“Petilasan dan Makam Syeh Jumadil Kubra, Destinasi Religi dan Wisata Alam di Bukit Turgo, Sleman”
Lokasi Petilasan dan Makam Syeh Jumadil Kubra Bukit Turgo, yang terletak di Dusun Turgo, Desa Purwobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Yogyakarta, adalah tempat yang indah dan dikenal sebagai kawasan wisata alam dan religi. Bukit ini memiliki ketinggian 1000 mdpl dan merupakan bagian dari Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM), habitat aneka satwa dan tanaman langka.
Sejarah dan Keutamaan Syeh Jumadil Kubra Syeh Jumadil Kubra dikenal sebagai salah satu figure penting dalam sejarah penyebaran agama Islam di Pulau Jawa. Hingga kini, makam dan petilasan beliau masih dikeramatkan dan menjadi tempat ziarah bagi masyarakat.
Peningkatan Kunjungan Wisatawan Menurut Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Yogyakarta, kunjungan wisatawan ke petilasan Syeh Jumadil Kubra semakin meningkat setelah dibangun jalur baru yang representatif menuju lokasi tersebut. Sebelum dibangun jalur baru, rata-rata kunjungan wisatawan sebanyak 400-500 pengunjung per bulan, tetapi setelah jalur jalan menjadi lebih nyaman dan aman, kunjungan wisatawan meningkat menjadi sekitar 1.000 pengunjung per bulan.
Kawasan Turgo Ditutup Saat Gunung Merapi Berstatus Siaga Level 3 Meskipun Bukit Turgo adalah tempat yang indah dan menarik untuk dikunjungi, kawasan ini akan ditutup untuk umum jika Gunung Merapi berstatus Siaga Level 3 seperti saat ini. Ini demi menjamin keselamatan wisatawan dan masyarakat sekitar.
Ia mengatakan, pembangunan jalan yang representatif tersebut memudahkan peziarah untuk sampai ke lokasi yang berada di lereng Gunung Merapi.
“Kami sangat mengapresiasi yang tinggi kepada Pemerintah Provinsi DIY yang telah memberikan perhatian dalam pengembangan destinasi wisata religi di Kabupaten Sleman,” katanya.
Sebelum dibangun jalan yang baru lanjut Ishadi, jalur menuju ke lokasi petilasan berupa jalan setapak sangat sempit dan di beberapa ruas jalan dalam kondisi licin serta belum terdapat pagar pengaman.
“Kondisi tersebut cukup berbahaya karena banyak jalur yang terjal dan dekat dengan jurang,” katanya.
Dengan dibangunnya jalur permanen tersebut tentu sangat membantu kemudahan para peziarah untuk mencapai lokasi dengan relatif lebih mudah dan lebih aman.
“Selain wisata religi, pengunjung juga dapat berwisata menikmati pemandangan alam ke semua arah termasuk puncak Gunung Merapi. Ketinggian lokasi 914,8 meter di atas permukaan laut (mdpl),” katanya.
Tim Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, pun telah melakukan kunjungan langsung ke lokasi pada pekan lalu.
“Selama kunjungan tersebut diperoleh informasi bahwa sebagian besar wisatawan atau peziarah sudah pernah bahkan sering melakukan tradisi ziarah ke petilasan Syekh Jumadil Kubro jauh sebelum jalur jalan ini dibangun,” sebut Ishadi.
Dari situlah warga makin yakin itu bukan makam orang sembarangan.
Tak hanya di Semarang, makam atau petilasan Syekh Jumadil Kubro diyakini berada di sejumlah tempat di antaranya di Mojokerto, Sleman, Jogjakarta, dan Makassar.
Menurut Imam, Syekh Jumadil Kubro memang pernah melakukan riyadhoh di Gunung Merapi untuk mencari petunjuk.
Setelah itu, dia berdakwah ke berbagai daerah di Pulau Jawa.
Imam menaljutkan cerita. Sekitar tahun 1998, saat jalan tol dibangun, tak ada alat berat yang dapat meratakan dan menggusur lokasi tersebut.
Hingga akhirnya titik pembangunan jalan digeser ke sebelah makam.
“Ya itu kedua karamah yang saya tahu dari beliau. Yang tidak saya tahu lebih banyak lagi mungkin,” katanya.
Dia mengatakan, banyak pengunjung yang meminta pembukuan sejarah, namun pihaknya belum dapat memenuhi permintaan itu.
Bukit Turgo Harga Tiket Masuk : Rp5.000. Jam Buka : 24 Jam. Nomor Telepon : -. Alamat : Desa Hargobinangun, Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia, 55582.
Kabupaten Sleman yang terletak di sebelah selatan Gunung Merapi memang memiliki alam yang indah dan asri. Di daerah lerengnya, Sleman terkenal dengan kawasan wisata Kaliurang. Tak jauh dari tempat tersebut ada satu wisata alternatif yang bernama Bukit Turgo. Sedikit berbeda dengan Kaliurang, bukit ini merupakan perpaduan wisata alam serta religi.
Disebut begitu karena di kawasan bukit dengan tinggi sekitar 1000 Mdpl ini terdapat sebuah makam keramat. Makam milik Syeh Jumadil Kubra yang menurut kepercayaan sebagai sosok penyebar Islam di Jawa. Di samping itu suguhan panorama alamnya pun sangat memanjakan mata. Areanya begitu alami karena masih termasuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM).
Harga Tiket Masuk Bukit Turgo
Wisatawan yang ingin menikmati keindahan ataupun berziarah di Bukit Turgo akan dikenai tarif masuk. Harga tiketnya terjangkau dan sangat ramah kantong. Siapkan juga uang lebih untuk menikmati sajian kopi dan teh asli dari petani lokal.
