersejarah, yang termasuk dalam kategori ini yaitu : bangunan candi yang ada di Indonesia, seperti Candi Borobudur, Candi Prambanan, benteng, bangunan masjid tua, serta gereja yang sudah tua.
2. Tempat dengan nilai sejarah atau tempat bersejarah, diantaranya : museum, tempat menyimpan benda arkeologi, pusat kesenian.
3. Hasil seni yang berupa rumah adat, senjata tradisional, alat musik tradisional, kesenian rakyat.
4. Perayaan seperti dilaksanakannya upacara adat, upacara keagamaan, pesta tradisional.
5. Obyek yang merupakan buah dari pemikiran dan pengetahuan modern antara lain : bendungan, industri penerbangan, peluncuran satelit, teropong bintang, dan sebagainya.
BENTUK-BENTUK WISATA
Kegiatan wisata yang dilakukan oleh pengunjung di suatu obyek wisata memiliki dua bentuk, pasif dan aktif. Contohnya adalah gua Jomblang dan Pindul yang ada di Yogyakarta, Pantai Sanur, Kuta, dan lainnya.
1. Bentuk Kegiatan Pasif
Maksud dari bentuk kegiatan pasif di suatu obyek wisata adalah pengunjung tidak melakukan gerak atau keterampilan gerak saat berkunjung ke suatu obyek wisata. Wisatawan jenis ini cenderung menekankan pada perasaan, pengetahuan, dan sikap, atau dengan kata lain hanya menikmati apa yang ada di obyek wisata tersebut.
Misalnya ketika melakukan wisata alam, pengunjung hanya berjalan-jalan menikmati keindahan dan udara yang sejuk, menikmati indahnya alam, dan menjadi pengamat bagaimana cara hidup dan bersosial masyarakat yang ada di sana.
2. Bentuk Kegiatan Aktif
Maksud dari bentuk kegiatan aktif di suatu obyek wisata adalah pengunjung melakukan gerakan/banyak bergerak dan menggunakan keterampilan gerak. Contohnya adalah ketika melakukan wisata petualangan hiking, rafting atau menelusuri sungai, arung jeram, golf, sepak bola, bersepeda, tenis, voli pantai, dan lainnya.
TREND PAKET WISATA
1. Wisata budaya
Wisata budaya yang sering disebut juga dengan culture tourism merupakan sejenis perjalanan wisata yang dibuat untuk mengetahui bagaimana kebudayaan, cara hidup, sosial, sejarah, adat istiadat, seni budaya, agama yang ada di suatu wilayah. Sebagai contoh adalah melakukan kunjungan wisata ke suku Baduy dalam di Banten, berkunjung ke suku-suku asli Papua, menyaksikan pesta kematian rambu solo di Toraja, melihat prosesi pencukuran anak gimbal, dan lain-lain.
2. Wisata petualangan
Dikenal juga dengan nama adventure tourism. Biasanya dilakukan di alam terbuka dan wisatawan dituntut untuk memiliki kecakapan terhadap apa saja yang diinstruksikan oleh pamandu yang jauh lebih berpengalaman. Dapat melatih agar jasmani jadi sigap dan rohani jadi segar. Wisata petualangan jelas memiliki resiko yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan jenis wista yang lainnya.
Contoh dari wisata petualangan antara lain melakukan arung jeram di berbagai sungai yang ada di Indonesia (misalnya sungai Alas), mendaki gunung Papandayan, puncak Rinjani, Gunung Anak Krakatau, melihat burung di savanna Taman Nasional Baluran, melakukan panjat tebing, rafting, trekking, diving, dan lain-lain.
3. Ekowisata
Dikenal juga dengan nama ecotourism merupakan jenis wisata yang dilakukan untuk mengunjungi alam serta melakukan konservasi, sehingga mampu memberi efek pada perekonomian daerah sekitarnya. Contohnya : wisata kebun teh dan kopi Malabar, Bandung, mengunjungi hutan mangrove Taman Nasional Alas Purwo, dan lain-lain.
4. Wisata bisnis
Dikenal juga dengan nama business tourism. Wisata ini dilaksanakan biasanya karena tengah melakukan studi kelayakan usaha pada daerah yang dikunjungi. Contohnya : berbelanja di pasar Tanah Abang, mengunjungi kebun kopi Gayo yang terdapat di daerah Aceh Tengah.
5. Wisata MICE
Disebut juga dengan Meeting, Incentive, Convention, Exhibition. Merupakan suatu wisata yang dilakukan dalam waktu senggang atau di sela-sela kunjungan dalam menghadiri rapat, pameran, perjalanan perusahaan, pertemuan. Contohnya adalah ketika melakukan perjalanan dinas kita selingi dengan wisata belanja apabila ada waktu luang, berkunjung ke event Inacraft JCC, Jakarta, dan lain-lain.
