Lingkarjateng.id – Kota Magelang memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin berkunjung. Tak hanya panorama alam yang indah, Magelang juga mempunyai beberapa objek wisata religi yang bisa kamu kunjungi.
Wisata religi akan membuat hati menjadi lebih tenteram. Selain mencari tempat untuk melepas penat, kamu juga bisa mendapatkan ilmu pengetahuan baru seputar sejarah peradaban agama Islam.
Berikut ini beberapa objek wisata religi di Magelang yang direkomendasikan untuk kamu.
1. Masjid Ash-Shirath
Rekomendasi pertama objek wisata religi di Magelang adalah Masjid Ash Shirath. Masjid ini mempunyai keunikan tersendiri karena bentuknya yang seperti Ka’bah. Ukiran kaligrafi berwarna emas dengan kalimat Asmaulhusna mengelilingi bangunan utama di bagian atas. Sedangkan kalimat Syahadat di bagian temboknya yang berwarna hitam.
Masjid ini dibangun pada 27 Oktober 2019. Bangunan utama masjid ini berukuran 6×7,5 meter dengan tinggi 5,30 meter, dan lebar 6,8 meter. Sedangkan serambi 6,5×7 meter dan tempat wudhu 2,5×6,5 meter. Masjid unik ini terletak di Kampung Tidar Campur, Kelurahan Tidar Selatan, Kecamatan Magelang Selatan, Kota Magelang.
Rekomendasi objek wisata religi di Magelang yang kedua adalah Masjid Al-Mahdi. Masjid ini mempunyai ornamen khas Tionghoa. Nama Masjid Al-Mahdi diberi dari salah seorang warga Tionghoa yang mewakafkan tanahnya untuk pembangunan tempat ibadah. Masjid itu terlihat indah dengan warna merah dan dilengkapi dengan lampion.
Masjid Al-Mahdi juga mempunyai menara, namun dihias dengan ornamen khas Tionghoa. Pembangunan masjid ini dimulai pada tahun 2016 dan selesai dibangun pada bulan April 2017. Masjid ini merupakan kehendak warga setempat yang 50 persen merupakan keturunan Tionghoa dan 50 persen dari Jawa. Jika kamu ingin berkunjung ke masjid ini, kamu bisa datang ke Perumahan Armada Estate RT 2 RW 2, Jalan Delima Raya Nomor 42, Kelurahan Kramat Utara, Kota Magelang.
3. Masjid Agung Magelang
Rekomendasi wisata religi di Magelang yang ketiga adalah Masjid Agung Magelang. Masjid ini berdiri pada tahun 1650 dan menjadi saksi bisu para sunan yang menyebarkan ajaran agama Islam di Tanah jawa. Pada awalnya masjid tersebut masih berupa mushola yang digunakan untuk menyiarkan agama Islam kepada masyarakat.
Masjid Agung Magelang memiliki banyak fasilitas dan keistimewaan yang bisa kamu nikmati saat berkunjung seperti, pada bagian sayap kiri masjid terdapat ruang perkantoran dan perpustakaan, di bagian sayap kanan masjid terdapat ruang auditorium dengan kapasitas hingga 2.000 orang yang biasa dimanfaatkan untuk acara pertemuan, pernikahan, dan pameran. Disana juga terdapat sebuah Al-Quran raksasa berukuran 145×95 cm dan bedug raksasa yang terbuat dari kulit lembu Australia dengan ukuran 310×220 cm. Masjid Agung Magelang berada di Jalan Alun-alun Utara Nomor 2, Cacaban, Kecamatan Magelang Tengah, Kota Magelang.
4. Makam Kyai Raden Santri
Rekomendasi wisata religi di Magelang selanjutnya adalah Makam Kyai Raden Santri. Kyai Raden Santri memiliki nama asli Pangeran Singasari. Beliau merupakan salah satu penerus dari Kerajaan Mataram Islam, namun beliau tidak bersedia meneruskan tahta ayahnya yaitu Ki Ageng Pemanahan dan lebih memilih fokus mencari ilmu agama.
Alasan orang-orang kala itu memanggil Raden Santri karena beliau gemar berguru kepada para ulama yang tersohor. Beliau meninggal pada tahun 1611 dan dimakamkan di Gunung Pring yang kini dijadikan kompleks makam raden Santri. Jika kamu ingin berziarah, kamu bisa datang ke alamat Jalan Kyai Raden Santri Karaharjan, Gunungpring, Muntilan, Magelang.
