Wisata religi di pamekasan madura

Gundana

Liputan6.com, Jakarta Wisata alam Pamekasan Madura bisa dijadikan destinasi alternatif di Pulau Madura. Kabupaten Pamekasan ini berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Selat Madura di selatan, Kabupaten Sampang di barat, dan Kabupaten Sumenep di timur.

Pamekasan bisa ditempuh kurang lebih 2-3 jam perjalanan dari tol Suramadu. Pamekasan memiliki sejumlah tempat wisata yang menarik dikunjungi. Pilihan tempat wisatanya pun beragam, mulai dari pantai, pegunungan, air terjun, hingga sejarah. Destinasi ini bisa jadi pilihan menarik untuk rekreasi.

Wisata alam Pamekasan Madura memiliki keindahan tersendiri. Beragam destinasi wisata mulai dari pantai hingga perbukitan dapat kamu nikmati di Pamekasan. Tentunya liburan ke daerah ini dapat memberikan ketenangan untukmu.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (9/4/2020) tentang wisata alam Pamekasan Madura.

AGTVnews.com – Pulau Madura memiliki sejumlah wisata religi yang bisa untuk dikunjungi.

Salah satu daerah di Pulau Madura yang banyak lokasi wisata religi adalah Kabupaten Pamekasan.

Di Pamekasan kamu bisa berkunjung ke sejumlah wisata religi sambil mempelajari sejarah.

Apa saja wisata religi bersejarah di Kabupaten Pamekasan, berikut ulasannya:

1. Masjid Agung Pamekasan

Masjid Agung Pamekasan ada di tengah kota. Masjid megah itu bernama Masjid Agung Asy-Syuhada.

Baca Juga: 5 Tempat Wisata Murah di Kediri, Sangat Cocok Dikunjungi Bersama Keluarga

Kubah masjid berwarna hijau dan putih membuat bangunan terlihat semakin indah.

Masjid agung Asy-Syuhada dibangun oleh Raja Ronggosukowati. Raja Ronggosukowati adalah raja pertama di Pamekasan yang beragama Islam.

Koran.id – Madura merupakan pulau yang letaknya di sebelah timur laut Jawa Timur, yang tradisinya dikenal seperti kerapan sapi. Pulau Madura juga kental dengan nuansa islam-nya, karena pulau yang memiliki luas 5.168 km2 banyak masyarakatnya yang menjadi pemuka agama sehingga kental sekali jika di Madura ini sebagai daerah santri juga. Maka tak heran jika terdapat banyak makam kyai di Madura, sehingga sering di jadikan untuk ziarah sekaligus wisata religi. Adapun tempat wisata religi di Madura paling pas dikunjungi saat bulan puasa, beberapa tempat wisata religi ini memang sudah populer.

Wisata religi yang ada di Madura pengunjung yang berdatangan bukan hanya masyarakat lokal saja, tetapi tak sedikit yang datang dari luar pulau Jawa hanya sekedar untuk jiarah. Nah bagi kalian yang akan ke pulau Madura, ada beberapa rekomendasi tempat wisata religi di Madura paling pas dikunjungi saat bulan puasa. Agar tidak penasaran yuk langsung saja simak paparan dibawah ini.

7 Tempat Wisata Religi di Madura Paling Pas Dikunjungi Saat Bulan Puasa

1. Makam Syaikhona Cholil

Photo by ig @abrarchalil

Tempat wisata religi yang pasuntuk kamu kunjungi yang pertama di Makan Syaikhona Cholil, lokasinya yangberada di kawasan Martajasah, Bangkalan para pejiarah berdatangan dari berbagaidaerah. Makan Syaikhona Cholil setiap harinya selalu ramai di kunjungi, karenaselain adanya 2 Makam yang satunya Air Mata Ebuh. Di area komplek terdapatbangunan masjid terindah ke dua se Jawa Timur, masjid ini terkenal dengan namaMasjid Mubarok Murtajasah.

