Wisata Religi Gunung Tidar Makam Syeikh Subakir
Wisata Religi Syeikh Subakir di Magersari Magelang Jawa Tengah adalah salah satu tempat wisata yang berada di desa magersari, kabupaten magelang, provinsi jawa tengah, negara indonesia . Wisata Religi Syeikh Subakir di Magersari Magelang Jawa Tengah adalah tempat wisata yang ramai dengan wisatawan pada hari biasa maupun hari liburan. Tempat ini sangat indah dan bisa memberikan sensasi yang berbeda dengan aktivitas kita sehari hari.
Wisata Religi Syeikh Subakir di Magersari Magelang Jawa Tengah memiliki pesona keindahan yang sangat menarik untuk dikunjungi. Sangat di sayangkan jika anda berada di kota magelang tidak mengunjungi wisata religi yang mempunyai keindahan yang tiada duanya tersebut.
Wisata Religi Syeikh Subakir di Magersari Magelang Jawa Tengah sangat cocok untuk mengisi kegiatan liburan anda, apalagi saat liburan panjang seperti libur nasional, ataupun hari ibur lainnya. Keindahan Wisata Religi Syeikh Subakir di Magersari Magelang Jawa Tengah ini sangatlah baik bagi anda semua yang berada di dekat atau di kejauhan untuk merapat mengunjungi tempat Wisata Religi Syeikh Subakir di Magersari Magelang Jawa Tengah di kota magelang.
Sejarah Gunung Tidar dan Syeikh Subakir
Syekh Subakir berasal dari Iran ( dalam riwayat lain Syekh Subakir berasal dari Rum, Baghdad). Syekh Subakir diutus ke Tanah Jawa bersama-sama dengan Wali Songo Periode Pertama, yang diutus oleh Sultan Muhammad I dari Istambul, Turkey, untuk berdakwah di pulau Jawa pada tahun 1404, mereka diantaranya:
- Maulana Malik Ibrahim, berasal dari Turki, ahli mengatur negara.
- Maulana Ishaq, berasal dari Samarkand, Rusia Selatan, ahli pengobatan.
- Maulana Ahmad Jumadil Kubro, dari Mesir.
- Maulana Muhammad Al Maghrobi, berasal dari Maroko.
- Maulana Malik Isro’il, dari Turki, ahli mengatur negara.
- Maulana Muhammad Ali Akbar, dari Persia (Iran), ahli pengobatan.
- Maulana Hasanudin, dari Palestina.
- Maulana Aliyudin, dari Palestina.
- Syekh Subakir, dari Iran, Ahli menumbali daerah yang angker yang dihuni jin jahat.
Dalam legenda yang beredar di Pulau Jawa dikisahkan, bahwa sudah beberapa kali utusan dari Arab didatangkan untuk menyebarkan Agama Islam di tanah Jawa khususnya, dan Indonesia pada umumnya, tapi selalu gagal secara makro. Kegagalan itu disebabkan karena orang-orang Jawa pada waktu itu masih kokoh memegang kepercayaan lama. Masyarakat masih senang menyembah barang-barang bertuah dan ruh-ruh yang diyakininya dapat membimbing, memberi ilham dan menolong mereka.
Dengan tokoh-tokoh gaibnya, para tokoh masyarakat masih sangat menguasai bumi dan laut di sekitar Pulau Jawa. Para ulama yang dikirim untuk menyebarkan Agama Islam mendapat halangan yang sangat berat. Meskipun berkembang, tetapi hanya dalam lingkungan yang kecil, tidak bisa berkembang secara luas. Artinya, secara makro dapat dikatakan gagal.
Karena itu, maka diutuslah Syeh Subakir yang memang sakti mandraguna. Beliau diutus secara khusus menangani masalah-masalah yang terkait magic dan spiritual yang dinilai telah menjadi penghalang diterimanya Islam oleh masyarakat yang masih demen ilmu-ilmu mistik.
Untuk menyebarkan agama Islam, menurut cerita yang berkembang, Syekh Subakir membawa batu hitam yang dipasang di seantero Nusantara, untuk tanah Jawa diletakkan di tengah-tengahnya yaitu di gunung Tidar . Efek dari kekuatan gaib suci yang dimunculkan oleh batu hitam menimbulkan gejolak, mengamuklah para mahluk: Jin, setan dan mahluk halus lainnya. Syeh Subakir lah yang mampu meredam amukan dari mereka. Akan tetapi mereka sesumbar dengan berkata: “Ya Syekh, walaupun kamu sudah mampu meredam amukan kami dan kamu dapat mengembangkan agama Islam di tanah Jawa, tetapi Kodratullah tetap masih berlaku atas ku, ingat itu wahai Syeh Subakir.” “Apa itu?” kata Syeh Subakir. Kata Jin, “Aku masih dibolehkan untuk menggoda manusia, termasuk orang-orang Islam yang imannya masih lemah”.