5. Makam Sunan Geseng
Sumber: Official Website Direktori Pariwisata
Rekomendasi kelima wisata religi di Magelang adalah Makam Sunan Geseng. Menurut sejarahnya, Sunan Geseng merupakan salah satu murid Sunan Kalijaga yang terkenal di Pulau Jawa. Beliau merupakan seorang mubaligh asal Bedhug, Bagelen Purworejo bernama Cakrajaya atau Ki Cakrajaya. Beliau juga sebagai sosok yang dipercaya sebagai salah satu penyebar Islam di Jawa bagian selatan.
Menurut cerita, Sunan Geseng mengikuti sang guru Sunan Kalijaga ke Demak untuk mendirikan Masjid Demak dan diberi kayu sisa pembangunan Masjid Demak. Sunan Geseng mendapat pesan dari Sunan Kalijaga bahwa, apabila lelah dan terpaksa berhenti maka ditempat tersebut ia harus meletakkan kayu dan mendirikan masjid serta pesantren yaitu Pondok Pesantren Sunan Geseng yang berada tak jauh dari lokasi makam. Kamu bisa berziarah ke makam Sunan Geseng yang beralamat di Dusun Tirto, Desa Tirto, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang.
6. Makam Mbah Dalhar
Sumber: Website Layanan Dokumentasi Ulama dan Keislaman
Rekomendasi keenam wisata religi di Magelang adalah Makam Mbah Dalhar. KH. Dalhar adalah ulama besar dan mursid yang populer di Magelang dan sekitarnya. Nasab beliau tersambung kepada Kiai Abdurrauf, panglima perang Pangeran Diponegoro, hingga kepada Raja Mataram, Raja Amangkurat III.
KH. Dalhar wafat pada 29 Ramadhan (1959 M)/8 April 1959 M, sebagian riwayat menyebutkan Kiai Dalhar wafat pada 23 Ramadhan (1959 M). Makamnya terletak di kompleks makam Kiai Raden Santri yang terletak di sisi barat Muntilan, tepatnya di atas bukit Gunung Pring pada ketinggian kurang lebih 500 meter di atas permukaan laut.
7. Makam Kiai Dudo
Sumber: Disporapar Kota Magelang
Makam yang terletak di Kampung Dudan, Kelurahan Tidar Utara, Kecamatan Magelang Selatan, Kota Magelang ini sudah menerima pengembangan dari Pemerintah Pusat pada tahun 2018 silam.
Kiai Dudo dipercaya sebagai tokoh tersohor penyebar agama Islam di wilayah Magelang. Namanya yang terkenal itupun diabadikan menjadi sebuah kampung yang kini dikenal sebagai Kampung Dudan atau Dudo dalam bahasa Jawa yang berarti duda.
8. Makam Kiai Langgeng
Sumber: Website Taman Kiai Langgeng
Makam Kiai Langgeng berada di areal yang dulunya di kenal dengan Taman Bunga dan akhirnya ditetapkan menjadi nama obyek wisata Taman Kiai Langgeng. Bagi peziarah, makam Kiai Langgeng buka setiap hari mulai pukul 07.00 WIB – 17.00 WIB.
Pemberian nama Kiai Langgeng sebagai tempat wisata dan rekreasi di Kota Magelang ini memiliki nilai sejarah perjuangan saat masa penjajahan kolonial Belanda.
Ketika Pangeran Diponegoro melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda di wilayah kekuasaan kerajaan Mataram yang berada di sebagian wilayah Jawa Tengah terdapat salah satu sosok penasehat sekaligus seorang ulama yaitu Kiai Langgeng.
9. Makam Syeikh Subakir
Sumber: Website Kebun Raya Gunung Tidar Kota Magelang
Wisata Religi Syeikh Subakir adalah salah satu tempat wisata yang berada di Desa Magersari, Kabupaten Magelang. Wisata Religi Syeikh Subakir memiliki pesona keindahan yang sangat menarik untuk dikunjungi.
Untuk menyebarkan agama Islam, menurut cerita yang berkembang, Syekh Subakir membawa batu hitam yang dipasang di seantero Nusantara, untuk tanah Jawa diletakkan di tengah-tengahnya yaitu di gunung Tidar.
Efek dari kekuatan gaib suci yang dimunculkan oleh batu hitam menimbulkan gejolak, mengamuklah para mahluk: Jin, setan dan mahluk halus lainnya. Syeh Subakir lah yang mampu meredam amukan dari mereka.