6. Wisata minat khusus
Dikenal juga dengan nama special interest tourism. Dan dalam melakukan wisata ini dibutuhkan suatu keterampilan yang khusus, biasanya jumlah pesertanya dibatasi dan dilakukan di tempat tertentu atau khusus juga (tidak semua tempat wisata bisa dipakai). Contohnya adalah paragliding yang dilakukan di Danau Toba, night dive yang dilakukan di pulau Halmahera, dan lain-lain.
7. Wisata volunteer
Disebut juga dengan nama voluntourism. Wisata ini dilakukan ke suatu daerah dengan tujuan untuk melakukan bakti sosial, berbagi pengalaman serta keterampilan pada masyarakat yang ada di sana, di sela-sela melakukan aktivitas sosial kita dapat sambil berwisata.
Contohnya adalah menjadi pengajar bagi anak-anak yang ada di pedalaman Papua maupun Kalimantan serta pulau-pulau lainnya, menjadi pengasuh orang utan yang ada di Kalimantan, dan lain-lain.
JENIS-JENIS WISATA LAINNYA
1. Wisata Edukasi
Wisata edukasi ini biasanya dilakukan oleh anak-anak usia sekolah. Pada dasarnya anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Mereka belajar di kelas setiap hari, pasti akan mengalami kejenuhan atau bosan. Disinilah perlu dilakukan wisata edukasi. Wisata edukasi tidak harus mahal atau ke tempat yang jauh, lho. Bisa dilakukan kapan saja. Wisata edukasi memiliki komsep yang berbanding terbalik dengan belajar di kelas.
Kalau belajar di kelas hanya teori saja, tetapi dengan wisata edukasi anak-anak dapat melihat dan merasakan secara langsung apa yang ada di sekitarnya, atau benda-benda yang biasa mereka lihat hanya di gambar, ini bisa lihat kenyataannya. Dengan adanya wisata edukasi anak diharapkan untuk bisa tumbuh minatnya terhadap suatu hal, serta dapat menunjang materi pelajaran yang ada di sekolah.
Bagi anak wisata edukasi merupakan cara belajar yang asyik. Apabila anak sudah memiliki kesenangan itu, maka mereka akan terus ingat dengan apa yang dipelajari dan melekat di benak anak. Contoh wisata edukasi adalah : mengunjungi museum Layang-layang, museum Tekstil, dan lainnya.
2. Wisata Kuliner
Ini merupakan salah satu jenis wisata yang paling popular. Wisata kuliner dapat dilakukan oleh semua orang. Makan-makan di tempat yang asyik dan mencicipi makanan yang belum pernah kita nikmati sebelumya merupakan sesuatu yang menyenangkan.
Contoh dari wisata kuliner adalah menikmati makanan khas suatu daerah seperti di Yogyakarta (Gudeg, bakpia, yangko, bakmi, lotek, sate klatak, dan lainnya), mencicipi ayam betutu, sate lilit, rendang dari Padang, markobar dari Solo, es pisang ijo, es doger, siomay, aneka jajanan berbahan aci (cireng, cimol) dan lain-lain.
3. Wisata Belanja
Wisata belanja merupakan salah satu yang paling disukai oleh wanita. Ketika berkunjung ke suatu daerah pasti kita ingin memiliki atau membawa oleh-oleh selain makanan. Ya, kita pasti akan berbelanja. Belanja souvenir, baju, tas, kerudung, batik, dan barang-barang lain yang sekiranya tidak ada di tempat kita atau daerah kita.
Wisata belanja biasanya bisa kita lakukan sembari melakukan wisata lainnya. Wisata belanja banyak dilakukan di area pasar, temasuk juga pasar seni, mall, pusat perbelanjaan, supermarket, toko cindera mata, toko khusus pakaian muslim, dan lain sebagainya. Wisata ini tidak akan terlewatkan bagi para wanita.
Yang terpenting ketika melakukan wisata ini adalah tetap berhati-hati menjaga barang-barang bawan kita, karena terkadang ada saja copet yang mengintai karena melihat kita yang tengah asyik dan sibuk dengan tawar menawar dan barang belanjaan.
Itulah beberapa jenis tempat wisata yang ada di Indonesia. Ternyata negara kita kaya juga, ya. Jadi, tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam kalau ingin berwisata, kan? Di dalam negeri pun banyak pilihan wisata yang asyik dan menarik untuk dikunjungi. Jadi, selamat berwisata bersama keluarga, Ayo ke Bone.