Tidak salah bila kemudian, gunung Tidar dikenal dengan Paku Tanah Jawa. Gunung Tidar tak terpisahkan dengan pendidikan militer. Gunung yang dalam legenda dikenal sebagai “Pakunya tanah Jawa” itu terletak di tengah Kota Magelang. Berada pada ketinggian 503 meter dari permukaan laut, Gunung Tidar memiliki sejarah dalam perjuangan bangsa. Di Lembah Tidar itulah Akademi Militer sebagai kawah candradimuka yang mencetak perwira pejuang Sapta Marga berdiri pada 11 November 1957.
Di puncak Gunung Tidar ada lapangan yang cukup luas. Di tengah lapangan tersebut terdapat sebuah Tugu dengan simbol huruf Sa (dibaca seperti pada kata Solok) dalam tulisan Jawa pada tiga sisinya. Menurut penuturan juru kunci, itu bermakna Sapa Salah Seleh (Siapa Salah Ketahuan Salahnya). Tugu inilah yang dipercaya sebagian orang sebagai Pakunya Tanah Jawa, yang membuat tanah Jawa tetap tenang dan aman.
Gunung Tidar tidak hanya terkenal sebagai ikon atau identitas Kota Magelang. Bagi sebagian orang yang memang nglakoni lelaku spiritual , Gunung Tidar merupakan salah satu obyek yang menjadi tempat tujuan mereka untuk mendekatkan diri kepada Gusti Allah. Dahulu, Gunung Tidar terkenal akan ke-angker-annya dan menjadi rumah bagi para Jin dan Makhluk Halus. Jalmo Moro Jalmo Mati, setiap orang yang datang ke Gunung Tidar bisa dipastikan kalau tidak mati ya modar (dan mungkin hal ini yang menjadi asal usul nama Tidar).
Berdasarkan penuturan Juru Kunci Gunung Tidar, di Gunung Tidar terdapat 2 buah makam yaitu Makam Kyai Sepanjang dan Makam Sang Hyang Ismoyo (atau yang lebih dikenal sebagai Kyai Semar). Sedangkan tempat yang selama ini dikenal sebagai Makam Syekh Subakir sebenarnya hanyalah petilasan beliau.
Jadi, beliau dikenal sebagai wali Allah yang menaklukkan Jin dan Makhluk Halus di Gunung Tidar sehingga para makhluk halus tersebut ‘mengungsi’ ke Pantai Selatan, tempat Nyai Roro Kidul. Setelah berhasil menaklukkan Jin dan Makhluk Halus, Syekh Subakir kembali ke tanah asalnya di Rom (Baghdad). Di petilasan Syekh Subakir ini tersedia mushola kecil dan pendopo. Petilasan Syekh Subakir sebelumnya ditandai dengan adanya kijing yang terbuat dari kayu. Setelah dipugar, kijing tersebut diletakkan di pendopo dan diganti dengan batu fosil yang berasal dari Tulung Agung serta dikelilingi pagar tembok yang berbentuk lingkaran dan tanpa atap.
Pada tahap berikutnya, kedudukan Syekh Subakir, Sang Babad Tanah Jawa sebagai salah satu Wali Songo, digantikan oleh Sunan Kalijaga yang banyak disebut-sebut pimpinan para wali di Tanah Jawa karena kekeramatannya yang begitu melegenda.
Sekian Informasi mengenai Artikel Ini yaitu Wisata Religi Gunung Tidar Makam Syeikh Subakir, semoga informasinya bermanfaat bagi netizen pengunjung website kami, terimakasih sudah berkunjug di Website QURNIA Tour & ravel | Rental Mobil Purwodadi Grobogan Jawa Tengah yang menginformasikan tentang artikel Wisata Religi Gunung Tidar Makam Syeikh Subakir, Salam Sukses Selalu Ya.
Sebarkan ini:
TRIBUNJATENG.COM – Jika Anda berkunjung ke Kota Magelang, disekitar pusat kotanya terdapat satu bukit besar yang begitu terkenal, biasa disebut Gunung Tidar. Gunung tersebut ternyata merupakan spot wisata sejarah favorit masyarakat Magelang.
Tak hanya terkenal dengan pesona keindahan alamnya saja, diatas Gunung Tidar terdapat makam dan makom-makom atau petilasan para leluhur Magelang.
Jika Anda berkesempatan mendaki gunung tersebut, sedikit lagi sebelum mencapai puncak Anda sudah disambut sebuah petilasan makam dari Syekh subakir, makam tersebut sampai sekarang pun makam tersebut selalu ramai dikunjungi.