Harga Tiket Masuk Bukit TurgoTiket MasukRp5.000
Jam Buka Bukit Turgo
Tidak ada jam operasional khusus yang berlaku di tempat wisata ini. Wisatawan bisa berkunjung kapan saja ke Bukit Turgo. Waktu terbaik untuk berkunjung adalah ketika siang hari ketika cuaca cerah. Namun banyak juga para peziarah yang berkunjung pada malam hari.
Jam BukaSetiap Hari24 Jam
Sekilas Tentang Bukit Turgo
Bukit Turgo berada di sebelah selatan Gunung Merapi. Memiliki ketinggian sekitar 1000 Mdpl merupakan salah satu area terbaik untuk menikmati keindahan Merapi. Bukit ini pernah dilanda awan panas erupsi Gunung Merapi pada tahun 1994 dan 2006. Meski berada di kawasan rawan bencana namun hal itu tidak mengurangi rasa penasaran wisatawan untuk berkunjung.
Selain pemandangan yang indah bukit ini menjadi tempat persemayaman terakhir tokoh penting Islam di masa lalu. Di atas puncaknya terdapat makam Syeh Jumadil Kubra. Selain itu di tempat ini wisatawan bisa menikmati langsung komoditi khas petani lokal. Bukit Turgo sangat terkenal dengan produksi kopi dan teh yang khas dan berkualitas. Pada saat waktu-waktu tertentu berlangsung kirab budaya dari masyarakat setempat.
Ziarah Ke Makam Syeh Jumadil Kubra
Salah satu aktivitas favorit wisatawan yang berkunjung yaitu berziarah makam atau wisata religi. Berada di puncak bukit terdapat makam keramat miliki Syeh Jumadil Kubra. Masyarakat juga sering menyebutnya sebagai Kyai Turgo. Syeh Jumadil Kubra adalah salah satu sosok yang menyebarkan Islam di pulau Jawa pada periode pertama.
Makam keramat tersebut sangat terawat dengan baik. Memiliki warna merah muda dengan lantai berwarna hitam. Di area makam terdapat informasi yang menjelaskan silsilah keturunan Syeh Jumadil Kubra. Disebutkan beliau adalah generasi keenam keturunan Nabi Muhammad. Sehingga bisa dibilang Syeh Jumadil Kubra adalah nenek moyang para wali di Indonesia.
Di bawah area makam terdapat sebuah gua. Gua sering menjadi tujuan para peziarah melakukan tirakat dan berdoa.
Mendaki Santai
Puncaknya yang tidak terlalu tinggi membuat bukit ini cocok untuk sekedar mendaki santai. Bukit Turgo juga bisa menjadi tempat latihan untuk para pendaki pemula. Jalurnya tidak terlalu berat dengan kemiringan standar. Di sepanjang jalur pendakian masih sangat asri dengan pepohonan yang sangat rimbun.
Keistimewaan dari bukit ini wisatawan bisa melihat Gunung Merapi dengan sangat dekat. Gunung Merapi akan sangat kelihatan di depan mata dan seolah keduanya saling berhadapan. Selain itu lanskap lembah-lembah di sekitar Gunung Merapi juga terlihat jelas. Kemudian saat memandang ke bawah akan terlihat pesona Sungai Boyong yang berkelok-kelok.
Semakin tinggi jalur akan semakin menyempit. Areanya berupa semak-semak yang rimbun. Sehingga sensasi petualangan sangat terasa jika mendaki bukit ini. Di jalur pendakian terdapat dua buah aliran mata air yang dinamai Tuk Lanang dan Tuk Wadon.
Keragaman Flora dan Fauna Unik
Kawasan Bukit Turgo ternyata menjadi tempat tinggal dari flora dan fauna yang unik. Salah satu yang menarik perhatian adalah Anggrek Vanda Tri Color. Bunga tersebut adalah bunga endemi di kawasan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM). Selain itu ada terdapat juga 27 jenis tanaman bambu dan kebun Salak Pondoh.
Kemudian sekitar area bukit memiliki beragam hewan amfibi, khususnya katak. Beberapa di antaranya adalah katak Kongkang Racun, Katak Pohon Emas, Bangkong Kerdil, Katak Bertanduk, Bangkong Kolam dan masih banyak lagi.
Nikmati Sajian Kopi dan Teh Petani Lokal
Kawasan Bukit Turgo ternyata juga terkenal dengan produk kopi dan tehnya yang berkualitas. Di sepanjang perjalanan wisatawan akan sering melihat perkebunan teh dan kopi dari penduduk setempat. Jika tak puas sekedar melihat kebun bisa juga melihat langsung proses produksi kopi maupun teh.
Wisatawan bisa ikut dalam pengolahan dan peracikannya hingga siap seduh. Teh dan kopi yang sudah siap seduh dijual dengan harga yang sangat murah dan bisa jadi oleh-oleh.
Baca: Blue Lagoon Ala Jogja Kerjernihan Kolam Alami
Fasilitas Bukit Turgo
Obyek wisata ini sudah memiliki sarana dan prasarana yang memadai. Tersedia area parkir, toilet dan kamar mandi hingga mushola. Bagi yang ingin bermalam terdapat penginapan di rumah-rumah warga dengan harga yang terjangkau. Tersedia pula pusat oleh-oleh yang menyediakan produk panen masyarakat setempat seperti kopi, teh dan salak pondoh.
Baca: Lava Bantal Museum Alam di Sungai Opak
Lokasi Bukit Turgo
Destinasi wisata ini beralamat di Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Hanya berjarak sekitar 6km dari kawasan wisata Kaliurang. Sementara dari pusat kota Sleman berjarak 20km dan bisa ditempuh dalam waktu 30-45 menit.