Elshinta.com - Suasana syahdu langsung terasa saat memasuki area latar Saung Ranggawulung yang terletak di Blok Sukamaju Jalan Panji, Kecamatan Subang, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Pasalnya salah satu sudut rindang di kawasan itu kini menjadi area wisata edukasi bagi keluarga.
Di sini, pengunjung akan disuguhkan berbagai tradisi lawasan khas Kota Subang. Mulai dari kuliner hingga permainan tradisional bagi anak-anak. Dekorasi di lokasi pun terpantau unik, dengan terdapatnya sejumlah saung yang terbuat dari bambu.
Namanya Saung Ranggawulung, dari nama saja sudah dipastikan warung ini mengusung tema zaman Sangkuriang. Bangunan warungnya mirip joglo dengan dominasi kayu dan bambu.
“Sesuai dengan namanya, konsep yang diusung Warung Djadul ini, ya konsep lawas, zaman dulu. Kita sengaja berlokasi di pinggir sawah,” kata Iwan Hermawan, selaku pemilik kedai ranggawulung, saat berbincang dengan Kontributor Elshinta, Hari Nurdiansyah.
Kedai yang menyuguhkan menu-menu tradisional, seperti nasi liwet ayam lunak, sayur asem, tempe goreng, ampas kecap, tempe goreng, dan lainnya. Kemudian, ada wedang jahe, ronde, bajigur dan lainnya.
Selain itu, pengunjung juga dimanjakan dengan alunan musik lawas, tradisional. Hamparan sawah di sekitar warung juga seolah menambah kesan tradisionalnya.
Jika cuaca cukup cerah, maka pengunjung dapat menyaksikan pemandangan Gunung Tangkuban Perahu di sebelah kanan Kedai Ranggawulung ini.
Mengenai harga makanan dan minumannya, Iwan memastikan ramah di kantong pengunjung. Setiap menu makanan dan minuman hanya dibanderol Rp 5.000 hingga Rp 15.000 per itemnya.
KABAR ALAM – Destinasi wisata di selatan Kabupaten Subang bukan hanya pemandian air panas di Ciater yang sudah terkenal, tapi juga ada Desa Wisata Edukasi Cisaat.
Desa Wisata Edukasi Cisaat dikembangkan berbasis kearifan lokal. Tujuannya mendapatkan pengalaman belajar secara langsung terkait aktivitas dan kegiatan yang dikunjungi.
Dikutip dari laman jadesta.kemenparekraf.go.id, Desa Wisata Edukasi Cisaat memiliki aneka ragam wisata sebagai berikut;
Baca Juga: Top 5 Hits 30 Desember 2022, Kesegaran Mata Air Cimincul Subang Mulai Mencuri Perhatian
Wisata Alam
Di Desa Cisaat terdapat objek agrowisata berupa kebun nanas yang menawarkan sensasi petik buah sendiri, wisata kebun teh, jelajah alam dengan suguhan keindahan alam pedesaan yang masih sejuk dan asri, bercocok tanam padi dan sebagainya.
Wisata Buatan
Di Desa Cisaat terdapat kolam renang mata air Cimutan dengan kejernihan dan kesegeran airnya yang akan memanjakan pengunjung untuk berlama-lama di tempat tersebut.
Terdapat juga Spot Selfi Cilampeneng Cor, yaitu jalan raya yang dibuat dengan menggunakan bahan coran kemudian sepanjang jalan tersebut dilukis mural sehingga menciptakan keindahan bagi pencinta foto selfi dengan latar belakang keindahan hamparan kebun teh.
Baca Juga: Segarnya Liburan di Pondok Cilega, Wisata Air Anyar di Kuningan dengan Lanskap Gunung Ciremai yang Menggoda
Ada pula Lapang Sepak bola yang pernah dipakai oleh pesepak bola dunia asal Prancis Zinedine Zidane pada Juli 2007. Lapang sepak bola tersebut diabadikan dengan nama Lapang Sepak Bola Zinedine Zidane.
Kampung Zidane sendiri merupakan proyek percontohan program industri susu dari perusahaan makanan dan minuman asal Prancis, Danone untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas susu segar.
Wisata Budaya
Desa Cisaat memiliki keanekaragaman budaya yang masih dipertahankan sampai saat ini, baik religi, kesenian tradisional dan kuliner yang memiliki keunikan tersendiri.
Baca Juga: Sukageuri View, Destinasi Wisata Alam Kekinian di Kuningan
Religi
Desa Cisaat memiliki situs peninggalan sejarah yang sampai saat ini masih dilestarikan keberadaannya. Bahkan kegiatan-kegiatan budayanya masih dilaksanakan baik dengan agenda waktu ada yang 3 bulan sekali ataupun satu tahun sekali seperti Hajat Pabarit, Maulid Nabi dengan pelaksanaan ziarah Bersama di situs makam keramat, dan Ruatan bumi
Kesenian Tradisional
Desa Cisaat memiliki kesenian tradisional yang masih aktif dan dilestarikan diantaranya Gemyung, Singa Depok, dan Tari Jaipong.
In the midst of the COVID-19 pandemic problem which indirectly limits people’s physical activities, this has resulted in a drastic decrease in the volume of people and goods. The use of the Virtual Tour 360 ° application technology can be used to overcome promotional problems due to the impact of the COVID-19 pandemic, as well as be a positive value and alternative for the field of work. The Virtual Tour 360 ° application itself is a simulation of a real location consisting of several videos and photographic media, to provide the experience of visiting a location just by looking at the monitor screen. The design of this virtual tour application idea requires support from various parties, especially local governments, managers and application developers so that it can be implemented and released properly. With this idea, it is hoped that it can become an additional means of traveling for tourists and introduce desa wisata edukasi Kopi Cupunagara easily, quickly, and relevant.
Keywords: Virtual Tour 360°, Educational Tourism Village Kopi Cupunagara, Promotion