10. Makam Mbah Hasan Asy’ari Mangli
Sumber : Gmaps Putra Batang City Ahmad
Mbah Mangli adalah sosok dibalik berdirinya Pondok Pesantren Mangli, sebuah pondok pesantren salafiyah yang pada awal pendiriannya tidak memiliki nama resmi.
Sehingga masyarakat sekitar menyebut pesantren tersebut sesuai dengan nama kampung tempat Mbah Mangli menyebarkan agama Islam, tepatnya di Kampung Mangli, desa Girirejo, kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang.
Mbah Mangli atau KH. Hasan Asy’ari wafat pada akhir tahun 2007. Makam beliau berada di area pemakaman keluarga Mangli, di sebelah kiri kompleks Pondok Pesantren Mangli di lereng Gunung Andong, Desa Girirejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang.
11. Makam Kyai Sepanjang
Sumber: Website Kebun Raya Gunung Tidar Kota Magelang
Terdapat hal unik lain di Gunung Tidar ini. Dalam perjalanan menuju puncak terdapat makam yang memiliki panjang 3 meter. Makam ini adalah makam Kyai Sepanjang.
Berdasarkan informasi yang beredar, Kyai Sepanjang adalah tombak yang digunakan Syekh Subakir untuk mengalahkan Jin Jahat Penguasa Gunung Tidar.
Pada saat itu kedatangan Syekh Subakir ke Nusantara bukan karena kehendak sendiri melainkan tugas dari Kekhilafahan Turki Usmani dengan misi penyebaran Agama Islam. Ditanah Nusantara saat itu masih belum mengenal Tuhan dan banyak melakukan ritual yang menyimpang dari kaidah Agama Islam.
Itulah beberapa rekomendasi objek wisata religi di Magelang yang bisa kamu kunjungi saat berlibur. (Lingkar Network | Shinta – Lingkarjateng.id)
Abstract
Abstrak: Pariwisata, khususnya pariwisata religi, merupakan sektor yang mulai diminati oleh masyarakat akhir-akhir ini. Tingginya minat masyarakat terhadap sektor pariwisata tersebut dapat dipahami karena adanya trend budaya pamer foto/video di media sosial sebagai bentuk aktualisasi diri di dunia maya. Tingginya animo masyarakat terhadap sektor pariwisata ini, selain membawa dampak baik, seperti peningkatan ekonomi masyarakat setempat, ternyata juga membawa berbagai dampak buruk. Salah satu dampak buruk yang timbul adalah permasalahan sampah. Kementerian PUPR melalui Balai Litbang Perkim berupaya mengatasi masalah sampah dengan membangun TPS 3R di beberapa titik lokasi, salah satunya di Desa Wisata Gunungpring, Magelang. Setelah dibangunnya teknologi pengolah sampah seperti ini, tentu saja memerlukan pengelolaan dari lembaga setempat. Dalam hal ini pengelolaan teknologi TPS 3R diserahkan kepada KSM Berkah yang merupakan Bumdes di Desa Guunungpring. Setelah dikelola selama satu tahun, dilakukan upaya evaluasi untuk melihat keseuaian antara tujuan pembangunan dengan hasil di lapangan. Adapun hasil evaluasi menemukan bahwa ternyata masih ada beberapa ketidaksesuaian pengelolaan, mulai dari kualitas dan kuantitas tenaga pengelola, manajemen pengelolaan, manajemen keuangan, serta kebutuhan sarana dan prasarana dalam proses pengelolaan.
Kata Kunci: Evaluasi; Pariwisata; Sampah; Kelembagaan; Pengelolaan; TPS3R.
Abstract: Tourism, especially religious tourism, is a sector that has begun to be of interest to the public lately. The high public interest in the tourism sector can be implemented because of the cultural trend of photos/videos on social media as a form of self-actualization in cyberspace. The high public interest in the tourism sector, apart from having good impacts, such as an increase in the local community’s economy, is also the impact of various bad impacts. One of the bad impacts that arise is the problem of waste. The PUPR Ministry through the Perkim Research and Development Center is trying to solve the waste problem by building 3R TPS in several locations, one of which is in Gunungpring Tourism Village, Magelang. After the development of waste processing technology like this, of course, it needs management from local institutions. In terms of technology management, TPS 3R is handed over to KSM Berkah, which is the Bumdes in Guunungpring Village. After being managed for one year, evaluation effort was made to see the alignment between development goals and results in the field. The results of the evaluation found that there were still some management mismatches, starting from the quality and quantity of management personnel, management, financial management, and the need for facilities and infrastructure in the management process.
Keywords: Evaluation; Tourism; Garbage; Institutional; Management; TPS3R