Petilasan yang dianggap makam kyai Semar
Salah satu Pegiat Budaya Magelang yang juga konsern terhadap eksistensi budaya Tidar, Bambang Eka Prasetya menceritakan bahwa Syekh Subakir merupakan leluhur sekaligus salah satu penyebar agama Islam di Jawa Tengah yang berasal dari Persia.
“Konon ia menemukan daratan Magelang ratusan tahun lalu, ia menancapkan sebuah prasasti yang sarat akan makna bagi para penerusnya yaitu masyarakat Magelang khususnya, dan masyarakat Indonesia, bahkan dunia pada umumnya,” ujar Bambang pada wisatawan di Gunung Tidar sesaat menghadiri pembukaan Festival Tidar 2016, Jumat (9/12/2016).
Sesampainya di atas bukit, terdapat lahan mendatar yang cukup luas, ditengahnya terdapat prasasti setinggi skitar dua meter berbentuk tugu segi empat tinggi menjulang ke atas. Di tiga sisi terdapat aksara jawa yang sma-sama berbunyi so, dansatu sisi lagi memiliki lambang burung garuda.
Prasasti tersebut bernama pancer tidar, konon merupakan warisan dari syekh Subakir ketika menemukan bukit tersebut di tanah Magelang. Bambang pun menjelaskan ketiga aksara Jawa yang tertulis di tugu tersebut.
“Ini merupakan pesan moral tertinggi dari Gunung Tidar untuk semua masyarakat. Tiga huruf tersebut sudah ada sejak prasasti ditemukan. Yang harus diambil hikmahnya ialah pesannya, bukan mistisnya” ujar Bambang.
Ia menjelaskan, so pertama hingga terakhir merupakan satu keterkaitan. So pertama dari kata sopo, yang berarti sopo wae bisa salah, dalam bahasa Indonesia ialah semuanya punya kemungkinan salah.
Lalu yang kedua sumber salah sendiri tak hanya berasal dari perbuatan, dan ucapan, tetapi juga pemikiran. Setelah itu soleh, yang berarti mengakui kesalahannya. Berani membenci kesalahan, minta maaf dan mohon ampun kepada pihak yang disalahkan.
Tugu pancen tidar inilah yang dipercaya berada di titk pusat Pulau Jawa, dan menjadi paku alam Pulau Jawa.
Pancen Tidar, atau yang dipercaya sebagai paku Pulau Jawa Makam
Bukit besar ini sejak bertahun-tahun lamanya menjadi pusat pelatihan taruna-taruna Akademi Militer, oleh karena itu di paling puncak terdapat tugu besar Akademi Militer.
Tak hanya itu, di sebelah tenggara terdapat sebuah situs lagi, yaitu petilasan kyai Semar. Petilasan tersebut dibuat serupa dengan makam, berbentuk bangunan besar dengan atap kerucut kuning besar dan dijaga oleh patung naga yang mengelilingi ke empat sisi.
Untuk masuk kesana, Anda perlu melapor pada juru kunci Gunung Tidar. Wisatawan biasanya banyak yang berziarah ke makam dan beberapa petilasan disini. (Irzal Adiakurnia/magang tribunjateng)
AYOSEMARANG.COM — Gunung Tidar berada di tengah-tengah Kota Magelang, Jawa Tengah. Memiliki ketinggian 503 meter dari permukaan laut dikenal sebagai “Pakunya Tanah Jawa”.
Gunung Tidar selain sebagi wisata alam juga salah satu destinasi wisata religi di Magelang karena terdapat sejumlah makam keramat.
Selain itu untuk sampai ke puncak Gunung Tidar fasilitas sudah terbilang bagus, untuk aksesnya sudah dilengkapi tangga yang kurang lebih berjumlah 500 anak tangga untuk sampai ke puncak.
Baca Juga: 4 Pantai di Semarang Anti Polusi Cahaya Cocok Buat Nonton Hujan Meteor Akhir Juli 2022 Sama Bestie
Adapun deretan makam keramat yang biasa diziarahi masyarakat baik lokal Magelang maupun luar wilayah.
Pertama adalah makam Syekh Subakir, ia diyakini sebagai ulama yang pertama kali menyebarkan agama Islam di Tanah Jawa, sebelum Wali Songo.
Syekh Subakir juga dipercaya wali yang menancapkan paku di Tanah Jawa tepatnya di Gunung Tidar agar Pulau Jawa aman dari bencana gempa bumi.
Baca Juga: Harga Tiket Masuk Taman Wisata Candi Borobudur Terbaru
Kedua, terdapat makan Kyai Sepanjang yang berada disampingi makam Syekh Subakir, Kyai Sepanjang merupakan murid yang mengusir jin penghuni Gunung Tidar menggunakan tombak.