Jadi para jiarah yang berkunjungke makam Syaikhona Cholil, seringkali untuk dijadikan sebagai wisata religi.Dimana ketika berada di sebuah masjid yang indah, kamu sekaligus membelioleh-oleh khas Madura untuk di bawa pulang. Jadikan liburan seru kamu di bulanpuasa ini, untuk wisata religi ya?

BACA JUGA:   Agrowisata amanah karangpandan karanganyar

2. Makam Batu Ampar

Photo by ig @idasufaidah

Wisata religi selanjutnya paingpas untuk dikunjungi di bulan puasa ini adalah makam Batu Ampar, sebuahkompleks yang berada di daerah Pamekasan salah satu pemuka agama terkenal yangdi makamkan di sini. Karena Pamekasan sendiri di bandingkan dengan kesetaraanjaman Wali Songo, jika kamu akan berkunjung ke tempat makam Batu Amparlokasinya berada di Kecamatan Guluk-Guluk dari pusat kota-nya jaraknya sekitar15 km.

Makam Batu Ampar ramai dikunjungipara ziarah yang datang dari penjuru daerah Pamekasan, tapi dari tahun ke tahuntempat makam Batu Ampar sudah dikenal oleh masyarakat luar Pamekasan.Pengunjung yang ziarah akan disuguhkan dengan pedagang yang menjajahkan makanankhas asli Madura, antara lain Krupuk Sambel, Petis Madura asli dan Terasisebagai andalanya. Jadi kamu yang berada di daerah Pamekasan jangan lupa untukmengunjungi makam Batu Ampar, dan kamu bisa menikmati suasana di sana yangtentu saja berbeda.

3. Makam Asta Tinggi

Salah satu makam yang kononkatanya dipercaya sebagai tempat para raja Sumenep, awalnya dulu kawasan inisudah ada yang dibangun sekitar tahun 1750. Untuk memasuki kawasan makam AstaTinggi, pengunjung melewati sebuah pintu gerbang yang terbilang mewah sekalidan mengandung nilai seni tinggi. Kawasan Makam Asta Tinggi yang berada diSumenep ini memang sangat mirip sekali dengan kerajaan di jaman dahulu, danmakam-makam pun disana dikeramatkan.

Peziarah ketika ingin mendekatimakam Asta Tinggi diusahakan untuk selalu melepas alas kaki terlebih dahulu, karenaselain daerah makam suci kebersihan di area makam asta tinggi selaludiperhatikan oleh petugasnya. Meskipun tempat ini hanya wisata religi akantetapi setiap harinya selalu di datang peziarah, apalagi khusus di bulanRamadhan seperti ini pengunjung rela antri untuk sekedar membaca doa untukmakam Asta Tinggi.

4. Makam Ratu Ebu

Wisata religi yang berada diSampang ini lokasinya berada di Kelurahan Polagan, Kecamatan Sampang, jaraknyapun tidak jauh dari kota sekitar 2 km ke arah Selatan. Makam Ratu Ebu yangartinya makam ibu ini ialah sebuah komplek yang dikeramatkan tempatnya pararaja-raja Sumenep, di jaman dahulu tempat ini memang kawasan kerajaan yangsampai saat ini menjadi Makam Ratu Ebu yaitu Ibu dari Raja Sampang yangakrabnya di panggil R. Praseno.

Raja Sampang memimpin kerajaan di sekitar kawasan ini, yang sempat dipimpin sekitar tahun 1624 Masehi. R. Praseno masih memiliki ibu pada waktu itu yang terus dirawat hingga sampai wafat dan dikebumikan di kawasan kerajaan ini. Jadi tak heran bila para peziarah baik dari daerah Sumenep sendiri maupun luar daerah banyak berdatangan untuk mengirimkan doa, hal ini tak terlepas dari sebuah kisah kerajaan Sumenep yang begitu mendalam.

Baca Juga: 10 Wisata Pantai di Madura yang Paling Cantik dan Wajib Dikunjungi

5. Makam Sunan Tjendana

Photo by ig @wahyu_alam

Makam Sunan Tjendana yang letaknya berada di kecamatan Kwanyar kini sebagai obyek wisata religi di Kabupaten Bangkalan, Pengunjung yang ziarah ke tempat makam Sunan Tjendana setiap harinya selalu ramai oleh wisatawan. Tempat makam Sunan Tjendana terletak di sebuah masjid yang berdiri kokoh, jadi wisatawan yang membawa kendaraan baik itu mobil maupun sepeda motor tak perlu khawatir karena jalanya lancar untuk dilewati.

BACA JUGA:   24 Wisata Religi Batu Ampar Madura

Selain itu jika peziarah yang berasal dari daerah luar Madura, kalian sebelum ke pulau Madura akan melewati sebuah jembatan Suramadu. Manfaatkan momen tersebut ketika diperjalanan menuju Makam Sunan Tjendana, untuk membawa pulang oleh-oleh makanan ringan khas Pulau Madura ini seperti Keripik petis, Maertabak Madura dan masih banyak lagi makanan andalanya.

6. Masjid Agung Sumenep

Photo by ig @potretmadura

Kali ini jika kalian berada diPulau Madura jangan melewatkan momen untuk berkunjung di Masjid Agung Sumenep, bangunanarsitekur masjid Agung ini dibuat gaya seperti ala Eropa, Tiongkok, Maduran danJawa. Begitu pun jika kamu melihat dari depan akan terlihat seperti bangunanyang ada di Eropa, dan begitu anda memasuki gerbang Masjid Agung kamu terlihatseperti merasakan bangunan ala Tiongkok, Jawa dan Madura.

Masjid yang lokasinya di daerahSumenep ini di didirikan pada tahun 1779, jadi tidak heran bila Masjid Agungsaat ini sebagai tempat beribadah sekaligus wisata religi. Karena lokasinyaberada di keramaian kota Sumenep.

7. Museum Keraton Sumenep

Photo by ig @jenitra1212

Sebuah museum yang lokasinyaberada di Kabupaten Sumenep dengan arti sejarah yang kental di dalamnya, banyaksekali peninggalan yang saat ini sebagai koleksi seperti senjata perang danKereta kencana. Menariknya yang sedang populer di keraton ini terdapat sebuahAl-Qur’an berukuran besar dengan panjang 4 meter, lebar 3 meter dan beratmencapai 500 kg.

Al-Qur’an raksasa sampai saat inisudah dirawat dengan baik, dengan kualitas ketahanan luar biasa. Karena bahandasar sampul terbuat dari kulit kerbau sedangkan untuk isi bahanya dari Kertaspanoraga, penulis Al-Qur’an terbesar ini dipimpin oleh Sultan Abdurrahman.

Itulah tadi beberapa 7 TempatWisata Religi di Madura Paling Pas Dikunjungi Saat Bulan Puasa, semogarekomendasi wisata religi ini dapat memberikan inspirasi untuk kalian yang akanmengunjungi pulau Madura.

Pembahasan tentang Pamekasan masih belum ada habisnya, mulai dari wisata alamnya seperti Api Tak Kunjung Pada, dan wisata pantainya. ternyata Kabupaten Pamekasan, Madura juga memunyai tempat wisata religi yang sekaligus memiliki nilai sejarah tersendiri bagi masyarakat setempat. Namun kali ini saya akan membahas 2 saja dari tempat-tempat wisata religi yang ada di Pemekasan, sisanya menyusul.

Pasarean Batu Ampar

Pasarean Batu Ampar berasal dari Bahasa Madura yang berarti  Bato (batu) dan Ampar (berserakan secara teratur), maksudnya batuan yang terhampar secara rapi dan teratur. Terlepas dari pengertian tersebut Pasarean Batu Ampar merupakan komplek pemakaman para ulama yang disegani oleh masyarakat setempat, seperti KH. Abdullah putra dari KH. Abdul Kidan dan Nyai Asri.

Manurut cerita masyarakat setempat, konon di sebuah pesantren  KH. Khotib, KH. KH. Abdullah diajak pamannya KH. Abdul Rachman untuk mengajar agama islam di Alas Raba Pamekasan. Pamekasan pada waktu itu mendapat musibah paceklik yang berkepanjangan. sudah lama Pamekasan mengalami kekeringan sehingga penduduknya mengalami kakurangan gizi akibat kekeringan tersebut, sampai akhirnya seorang Raja Pamekasan bermimpi bahwa ada dua Ulama yaitu KH. abdullah dan Pamannya di Alas Raba.

BACA JUGA:   Pantai indah kapuk chinatown

Keesokan harinya Raja dan patihnya berangkat ke ALas Raba untuk mencari KH. Abdullah dan pamannya itu, setibanya di Alas Raba Raja terkejut saat bertemu dengan KH. Abdullah dan pamannya. ternyata mimpinya semalam benar. Atas dasar pertemuan itulah kemudian sang Raja memberi titah kepada patihnya untuk membangun rumah dan langgar untuk kemudian ditempati dan diurus oleh KH. Abdullah dan pamannya. Hujan pun turun kembali saat KH. Abdullah dan pamanya menempati rumah tersebut dan membuat Pamekasan kembali subur. Dan semenjak itulah banyak masyarakat yang belajar agama kepada KH. Abdullah dan Pamannya.

Pasarean Batu Ampar sendiri berada di Desa Pangbatok, Kecamata  Proppo, Kabupaten Pamekasan. kalau melakukan perjalanan dari Pamekasan sekitar 15 Kilometer kearah barat dari Kota Pamekasan. kondisi jalan yang bagus dengan aspal yang bagus juga. Namun sampai saat ini angkutan yang menuju kesana masih minim, apalagi ketika menjelang malan, hampir tidak ada kendaraan umum yang menuju ke Pasarean Batu Ampar. Namun sebagai alternatif untuk pergi ke Pasarean Batu Ampar kita bisa menggunakan ojek.

Sampai sekarang semakin banyak masyarakat yang berkunjung ke Pasarean Batu Ampar, dan tidak hanya masayakat setempat saja yang berkunjung, bahkan dari luar kota dan juga dari luar Madura juga berkunjung ke Pasarean Batu Ampar ini. Puncak dari banyaknya pengunjung biasanya pada saat peringatan hari besar islam, seperti Maulid Nabi, Isra’ Mi’raj dan saat menjelang Ramadhan.

Langgher Dateng
Setelah dari Pasarean Batu Ampar, tempat wisata religi kita yang kedua adalah “Langghar Dateng” (Surau/atau mushalla yang datang dengan sendirinya). Wisata ini bertempatkan di Dusun Pogag, Desa Palalang, Kecamatan Pakong, Kabupaten Pamekasan.

Sedikit cerita yah mengenai Langgher Dateng ini, dahulu di Desa Palalang ini merupakan sebuah hutan dan hanya beberapa orang saja yang tinggal di sana. Suatu malam ada rang yang memanggil salam di depan rumah Nyai Munirah sebanyak 3 kali, namun Nyai Munirah tidak menjawabnya. Kemudian terdengar seperti gempa bumi namun bumi tidak bergetar sama sekali, dan untuk kedua kalinya terdengan ucapan salam dari luar. Nyai Munirah akhirnya menjawab salam tersebut dan bergegas membuka pintu rumahnya. Betapa kagetnya beliau ketika didepan rumahnya sudah berdiri sebuah surau/langghar kayu beratapkan daun ilalang.

Keesokan harinya beliau mengecek lagi apakan laghher itu memang benar adanya atau mungkin hanya khayalan saja, ternyata memang benar langgar itu nyata. Didalamnya terdapat sebuah Al-Qur’an kulit tulisan tangan.
Setelah langghar itu berada di sana, setiap malam jum’at biasa ada yang mengaji, namun ketika dilihat ke langghernya tidak ada orangnya hanya terdengar suaranya saja.

Untuk mencapai lokasi wisata ini saya rasa cukup sulit, karena berada di desa yang cukup terpencil di Kecamatan Pakong. Dulu banyak sekali orang yang datang berkunjung ke langghar dateng ini, namun belakangan ini langghar dateng ini sudah kurang dilirik oleh para wisatawan entah apa alasannya saya kurang tahu juga.

Also Read

Bagikan: